Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

PENINGKATAN SURVIVAL RATE BENIH UDANG WINDU (Peaneus monodon) DENGAN PERENDAMAN EKSTRAK ETANOL KARAMUNTING (Melastoma malabahricum) Awaludin Awaludin; Ridwan A
Jurnal Harpodon Borneo Vol 9, No 1 (2016): Volume 9 No 1 April 2016
Publisher : Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Borneo Tarakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (289.319 KB) | DOI: 10.35334/harpodon.v9i1.47

Abstract

One of the causes for the decline of tiger shrimp production due to slow growth and high mortality. Many ways have been done by fish farmers in the town of Tarakan to increase the production of one of them is by antibiotics, but it is an environmentally friendly manner. The use of natural materials can be an alternative solution to accelerate growth and suppress mortality. Karamunting plant is a herbaceous plant that does not have economic value and are found in Indonesia, especially in Kalimantan, this plant contains a precursor lanosterol as shrimp growth. This research was conducted with several stages: (1). The extraction of karamunting plant (Melastoma malabathricum), (2). Treatment by dipping the extract into the tiger shrimp (Penaeus monodon) maintenance for 4 weeks variable concentrations of 0 (control), 100 ppm (P1), 75 ppm (P2), 50 ppm (P3), 20 ppm (P4) and 10 ppm ( P5), (3). Measured parameter of survival rate black tiger shrimp and (5) Data analysis. The statistical results showed that the survival rate of the ethanol extract showed significantly different Karamunting (P˂0,05). The average survival rate in the controls (43.06 ± 10.22%), P1 (78.06 ± 8.55%), P2 (75.33 ± 4.91%), P3 (66 ± 12.39% , P4 (70.66 ± 5.34%) and P5 (75 ± 4.71%). Keywords : Karamunting (Melastoma malabhatricum), Black tiger shrimp (Penaeus monodon), Survival rate.
Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daging Kerang Bakau (Geloina coaxans) dari Kawasan Mangrove Tarakan terhadap Vibrio parahaemolyticus Encik Weliyadi; Awaludin Awaludin; Imra Imra; Diana Maulianawati
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 21 No 1 (2018): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 21(1)
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (208.176 KB) | DOI: 10.17844/jphpi.v21i1.21259

Abstract

Kerang Bakau (Geloina coaxans) merupakan salah satu jenis gastropoda yang diduga memiliki komponen bioaktif yang dapat digunakan sebagai antibakteri. Tujuan penelitian ini yaitu mengeksplorasi potensi kerang bakau (G. coaxans) sebagai sumber bahan alami antibakteri terhadap Vibrio parahaemolyticus. Aktivitas antibakteri ekstrak G. coaxans di uji dengan metode difusi pada konsentrasi 10, 50 dan 100 mg/mL, serta identifikasi senyawa aktif. Hasil penelitian menunjukan rendemen ekstrak etanol G. coaxans yaitu 8,50%, senyawa fitokomia ekstrak etanol G. coaxans terdiri dar alkaloid, tanin, flavonoids, saponin, triterpenoid dan steroid. Aktivitas antibakteri menunjukkan ekstrak etanol G. coaxans memiliki zona hambat sebesar 25,05 pada konsentrasi 100 mg/mL terhadap V. parahaemolyticus.
Karakteristik Thalamitha sp. Hasil Tangkapan Samping Nelayan di Kota Tarakan sebagai Bahan Baku Pangan Bergizi: Fisheries By-Catch at Tarakan City as a source of Nutritious Food Novi Luthfiyana; Stephanie Bija; Heni Irawati; Awaludin Awaludin; Andi Ramadani
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 24 No 2 (2021): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 24(2)
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17844/jphpi.v24i2.33449

Abstract

Mottled swimming crab (Thalamita sp.) is one of the largest genus in the Portunidae subfamily having a smaller size and lower price compared to the other types of crab. Mottled swimming crab is a by-catch of fishermen in the Tarakan city and could be developed as a food source. The purpose of this study was to determine chemical composition, fatty acid profile and heavy metal content of mottled swimming crab. Whole body of the crab except claws and carapace was analyzed. The results showed mottled swimming crab contained 70.05% moister, 9.89% protein, 0.25% fat, 13.02% ash, 2.52% crude fiber and 6.84% carbohydrates content. The crab contained saturated fatty acids (SFA) amounted to 12.64%, monounsaturated fatty acids (MUFA) 5.46% and polyunsaturated fatty acids (PUFA) 8.73%. The content of Cd, Hg and Pb was still below the maximum limit allowed by Indonesian National Standard. The Keraca crab is proven to be safe to use as food and nutritious.
PEMIJAHAN IKAN LELE DENGAN MENGGUNAKAN PAKAN YANG DIBERI TEPUNG KUNYIT DAN PENYUNTIKAN OVAPRIM DI POKDAKAN PURNAMA RIMBA KALIMANTAN UTARA Awaludin Awaludin; Diana Maulianawati; Ferica Christinawati Putri; Darma Darma; Chintia Nur Khasanah
Jurnal Pengabdian Masyarakat Borneo Vol 4, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Borneo Tarakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/jpmb.v4i2.1789

