Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

Exploration of Social Networks on Cultural Resilience in the Cirebon City Gina Puspitasari Rochman; Ina Helena Agustina; Irland Fardani; Wiwin Yuli Astari
MIMBAR : Jurnal Sosial dan Pembangunan Volume 39, No. 1, (Juni 2023) [Accredited Sinta 2] No 10/E/KPT/2019
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah (Universitas Islam Bandung)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/mimbar.v39i1.2117

Abstract

As happened in Cirebon City, Indonesian culture faces the challenges of technological and scientific development that can erode or enrich the culture itself. Previous studies have shown that social networks affect economic and business resilience and this study identifies how social networks affect cultural resilience. This study concludes social networks influence increasing cultural resilience through the existence of common goals, sharing knowledge and resources, and creating innovations in the arts and culture. Maintaining and preserving culture as part of the identity and capital of urban development is a common goal of the palace and the city government. These factors underlie a culture that can survive and go hand in hand with the development of technology and science. The three palaces in Cirebon City play a major role in maintaining culture. The results of this study provide lessons for other regions and enrich studies related to the influence of social networks on the resilience and development of cities.
Klasifikasi Tutupan Lahan Multitemporal Menggunakan Metode Random Forest di Kota Bekasi Fadhlul Razak; Irland Fardani
Bandung Conference Series: Urban & Regional Planning Vol. 3 No. 2 (2023): Bandung Conference Series: Urban & Regional Planning
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsurp.v3i2.8776

Abstract

Abstract. Bekasi City has experienced a very significant increase of built-up land expansion with the significant decrease proportion of the area of vegetation at once. This is due to its strategic location and directly adjacent to the capital, making Bekasi City a center of population settlement in Jabodetabek area. Remote sensing and Google Earth Engine software are used for the approach of this study. The aims of this study are to identify land cover expansion change in Bekasi City on 1988 - 2022. The data that used in this study consist of Landsat 5, Landsat 8, and Landsat 9 imagery. To identifying land cover, the random forest classification method was used, as well as the NDVI and NDBI methods to classify the level of vegetation density and built-up land density so the final result of land cover classification approaches the system of Local Climate Zone (LCZ) classification. The results showed that types of land cover that had a significant increase include high density built up land, medium & low density built up land. Whereas High density vegetation and shrubs had significant decrease in the last 34 years. Abstrak. Kota Bekasi mengalami peningkatan perluasan lahan terbangun yang sangat signifikan yang selaras dengan penurunan proporsi luasan vegetasi yang signifikan. Hal ini disebabkan letaknya yang strategis karena berbatasan langsung dengan ibukota menjadikan Kota Bekasi sebagai pusat pemukiman penduduk pada area Jabodetabek. Penginderaan jauh dan perangkat lunak Google Earth Engine digunakan untuk pendekatan penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perubahan perluasan tutupan lahan di Kota Bekasi tahun 1988 - 2022. Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari citra Landsat 5, Landsat 8, dan Landsat 9. Untuk mengidentifikasi tutupan lahan digunakan metode klasifikasi hutan secara acak, serta metode NDVI dan NDBI untuk mengklasifikasikan tingkat kerapatan vegetasi dan kerapatan lahan terbangun sehingga hasil akhir klasifikasi tutupan lahan mendekati sistem klasifikasi Local Climate Zone (LCZ). Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis tutupan lahan yang mengalami peningkatan signifikan meliputi lahan terbangun dengan kepadatan tinggi, lahan terbangun dengan kepadatan sedang & rendah. Sedangkan vegetasi kerapatan tinggi dan semak belukar mengalami penurunan yang signifikan dalam 34 tahun terakhir.
Analisis Tingkat Risiko Bencana Longsor di Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya Dwi Rahma Putriana; Irland Fardani
Bandung Conference Series: Urban & Regional Planning Vol. 3 No. 2 (2023): Bandung Conference Series: Urban & Regional Planning
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsurp.v3i2.8806

