Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

PROGRAM BIMBINGAN MENGGUNAKAN MEDIA MUSIK DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL BILANGAN PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK KELOMPOK A SURABAYA Hasiana, Isabella; Wirastania, Aniek
Pedagogi : Jurnal Anak Usia Dini dan Pendidikan Anak Usia Dini Vol 3, No 3a (2017): DESEMBER
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (346.458 KB) | DOI: 10.30651/pedagogi.v3i3a.1029

Abstract

Pemahaman konsep bilangan merupakan sesuatu yang sangat penting khususnya bagi anak usia dini. Hal ini dikarenakan bilangan selalu digunakan sepanjang proses kehidupan. Selain itu memahami bilangan merupakan langkah awal dari pelajaran matematika, tanpa pemahaman akan bilangan, maka anak akan mengalami kesulitan dalam tahapan pembelajaran selanjutnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan mengenal bilangan siswa  kelompok A melalui program bimbingan menggunakan media musik. Dengan menggunakan metode penelitian  quasi experimental design  (eksperimen semu). Penggunaan metode ini dilakukan agar dapat mencapai tujuan penelitian.  Desain quasi eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-equivalen pretest-posttest control group design yang dilakukan dalam uji lapangan program bimbingan menggunakan media musik dalam meningkatkan kemampuan mengenal bilangan pada anak TK Kelompok A. Hasil penelitian ini dianalisa dengan rumus Uji T yang dilakukan menggunakan bantuan program SPSS.  Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh dengan sig (0,000) < 0,05 yang berarti ada perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol dalam mengenal lambang bilangan dengan menggunakan musik. Maka dapat disimpulkan bahwa program bimbingan dengan menggunakan media musik yang telah disusun dapat dikatakan memiliki pengaruh dalam meningkatkan kemampuan mengenal bilangan pada anak kelompok A. Kata Kunci: anak usia dini; bilangan; musik; eksperimen
METODE BERCERITA SEBAGAI UPAYA PEMULIHAN TRAUMA PASCA BENCANA PADA ANAK USIA DINI Hasiana, Isabella
Bikotetik (Bimbingan dan Konseling: Teori dan Praktik) Vol 3, No 2 (2019): Volume 3 Nomor 2, November 2019
Publisher : Jurusan Bimbingan dan Konseling

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/bikotetik.v3n2.p72-76

Abstract

Metode  bercerita adalah salah satu metode yang banyak digunakan dalam proses mendekati anak-anak yang menjadi korban bencana alam, terutama bagi mereka yang mengalami trauma seperti menangis, takut, kesehatan menurun dan sebagainya. Trauma pada setiap anak memiliki rentang waktu pemulihan yang berbeda, tergantung pada kondisi lingkungan yang berperan untuk membantu anak dalam memahami kejadian atau peristiwa  yang mereka alami. Subyek penelitian adalah tiga orang anak usia dini dengan rentang usia  4-5 tahun yang mengalami trauma pasca bencana alam dan significant order dalam hal ini yaitu relawan yang bertugas mendampingi anak.  Metode pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian metode bercerita bagi anak yang mengalami trauma memiliki pengaruh dalam menghilangkan trauma yang dialami.
OPTIMALISASI LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR ANAK USIA DINI DI DESA TAWAR KECAMATAN GONDANG KABUPATEN MOJOKERTO Hasiana, Isabella; Aulia Insani; Aisyah; Ahmad Fachrurrazi
Jurnal Abadimas Adi Buana Vol 4 No 1 (2020): Juli
Publisher : LPPM Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (960.806 KB) | DOI: 10.36456/abadimas.v4.i1.a2379

Abstract

Anak usia dini merupakan individu dengan usia 0-6 tahun yang sedang berkembang. Dimana dalam perkembangannya tersebut tentu ia membutuhkan stimulasi. Pemberian stimulus yang tepat tentu akan mengembangkan dan mengoptimalkan aspek perkembangan anak sehingga potensi anak untuk tumbuh kembangnya semakin pesat. Potensi pada anak yang perlu dikembangkan mencakup seluruh aspek perkembangan kemampuan dasar anak, yaitu aspek fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial emosi, seni serta moral dan agama. Oleh sebab itu, pemberian stimulus tidak hanya didapatkan dari alat permainan edukatif yang ada di pasaran, melainkan bisa dengan menggunakan bahan-bahan yang ada dilingkungan sekitar. Banyak hal yang bisa ditemukan dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar anak. Tidak hanya penekanan dari segi ekonomi, melainkan semakin mendekatkan hubungan antara anak dengan orangtua dan menanamkan kepada anak sejak dini rasa cinta kepada lingkungan.
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DITINJAU DARI PENGASUHAN PERNIKAHAN BEDA AGAMA Aisyah, Aisyah; Hasiana, Isabella
WAHANA Vol 67 No 2 (2016)
Publisher : LPPM Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (245.748 KB) | DOI: 10.36456/wahana.v67i2.494

