cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota ternate,
Maluku utara
INDONESIA
AGRIKAN Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan
ISSN : 19796072     EISSN : 26210193     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Bidang kajian dimuat meliputi agribisnis, teknologi budidaya, sumberdaya perikanan, kelautan, sosial ekonomi kelautan dan perikanan, bioteknologi perikanan. Sejak tahun 2017 mulai diterbitkan secara elektronik kerjasama Pusat Studi Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Wuna Raha.
Arjuna Subject : -
Articles 726 Documents
Analisis struktur dan status ekosistem mangrove di Perairan Timur Kabupaten Biak Numfor Bernhard Katiandagho
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 8, No 1 (2015)
Publisher : Sangia Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.8.1.8-12

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-Februari 2015 bertempat di Kabupaten Biak Numfor dengan menggunakan metode survey untuk mengetahui komposisi serta nilai-nilai Kerapatan (K), Kerapatan Relatif (KR), Frekuensi (F), Frekuensi Relatif (FR), Dominasi (D), Dominasi Relatif (DR), dan Indeks Nilai Penting (INP) dari setiap jenis vegetasi mangrove. Hasil penelitian menunjukan bahwa struktur komunitas hutan mangrove di pesisir Kabupaten Biak Numfor terdiri dari 8 jenis yang terbagi dalam 5 family dengan kerapatan jenis tertinggi pada jenis Rhizophora apiculeta dan Senoratia alba sedangkan frekuensi kehadiran umumnya adalah Bruguiera gymnorrhiza dan Senoratia alba. Hasil lain menunjukan bahwa kondisi hutan mangrove di pesisir Timur Kabupaten Biak Numfor telah mengalami penurunan akibat pemanfaatan yang berlebihan.
Sistem usaha tani terintegrasi tanaman-ternak Hamka Hamka
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 3, No 1 (2010)
Publisher : Sangia Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.3.1.1-8

Abstract

Sistem usaha tani terintegrasi antara tanaman dan ternak telah lama dilakukan oleh rumah tangga petani di Indonesia, terutama di pedesaan. Umumnya rumah tangga petani menggunakan persediaan makanannya untuk mencukupi konsumsi sendiri dan selebihnya dijual. Karakteristik yang dijumpai pada petani tersebut adalah melakukan usaha tani campuran dalam upaya mendapatkan keuntungan yang maksimal dan meminimalkan risiko. Ada empat model penerapan sistem usaha tani campuran, yaitu: 1) sistem yang dipraktekkan secara alami dan turun-temurun oleh petani setempat, 2) sistem usaha tani tanpa melibatkan ternak, 3) sistem usaha tani ternak, dan 4) system usaha yang berbasis pada sumber daya lahan, tenaga kerja, dan modal. Masing-masing sistem usaha tani tersebut memiliki risiko dan ketidakpastian usaha di masa yang akan datang. Beberapa risiko mendasar pada sistem usaha tani adalah risiko produksi, risiko usaha dan finansial, serta risiko kerusakan. Dari risiko mendasar tersebut, dengan menggunakan perhitungan sistem fungsional, usaha tani terintegrasi tanaman-ternak mempunyai peluang risiko yang minimal.
Nisbah kelamin dan ukuran pertama matang gonad kerang lumpur Anodontia edentula, Linnaeus 1758 di pulau Tobea, Kecamatan Napabalano, Kabupaten Muna Rochmady Rochmady; Sharifuddin Bin Andy Omar; Lodewyck S Tandipayuk
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 5, No 2 (2012)
Publisher : Sangia Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (794.585 KB) | DOI: 10.29239/j.agrikan.5.2.25-32

