Claim Missing Document
Check
Articles

Characteristics of Students’ Metacognition Process At Informal Deduction Thinking Level in Geometry Problems Rofii, Ahmad; Sunardi, Sunardi; Irvan, Muhtadi
International Journal on Emerging Mathematics Education IJEME, Vol. 2 No. 1, March 2018
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (781.142 KB) | DOI: 10.12928/ijeme.v2i1.7684

Abstract

This study aims to determine the characteristics of students’ metacognition process at the level of informal deduction thinking in solving geometry problems. This research is a qualitative descriptive research. 66 elementary students were tested about their thinking ability of Van Hiele geometry by dividing them into some groups according to their geometry thinking level. The informal deductive thinking level group was tested for problem-solving geometry. Furthermore, interviews were conducted to explore the characteristics of their metacognition process. Based on the data analysis, the characteristics sequence of the metacognition process is complete through the process of planning, monitoring, and evaluation. The metacognition process indicator appears in each problem-solving component, from understanding the problem, preparing a problem-solving plan, implementing a problem-solving plan to check the solutions obtained.
ANTISIPASI SISWA LEVEL ANALISIS DALAM MENYELESAIKAN MASALAH GEOMETRI Sunardi, Sunardi; Yudianto, Erfan
AdMathEdu : Mathematics Education, Mathematics, and Applied Mathematics Journal Vol 5, No 2: Desember 2015
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (223.706 KB) | DOI: 10.12928/admathedu.v5i2.4776

Abstract

PENGEMBANGAN INDIKATOR 4CS YANG SELARAS DENGAN KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SMA/MA KELAS X SEMESTER 1 Sunardi, Sunardi; Kurniati, Dian; Sugiarti, Titik; Yudianto, Erfan; Nurmaharani, Rika
AdMathEdu : Mathematics Education, Mathematics, and Applied Mathematics Journal Vol 7, No 2: Desember 2017
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (586.992 KB) | DOI: 10.12928/admathedu.v7i2.9159

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan indikator 4C’s yang selaras dengan kurikulum SMA/MA yang digunakan di Indonesia yaitu kurikulum 2013 pada mata pelajaran matematika SMA kelas X semester 1 yang terdiri dari 3 bab yaitu: sistem persamaan dan pertidaksamaan linier satu variabel yang memuat nilai mutlak, SPLTV, dan fungsi. Kegiatan penelitian dimulai dari analisis masalah kurikulum di Indonesia dan menganalisis literatur kemampuan 4C’s menurut Partnership 21th Century Learning (P21). Kegiatan selanjutnya adalah merancang Indikator 4C,s yang selaras dengan kurikulum 2013 pada mata pelajaran matematika SMA/MA kelas X semester 1. Produk yang dihasilkan yaitu Indikator 4C’s yang selaras dengan kurikulum 2013 disajikan dalam vorum diskusi (kolokium). Kemudian produk tersebut direvisi berdasarkan saran dari peserta kolokium. Kegiatan terakhir yaitu membagikan produk yang valid kepada peserta kolokium sebagai panduan penyusunan rencana pembelajaran. Penelitian ini menghasilkan indikator 4C’s yang selaras dengan kurikulum di Indonesia yaitu kurikulum 2013.
Student’s Anticipation Profile at Rigor Level in Determining Papaya Tree Root Dimensions Erfan Yudianto; Sunardi Sunardi; Titik Sugiarti; Feny Rita Fiantika
Didaktik Matematika Vol 8, No 1 (2021): Jurnal Didaktik Matematika
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (774.405 KB) | DOI: 10.24815/jdm.v8i1.19954