Abstract

Ikan lele merupakan salah satu komiditi perikanan yang mengalami peningkatan dalam produksi karena permintaan pasar yang meningkat. Permintaan akan produksi ikan lele di kota Tarakan juga mengalami peningkatan. Meningkatnya permintaan pasar, mendorong upaya dalam produksi ikan lele. Salah satu kunci keberhasilan produksi lele yaitu pada pemijahan, karena pemijahan ikan lele terjadi secara musiman. Untuk menganggulangi ketersedia benih ikan lele maka harus ada alternative teknologi reproduksi untuk pemijahan ikan lele agar dapat terjadi sepanjang tahun. Teknologi rekayasa pemijahan dapat dilakukan dengan kawin suntik menggunakan hormon dan perbaikan kualitas pakan. Pemijahan yang dilakukan oleh para pembudidaya ikan lele (mitra) di Kota Tarakan dengan menggunakan metode pemijahan alami (konvensional) hal ini menyebabkan pemijahan hanya dapat dilakukan pada musim hujan sehingga ketersediaan benih ikan lele menjadi terbatas tergantung dari musim pemijahan saja. Hasil kegiatan ini, mitra telah mampu membuat pakan dengan menambahkan tepung kunyit dan mitra juga telah mampu melakukan pemijahan buatan ikan lele dengan menggunakan hormone ovaprim. Kegiaatan selanjutnya ialah dengan melakukan pemijahan dan menghitung laba dari hasil kegiatan. Diharapkan dengan pelatihan yang akan dilakukan di kelurahan juata kerikil dengan kelompok “Pokdakan Purnama Rimba” menjadi langkah awal untuk meningkatkan produksi benih ikan lele dikota Tarakan sepanjang tahun.
PELATIHAN PEMBUATAN MEDIA PENGERINGAN RUMPUT LAUT HASIL PANEN DALAM UPAYA MENGHASILKAN PRODUK RUMPUT LAUT HALAL PADA KELOMPOK MASYARAKAT PEMBUDIDAYA RUMPUT LAUT PANTAI AMAL KOTA TARAKAN Rukisah Rukisah; Tri Paus Hasiholan Hutapea; Nuril Farizah; Awaludin Awaludin; Helman Helman; Nurazira Nurazira; Risman Risman
Jurnal Pengabdian Masyarakat Borneo Vol 4, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Borneo Tarakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/jpmb.v4i1.1519

Abstract

Budidaya rumput laut merupakan kegiatan utama sebagian besar masyarakat pesisir pantai Amal kota Tarakan untuk memenuhi kehidupan sehari-hari. Secara sederhana proses budidaya rumput laut diawali dengan pengikatan benih rumput laut pada tali, penanaman rumput di peraian kurang lebih selama dua bulan, dipanen, kemudian dilanjutkan proses pengeringan rumput laut selama 3-5 hari. Setelah rumput laut kering, rumput laut siap dijual. Pada proses pengeringan rumput laut, terdapat banyak hewan yang melintas, seperti ayam, tikus, anjing, kucing dan sapi. Hewan tersebut juga membuang kotorannya didaerah pengeringan rumput laut. Hal ini membuat produk rumput laut yang dihasilkan menjadi tidak halal. Oleh karena itu dilakukan sosialisasi mengenai pentingnya produk halal dan pelatihan pembuatan media pengeringan rumput laut agar menghasilkan produk rumput laut yang halal pada tanggal 07 September 2019 di rumah ketua RT 5 pantai amal sekaligus sebagai ketua kelompok petani rumput laut. Melalui kegiatan ini meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai produk halal dan menghasilkan produk rumput laut kota Tarakan yang halal.
PELATIHAN PENGOLAHAN RUMPUT LAUT MENJADI PRODUK “NATA DE SEAWEED” BAGI KELOMPOK WANITA TANI RUMPUT LAUT DASAWISMA CEMPAKA KELURAHAN PANTAI AMAL KOTA TARAKAN Kartina Kartina; Christine Dyta Nugraeni; Tuty Alawiyah; Awaludin Awaludin; Andika Hidayat; Boy Saputra
Jurnal Pengabdian Masyarakat Borneo Vol 5, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Borneo Tarakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/jpmb.v5i1.1966

