Muhammad Noor Kholid
Universitas Muhammadiyah Surakarta

Published : 17 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN PENELITIAN DAN PENULISAN KARYA ILMIAH BAGI GURU MATEMATIKA SMA/SMK MUHAMMADIYAH DI KLATEN DAN SUKOHARJO Masduki, Masduki; Kholid, Muhammad Noor
WARTA WARTA LPM, Vol. 20, No. 2, September 2017
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (605.641 KB) | DOI: 10.23917/warta.v20i2.4543

Abstract

Tujuan kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah untuk membimbing guru matematika SMA/SMK Muhammadiyah dalam melakukan kegiatan penelitian dan penulisan karya ilmiah. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan dalam lima tahapan yaitu: 1) Sosialisasi kegiatan penelitian dan penulisan karya ilmiah sebagai bagian dari Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB), 2) memperkuat materi penelitian tindakan kelas (PTK), 3) pembimbingan penyusunan proposal PTK, 4) pembimbingan penulisan laporan penelitian dan karya ilmiah, 5) diseminasi hasil penelitian. Semua tahapan dilaksanakan pada bulan April hingga Oktober 2016. Berdasarkan kegiatan yang telah dilaksanakan disimpulkan: 1) pelatihan dan pendampingan mampu memotivasi para guru untuk  mengembangkan kemampuan profesionalisme melalui kegiatan penelitian dan penulisan karya ilmiah, 2) guru mampu melaksanakan kegiatan penelitian tindakan kelas secara berkelompok, 3) guru mampu menulis karya ilmiah dan mempresentasikan dalam forum diseminasi hasil penelitian, 4) terdapat 7 artikel ilmiah hasil penelitian PTK yang ditulis oleh guru sebagai hasil kegiatan pengabdian.
Exploring the Prospective Mathematics Teachers Computational Thinking in Solving Pattern Geometry Problem Swasti Maharani; Zeni Fadlila Agustina; Muhammad Noor Kholid
AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan Vol 13, No 3 (2021): AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan
Publisher : STAI Hubbulwathan Duri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (841.834 KB) | DOI: 10.35445/alishlah.v13i3.1181

Abstract

This research aims to describe the characteristic of mathematics prospective teacher's computational thinking (CT) in solving the geometric pattern problem. The subject consists of 65 preservice mathematics teachers in Universitas in Madiun. The instrument was used in this research are geometric pattern problem tests and interview guidelines. The result shows that are three types of mathematics prospective teachers in solving the problem. First, CT substantial, i.e. prospective mathematics teachers use the conceptual knowledge who collaborated with procedural knowledge exactly. They use mathematics iteration to find the pattern and express them to the general form easily. Second, CT Nominal, i.e. prospective mathematics teachers, use manual ways to solve the pattern problem. They count using numeric, not symbolic, of solving the pattern formed. They can understand the design but can't express it to the mathematics model. Third, CT procedural, i.e. mathematics prospective teacher using the procedural knowledge only, not an expert in concept, and following the steps who teaches from experience before. The recommendation for future research is to develop the research to find the other characters in other mathematics subjects, in other students, to develop the learning models who can embody CT.
APA SAJA TIPE BERPIKIR PROBLEM-SOLVERS DALAM MEMECAHKAN MASALAH GEOMETRI ANALITIK? Muhammad Noor Kholid; Ahmad Zul Fakar; Annisa Swastika; SWASTI MAHARANI
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika Vol 10, No 3 (2021)
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (693.95 KB) | DOI: 10.24127/ajpm.v10i3.3790

Abstract

Setiap problem-solver memiliki tipe yang berbeda. Adapun tipe berpikir digolongkan menjadi tipe berpikir konseptual, semi-konseptual, dan komputasional. Namun demikian belum ada penelitian terkait tipe berpikir dalam memecahkan masalah geometri analitik. Penelitian bertujuan memaparkan tipe karakteristik berpikir problem-solvers dalam memecahkan masalah geometri analitik. Penelitian merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan partisipan yaitu mahasiswa calon guru di Prodi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta. Instrumen penelitian yang dipekerjakan yaitu masalah/tes geometri analitik, lembar observasi, dan pedoman wawancara. Instrumen divalidasi oleh beberapa ahli. Data diperoleh menggunakan metode tes, observasi, dan wawancara mendalam. Keabsahan data yang dipekerjakan yaitu triangulasi metode. Data dianalisis melalui tahap reduksi, penyajian, dan penarikan kesimpulan. Adapun penelitian menyimpulkan tipe berpikir konseptual, semikonseptual, dan komputasional. Ketiga tipe berpikir memiliki penciri utama dalam memecahkan masalah geometri analitik. Each problem-solver has different characteristics. The characteristics of thinking are classified into conceptual, semi-conceptual, and computational thinking characteristics. However, the thinking characteristics in solving analytical geometry is not known yet. The research aims to explain how the characteristics of thinking problem-solvers in solving the problem of analytical geometry. Research is descriptive qualitative research with participants, namely prospective teachers in the Mathematics Education Program FKIP University of Muhammadiyah Surakarta. The research instruments employed are analytical geometry problems/tests, observation sheets, and interview guidelines. Some experts validate the instrument. The data was obtained using a test, observation, and in-depth interview methods. The validity of the data employed is the triangulation method. The data is analyzed through the stages of reduction, presentation, and withdrawal of conclusions. The study concluded the characteristics of conceptual, semi conceptual, and computational thinking. The each thinking characteristics have their own main feature.
DEFRAGMENTING STRUKTUR METAKOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH HOTS Muhammad Noor Kholid; Aprian Agung Kurniawan
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika Vol 11, No 1 (2022)
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1798.987 KB) | DOI: 10.24127/ajpm.v11i1.4655

