Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

RUANG SISWA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA MASA PANDEMI DI SMP NEGERI 3 PANGKALPINANG Fitri Anggi Widyani; Fitri Wulandari; Christina Kartika Sari; Rini Setyaningsih
Buletin Literasi Budaya Sekolah Vol 3, No. 2, Desember 2021
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/blbs.v3i2.14821

Abstract

Di masa pandemi Covid-19 ini diperlukan media pembelajaran yang menjembatani proses pembelajaran daring, tak terkecuali untuk mata pelajaran matematika yang dinilai sebagai mata pelajaran yang kurang diminati peserta didik. SMP Negeri 3 Pangkalpinang memanfaatkan Ruang Siswa sebagai media pembelajaran untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran daring. Penelitian ini bertujuan untuk 1) mendeskripsikan pengelolaan Ruang Siswa sebagai media pembelajaran  di SMP Negeri 3 Pangkalpinang, 2) menganalisis respon peserta didik dalam penggunaan Ruang Siswa dalam pembelajaran matematika. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui angket, wawancara, dan dokumentasi. Sampel penelitian adalah 42 peserta didik kelas IX di SMP Negeri 3 Pangkalpinang. Selain itu, wawancara dan dokumentasi juga dilakukan untuk menggali data mendalam terkait pengelolaan Ruang Siswa. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, peserta didik merespon positif penggunaan Ruang Siswa dalam pembelajaran daring di SMP Negeri 3 Pangkalpinang, tapi perlu dioptimalkan lagi dalam pembelajaran matematika.ort to their students in order to increase learning independence.
The Profile of Students’ Thinking in Solving Mathematics Problems Based on Adversity Quotient Christina Kartika Sari; Sutopo Sutopo; Dyah Ratri Aryuna
JRAMathEdu (Journal of Research and Advances in Mathematics Education) Vol. 1, No. 1, January 2016
Publisher : Department of Mathematics Education, Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/jramathedu.v1i1.1784

Abstract

The purpose of this research was to know the thinking processes of climber, camper, and quitter high school students in solving mathematical problems. This research used a qualitative descriptive method. Subjects were determined by purposive sampling. The technique of collecting data was done by task-based interviews. Based on the results of data analysis it can be concluded that: (1) the profiles of climber’s thinking processes are: (a) assimilation and abstraction  in understanding problems, (b) assimilation, accommodation, and abstraction in planning problem solving (c) assimilation, accommodation, and abstraction in implementing the plan of problem solving, and  (d) accommodation in checking the solution; (2) the profiles of camper’s thinking processes are: (a) assimilation in understanding mathematical problems, (b) assimilation, accommodation, and abstraction in planning problem solving, (c) abstraction in implementing the plan of problem solving, and (d) assimilation in checking the solution; (3) the profiles of quitter’s thinking processes are: (a) assimilation and abstraction in understanding problems, (b) assimilation, accommodation, and abstraction in planning problem solving, (c) assimilation, accommodation, and abstraction in implementing the plan of problem solving, and (d) assimilation in checking the solution.
MENGGUNAKAN CONTOH DALAM PEMBUKTIAN Christina Kartika Sari; Mohamad Waluyo; Citra Maharani Ainur; Eka Nurhayati Darmaningsih
JIPMat Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/jipmat.v2i1.1475

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi bukti-bukti yang dihasilkan mahasiswa dalam memecahkan soal-soal Pengantar Analisis Riil, khususnya bukti yang memanfaatkan contoh spesifik. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif. Subyek diambil dari 54 mahasiswa yang menempuh mata kuliah Pengantar Analisis Riil. Seluruh subjek dihadapkan pada dua soal pembuktian. Dari 54 mahasiswa, tidak lebih dari 15% yang mampu menuliskan bukti yang valid. Sekitar 30% masih belum memiliki pengetahuan yang cukup untuk dapat dirangkai menjadi sebuah bukti yang valid, sehingga mereka gagal dalam membuktikan. Hampir 30% mahasiswa tampak berhasil menyelesaikan pembuktian, tapi ternyata bukti tersebut tidak valid, salah satunya Putri. Putri memilih satu contoh spesifik untuk membuktikan suatu pernyataan implikasi yang general. Contoh yang dipilih Putri pun mengabaikan asumsi-asumsi yang diminta oleh soal. Selain itu, Putri tampak mencampuradukkan definisi dan teorema yang sekiranya terkait dengan soal. Oleh karena itu, pembelajaran Pengantar Analisis Riil hendaknya menekankan pemahaman definisi, teorema, lemma, maupun pernyataan matematika lainnya dengan lebih bermakna.
KESALAHAN PENALARAN DALAM PEMBUKTIAN MASALAH STRUKTUR ALJABAR Mohamad Waluyo; Christina Kartika Sari
JIPMat Vol 2, No 2 (2017)
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/jipmat.v2i2.1975