Abstract

Students with a rigor level of geometric thinking can analytically solve problems, yet the ability may not be readily observable. Thus, an example of how students solve problems merits explorations. Inspired by student’s problem solving, this study aimed to examine the student’s anticipatory profile in determining Papaya tree roots' dimensions. This qualitative research utilized tests and interview. Two tests were carried out: van Hiele geometric level grouping test for selecting the research participants and the report-based test for the actual project. Seventeen students took the van Hiele test, and one of them, who achieved the rigor level, was selected for the interview. Data obtained from the interview were then analyzed qualitatively. The study showed that students with a rigor level of geometric thinking anticipated analytically. The subject was able to explain a geometric problem systematically, starting from analyzing problems, clarifying detailss, to presenting arguments clearly and precisely. The findings in this study generate useful information for teachers who train their students to analyze a geometric problem correctly and adequately.
Profil Dan Kesulitan Pemecahan Masalah Matematika Berdasarkan Taksonomi SOLO Sunardi Sunardi
Ilmu Pendidikan: Jurnal Kajian Teori dan Praktik Kependidikan Vol 31, No 2 (2004)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research examined both the students’ understanding of mathematical problems and their difficulties in solving the problems based on the SOLO taxonomy. The Collis-Romberg test of mathematical problem solving consisting of five items, each having four questions, was administered to 582 first-year students from 15 classes of public senior high schools in Jember. The results indicated that 8.82%, 7.73%, 33.30%, 34.67%, and 16.01% of the students were respectively at prestructural, unistructural, multistructural, relational, and extended abstract levels. The students’ difficulties were identified as follows: they did not understand the stems; they did not understand the questions; and they did not understand the concepts of digit and number, double proportion, and locus of points.
Profil Kreativitas dalam Pemecahan Masalah Matematika Ditinjau dari Gaya Kognitif Field Independent (FI) dan Field Dependent (FD) Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 12 Jember Risky Cahyo Purnomo; S Sunardi; Titik Sugiarti
Jurnal Edukasi Vol 4 No 2: Juli 2017
Publisher : UPT Penerbitan Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/jukasi.v4i2.5203

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tingkat kreativitas dalam pemecahan masalah matematika. Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif dan menggunakan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian sebanyak 7 siswa kelas VIII A SMP Negeri 12 Jember yang dikelompokkan berdasarkan gaya kognitif menggunakan instrumen Group Embedded Figures Test (GEFT), dengan rincian 4 siswa field independent dan 3 siswa field dependent. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes kemampuan berpikir kreatif dan wawancara. Penelitian ini menggunakan triangulasi waktu, yaitu dengan membandingkan data yang diperoleh dari tes kemampuan berpikir kreatif dan wawancara pertama dan tes kemampuan berpikir kreatif dan wawancara kedua. Hasil tes kemampuan berpikir kreatif melalui pemecahan masalah matematika dikelompokkan berdasarkan karakteristik berpikir kreatif, yaitu kelancaran, keluwesan, dan kerincian. Tingkat kreativitas atau disebut Tingkat Berpikir Kreatif (TBK) dikategorikan menjadi 5 tingkatan, yaitu TBK 4 (sangat kreatif), TBK 3 (kreatif), TBK 2 (cukup kreatif), TBK 1 (kurang kreatif), dan TBK 0 (tidak kreatif). Tingkat kreativitas yang dapat diidentifikasi dalam penelitian ini adalah 1 siswa field independent dinyatakan sangat kreatif (TBK 4) dan 3 siswa field independent dinyatakan kreatif (TBK 3). Untuk siswa field dependent, tingkat kreativitas yang dapat diidentifikasi adalah 1 siswa dinyatakan kreatif (TBK 3), 1 siswa dinyatakan cukup kreatif (TBK 2), dan 1 siswa dinyatakan kurang kreatif (TBK 1). Hasil ini menunjukkan bahwa siswa field independent cenderung lebih memiliki kreativitas dibanding siswa field dependent dalam pemecahan masalah matematika. Kata Kunci: berpikir kreatif, gaya kognitif field independent, gaya kognitif field dependent, pemechan masalah.
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Karakter Konsisten dan Teliti Menggunakan Pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) pada Bab Kesebangunan dan Kekongruenan Bangun Datar Kelas IX SMP Muhammad Ja'far; S Sunardi; Arika Indah Kristiana
Jurnal Edukasi Vol 1, No 3 : Nopember 2014
Publisher : UPT Penerbitan Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (285.97 KB) | DOI: 10.19184/jukasi.v1i1.3398