Abstract

Defragmenting merupakan proses memperbaiki struktur berpikir seseorang yang salah agar mendapat pemahaman yang benar. Kesalahan pemahaman tersebut dapat terjadi karena siswa belum mampu mengimplementasikan metakognisinya dalam pemecahan masalah. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesalahan struktur metakognitif siswa dalam menyelesaikan masalah HOTS dan upaya defragmentingnya. Metode penelitian yang digunakan pendekatan deksriptif kualitatif dengan  jumlah subjek penelitian sebanyak 30 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan menggunakan tes HOTS, observasi, wawancara, dan rekaman video. Proses analisis data penelitian dilakukan dengan teknik reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa mengalami kesalahan metakognisi dalam menyelesaikan masalah HOTS yang diberikan. Kesalahan metakognisi tersebut dilakukan siswa dalam mendalami makna dari masalah matematis atau pada aspek memahami masalah dan menentukan strategi penyelesaian yang tepat atau pada aspek perencanaan. Setelah siswa menerima intervensi dan upaya defragmenting didapatkan hasil bahwa metakognisi siswa dalam aspek memahami masalah dan aspek perencanaan menjadi optimal sehingga siswa memperoleh solusi pemecahan masalah matematis yang tepat. Defragmenting is the process of reworking one's wrong thinking structure to get the correct understanding. The missed perception can occur because students have not implemented their metacognition in problem-solving. The study aims to describe the errors of students' metacognitive structures in solving HOTS problems and their defragmenting efforts. Research methods are used qualitatively descriptively with the number of subjects as many as 30 students. The data collection technique used uses HOTS tests, observations, interviews, and video recordings. The process of analysis of research data is carried out with data reduction techniques, data presentation, and conclusion withdrawal. The results showed that students experienced metacognition errors in resolving a HOTS problem. Metacognition errors are made by students in exploring the meaning of mathematical problems or on aspects of understanding problems and determining appropriate solution strategies or on planning aspects. After students receive intervention and defragmenting, efforts obtain the result that the student's metacognition in aspects of understanding the problem and aspects of planning becomes optimal to acquire the right mathematical problem-solving solution.
REFLECTIVE THINKING CHARACTERISTICS: A STUDY IN THE PROFICIENT MATHEMATICS PROSPECTIVE TEACHERS Cholis Sa'dijah; Muhammad Noor Kholid; Erry Hidayanto; Hendro Permadi
Jurnal Infinity Vol 9, No 2 (2020): VOLUME 9, NUMBER 2, INFINITY
Publisher : IKIP Siliwangi and I-MES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22460/infinity.v9i2.p159-172

Abstract

Reflective thinking begins with repeated confusion and evaluation to solve a problem. There are four aspects to reflective thinking, namely techniques, monitoring, insight, and conceptualization. However, the problem-solvers’ reflective thinking characteristics in mathematical problems have not been discovered. The study describes the reflective thinking characteristics of proficient mathematics prospective teachers based on four aspects. The qualitative research was conducted at Universitas Muhammadiyah Surakarta with a total of 64 reflective thinkers. Data collected by test, observation sheets, and interview methods. The tests were administered twice. The instruments developed has been through the validation process and declared valid. Data analyzed through the stages of reduction, presentation, and verification. We successfully conclude that proficient mathematics prospective teachers have complete and consistent reflective thinking characteristics. Further research can be focused on the characteristics of reflective thinking based on another aspect.
PROBLEM SOLVING IN THE CONTEXT OF COMPUTATIONAL THINKING Swasti Maharani; Muhammad Noor Kholid; Lingga Nico Pradana; Toto Nusantara
Jurnal Infinity Vol 8, No 2 (2019): Volume 8 Number 2, Infinity
Publisher : IKIP Siliwangi and I-MES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (388.274 KB) | DOI: 10.22460/infinity.v8i2.p109-116

