Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

PENGARUH INHIBITOR KOROSI TERHADAP LAJU KOROSI INTERNAL PIPA Sidiq, M Fajar; ,, Soebyakto; Shidiq, M Agus
ENGINEERING Vol 9, No 2 (2014): Oktober
Publisher : ENGINEERING

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1663.315 KB)

Abstract

Minyak bumi adalah suatu senyawa hidrokarbon dengan unsur utama karbon dan hidrogen, serta bahan ikutan lainya seperti nitrogen, sulfur, dan oksigen. Minyak mentah (crude oil) hasil dari sumur tersebut mempunyai kandungan air yang sangat besar, dan juga komponen-komponen lain berupa pasir, garam-garam mineral, aspal, gas CO2 dan H2S, dapat menyebabkan korosi dan dapat menyebabkan terjadinya kebocoran pada pipa minyak bumi.. Jenis pipa minyak bumi yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah tipe ERW / API 5L X – 42. Untuk menghambat dan mengurangi laju korosi maka dipergunakan inhibitor korosi. Inhibitor yang dipergunakan adalah Natrium Asetat dengan tiga variasi konsentrasi yang berbeda. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa inhibitor Natrium Asetat dengan konsentrasi 0,15% menghasilkan laju korosi yang paling rendah. Hal ini membuktikan bahwa inhibitor korosi mampu memperlambat laju korosi yang terjadi pada material dengan salah satu caranya yaitu membuat pasif permukaan logam.Kata kunci : pipa minyak bumi, korosi, inhibitor korosi
ANALISIS DESTILASI AIR KERUH DENGAN MENGGUNAKAN TENAGA SURYA DAN TENAGA LISTRIK ., Soebyakto; Shidiq, M. Agus
ENGINEERING Vol 7, No 2 (2013): Oktober
Publisher : ENGINEERING

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (759.04 KB)

Abstract

Untuk membuat penyulingan air tenaga surya dibutuhkan beberapa bahan dari logam dengan konduktifitas bahan tertentu. Bahan-bahan penyulingan air tenaga surya secara sederhana meliputi; plastik, beban, bak penampungan air dari aluminium (baskom), mangkok, pengikat lentur, termometer digital, dan timbangan digital. Komponen dari penyulingan air tenaga surya meliputi kolektor dan bak penguapan. Kolektor fungsinya untuk menyerap dan mengumpulkan radiasi matahari sehingga dapat digunakan secara lebih optimal. Bak penguapan fungsinya untuk menguapkan air panas dari kolektor dan mengembunkan uap panas tersebut sehingga diperoleh embun yang banyak/air suling.Baskom berfungsi ganda sebagai bak penguapan dan kolektor. Baskom yang berisi air, ditengahnya diletakkan mangkok kosong, ditutup plastik dan di atas plastik diberi beban, sehingga posisi plastik cekung ke arah mangkok. Radiasi matahari diarahkan ke baskom yang berisi air tertutup plastik selama kurang lebih enam jam. Perubahan suhu air saat awal dan akhir pengamatan dicatat untuk mengetahui beda suhu selama proses destilasi. Hasil pengamatan destilasi air tenaga surya, menunjukkan bahwa untuk mendapatkan air bersih dengan tenaga surya, air murni V = 100 ml dari 2150 ml air berwarna, diperlukan kalor, Q = 218956 kalori, selama 15,25 jam. Hasil perhitungan daya (tenaga) surya jauh lebih kecil (P = 16,75 Watt) untuk mendapatkan air bersih, V = 100 ml dari air berwarna 2150 ml, selama 15,25 jam, dibandingkan dengan tenaga listrik (P = 105,72 Watt) mampu menghasilkan air bersih, V = 50 ml selama 0,833 jam atau selama 50 menit. Daya atau tenaga surya, dihitung berdasarkan jumlah energi yang digunakan untuk penguapan air per satuan waktu Dari hasil data yang diperoleh dalam penelitian ini, kita dapat memperoleh gambaran yakni sekiranya kita dapat membuat suatu sistem kolektor atau alat yang mampu menyimpan panas dengan lebih baik, akan didapat air bersih yang lebih banyak. Kata Kunci : Destilasi, Tenaga Matahari, Tenaga  Listrik, Air Bersih
OPTIMALISASI IGNITION TIMING PADA PENGGUNAAN E–100 DAN PISTON MODIFIKASI GM.1–54/50/13 ., Gunawan; Wibowo, Agus; Shidiq, M. Agus
ENGINEERING Vol 10, No 1 (2015)
Publisher : ENGINEERING