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan menghasilkan perangkat pembelajaran berbasis karakter konsisten dan teliti pada bab kesebangunan dan kekongruenan bangun datar kelas IX SMP yang memiliki kriteria valid, praktis, dan efektif. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan di antaranya adalah rencana pelaksanaan pembelajaran, buku siswa, dan lembar kerja siswa. Pengembangan perangkat pembelajaran ini menggunakan pendekatan Realistic Matehematics Education (RME) dan dikembangkan berdasarkan model pengembangan 4-D oleh Thiagarajan, Semmel, dan Semmel yang telah dimodifikasi. Pengembangan perangkat pembelajaran ini terdiri atas tahap pendefinisian, perancangan, dan pengembangan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IX-J SMPN 1 Jember. Instrumen pengumpulan data dari penelitian ini di antaranya adalah: lembar validitas, lembar penilaian diri, lembar kerja siswa, lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi keterampilan siswa, angket guru, dan lembar keterbacaan buku siswa dan lembar kerja siswa. Berdasarkan analisis data, penelitian ini memiliki tiga hasil. Pertama, perangkat pembelajaran yang dikembangkan memiliki kriteria valid. Kedua, perangkat pembelajaran yang dikembangkan memiliki krieria praktis berdasarkan pada nilai kepraktisan dari lembar observasi aktivitas guru dan angket guru. Ketiga, perangkat pembelajaran yang dikembangkan memiliki kriteria efektif berdasarkan pada nilai keefektifan di lembar kerja siswa, lembar penilaian diri, dan lembar observasi keterampilan siswa. Kata Kunci: Karakter konsisten dan teliti, perangkat pembelajaran, pendekatan Realistic Mathematics Education (RME), dan model pengembangan 4-D yang dimodifikasi.
Analisis Keterampilan Metakognisi Berpikir Kreatif dalam Menyelesaikan Masalah Matematika Pokok Bahasan Segiempat Siswa Kelas Akselerasi di MTs Negeri 2 Jember Fonda Essa Habiba; S Sunardi; Dinawati Trapsilasiwi
Jurnal Edukasi Vol 2 No 2: Juli 2015
Publisher : UPT Penerbitan Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (268.087 KB) | DOI: 10.19184/jukasi.v2i2.3505

Abstract

Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan keterampilan metakognisi berpikir kreatif dalam menyelesaikan masalah matematika. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif. Subjek penelitian sebanyak 21 siswa kelas Akselerasi MTs Negeri 2 Jember.Metode pengumpulan data dengan tes berpikir kreatif dan wawancara. Berpikir kreatif siswa diukur menggunakan 3 kriteria berpikir kreatif, yaitu kefasihan, fleksibilitas, dan kebaruan. Tingkat berpikir kreatif atau disebut TBK dikategorikan menjadi 5 tingkatan, yaitu TBK 4 (sangat kreatif), TBK 3 (kreatif), TBK 2 (cukup kreatif), TBK 1 (kurang kreatif), dan TBK 0 (tidak kreatif). Hasil yang diperoleh dari tes berpikir kreatif adalah 14 siswa termasuk kategori tidak kreatif, 4 siswa termasuk kategori kurang kreatif, dan 3 siswa termasuk kategori cukup kreatif. Siswa kategori tidak kreatif tidak memenuhi indikator keterampilan metakognisi. Pada monitoring, siswa tidak dapat menentukan strategi untuk menyelesaikan masalah. Pada evaluasi, siswa tidak mengevaluasi atau memperbaiki kembali cara dan perhitungan. Siswa kategori kurang kreatif dapat memahami soal dan menentukan rencana di awal. Pada monitoring, strategi diselesaikan dengan langkah-langkah yang sudah benar. Pada evaluasi, siswa secara sadar mengetahui kesalahannya tetapi tidak mengevaluasi kembali pekerjaannya. Siswa kategori cukup kreatif memenuhi indikator keterampilan metakognisi. Siswa mengidentifikasi informasi dan menentukan rencana awal dengan baik. Pada monitoring, siswa dapat menentukan strategi untuk menyelesaikan masalah. Pada evaluasi, siswa mengevaluasi langkah atau perhitungan pemecahan masalah. Kata Kunci: Berpikir kreatif, keterampilan metakognisi, pemecahan masalah
Proses Berpikir Siswa Gaya Kognitif Reflektif dan Impulsif dalam Memecahkan Masalah Matematika di Kelas VII SMPN 11 Jember Nahda Cindy Aprilia; S Sunardi; Dinawati Trapsilasiwi
Jurnal Edukasi Vol 2 No 3: Nopember 2015
Publisher : UPT Penerbitan Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/jukasi.v2i3.6049