Abstract

Computational thinking is needed in the 21st century, where we live in an era of digitalization. Also, there is a global movement to incorporate computational thinking into the education curriculum, especially Mathematics education. The different of this research with others is this research compares the Polya problem solving and computational thinking. This research was conducted to find out how the relationship/relationship of the Polya problem-solving with the steps of computational thinking. The method used in this research is descriptive qualitative. The subject of this study was mathematics education students. The results showed that the relationship between problem-solving and computational thinking of respondent when solving the problem is when defining the problem in the context of problem-solving, the respondent performs the stage of decomposition and abstraction in the context of computational thinking. During the planning process of the solution process, respondents carried out the generalization stage. When the scene is carrying out the plan and the problem solver to look back to evaluate the solution, the respondent performs the debugging and algorithmic steps.
PENGEMBANGAN KEMAMPUAN PENELITIAN DAN PENULISAN KARYA ILMIAH BAGI GURU MATEMATIKA SMA/SMK MUHAMMADIYAH DI KLATEN DAN SUKOHARJO Masduki Masduki; Muhammad Noor Kholid
WARTA LPM WARTA LPM, Vol. 20, No. 2, September 2017
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/warta.v20i2.4543

Abstract

Tujuan kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah untuk membimbing guru matematika SMA/SMK Muhammadiyah dalam melakukan kegiatan penelitian dan penulisan karya ilmiah. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan dalam lima tahapan yaitu: 1) Sosialisasi kegiatan penelitian dan penulisan karya ilmiah sebagai bagian dari Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB), 2) memperkuat materi penelitian tindakan kelas (PTK), 3) pembimbingan penyusunan proposal PTK, 4) pembimbingan penulisan laporan penelitian dan karya ilmiah, 5) diseminasi hasil penelitian. Semua tahapan dilaksanakan pada bulan April hingga Oktober 2016. Berdasarkan kegiatan yang telah dilaksanakan disimpulkan: 1) pelatihan dan pendampingan mampu memotivasi para guru untuk  mengembangkan kemampuan profesionalisme melalui kegiatan penelitian dan penulisan karya ilmiah, 2) guru mampu melaksanakan kegiatan penelitian tindakan kelas secara berkelompok, 3) guru mampu menulis karya ilmiah dan mempresentasikan dalam forum diseminasi hasil penelitian, 4) terdapat 7 artikel ilmiah hasil penelitian PTK yang ditulis oleh guru sebagai hasil kegiatan pengabdian.
Analisis Pembelajaran Geometri pada Siswa SMP/MTs Secara Online Menurut Psikologi Warna Muhammad Noor Kholid; Afifatul Ayu Astiani; Annisa Swastika
JIPM (Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika) Vol 10, No 1 (2021)
Publisher : Universitas PGRI Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25273/jipm.v10i1.9433

Abstract

Kondisi Negara Kesatuan Republik Indonesia yang dilanda oleh pandemi virus corona telah memicu pemerintah untuk bertindak lebih responsif. Salah satu upaya dalam ranah pembelajaran yaitu diterbitkannya Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19). Penerapan media komunikasi secara online dalam pembelajaran rupanya berdampak secara siginifikan terhadap kondisi psikologis siswa. Dominasi paham tingkatan berfikir dalam teori Van Hiele terhadap geometri memberikan kesempatan pada psikologi warna untuk memainkan perannya, namun demikian warna kerap kali masih disalahpahami nilainya dalam pembelajaran. Penelitian ini difokuskan untuk mengetahui relevansi penerapan psikologi warna terhadap praktik pembelajaran geometri pada siswa kelas VIII SMP/MTs secara online. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian adalah kualitatif dengan pendekatan studi literatur. Artikel ini berargumentasi bahwa psikologi warna tidak relevan dengan pembelajaran geometri pada siswa kelas VIII SMP/MTs secara online. Hal ini bisa terjadi karena dominasi platform yang diakses oleh siswa bukanlah platform edukasi serta minimnya penggunaan fitur warna bahkan dalam platform yang dikhususkan untuk geometri, yaitu geogebra.
Pengenalan Berpikir Reflektif dalam Memecahkan Masalah Matematis bagi Guru-guru Matematika SMP/SMA/Sederajat Muhammad Noor Kholid; Annisa Swastika; Swasti Maharani; Ahmad Zul Fakar
Jurnal SOLMA Vol. 10 No. 2 (2021)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka (UHAMKA Press)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/solma.v10i2.7703