Abstract

Abstract. Cibalong District is an area that has a high potential for landslides with the highest number of incidents in Tasikmalaya Regency, which resulted in damage to houses and roads, injuries to fatalities. The main cause of the landslide is influenced by the high intensity of rainfall and low community preparedness in dealing with disasters. This study aims to identify the level of risk of landslides and formulate landslide disaster mitigation in Cibalong District. The analytical method used in the hazard analysis refers to the prediction model from Puslittanak, while the vulnerability analysis and capacity analysis refers to PERKA BNPB No. 2 of 2012. Based on the results of the study it was found that the level of risk of landslides in Cibalong District is in the medium class with the largest area being in Setiawaras Village of 2,007.63 Ha or 32.85% of the total risk area. The mitigation that can be done in Cisempur Village and Parung Village are planting trees with deep roots, relocating people who are in landslide-prone areas, building wire gabions, avoiding building settlements on steep slopes. Whereas for Eureunpalay Village, Setiawaras Village, Cibalong Village, and Singajaya Village, namely by providing evacuation routes and places, installing hazard signs, reducing the level of steep slopes by prohibiting building settlements in landslide-prone areas, permanently relocating residents especially in areas that are at a high level of risk, improving the drainage system. In addition, there is a need to increase village community preparedness through outreach and disaster simulation. Abstrak. Kecamatan Cibalong merupakan daerah yang memiliki potensi rawan bencana longsor tinggi dengan jumlah kejadian terbanyak di Kabupaten Tasikmalaya, yang mengakibatkan adanya kerusakan bangunan rumah dan jalan, korban luka hingga korban jiwa. Penyebab utama longsor tersebut dipengaruhi oleh tingginya intensitas curah hujan dan rendahnya kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat risiko bencana longsor dan merumuskan mitigasi bencana longsor di Kecamatan Cibalong. Metode analisis yang digunakan pada analisis bahaya yang mengacu pada model pendugaan dari Puslittanak, sedangkan analisis kerentanan dan analisis kapasitas mengacu pada PERKA BNPB No. 2 Tahun 2012. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa, tingkat risiko bencana longsor di Kecamatan Cibalong berada pada kelas sedang dengan luasan terbesar terdapat di Desa Setiawaras sebesar 2.007,63 Ha atau 32,85% dari total luas risiko. Adapun mitigasi yang dapat dilakukan pada Desa Cisempur dan Desa Parung yaitu penanaman pohon perakaran dalam, relokasi masyarakat yang berada di daerah rawan longsor, membangun bronjong kawat, menghindari membangun permukiman di daerah berlereng terjal. Sedangkan untuk Desa Eureunpalay, Desa Setiawaras, Desa Cibalong, dan Desa Singajaya yaitu dengan penyediaan jalur dan tempat evakuasi, pemasangan rambu bahaya, mengurangi tingkat keterjalan lereng dengan larangan membangun permukiman didaerah rawan longsor, pemindahan penduduk secara permanen khususnya pada daerah yang berada pada tingkat risiko tinggi, meningkatkan sistem drainase. Selain itu, perlunya peningkatan kesiapsiagaan masyarakat desa melalui sosialisasi dan simulasi bencana.
Kajian Risiko Bencana Tanah Longsor Sebagai Dasar Mitigasi di Kecamatan Cicalengka Kabupaten Bandung Faisal Bahtiar Fahrurrozi; Ivan Chofyan; Irland Fardani
Bandung Conference Series: Urban & Regional Planning Vol. 3 No. 2 (2023): Bandung Conference Series: Urban & Regional Planning
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsurp.v3i2.8896