Abstract

Manusia adalah makhluk sosial yang tidak akan bisa terlepas untuk berhubungan dengan orang lain. Hubungan yang terjalin tersebut terutama antara pria dan wanita yang sudah dewasa dapat berlanjut sampai ke jenjang pernikahan. Ditengah masyarakat yang memiliki beraneka latar belakang budaya, suku dan agama, maka tidak menutup kemungkinan terjadi pernikahan campur, yaitu pernikahan yang terjadi antar agama. Pernikahan beda agama tentunya tidak lepas dari konflik yang muncul terutama yang berkaitan dengan pola pengasuhan anak dalam mengembangkan nilai karakter yaitu religius. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualititatif dengan subyek penelitian sebanyak lima pasangan keluarga yang melakukan pernikahan beda agama. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa faktor keteladanan dan pembiasaan merupakan faktor yang utama dan mendasar dalam pembentukan karakter religius dan hal ini dilakukan oleh salah satu orang tua saja dengan pemikiran agar anak tidak menjadi bingung akan ajaran agama yang dianutnya. Kata kunci : karakter religius, pola pengasuhan, pernikahan beda agama
Studi Kasus Anak dengan Gangguan Bahasa Reseptif dan Ekspresif Hasiana, Isabella
SPECIAL: Special and Inclusive Education Journal Vol 1 No 1 (2020): SPECIAL : Special and Inclusive Education Journal
Publisher : Program Studi Pendidikan Khusus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36456/special.vol1.no1.a2296

Abstract

Berbicara merupakan suatu kemampuan utama yang harus dimiliki oleh setiap individu untuk dapat berkomunikasi dengan orang lain. Banyak orangtua yang cenderung kurang memiliki kekhawatiran apabila anaknya belum lancar berbicara dibandingkan anak lain yang seusianya. Mereka menganggap bahwa keterlambatan bicara adalah sesuatu yang wajar, terutama jika ada anggota keluarga yang dahulu juga mengalami keterlambatan. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa anak yang terlambat bicara dipengaruhi oleh lima faktor, yaitu adanya hambatan didalam pendengaran, hambatan perkembangan pada otak yang menguasai kemampuan oral-motor, masalah keturunan, masalah pembelajaran dan komunikasi dengan orangtua serta juga dapat dikarenakan faktor televisi. Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif terhadap satu anak berusia 4 tahun sehingga dikatakan sebagai penelitian studi kasus. Analisis data yang dilakukan di dalam penelitian ini menggunakan tehnik trianggulasi. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa gangguan bahasa yang dialami dikarenakan faktor televisi dan komunikasi sehari-hari yang dilakukan di dalam keluarga
KEMAMPUAN SOSIAL ANAK KELOMPOK BERMAIN DITINJAU DARI POLA PENGASUHAN ORANGTUA Hasiana, Isabella
incrementapedia Vol 1 No 02 (2019): Incrementapedia: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
Publisher : Program Studi PG-PAUD Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36456/incrementapedia.vol1.no02.a2091

Abstract

This research can be informed by neightborsaround the residence that there were children who were not able to socialize with their peers. The aim of this study was to find out the social abilities of the children in the play group in terms of the pattern of Permissive Parenting. The subjects used in this study were two children with the same parenting pattern. (1) This research method uses descriptive Qualitative, so that it can explain in detail how the Socialization capabilities carried out by group children play with the pattern of Permissive Parenting from the Tuanua people. Observation and interview are data retrieval carried out in this study, (2) The results of this study get a new finding, where the first subject has not had a good development at this time, the habit of Permissive Parenting makes it difficult for children to Socialize and tend to be spoiled by their parents. While the second subject is equally nurtured with Permissive Parenting patterns, but the second subject has been able to achieve the desired Socialization according to the level of his age, the difference is in habituation to the second subject even though he is spoiled by his parents because of the first child but he is parents because of the first child but he is getting used to knowing which is good and bad so that children are able to reach their Social sense easily.
mengembangkan karakter anak usia dini melalui permainan tradisional: karakter, permainan tradisional, anak usia dini Hasiana, Isabella
Buana Pendidikan Jurnal Fakultas Keguruan dan Pendidikan Universitas PGRI Adi Buana Surabaya
Publisher : Fakultas Pedagogi dan Psikologi Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36456/bp.vol11.no21.a1412