Abstract

Keberhasilan proses pembelajaran salah satunya dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam merancang perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya adalah kemampuan penyusunan instrumen tes evaluasi. Guru yang profesional memiliki tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, menilai, dan mengevaluasi. Kegiatan pengabdian ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan keprofesionalan guru dalam menyusun intrumen tes evaluasi yang berbasis High Order Thinking Skill (HOTS) dan berpikir reflektif siswa dalam pembelajaran matematika. Pelatihan ini diikuti oleh guru-guru matematika SMP/SMA/sederajat di Jawa Tengah dengan jumlah peserta 14 orang. Pelatihan ini menggunakan metode ceramah yang dilakukan secara daring mengingat kondisi saat ini masih dalam masa Pandemi Covid-19. Hasil evaluasi dilakukan di akhir pelatihan, diperoleh hasil bahwa sebagian besar peserta belum mengenal tentang berpikir reflektif siswa dan tertarik dengan pentingnya kemampuan berpikir reflektif. Di sisi lain, sebagian besar peserta sudah mengenal tentang HOTS tetapi masih banyak peserta belum memberikan soal matematika berbasis HOTS kepada siswa. Kegiatan pengabdian masyarakat ini mendapat apresiasi dari peserta dan peserta tertarik untuk diadakan pelatihan lebih lanjut tentang penyusunan berpikir reflektif siswa dalam waktu yang lebih lama.
TRUTH-SEEKING MAHASISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH NON-RUTIN DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF Muhammad Noor Kholid; Indriyani Tri Jayanti
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika Vol 11, No 2 (2022)
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (624.689 KB) | DOI: 10.24127/ajpm.v11i2.5051

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya disposisi berpikir kritis matematis terutama pada indikator truth-seeking. Selain itu, dalam proses berpikir individu akan dipengaruhi oleh gaya kognitif yang dimiliki. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan truth-seeking mahasiswa pendidikan matematika yang mempunyai gaya kognitif Field Dependent dan Field Independent dalam memecahkan masalah non-rutin. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan penelitian kualitatif dengan subjek penelitian yaitu mahasiswa semester 3 Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta yang sedang menempuh mata kuliah Geometri Analitik Ruang. Indikator truth-seeking yang digunakan meliputi: (1) menemukan beberapa alternatif jawaban, (2) menemukan beberapa alternatif cara penyelesaian, dan (3) memeriksa kembali kebenaran masalah dan jawaban. Teknik pengumpulan data berupa teknik tes, wawancara, dan obeservasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah mereduksi data, analisis tes, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa truth-seeking mahasiswa pendidikan matematika dengan gaya kognitif Field Independent dalam memecahkan masalah non-rutin pada tingkat baik dengan mampu memenuhi semua indikator truth-seeking meliputi mampu menemukan beberapa alternatif jawaban, menemukan beberapa alternatif cara penyelesaian, serta melakukan pemeriksaan kembali kebenaran masalah jawaban. Sedangkan truth-seeking mahasiswa pendidikan matematika bergaya kognitif Field Dependent dalam memecahkan masalah non-rutin masih kurang baik yang hanya memenuhi satu indikator truth-seeking yaitu memeriksa kembali jawaban. Truth-seeking mahasiswa bergaya kognitif Field Independent lebih baik dibandingkan mahasiswa bergaya kognitif Field Dependent. This research is motivated by the importance of mathematical critical thinking disposition, especially on truth-seeking indicators. In addition, the individual's thought process will be influenced by the cognitive style they have. Therefore, this study aims to describe the truth-seeking of mathematics education students who have Field Dependent and Field Independent cognitive styles in solving non-routine problems. The method used is a descriptive method with qualitative research with the research subject being 3rd semester students of the Mathematics Education Study Program at the Muhammadiyah University of Muhammadiyah Surakarta who are taking the Spatial Analytical Geometry course. The truth-seeking indicators used include: (1) finding several alternative answers, (2) finding several alternative ways of solving it, and (3) re-examining the truth of the problem and answer. Data collection techniques in the form of test, interview, and observation techniques. The data analysis technique used is data reduction, test analysis, data presentation and conclusion drawing. The results showed that the truth-seeking of mathematics education students with Field Independent cognitive style in solving non-routine problems at a good level by being able to meet all truth-seeking indicators including being able to find several alternative answers, finding several alternative solutions, and re-examining the truth. problem answer. Meanwhile, truth-seeking students of mathematics education with Field Dependent cognitive style in solving non-routine problems are still not good, which only fulfills one truth-seeking indicator, namely re-examining answers. Truth-seeking students with Field Independent cognitive style were better than students with Field Dependent cognitive style.