Abstract

Abstract.Cicalengka sub-district is a sub-district that is often hit by landslides due to its geographical conditions in hilly areas. Cicalengka sub-district experiences quite a lot and constant landslides every year. The purpose of this study was to assess the risk level of landslides and formulate efforts to mitigate the risks of landslides in the Cicalengka sub-district. The research method used in this research is spatial, quantitative and secondary primary data collection. For the research method used is the PERKA BNPB method No 12 of 2012, Puslittanak Bogor 2004 and uses GIS in its mapping. The results obtained for landslides for low risk are 978.44 Ha, for medium risk 3,385.3 Ha, and for high risk 14.58 Ha. And based on BNPB guideline decision making, the landslide risk index in Cicalengka sub-district is in the middle class with a total area of 4,378.32 Ha. Recommendations for mitigating the risk of landslides are classified for each risk class. For high risk classes by relocating people who are in high areas. Medium risk classification by constructing retaining walls and creating evacuation routes to facilitate evacuation activities at landslide hazard locations. Abstrak. Kecamatan Cicalengka merupakan kecamatan yang sering terkena bencana tanah longsor disebabkan oleh kondisi geografisnya berada pada daerah perbukitan. Kecamatan cicalengka mengalami kejadian tanah longsor yang cukup banyak dan kontstan setiap tahunnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji tingkat risiko bencana tanah longsor dan merumuskan upaya mitigasi risiko bencana tanah longsor yang ada di kecamatan cicalengka. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah spasial, kuantitatif dan pengumpulan data primer sekunder. Untuk metode penelitian yang digunakan ialah metode PERKA BNPB No 12 Tahun 2012, Puslittanak Bogor Tahun 2004 dan menggunakan GIS dalam pemetaannya. Hasil yang didapat bencana tanah longsor untuk risiko rendah seluas 978,44 Ha, untuk risiko sedang 3.385,3 Ha, dan untuk risiko tinggi 14,58 Ha. Dan berdasarkan pengambilan keputusan pedoman BNPB indeks risiko tanah longsor di Kecamatan Cicalengka berada pada kelas sedang dengan total luasan 4.378,32 Ha. Rekomendasi mitigasi risiko bencana tanah longsor di klasifikasikan pada tiap kelas risiko. Untuk kelas risiko tinggi dengan merelokasi masyarakat yang berada pada kawasan tinggi. Klasifikasi risiko sedang dengan membuat dinding penahan tanah dan membuat jalur evakuasi sehingga memudahkan kegiatan evakuasi pada lokasi bahaya tanah longsor.
Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Emisi CO2 dari Konsumsi Energi Kegiatan Permukiman di Kecamatan Pamulang Kota Tangerang Selatan Salsabila Ranupuspa; Irland Fardani
Bandung Conference Series: Urban & Regional Planning Vol. 3 No. 2 (2023): Bandung Conference Series: Urban & Regional Planning
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsurp.v3i2.9079

Abstract

Abstract. Pamulang District as the area with the highest number and population density in South Tangerang City encourages high interaction, mobilization and use of energy, especiallu energy from urban activities which has an impact on air pollution and contributes to the formation of the condition of South Tangerang City as a city with the worst air quality in Indonesia based on IQ Air Survey on 2019. This analysis uses the IPCC Guidelines 2006 method to determined the amount of CO2 emissions released from energy consumption of urban activities in Pamulang District. Based on the results of the analysis, it is known that the total of CO2 emissions from the residential activities in Pamulang District reach 1076402 ton.CO2/year. Existing green open space in Pamulang District which function as CO2 emission reduction are only able to absorb 22.094 ton.CO2/year, so it is necessary to develop green open space to be able to optimally reduce CO2 emissions from residential activities, namely by intensifying green open space which is focused on green open space along the Siliwangi Road corridor, open green space along rivers in Situ Pamulang and Angke River, and green open space around the monument and Alun-Alun Pamulang; as well as extending green open space in the form of an additional 151 Ha which can be optimized by developing vertical and roof garden. Abstrak. Kecamatan Pamulang sebagai wilayah dengan jumlah dan kepadatan penduduk tertinggi di Kota Tangerang Selatan mendorong tingginya interaksi, mobilisasi dan penggunaan energi khususnya energi dari kegiatan permukiman yang berdampak pada pencemaran udara serta memberi kontribusi terhadap terbentuknya kondisi Kota Tangerang Selatan sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di Indonesia berdasarkan survey IQ Air 2019. Analisis ini menggunakan metode IPCC Guidelines 2006 dan Metode Box Model untuk mengetahui besaran emisi CO2 yang dikeluarkan dari konsumsi energi kegiatan permukiman di Kecamatan Pamulang. Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa total emisi CO2 dari kegiatan permukiman di Kecamatan Pamulang mencapai 236.329 ton.CO2/tahun. Ruang terbuka hijau eksisting di Kecamatan Pamulang yang berfungsi sebagai pereduksi emisi CO2 hanya mampu menyerap 215.825 ton.CO2/tahun, sehingga dibutuhkan pengembangan ruang terbuka hijau agar mampu mereduksi gas emisi CO2 dari kegiatan permukiman secara optimal yaitu dengan intensifikasi RTH yang difokuskan pada RTH di sepanjang koridor Jalan Siliwangi, RTH sempadan sungai di Situ Pamulang dan Sungai Angke, serta RTH pada sekitar Tugu dan Alun-Alun Pamulang; serta dengan ekstensifikasi RTH berupa penambahan seluas 151 Ha yang dapat dioptimalkan dengan mekanisme taman vertikal dan taman atap.
Revitalisasi Kawasan Pasar Kanoman Berbasiskan Budaya Keraton Kanoman Kota Cirebon Farhan Firmansyah; Irland Fardani
Bandung Conference Series: Urban & Regional Planning Vol. 3 No. 2 (2023): Bandung Conference Series: Urban & Regional Planning
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsurp.v3i2.9140