Abstract

Penelitian ini mempunyai fokus pada kesalahan yang dilakukan mahasiswa dalam membuktikan suatu masalah dalam struktur aljabar. Secara umum kesalahan yang dilakukan adalah kesalahan penalaran yang terkait dengan cara berfikir mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memetakan kesalahan-kesalahan umum yang dilakukan mahasiswa dalam menyelesaikan masalah dalam aljabar abstrak. Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan subyek penelitian yaitu pekerjaan 101 mahasiswa pada mata kuliah Struktur Aljabar Abstrak. Tugas-tugas dan hasil ujian mahasiswa dianalisa setiap langkah pengerjaannya. Beberapa kesalahan penalaran yang ditemuka dikategorikan menjadi empat: (1) Kesalahan penggunaan contoh dalam pembuktian (2) Penggunaan asumsi yang tidak tepat (3) Pembuktian biimplikasi yang tidak lengkap (4) Penggunaan definisi yang tidak tepat.
Efikasi diri mahasiswa pada perkuliahan kalkulus integral Mega Eriska Rosaria Purnomo; Christina Kartika Sari; Sri Rejeki; Isnaeni Umi Machromah
Jurnal Riset Pendidikan Matematika Vol 5, No 2: November 2018
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika Program Pascasarjan Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (587.424 KB) | DOI: 10.21831/jrpm.v0i0.20271

Abstract

Penelitian kualitatif ini bertujuan untuk mendeskripsikan pofil efikasi diri mahasiswa pada perkuliahan Kalkulus Integral. Subjek penelitian adalah 43 mahasiswa Program Studi Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta yang mengikuti perkuliahan Kalkulus Integral. Instrumen pengumpulan data terdiri dari angket efikasi diri serta pedoman wawancara. Subjek mengisi angket efikasi diri. Hasilnya adalah 2% mahasiswa memiliki efikasi diri sangat tinggi, 40% tinggi, 51% sedang,  7% memiliki efikasi diri rendah. Selanjutnya dipilih 6 mahasiswa, masing-masing 2 mahasiswa dengan efikasi diri tinggi, sedang, rendah untuk diwawancarai. Hasilnya yaitu mahasiswa dengan efikasi diri tinggi dan sedang tidak putus asa dalam menyelesaikan permasalahan Kalkulus Integral, sedangkan mahasiswa dengan efikasi diri rendah putus asa saat menghadapi permasalahan tersebut. Mahasiswa dengan tingkat efikasi diri tinggi, sedang, dan rendah belum mampu mempelajari materi sulit Kalkulus Integral secara mandiri. Akan tetapi, mereka mampu menyelesaikan tugas dan mengumpulkannya tepat waktu. Usaha belajar mereka belum optimal dengan berbagai macam penyebab sehingga mereka tidak yakin mampu mencapai prestasi belajar yang ditargetkan, terkecuali dua mahasiswa dengan efikasi diri tinggi dan sedang. Self-efficacy of university student in integral calculus course AbstractThis qualitative research aimed to describe students’ self-efficacy profile on Integral Calculus course. The subjects were 43 students of Industrial Engineering Department, Universitas Muhammadiyah Surakarta, who attended Integral Calculus course. The instruments used to data collecting were self-efficacy questionnaire and interview guidelines. The subjects were given self-efficacy questionnaire. The results showed that 2% of students had very high of self-efficacy, 40% high, 51% middle, the remaining 7% students had low self-efficacy. Six students were selected to be interviewed, consisted of 2 students with high, middle, and low self-efficacy. The interview results were students with high and middle self-efficacy were not give up to solve Integral Calculus problems, while students with low self-efficacy tend to desperate when solving the problems. Students with high, middle, and low self-efficacy levels had not been able to study the Integral Calculus difficult material independently. However, they were able to complete the task and collect it on time. Their learning efforts have not been optimal with a variety of causes so they were not confident for reaching optimum achievement, except two students with high and middle self efficacy level.
Pemanfaatan permainan tradisional untuk media pembelajaran: Congklak bilangan sebagai inovasi pembelajaran matematika sekolah dasar Christina Kartika Sari; Ana Muslihatun; Lutfianisa Cahyaningtyas; Rangga Narandera La Hasaleh Khaimmudin; Ridhy Nizar Fijatullah; Erfin Uswatun Nisa'
Transformasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 15 No. 1 (2019): Transformasi Juni
Publisher : LP2M Universitas Islam Negeri Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (506.303 KB) | DOI: 10.20414/transformasi.v15i1.915