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (432.393 KB)

Abstract

Beberapa tahun yang akan datang dunia akan mengalami krisis bahan bakar minyak, dan salah satu alternatif bahan bakar yang dapat digunakan adalah alkohol fuel grade/etanol (Billah, 2009 : 24). Alkohol memiliki keunggulan bila dibandingkan dengan bensin karena angka oktan Alkohol sebesar 108 dan dapat bekerja pada rasio kompresi yang lebih tinggi(Muku & Sukadana, 2009 : 26). Pada umumnya penggunaan bahan bakar alkohol masih membutuhkan campuran bensin. Pada penelitian kali ini digunakan bahan bakar alkohol tanpa campuran bensin, bahan bakar ini disebut E – 100 (100 % alkohol). Karena E–100(etanol/alkohol) memiliki nilai oktan yang lebih tinggi dari bensin, maka perbandingankompresi dan ignition timing mesin empat langkah harus disesuaikan (karena pada umumnya mesin sepeda motor empat langkah dirancang menggunakan bensin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbandingan kompresi dan ignition timingterhadaptorsi, daya dan Spesific Fuel Consumption (Sfc) Honda Vario 110 cc pada saat menggunakan  E–100. Variabel bebas pada penelitian ini adalahignition timing, dan variabel terikatnya adalah torsi, daya dan Spesific Fuel Consumption (Sfc). Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, dimana terdapat perlakuan berupa : modifikasi padatonjolan sensor pengapian (Pick Up - Pulser/Triger) sehingga ignition timing dapatdivariasikan. Terdapat 8 (delapan) sampel ujicoba yaitu : sampel – 1 (bahan bakar Pertamax 92, kompresi 10 : 1 dan ignition timing 15 BTDC), sedangkan pada saat menggunakan E –100 perbandingan kompresi disetel 13 : 1 dantiming pengapian disetel 10 BTDC (sampel –2), 15 BTDC (sampel – 3), 20BTDC (sampel – 4), 25BTDC (sampel – 5), 30BTDC (sampel – 6), 35°BTDC (sampel – 7) dan 40°BTDC (sampel – 8). Perbandingan kompresi13 : 1 dicapai dengan modifikasi pada kepala piston sehingga volume kepala piston menjadi 3,5 cm³ (piston GM.1–54/50/13), dengan menggunakan piston ini tekanan silinder dapat mencapai 170 psi (11.95 kg/cm 2). Berdasarkan pengujian dan perhitungan, daya optimal diperoleh denganignition timing disetel 37,65BTDC, sedangkan Sfc optimal diperoleh denganignition timing disetel 25,5BTDC.Kata kunci : etanol, kompresi, piston, ignition timing, torsi, daya
ANALISA VARIASI BENTUK JET NEEDLE KARBURATOR PADA MOTOR4 TAK 125 CC BERBAHAN BAKAR E – 100 DENGAN SISTEM REMAPPING PENGAPIAN CDI Jamaludin, Achmad; ,, Mustaqim; Sidiq, M Agus
ENGINEERING Vol 11, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Pancasakti Tegal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (421.57 KB)

Abstract

Karburator berfungsi untuk mencampurkan bahan bakar dan udara dalam perbandingan yang tepat pada setiap tingkat putaran mesin serta memasukan campuran bahan bakar kedalam ruang bakar dalam bentuk kabut. jarum skep bekerjasama dengan needle jet (spuyer) yang mana berfungsi untuk mengatur jumlah bahan bakar yang masuk kedalam ruang bakar. Tujuan dari diadakannnya penelitian ini untuk mengetahui nilai torsi, daya, konsumsi bahan bakar dan emisi gas buang pada saat menggunakan bahan bakar E – 100. Metode penelitian yang dilakukan dengan metode eksperimen. Pada pengujian ini digunakan alat dynamometer untuk mengetahui torsi dan daya sepeda motor. Dimana untuk torsi maksimum menunjukan angka 12.51 N.m di putaran 2904 rpm saat menggunakan jarum skep Ø 1,40 mm dan daya sebesar 9.8 Hp di putaran 6665 rpm saat menggunakan jarum skep Ø 1,65 mm. Sedangakan yang paling rendah nilai Sfc yaitu jarum skep Ø 1,65 mm.Kata Kunci : Jarum Skep, E – 100.
OPTIMALISASI IGNITION TIMING PADA PENGGUNAAN E–100 DAN PISTON MODIFIKASI GM.1–54/50/13 ., Gunawan; Wibowo, Agus; Shidiq, M. Agus
ENGINEERING Vol 10, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Pancasakti Tegal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (432.393 KB)