Abstract

Abstract. The city of Cirebon has ancient/old buildings which are witnesses to the history of past events. One of them is the Kanoman Palace, Cirebon City. In the northern part of the Kanoman Palace, there is a Kanoman market which has existed since the Kanoman Palace was built. At first, the Kanoman market was one of the livelihoods for the surrounding community, namely the Magersari community. In the beginning, the Kanoman market was built to the north so that the Kanoman palace was closed by the boisterous market and not seen by the Dutch during the colonial period, but with the current situation, the Kanoman palace which is a cultural tourism spot, the corridors of the Kanoman palace should be clearly visible. The closed corridors of the Kanoman palace with the busy market made many visitors confused about access to the Kanoman palace. To be able to revive the Kanoman Palace Market area, an effort is needed to revitalize the market area, such as replacing the existing ornaments around the Kanoman Market area. The type of research used is descriptive qualitative research that goes through interviews, analysis, synthesis, until a design concept is found. The interviews were conducted using the purposive sampling method in which the interviewees were palace servants, market traders, market area companies, market buyers and related agencies. The research results obtained recommendations for the design of the Kanoman Palace Market area, Cirebon City, so that access to the Kanoman palace can be seen more clearly. Abstrak. Kota Cirebon memiliki bangunan kuno/lama yang merupakan saksi sejarah peristiwa lampau. Salah satunya adalah Keraton Kanoman Kota Cirebon. Di bagian utara keraton kanoman terdapat pasar kanoman yang sudah ada sejak keraton kanoman dibangun, pada awalnya pasar kanoman adalah salah satu mata pencaharian bagi masyarakat sekitar yaitu masyarakat magersari tetapi sekarang nyatanya yang berjualan di pasar kanoman banyaknya dari luar keluarahan lemahwunguk. Pada awalnya pun pasar kanoman dibangun disebelah utara agar keraton Kanoman tertutup oleh riuhnya pasar dan tidak terlihat oleh bangsa belanda pada masa penjajahan tetapi dengan keadaan sekarang keraton Kanoman yang menjadi tempat wisata budaya yang memang seharusnya koridor keraton Kanoman terlihat jelas. Tertutupnya koridor keraton Kanoman dengan ramainya pasar banyak pengunjung yang bingung akses menuju keraton kanoman. Untuk dapat kembali menghidupkan kembali kawasan Pasar Keraton Kanoman, maka diperlukannya suatu usaha untuk merevitalisasi kawasan pasar, seperti halnya mengganti ornamen-ornamen yang ada di sekitar kawasan Pasar Kanoman. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif yang melalui proses wawancara, analisis, sintesis, hingga didapati konsep desain. Adapun wawancara yang dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling yang dimana narasumber wawancara merupakan salah satu abdi dalem keraton, pedagang pasar, perusahaan daerah pasar,pembeli pasar dan instansi terkait. Hasil penelitian yang diperoleh rekomendasi desain kawasan Pasar Keraton Kanoman Kota Cirebon, agar akses menuju keraton Kanoman terlihat lebih jelas.
Pemetaan Tingkat Bahaya Bencana Kebakaran Sebagai Dasar Upaya Mitigasi Bencana Kebakaran Vachnabil Juriansyah; Irland Fardani
Bandung Conference Series: Urban & Regional Planning Vol. 3 No. 2 (2023): Bandung Conference Series: Urban & Regional Planning
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsurp.v3i2.9426