Abstract

Hasil panen rumput laut di Kota Tarakan mencapai 1.000 ton dan tiap tahunnya mengalami kenaikan,  namun sebagian besar produknya hanya dijual berupa rumput laut kering dan sedikit hasil yang berupa produk olahan. Mitra belum memiliki pengalaman dalam pengolahan rumput laut. Tujuan program ini adalah menyalurkan pengetahuan mengenai divertifikasi rumput laut dan memberikan pelatihan pembuatan produk divertifikasi dengan bahan dasar berupa rumput laut. Produk yang dihasilkan pada program ini adalah Nata de Seaweed. Program ini secara khusus diarahkan untuk meningkatkan pemberdayaan Kelompok Ibu-ibu Dasawisma Cempaka di Kelurahan Pantai Amal Tarakan, dalam mengembangkan produk minuman dengan bahan dasar rumput laut lokal untuk meningkatkan diversifikasi produk dengan nilai ekonomi yang lebih tinggi. Metode yang dilakukan dalam beberapa tahap: 1) Perancangan kegiatan, 2) Uji coba pembuatan Nata de Seaweed skala laboratorium, 3) Persiapan peralatan, 4) Pelaksanaan pelatihan, 5) Pendampingan untuk pengemasan dan prosedur perizinan, 6) Evaluasi kegiatan pelatihan dan pendampingan pasca pelatihan. Berdasarkan hasil kegiatan disimpulkan bahwa program ini telah meningkatan pengetahuan dan pengalaman khalayak sasaran, dan mereka dapat memproduksi produk Nata de Seaweed.
PENINGKATAN PRODUKSI PETANI BUDIDAYA LELE DI KELURAHAN MAMBURUNGAN TIMUR MELALUI PELATIHAN TEKNOLOGI BIOFLOK Awaludin Awaludin; Diana Maulianawati; Rukisah Rukisah; Nursia Nursia
Jurnal Pengabdian Masyarakat Borneo Vol 2, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Borneo Tarakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/jpmb.v2i2.523

Abstract

Peran produksi ikan sebagai benteng ketahanan pangan nasional, hingga kini dinilai masih belum maksimal.Potensi perikanan air tawar di Kota Tarakan sangat menjanjikan hal ini disebabkan tingginya permintaan ikanair tawar. Salah satu komoditi perikanan yang di budidaya di Kota Tarakan yaitu ikan lele. Permintaan ikanlele sangat tinggi menuntut adanya peningkatan produktifitas. Banyak metode yang telah dilakukan dalammeningkatkan produksi, salah satunya adalah teknologi bioflok. Teknologi bioflok adalah teknik manajemenkualitas air yang didasarkan pada pertumbuhan dan pengendalian bakteri. Teknologi bioflok mampumemperbaiki kualitas air dan dapat dijadikan pakan langsung oleh organisme budidaya, sehingga mampumengurangi biaya produksi. Teknologi ini telah banyak diaplikasikan pada organisme budidaya salah satunyaadalah ikan lele. Teknik budidaya ikan lele yang dilakukan di Tarakan dengan menggunakan metodekonvensional sehingga biaya produksi tinggi, penggunaan pakan yang tinggi serta tingkat kelulusanhidupanikan lele rendah. Sehingga pelatihan yang dilakukan di Kelurahan Mamburungan Timur Kota Tarakanbertujuan untuk meningkatkan produksi petani budidaya ikan lele dengan menggunakan teknologi bioflok.
The Effect of Ethanol Extract Karamunting (Melastoma Malabathricum) Leaf of Ovarian Maturation of Mud Crab (Scylla sp) in Traditional Ponds Awaludin Awaludin; Nuril Fahrizah; Heppi Iromo; Muhammad Muhammad
Samakia : Jurnal Ilmu Perikanan Vol 11 No 1 (2020): Samakia: Jurnal Ilmu Perikanan
Publisher : Faculty of Science and Technology University Ibrahimy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (412.509 KB) | DOI: 10.35316/jsapi.v11i1.610

Abstract

Karamunting is a plant that contains cholesterol. Cholesterol is needed by mud crabs as precursors of reproductive hormones in ovarian development. This study aims to determine the effect of karamunting leaf extract which is injected with mangrove crabs (Scylla sp) on the level of ovarian maturity. The stages of the research included extraction of karamunting leaves using ethanol 70%, experiments by injecting the parent crabs consisting of 3 treatments A (control), B treatment (0.25 mg / g body weight), C treatment (0.5 mg / g body weight) maintained for 20 days by feeding trash fish and measuring parameters including morphological ovarian development, somatic gonad index (GSI), and hepatosomatic index (HSI). The results showed that by giving karamunting extract at the end of the GSI study on control (1.70%), treatment A (5.61%), treatment B (4.24%) while on ovarian development with morphological observation at the end of the study on treatment ovarian control develops in the TKG II phase, A treatment in the TKG V phase while treatment B in TKG IV. This shows that by giving karamunting extract can provide the development of mud crab ovaries.
KARAMUNTING (Melastoma malabathricum) EXTRACTS ON WHITE SHRIMP (Litopenaeus vannamei) MATURITY Ahmad Ridwan; Awaludin Awaludin
BIOTROPIA - The Southeast Asian Journal of Tropical Biology Vol. 28 No. 2 (2021): BIOTROPIA Vol.28 No.2, Agustus 2021
Publisher : SEAMEO BIOTROP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11598/btb.0.0.0.1297