Abstract

Beberapa tahun yang akan datang dunia akan mengalami krisis bahan bakar minyak, dan salah satu alternatif bahan bakar yang dapat digunakan adalah alkohol fuel grade/etanol (Billah, 2009 : 24). Alkohol memiliki keunggulan bila dibandingkan dengan bensin karena angka oktan Alkohol sebesar 108 dan dapat bekerja pada rasio kompresi yang lebih tinggi(Muku & Sukadana, 2009 : 26). Pada umumnya penggunaan bahan bakar alkohol masih membutuhkan campuran bensin. Pada penelitian kali ini digunakan bahan bakar alkohol tanpa campuran bensin, bahan bakar ini disebut E – 100 (100 % alkohol). Karena E–100(etanol/alkohol) memiliki nilai oktan yang lebih tinggi dari bensin, maka perbandingankompresi dan ignition timing mesin empat langkah harus disesuaikan (karena pada umumnya mesin sepeda motor empat langkah dirancang menggunakan bensin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbandingan kompresi dan ignition timingterhadaptorsi, daya dan Spesific Fuel Consumption (Sfc) Honda Vario 110 cc pada saat menggunakan  E–100. Variabel bebas pada penelitian ini adalahignition timing, dan variabel terikatnya adalah torsi, daya dan Spesific Fuel Consumption (Sfc). Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, dimana terdapat perlakuan berupa : modifikasi padatonjolan sensor pengapian (Pick Up - Pulser/Triger) sehingga ignition timing dapatdivariasikan. Terdapat 8 (delapan) sampel ujicoba yaitu : sampel – 1 (bahan bakar Pertamax 92, kompresi 10 : 1 dan ignition timing 15 BTDC), sedangkan pada saat menggunakan E –100 perbandingan kompresi disetel 13 : 1 dantiming pengapian disetel 10 BTDC (sampel –2), 15 BTDC (sampel – 3), 20BTDC (sampel – 4), 25BTDC (sampel – 5), 30BTDC (sampel – 6), 35°BTDC (sampel – 7) dan 40°BTDC (sampel – 8). Perbandingan kompresi13 : 1 dicapai dengan modifikasi pada kepala piston sehingga volume kepala piston menjadi 3,5 cm³ (piston GM.1–54/50/13), dengan menggunakan piston ini tekanan silinder dapat mencapai 170 psi (11.95 kg/cm 2). Berdasarkan pengujian dan perhitungan, daya optimal diperoleh denganignition timing disetel 37,65BTDC, sedangkan Sfc optimal diperoleh denganignition timing disetel 25,5BTDC.Kata kunci : etanol, kompresi, piston, ignition timing, torsi, daya
REMAPING PENGAPIAN CDI PROGRAMMABLE DENGAN VARIASI DURASI CAMSHAFT PADA MOTOR 4 TAK 125 CC BAHAN BAKAR E 100 Arianto, Nur Iman; Hidayat, Tofik; Shidiq, M Agus
ENGINEERING Vol 11, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Pancasakti Tegal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (421.751 KB)

Abstract

Camshaft (noken as) merupakan salah satu mekanisme penggerak katup. Di dalam motor empat  langkah  terdiri  dari  dua  jenis  katup,  Katub  hisap  dan  Katub  Buang  Untuk menghasilkan performa yang optimal pada saat menggunakan E-100 maka digunakan CDI programmable karena CDI ini memberikan keleluasaan bagi user untuk menentukan derajat pengapian. Penelitian   ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan daya, torsi dan konsumsi bahan bakar pada motor 4 tak 125 cc menggunakan cdi programmable noken durasi 229 dan 245 bahan bakar Etanol. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. variabel terikat dalam  penelitian  ini meliputi  daya  (Hp),  torsi  (Nm)  dan  konsumsi  bahan bakar.  Pada pengujian ini digunakan alat dynamometer untuk mengetahui daya dan torsi sepeda motor dan untuk pengujian konsumsi bahan bakar digunakan alat buret ukur. Pengambilan data dilakukan pada putaran 4000 rpm. Hasil pengujian menunjukan Untuk torsi paling maksimal yaitu sebesar 11, 32 N.m pada Putaran mesin 3000 rpm menggunakan noken Durasi 229 timing  pengapian  modifikasi  1  dan  daya paling  maksimal  yaitu  sebesar  10,23  Hp  pada Putaran mesin 7000 rpm menggunakan Noken Durasi 245 timing pengapian standar, untuk konsumsi bahan bakar Noken Durasi 229 timing pengapian standar menghasilkan nilai Sfc yang terendah yaitu sebesar 0,2681 liter/kW.h. Kata Kunci : Noken as, CDI Programmable, Bahan Bakar E 100
Redesain Piston Modifikasi Gm.1-54/50/13 Pada Penggunaan Ethanol-100 Shidiq, Muhammad Agus
ENGINEERING Vol 11, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Pancasakti Tegal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (768.558 KB)