Abstract

Abstract. Pontianak City, with its densely populated urban areas, faces an increased risk of fire disasters. Fire incidents are common occurrences in both urban and non-urban regions. In urban areas, fires primarily happen in densely populated and highly active zones. According to the Head of the Regional Public Order Agency (SATPOL PP) of Pontianak, there were 39 reported fire incidents in the city in 2021. Therefore, this research aims to assess the level of fire disaster risk in Pontianak City. The research adopts a quantitative approach, utilizing both primary and secondary data, analyzed through the PERKA BNPB NO 12 of 2012 and PERMEN PUN NO 20 of 2009 methodologies. The analysis revealed that six neighborhoods are classified as having a high-threat level, while 16 neighborhoods exhibit high vulnerability levels to fire disasters. Additionally, the capacity analysis indicated that all neighborhoods in Pontianak City have a low Community Resilience Index (IKM) and a moderate Community Disaster Index (IKD) of 0.45. Based on the risk assessment, five neighborhoods in Pontianak City are deemed high-risk areas, highlighting the need for appropriate infrastructure and recommendations. Measures such as installing fire hydrants and increasing awareness of fire disaster risks are essential, given the diverse traditional customs and rituals in Pontianak involving fire, including cultural ceremonies. Strengthening community involvement through environmental monitoring, fire-fighting training, and assistance in handling fire emergencies are vital steps to mitigate fire disasters effectively. Abstrak. Kota Pontianak mempunyai kawasan perkotaan yang cukup padat. Kondisi ini meningkatkan risiko terjadinya bencana kebakaran di Kota Pontianak. Kebakaran merupakan salah satu jenis bencana yang sering terjadi pada kawasan perkotaan dan non-perkotaan. Pada kawasan perkotaan, kejadian kebakaran utamanya terjadi pada daerah berpenduduk padat atau pada daerah yang memiliki aktivitas tinggi dan menurut kepala Dinas SATPOL PP Kota Pontianak sudah terjadi 39 kasus kejadian kebakaran di tahun 2021 sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasi nilai tingkat risiko bencana kebakaran di Kota Pontianak. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan didukung penggunaan data primer maupun sekunder diolah menggunakan metode analisis PERKA BNPB NO 12 Tahun 2012 dan PERMEN PUN NO 20 Tahun 2009. Hasil analisis tingkat bahaya kebakaran menunjukkan 6 kelurahan dengan kelas bahaya tinggi, hasil analisis kerentanan menunjukkan 16 kelurahan dengan tingkat nilai kerentanan tinggi, hasil analisis kapasistas seluruh kelurahan di Kota Pontianak memiliki tingkat IKM yang rendah dengan tingkat IKD yang sedang sebesar 0,45. Dari hasil analisis tingkat risiko bencana kebakaran dapat diketahui bahwa 5 kelurahan di Kota Pontianak memiliki tingkat risiko tinggi sehingga Kota Pontianak memerlukan saran dan infrastruktur yang memadai seperti pengadaan hidran, meningkatkan kesadaran pengenalan bahaya bencana kebakaran dikarenakan masyarakat Pontianak memiliki beragam tradisi adat dan ritual yang melibatkan api salah satunya upacara adat dan pemantauan lingkungan atau dengan pelatihan dan bantuan dalam menghadapi kebakaran.
Tourism Village Development Based on Participatory Planning Irland Fardani; Verry Damayanti; Ernady Syaodih; Hani Burhanudin
MIMBAR : Jurnal Sosial dan Pembangunan Volume 39, No. 2, (Desember 2023) [Accredited Sinta 3] No 79/E/KPT/2023
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah (Universitas Islam Bandung)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/mimbar.v39i2.2988

Abstract

The Bandung Regency Government plans to develop 100 tourist villages with the aim of accelerating the economic growth of the surrounding community. One of the potential tourist villages in Bandung Regency is Baros Village. Baros village has good potential to be developed, but there is no tourism planning for the village. In this study a participatory approach was used or in tourism it is better known as Community Based Tourism Development. The analysis used in this study is the 4A and SWOT analysis. From the results of the analysis carried out, it was found that the village of Baros has strengths in terms of various natural conditions and cultural values. The development of the tourism area is divided into 3 zones, namely the core zone, buffer zone and service zone.
Pengembangan Geodatabase Status Kepemilikan Lahan Permukiman Magersari Keraton Kanoman Kota Cirebon Fahad Aldi Rizki Sopian; Irland Fardani
Jurnal Riset Perencanaan Wilayah dan Kota Volume 3, No. 1, Juli 2023, Jurnal Riset Perencanaan Wilayah dan Kota (JRPWK)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jrpwk.v3i1.1994