Abstract

Proses berpikir selalu dialami oleh setiap orang ketika melakukan kegiatan sehari-hari. Oleh karena itu, siswa juga mengalami proses berpikir ketika dihadapkan dengan berbagai masalah matematika. Proses berpikir juga dipengaruhi oleh gaya kognitif siswa karena setiap siswa memiliki cara tersendiri untuk memecahkan masalah matematika. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses berpikir siswa gaya kognitif reflektif dan siswa gaya kognitif impulsif dalam memecahkan masalah matematika. Penelitian ini dilakukan di kelas VII SMPN 11 Jember. Siswa yang mengikuti penelitian berjumlah 23 orang. Awalnya, dilakukan tes MFFT menggunakan instrumen yang telah dikembangkan oleh Warli. Hasil tes MFFT menunjukkan bahwa ada 2 siswa dengan gaya kognitif reflektif, 12 siswa dengan gaya kognitif impulsif, 1 siswa dengan gaya kognitif low accurate, dan 8 siswa dengan gaya kognitif fast accurate. Setelah itu, diperoleh 2 subjek gaya kognitif reflektif yang didukung dengan 2 subjek yang memiliki kecenderungan gaya kognitif reflektif dan 3 subjek gaya kognitif impulsif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses berpikir siswa gaya kognitif reflektif mengalami disequilibrium saat mengerjakan soal karena siswa belum pernah mengerjakan soal non rutin sebelumnya. Siswa gaya kognitif reflektif selalu berpikir dahulu jika dihadapkan dengan masalah atau pertanyaan. Disamping itu, siswa hanya menulis inti jawaban yang pokok saja saat mengerjakan tes pemecahan masalah. Sedangkan siswa gaya kognitif impulsif tidak mengalami disequilibrium saat mengerjakan soal karena sudah pernah mengerjakan soal non rutin. Siswa cenderung spontan dalam menjawab pertanyaan dan menulis semua ide maupun rencana yang ada dalam pikirannya di lembar jawaban. Kata Kunci: proses berpikir, gaya kognitif reflektif dan impulsif, pemecahan masalah
Analisis Tingkat Berpikir Kreatif Dalam Pengajuan Masalah Matematika Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Datar Berdasarkan Gaya Kognitif Reflektif-Impulsif Siswa Kelas VIII-F SMP Negeri 12 Jember Eka Wulandari Fauziah; S Sunardi; Arika Indah Kristiana
Jurnal Edukasi Vol 2 No 2: Juli 2015
Publisher : UPT Penerbitan Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (273.805 KB) | DOI: 10.19184/jukasi.v2i2.3502

Abstract

Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan tingkat berpikir kreatif dalam pengajuan masalah matematika. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif. Subjek penelitian sebanyak 15 siswa kelas VIII-F SMP Negeri 12 Jember yang dipilih berdasarkan tes kognitif menggunakan instrumen Matching Familiar Figure Test (MFFT), dengan rincian 7 siswa reflektif dan 8 siswa impulsif. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes berpikir kreatif dan wawancara. Wawancara digunakan untuk memeriksa kembali jawaban siswa sekaligus sebagai triangulasi data. Dalam penelitian ini, berpikir kreatif siswa diukur menggunakan 3 kriteria berpikir kreatif, yaitu kefasihan, fleksibilitas, dan kebaruan. Tingkat berpikir kreatif atau disebut TBK dikategorikan menjadi 5 tingkatan, yaitu TBK 4 (sangat kreatif), TBK 3 (kreatif), TBK 2 (cukup kreatif), TBK 1 (kurang kreatif), dan TBK 0 (tidak kreatif). Hasil penelitian menunjukkan bahwa 3 siswa reflektif dinyatakan sangat kreatif (TBK 4) dan 4 siswa reflektif dinyatakan kreatif (TBK 3). Persentase tingkat berpikir kreatif untuk kelompok siswa reflektif adalah 42,86% siswa masuk dalam kategori TBK 4 dan 57,14% siswa masuk dalam kategori TBK 3. Untuk siswa impulsif, tingkat berpikir kreatif yang dapat diidentifikasi adalah 2 siswa dinyatakan kreatif (TBK 3), 3 siswa dinyatakan cukup kreatif (TBK 2), dan 3 siswa dinyatakan kurang kreatif (TBK 1). Persentase tingkat berpikir kreatif siswa impulsif tersebut berturut-turut adalah 25% siswa masuk dalam kategori TBK 3, 37,5% siswa masuk dalam kategori TBK 2 dan 37,5% siswa masuk dalam kategori TBK 1. Hasil tersebut menunjukkan bahwa siswa reflektif lebih memiliki kreativitas dibandingkan dengan siswa impulsif. Kata Kunci: Berpikir kreatif, gaya kognitif reflektif-impulsif, pengajuan masalah.