Abstract

Salah satu cara memperbesar tenaga motor adalah dengan menambah Kompresi, biasanya hal ini kita dapatkan dengan main papas head, mengurangi jumlah gasket atau merubah bentuk head piston. Piston ini merupakan pengembangan (hasil modifikasi) dari piston standar Honda Vario 110 cc yang dimodifikasi pada bagian kepala piston. Hal ini dikarenakan penggunaan Ethanol sebagai bahan bakar maka perlu penyesuain piston untuk menunjang proses pembakaran yang lebih sempurna. Kepala piston memiliki bentuk yang lebih menonjol 5 mm bila dibandingkan dengan ukuran standar. Dengan proses pengelasan,  alumunium  ditambahkan pada kepala piston, sehingga bentuk kepala piston menjadi lebih menonjol. Kemudian dilakukan pembentukan ulang dengan proses pembubutan dan Milling pada kepala piston sehingga bentuk kepala piston kembali disesuaikan dengan bentuk ruang bakar. Sehingga dapat tercapai perbandingan kompresi senilai 13 : 1.Hasil pengujian lapangan yang menunjukan dampak positif pada tenaga dan konsumsi bahan bakar adalah dikarenakan semakin sempurnanya pembakaran pada saat perbandingan kompresi dinaikan menjadi 13 : 1. Ketahanan mesin tetap terjaga dikarenakan kekuatan komponen Honda Vario 110 cc masih mampu menahan kenaikan tekanan dan temperatur pada saat tekanan kompresi dinaikan. Suara mesin yang sedikit lebih berisik dari kondisi standar dikarenakan oleh meningkatnya tekanan pembakaran pada saat kompresi dinaikan menjadi 13 : 1. Dikarenakan oleh berubahnya konsentrasi bobot piston modifikasi GM.1–54/50/13 akibat dari bentuk kepala piston yang berbeda dari kondisi standar.
Analisa Groundstrap Kabel Busi Terhadap Konsumsi Bahan Bakar Dan Daya Mesin Motor Bensin 4 TAK Shidiq, Muhammad Agus
ENGINEERING Vol 12, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Pancasakti Tegal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2697.668 KB)

Abstract

Pada bagian sepeda motor terdapat pengapian agar kendaraan dapat hidup dan bisa digunakan untuk aktifitas. Pada pengapian yang stabil dan besar akan menghasilkan kinerja yang  maksimal. Sehingga  menghasilkan pembakaran yang  sempurna dan  bahan bakar bahan bakar pada kendaraan akan irit. Salah satu cara yang dapat dilakukan guna mengefisiensikan pemakaian  bahan  bakar  dalam  menghemat  pemakaian  minyak  bumi dengan mengusahakan proses pembakaran di dalam ruang bakar yaitu memperbesar pengapian dengan menambahkan suatu rangkaian ke sistem kelistrikan sepeda motor yang berupa lilitan kawat tembaga pada kabel busi atau bisa disebut “Groundstrap”.Metode  yang  dipakai  pada  penelitian  ini  adalah  metode  Eksperimen  (uji  coba langsung dengan cara membuat rangkaian Groundstrap untuk mengetahui dan menghitung daya mesin bensi sepeda motor menggunakan alat Dynotest dan konsumsi bahan bakar mesin bensin sepeda  motor  terhadap penambahan Groundstrap pada kabel busi. Pada penelitian ini terdapat 4 variabel diameter kawat groundstrap yaitu diameter 0.4 mm , diameter 0.6 mm , diameter 0.8 mm dan diameter 1.0 mm.Dari hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap 4 (empat) variabel Groundstrap, bahwa ada  pengaruh penggunaan rangkaian Groundstrap terhadap daya dan konsumsi bahan bakar pada mesin bensin sepeda motor. Diketahui bahwa pengaruh penggunaan rangkaian Groundstrap yang paling maksimal terhadap daya dan konsumsi bahan bakar mesin bensin sepeda motor adalah variabel Groundstrap dengan diameter kawat lilitan 1.0 mm dengan mengahasilkan daya maksimal 13.02 HP dan konsumsi bahan bakar (Spesifik Fuel Consumption) sebesar 0.0000199 Kg/Hp.s atau setara 0.000284 Liter/Hp.sKata kunci : Groundstrap, Koil, Daya.
PENGARUH INHIBITOR KOROSI TERHADAP LAJU KOROSI INTERNAL PIPA Sidiq, M Fajar; ,, Soebyakto; Shidiq, M Agus
ENGINEERING Vol 9, No 2 (2014): Oktober
Publisher : Universitas Pancasakti Tegal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1663.315 KB)