Abstract

dewasa ini terjadi perubahan pada aktivitas bermain anak yang lebih suka dengan permainan modern berbasis teknologi seperti video games.
OPTIMALISASI PERAN ORANG TUA TERHADAP PEDIDIKAN SEKSUAL ANAK USIA DINI Aisyah, Aisyah; Isabella Hasiana
Jurnal Penamas Adi Buana Vol 4 No 2 (2021): Jurnal Penamas Adi Buana
Publisher : LPPM Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36456/penamas.vol4.no2.a2695

Abstract

Orangtua memiliki peran terhadap pendidikan anak mulai dari usia sejak di dalam kandungan hingga dewasa. Peran yang dilakukan oleh orang tua terhadap anak memiliki berbagai macam peraturan yang semuanya itu untuk memberikan pendidikan yang optimal bagi anak. Didalam program pengabdian pada masyarakat ini, memiliki tujuan untuk memberikan pengetahuan terhadap orang tua tentang pentingnya pendidikan seksual terhadap putra putrinya sejak di usia dini. Dalam hal pendidikan seksual tentu orangtua memiliki peran yang tidak sedikit. Orangtua harus menyadari bahwa dengan pendidikan seksual yang diterapkan sejak dini kepada anak, maka diharapkan anak akan terhindar dari perilaku-perilaku yang mengarah kepada kekerasan seksual. Peserta kegiatan pengabdian pada masyarakat ini ialah 25 wali murid TK Kristen Sejahtera. Pelaksanaan kegiatan menggunakan daring. Hasil yang didapatkan dari kegiatan pengabdian pada masyarakat ini ialah orangtua memiliki pengetahuan bahwa pendidikan seksual yang diberikan bukanlah hal yang tabu dan tentu saja yang diberikan kepada anak usia dini ialah sesuai dengan pemahaman kognitif mereka.
Peran Orangtua Dalam Pendidikan Seksual Anak Usia Dini Hasiana, Isabella
WAHANA Vol 72 No 2 (2020): Wahana : Tridarma Perguruan Tinggi
Publisher : LPPM Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36456/wahana.v72i2.2725

Abstract

Abstrak. Orangtua memiliki peran di dalam memberikan edukasi kepada anak terkait dengan pendidikan seks. Pendidikan seks perlu diberikan sejak usia dini, karena mengingat semakin maraknya kasus kekerasan seksual yang dialami oleh anak dan pelaku dari tindakan tersebut biasanya adalah orang yang sudah dikenal oleh korban. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan peran orangtua didalam memberikan pendidikan seksual kepada anak usia dini. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan desain penelitian studi kasus. Sumber informasi adalah keluarga yang memiliki anak usia dini dengan rentang usia 5-6 tahun. Tehnik analisa data dalam penelitian ini menggunakan analisa data Miles and Huberman. Hasil penelitian memberikan gambaran bahwa pada dasarnya orangtua sudah melakukan edukasi kepada anak dengan gaya bahasa sederhana yang mudah dipahami anak dan hal tersebtut juga dimunculkan dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun membicarakan seksual kepada anak masih dianggap tabu namun secara tidak disadari pendidikan seks sudah dilakukan oleh mereka. Sebagai contoh mengajarkan kepada anak untuk tidak menggunakan baju terbuka saat berada di luar rumah, tidak menggunakan perhiasan yang mencolok, dan lain sebagainya. Kesimpulan dari penelitian ini ialah orangtua semakin menyadari bahwa untuk mencegah terjadinya tindakan kekerasan seksual pada anak maka perlu dilakukan edukasi sejak dini kepada mereka.
METODE BERCERITA SEBAGAI UPAYA PEMULIHAN TRAUMA PASCA BENCANA PADA ANAK USIA DINI Hasiana, Isabella
Jurnal Bikotetik (Bimbingan dan Konseling: Teori dan Praktik) Vol 3, No 2 (2019): Volume 3 Nomor 2, November 2019
Publisher : Jurusan Bimbingan dan Konseling

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/bikotetik.v3n2.p72-76

Abstract

Metode  bercerita adalah salah satu metode yang banyak digunakan dalam proses mendekati anak-anak yang menjadi korban bencana alam, terutama bagi mereka yang mengalami trauma seperti menangis, takut, kesehatan menurun dan sebagainya. Trauma pada setiap anak memiliki rentang waktu pemulihan yang berbeda, tergantung pada kondisi lingkungan yang berperan untuk membantu anak dalam memahami kejadian atau peristiwa  yang mereka alami. Subyek penelitian adalah tiga orang anak usia dini dengan rentang usia  4-5 tahun yang mengalami trauma pasca bencana alam dan significant order dalam hal ini yaitu relawan yang bertugas mendampingi anak.  Metode pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian metode bercerita bagi anak yang mengalami trauma memiliki pengaruh dalam menghilangkan trauma yang dialami.