Abstract

Lanosterol is a phytosterol that is used by crustacea to form animal steroid hormone that plays a role in the reproduction of the shrimp. This research aims to determine the response of ovary development in white shrimp parent after given Karamunting ethanol extract. This research was carried out in several stages: 1. Injecting the white shrimp every 3 days, at the base of the 5th leg, for 15 days with variable control dose 0 (C), 10 mg / kg BW (T1), 7.5 mg / kg BW (T2), 5 mg / kg BW (T3), 2 mg / kg BW (T4) and 1 mg / kg BW (T5), (2). Isolation of white shrimp parent ovary, (3). Measurement of progesterone level in the ovary using the Radioimmunoassay (RIA) method, (4) Histology of white shrimp parent ovary, and (5). Data analysis. The statistical results of measuring the increase in progesterone showed that administration of ethanol extract of karamunting at the end of maintenance had a significant difference (P˂0.05). Histology observations of gonadal development in control, T5 and T4 showed cells to develop to previtellogenesis oocytes whereas in treatment T1, T2 and T3 ovary cells developed into endogenous vitellogenesis oocytes and only in T1 ovarian cells developed to form exogenous vitellogenesis oocytes.  Statistical results of oocyte size after administration of the karamunting extract at the end of maintenance were significantly different (P˂0.05). The average oocyte size at the beginning of maintenance (15.57 ± 3.15 µm), C (25.29 ± 2.69 µm) indicating that at the end of the ovarian treatment development occurred both in control and treatment. T1 (65.65 ± 2.64 µm), T2 (63.98 ± 3.06 µm), T3 (39.12 ± 6.01 µm), T4 (28.08 ± 0.84 µm) and T5 (27.65 ± 0.71 µm) also appear to be greater than the oocyte size at the beginning of maintenance and control. Based on the results of this study it can be concluded that the content of lanosterol in karamunting plants can increase the hormone progesterone which indicates an acceleration of gonadal maturity and enlargement of oocyte size in the parent shrimp of White shrimp.
Penggunaan Probiotik EM4 Terhadap Laju Pertumbuhan Ikan Lele (Clarias Sp) Dengan Dosis yang Berbeda Zainuddin Zainuddin; Awaludin awaludin; Acay Acay; Atika Okta Melisa
Journal Of Biology Education Vol 4, No 2 (2021): Journal Of Biology Education
Publisher : Tadris Biologi IAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/jobe.v4i2.11969

Abstract

Penelitian penggunaan probiotik komersial dengan dosis yang berbeda terhadap pertumbuhan ikan lele dilakukan di Mini Hatchery Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Borneo Tarakan tahun 2019. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan probiotik terhadap laju pertumbuhan ikan lele (Clarias sp)dengan dosis yang berbeda dengan ukuran 4-5 cm. penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) 4 perlakuan dan 3 ulangan. A (kontrol), B (10 ml/kg pakan), C (20 ml/kg pakan) dan D (30 ml/kg pakan). Penelitian ini dilakukan selama 30 hari. Parameter yang diamti adalah pertumbuhan panjang dan berat, kelangsungan hidup, serta beberapa parameter kualitas air seperti suhu, pH, DO dan amoniak. Pengukuran pertumbuhan ikan lele dilakukan 2 kali hari pertama dan hari terakhir penelitian yang berlangsung 30 hari. Hasil penelitian menunjukan pertumbuhan panjang rata-rata ikan lele pada perlakuan A (1,100± 0,190 cm), B (1,0600 ± 0,141 cm), C (1,0633 ± 0,041 cm) dan perlakuan D (3,3067 ± 3,120 cm). Rata-rata bobot ikan lele pada perlakuan A (2,7800 ± 0,376 gr), B  (2,6100 ± 0,556 gr), C (3,646 ± 2,276 gr) dan perlakuan D  (3,026 ± 0,345 gr). Sedangkan pada kelangsungan hidup ikan lele pada perlakuan A (100 ± 00%), B (86,66 ± 11,54%), C (86,66 ± 11,54%) dan perlakuan D (100 ± 00%).