Abstract

Minyak bumi adalah suatu senyawa hidrokarbon dengan unsur utama karbon dan hidrogen, serta bahan ikutan lainya seperti nitrogen, sulfur, dan oksigen. Minyak mentah (crude oil) hasil dari sumur tersebut mempunyai kandungan air yang sangat besar, dan juga komponen-komponen lain berupa pasir, garam-garam mineral, aspal, gas CO2 dan H2S, dapat menyebabkan korosi dan dapat menyebabkan terjadinya kebocoran pada pipa minyak bumi.. Jenis pipa minyak bumi yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah tipe ERW / API 5L X ? 42. Untuk menghambat dan mengurangi laju korosi maka dipergunakan inhibitor korosi. Inhibitor yang dipergunakan adalah Natrium Asetat dengan tiga variasi konsentrasi yang berbeda. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa inhibitor Natrium Asetat dengan konsentrasi 0,15% menghasilkan laju korosi yang paling rendah. Hal ini membuktikan bahwa inhibitor korosi mampu memperlambat laju korosi yang terjadi pada material dengan salah satu caranya yaitu membuat pasif permukaan logam.Kata kunci : pipa minyak bumi, korosi, inhibitor korosi
ANALISIS DESTILASI AIR KERUH DENGAN MENGGUNAKAN TENAGA SURYA DAN TENAGA LISTRIK ., Soebyakto; Shidiq, M. Agus
ENGINEERING Vol 7, No 2 (2013): Oktober
Publisher : Universitas Pancasakti Tegal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (759.04 KB)

Abstract

Untuk membuat penyulingan air tenaga surya dibutuhkan beberapa bahan dari logam dengan konduktifitas bahan tertentu. Bahan-bahan penyulingan air tenaga surya secara sederhana meliputi; plastik, beban, bak penampungan air dari aluminium (baskom), mangkok, pengikat lentur, termometer digital, dan timbangan digital. Komponen dari penyulingan air tenaga surya meliputi kolektor dan bak penguapan. Kolektor fungsinya untuk menyerap dan mengumpulkan radiasi matahari sehingga dapat digunakan secara lebih optimal. Bak penguapan fungsinya untuk menguapkan air panas dari kolektor dan mengembunkan uap panas tersebut sehingga diperoleh embun yang banyak/air suling.Baskom berfungsi ganda sebagai bak penguapan dan kolektor. Baskom yang berisi air, ditengahnya diletakkan mangkok kosong, ditutup plastik dan di atas plastik diberi beban, sehingga posisi plastik cekung ke arah mangkok. Radiasi matahari diarahkan ke baskom yang berisi air tertutup plastik selama kurang lebih enam jam. Perubahan suhu air saat awal dan akhir pengamatan dicatat untuk mengetahui beda suhu selama proses destilasi. Hasil pengamatan destilasi air tenaga surya, menunjukkan bahwa untuk mendapatkan air bersih dengan tenaga surya, air murni V = 100 ml dari 2150 ml air berwarna, diperlukan kalor, Q = 218956 kalori, selama 15,25 jam. Hasil perhitungan daya (tenaga) surya jauh lebih kecil (P = 16,75 Watt) untuk mendapatkan air bersih, V = 100 ml dari air berwarna 2150 ml, selama 15,25 jam, dibandingkan dengan tenaga listrik (P = 105,72 Watt) mampu menghasilkan air bersih, V = 50 ml selama 0,833 jam atau selama 50 menit. Daya atau tenaga surya, dihitung berdasarkan jumlah energi yang digunakan untuk penguapan air per satuan waktu Dari hasil data yang diperoleh dalam penelitian ini, kita dapat memperoleh gambaran yakni sekiranya kita dapat membuat suatu sistem kolektor atau alat yang mampu menyimpan panas dengan lebih baik, akan didapat air bersih yang lebih banyak. Kata Kunci : Destilasi, Tenaga Matahari, Tenaga  Listrik, Air Bersih