Abstract

Abstract. Land is an important thing and a source of human life, because it is on this land that they determine their income or even depend on it. The Magersari settlement which is located in the Kanoman Palace has problems that are still confusing regarding the ownership status of the Magersari land, namely there are differences of opinion between the palace, the community and the palace. From the problems and problems that occur, it is necessary to identify and develop a geodatabase on the status of land ownership in Magersari Keraton Kanoman so that there is clarity on the status of land ownership in Magersari Keraton Kanoman and to minimize or avoid land ownership conflicts and land disputes. The purpose of this research is to identify the land ownership status of the Magersari settlement and create a Geodatabase of land ownership status for the Magersari settlement, Keraton Kanoman Cirebon. The analytical method used in this study is the analysis of geospatial information systems using a mixed methods approach. The result of this research is the development of a geodatabase that contains information regarding the status of land ownership in Magersari Keraton Kanoman, Cirebon City, where the results of the development of this geodatabase are expected to minimize or prevent land dispute conflicts. Abstrak. Tanah merupakan hal yang penting dan merupakan sumber dari kehidupan manusia, karena di atas lahan tanah tersebut mereka menentukan penghasilan atau bahkan menggantungkan hidup mereka. Permukiman Magersari yang berada di Keraton Kanoman memiliki isu-isu yang masih simpang siur akan status kepemilikan lahan Magersari, yang dimana terdapat perbedaan pendapat antara pihak keraton, masyarakat dan pihak keraton. Dari isu-isu serta permasalahan yang terjadi perlu adanya identifikasi serta pengembangan geodatabase terhadap status kepemilikan lahan Magersari yang berada di Keraton Kanoman agar terwujudnya kejelasan dalam status kepemilikan lahan Magersari di Keraton Kanoman serta untuk meminimalisir ataupun menghindari terjadinya Konflik perebutan kepemilikan lahan dan sengketa tanah. Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengidentifikasi status kepemilikan lahan permukiman Magersari dan membuat Geodatabase status kepemilikan lahan permukiman Magersari Keraton Kanoman Cirebon. Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis sistem informasi geospasial dengan menggunakan pendekatan mixed-method. Hasil dari penelitian ini adalah sebuah pengembangan geodatabase yang berisi informasi mengenai status kepemilikan lahan Magersari Keraton Kanoman Kota Cirebon, yang dimana hasil dari pengembangan geodatabase ini diharapkan dapat meminimalisir ataupun mencegah terjadinya konflik sengketa lahan.
Identifikasi Status Kepemilikan Lahan Permukiman Magersari Keraton Kanoman Cirebon Fahad Aldi Rizki; Irland Fardani
Prosiding Seminar Nasional Unimus Vol 4 (2021): Inovasi Riset dan Pengabdian Masyarakat Post Pandemi Covid-19 Menuju Indonesia Tangguh
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Status kepemilikan lahan merupakan hal yang sangat penting untuk diketahui, kebutuhan akan suatulahan dari waktu ke waktu semakin meningkat seiring berkembangnya zaman dan pertambahanjumlah penduduk. Mengenai hal itu di Keraton  Kanoman terdapat beberapa fenomena yang terjadiseperti adanya bangunan permukiman penduduk yang menempel merusak pada bangunan Keraton,selain itu di pinggir alun-alun keraton terdapat lahan yang dijadikan toilet  pasar Kanoman hal initentu saja bisa menimbulkan konflik. Mengenai status kepemilikan lahan, Permukiman Magersariyang berada di Keraton Kanoman masih kurangnya kejelasan tentang status kepemilikan lahanmagersari, karena dengan hal tersebut sangat penting untuk diperhatikan karena bisa menimbulkankonflik perebutan kepemilikan lahan dan sengketa tanah. Dari hal tersebut maka perlu adanyaidentifikasi terhadap status kepemilikan lahan Magersari yang berada di Keraton Kanoman agarterwujudnya kejelasan dalam status kepemilikan lahan Magersari di Keraton Kanoman serta untukmeminimalisir terjadinya Konflik perebutan kepemilikan lahan dan sengketa tanah. Tujuan daripenelitian ini untuk mengidentifikasi status kepemilikan lahan permukiman Magersari di KeratonKanoman, Cirebon. Penelitian ini dilakukan di Permukiman Magersari Keraton Kanoman menggunakan metode deskriptif, penelitian ini secara umum terbagi menjadi tiga yakni studiliterature, wawancara serta pengamatan langsung di lapangan. Adapun wawancara yang dilakukandengan menggunakan metode purposive sampling yang dimana narasumber wawancara merupakansalah satu keluarga keraton. Hasil penelitian yang diperoleh menyatakan bahwa tanah Magersarimerupakan tanah milik perorangan yang dimana masing-masing penduduknya sudah memilikisertifikat tanah, dengan adanya kejelasan  dari status kepemilikan lahan Magersari Keraton KanomanCirebon ini dimana dapat menjawab permasalahan pokok dari status kepemilikan lahan Magersari danmemperjelas status badan hukum, hal ini untuk menghindari adanya konflik sengketa tanah. Kata Kunci : Status Kepemilkan Lahan, Tanah Magersari, Keraton Kanoman