Abstract

[Bahasa]: Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk mengenalkan Congklak Bilangan (COGAN) sebagai media pembelajaran matematika, khususnya materi Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK), dan upaya untuk membantu siswa dalam memahami konsep FPB dan KPK. Selain itu, kegiatan ini merupakan upaya untuk melestarikan permainan tradisional congklak. Sasaran kegiatan ini adalah siswa kelas IV Sekolah Dasar (SD) Negeri 3 Karangasem. Kegiatan dikemas mengunakan metode pelatihan dan pendampingan, dengan pendekatan participant active learning. Kegiatan dilaksanakan dalam lima tahapan, yakni penyampaian materi FPB dan KPK, pemutaran video untuk pengenalan congklak, pembuatan COGAN, penggunaan COGAN dalam pembelajaran FPB dan KPK, dan terakhir evaluasi kegiatan. Berdasarkan hasil survei pada akhir kegiatan pengabdian menunjukkan bahwa 84,6% siswa menyatakan desain COGAN menarik dan 88% siswa menyatakan bahwa pembelajaran matematika dengan COGAN berlangsung menyenangkan. Hasil pengabdian ini dapat menjadi alternatif bagi guru untuk mengenalkan konsep FPB dan KPK dalam pembelajaran matematika. Kata Kunci: congklak bilangan; media pembelajaran matematika; permainan tradisional [English]: This community service program aims to introduce Congklak Bilangan (COGAN) as a mathematics learning media for the greatest common factor (GCF) and least common multiple (LCM) topics and help students understand the concepts of GCF and LCM. Besides, this program is also an effort to preserve traditional game, Congklak. The subjects are fourth-grade students. The program was conducted by training and mentoring method which refers to the participant active learning approach. The program was done in five stages, namely teaching GFC and LCM topics, playing videos for the introduction of congklak, making COGAN, using COGAN in GFC and LCM learning, and having evaluation. Based on the post-training survey, 84.6% of students stated that the COGAN design is interesting and 88% of students agreed that learning with COGAN is fun. The results can be an alternative for teachers to introduce the concept of GCF and LCM in mathematics learning. Keywords: congklak bilangan, GCF and LCM; learning media; traditional game
Penguatan Keterampilan Guru dalam Pemanfaatan GeoGebra sebagai Media Pembelajaran Program Linear Christina Kartika Sari; Nida Sri Utami; Adi Nurcahyo; Mohamad Waluyo; Sri Rejeki; Wulan Galuh Rahma Perwita
Prima Abdika : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2022): Volume 2 Nomor 2 Tahun 2022
Publisher : Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Flores Ende

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37478/abdika.v2i2.1782

Abstract

To support students facing rapid technological development, teachers must provide real experience in the learning process. Linear programming materials that require visualization in their understanding can be taught by integrating GeoGebra software. This community service aims to strengthen teacher skills in using GeoGebra for linear programming learning media. Community service is carried out through training and mentoring with an active learning participant approach. The activities are carried out through three core stages: teacher training in mastering the GeoGebra interface, assistance in visualizing linear programming problems, and aid in solving linear programs. Although most of the participants stated that GeoGebra could help learn linear programming in the classroom, its implementation needs to consider various aspects, such as the preparation of learning tools and equipment, learning time, and student readiness.
Pemanfaatan Alat Peraga Benda Konkret Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Matematika Di Sekolah Dasar Kuncoro Adi Saputro; Christina Kartika Sari; SW Winarsi
Jurnal Basicedu Vol 5, No 4 (2021): August Pages 1683- 3000
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/basicedu.v5i4.992

Abstract

Penelitian ini di latarbelakangi karena rendahnya motivasi dan hasil belajar siswa pada muatan pembelajaran matematika. Hal tersebut karena pembelajaran selama pandemi yang digunakan guru kelas masih kurang bervariasi serta kurangnya menggunakan media pembelajaran yang menarik. Siswa hanya mengerjakan buku siswa serta kurangnya penjelasan dalam pembelajaran. Akibatnya siswa kurang motivasi dan hasil belajar siswa rendah. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika dengan pemanfaatan alat peraga benda konkret. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan sebanyak dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Subjek penelitian adalah siswa kelas II SD Negeri 04 Kemiri dengan jumlah 22 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dokumentasi, dan tes. Berdasarkan hasil yang diperoleh selama pelaksanaan penelitian tindakan kelas diperoleh hasil yang memuaskan. Pada siklus I rata-rata siswa 71,58 meningkat menjadi 80,33 pada siklus II. Sedangkan dalam peningkatan motivasi belajar siswa pada siklus I rata-rata 3,08 dan pada siklus II menjadi 3,58. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan alat peraga benda konkret dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa matematika kelas II SD Negeri 04 Kemiri
Enhancing Students’ Critical Thinking by Integrating Contextual Problems Worksheets on Problem Based Learning Christina Kartika Sari; Endang Dwiyani; Isnaeni Umi Machromah; Muhamad Toyib; Dwi Nur Vita Sari
Journal of Education Action Reseach Vol 6 No 1 (2022): February 2022
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jear.v6i1.43392

Abstract

Berpikir kritis merupakan salah satu keterampilan utama yang dibutuhkan dalam berkarir di era digital. Meskipun berpikir kritis telah dipelajari, pemikiran kritis siswa belum begitu ditekankan dalam matematika sekolah. Namun, penting untuk memberikan kehidupan siswa di masyarakat di masa depan, terutama ketika mereka menghadapi situasi yang tidak dikenal. Penelitian ini bertujuan untuk mendukung penalaran matematis siswa pada materi barisan dan deret dengan menggunakan pembelajaran berbasis masalah. Langkah-langkah pembelajaran mengintegrasikan masalah kontekstual pada lembar kerja di setiap episode. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Pengumpulan data menggunakan dokumentasi dan tes tertulis untuk menggali kemampuan berpikir kritis siswa. Analisis data paket pembelajaran dilakukan secara kualitatif, sedangkan kemampuan berpikir kritis siswa diolah dengan analisis deskriptif kuantitatif. Penelitian ini menyajikan deskripsi episode pembelajaran yang difokuskan untuk mengatasi pemikiran kritis siswa tentang masalah barisan dan deret. Analisis data menekankan pada lembar kerja masalah kontekstual pada pembelajaran berbasis masalah. Selain itu, kemampuan berpikir kritis siswa dijelaskan dengan metode kualitatif. Berpikir kritis siswa ditingkatkan dengan mendapatkan pembelajaran berbasis masalah dengan LKS kontekstual, meskipun keterampilan pada indikator penilaian dan inferensi belum optimal.
PISA PROBLEM SOLVING: THE INVESTIGATION OF STUDENT'S EXPERIENCE THROUGH DISTANCE LEARNING DURING PANDEMIC Sapto Aji Nugroho; Christina Kartika Sari
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika Vol 10, No 4 (2021)
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (851.313 KB) | DOI: 10.24127/ajpm.v10i4.4224

Abstract

Problems similar to PISA with the theme of hollow iron are used as a helping instrument to see how students' problem solving abilities are. In accordance with the PISA research, the subjects of this study were 8th graders of junior high school in Karanganyar Regency, Indonesia with an age range of 15-16 years. In addition to tests, other auxiliary instruments are interview guidelines where the data obtained from the two instruments are compared so that the data obtained are truly valid. Subjects were selected by means of snowball sampling until the data obtained were considered sufficient by the key instrument, namely the researcher himself. Through data collection, data reduction, data presentation, conclusion drawing and verification, the results show that students with high abilities can identify problems well, formulate a settlement plan with simple procedures, execute plans in a coherent and clear manner, and re-examine the components involved. considered dubious. Students with moderate abilities tend not to be careful in identifying information which results in discrepancies in the answers obtained. while students with low abilities find it difficult to solve non-routine problems and tend not to try to think of better solutions.