Abstract

Penelitian dilakukan di Pulau Tobea dengan tujuan untuk menganalisis nisbah kelamin dan ukuran pertama matang gonad kerang lumpur. Data dianalisis untuk mengetahui nisbah kelamin dan ukuran pertama matang gonad kerang lumpur Pulau Tobea dengan menggunakan analisis chisquare (χ2) dan Metode Spearmen-Karber (Udupa, 1986). Hasil analisis nisbah kelamin dengan menggunakan chi-square berdasarkan stasiun pengambilan sampel, waktu pengambilan dan tingkat kematangan gonad (TKG) menunjukkan nisbah kelamin jantan kerang lumpur lebih sedikit dibandingkan dengan jenis kelamin betina. Hal ini ditunjukkan dengan nilai chi-square hitung > chi-square tabel baik berdasarkan waktu pengambilan sampel (6,3700>4,3027), berdasarkan stasiun pengamatan (6,6673>4,3027), berdasarkan tingkat kematangan gonad (TKG) (6,6673>4,3027). Ukuran pertama matang gonad kerang lumpur, jenis kelamin jantan mencapai ukuran matang gonad rata-rata panjang cangkang sebesar 39,62 mm, pada kisaran panjang cangkang sebesar 39,20-40,04 mm. Untuk jenis kelamin betina mencapai ukuran pertama matang gonad rata-rata panjang cangkang sebesar 39,58 mm, pada kisaran panjang cangkang sebesar 39,21-39,96 mm. Kerang lumpur di Pulau Tobea, ukuran pertama matang gonad sebenarnya untuk jenis kelamin jantan mencapai ukuran panjang cangkang sebesar 39,7 mm dan jenis kelamin betina mencapai ukuran panjang cangkang sebesar 38,0 mm.
Analisis kelayakan finansial perikanan tangkap ikan pelagis besar di Desa Tial Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah Jahra Wasahua; Eryka Lukman
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 9, No 2 (2016)
Publisher : Sangia Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.9.2.30-33

Abstract

Pemanfaatan sumberdaya ikan pelagis besar di Desa Tial menggunakan unit penangkapan pancing tonda dan pancing tegak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan usaha perikanan tangkap ikan pelagis besar di Desa Tial Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku Tengah. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analitis. Analisis data menggunakan analisis finansial dengan kriteria investasi, yaitu Net Present Value (NPV), Net Benefit-Cost ratio, Internal Rate of Return, dan Payback Periods. Hasil analisis finansial dengan discount factor 10 % menunjukan usaha penangkapan ikan pelagis besar di Desa Tial dengan alat tangkap pancing tegak nilai NPV nya Rp. 7.263.992.073,37, Net B/C ratio 8,32, IRR 38,15 % dan Payback period 1 tahun 3 bulan. Sedangkan usaha alat tangkap pancing tonda nilai NVP nya Rp. 1.012.791.527,69, Net B/C ratio 1,16, IRR 34,11% dan Payback period 1 tahun 1 bulan. Berdasarkan hasil analisis menunjukan usaha penangkapan ikan pelagis besar di Desa Tial layak untuk diteruskan baik dari sisi NPV, Net B/C Ratio, Internal Rate of Return, dan payback periods.
Peran pinjaman modal mikro perbankan dan modal relasional (ralationship capital) terhadap modal usaha tani pada tingkat rumah tangga tani Distrik Tanah Miring Kabupaten Merauke David Oscar Simatupang; Rosmala Widijastuti
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 9, No 2 (2016)
Publisher : Sangia Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.9.2.41-56

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan selama lima bulan pada Distrik Tanah Miring Kabupaten Merauke, Penelitian ini menggunakan kuantitatif kausal dengan subyek penelititan yaitu rumah tangga tani distrik tanah miring kabuputen merauke yaitu dengan menggunakan alat analisis Jalur (model analisis Path). Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis peran modal sosial (sosial capital) berpengaruh peningkatan hasil pertanian pada tingkat rumah tangga tani wilayah tanah miring kabupaten Merauke serta menganalisis peran modal sektor pembiayaan mikro perbankan berpengaruh peningkatan hasil pertanian pada tingkat rumah tangga tani wilayah tanah miring kabupaten Merauke dan menganalisis peran modal sosial pada pengambilan keputusan penambahan modal usaha tani di tingkat rumah tangga pada sektor pembiayaan mikro perbankan. Hasil penelitian maka didapat Modal Sosial terhadap Hasil Usaha Tani dimana memiliki nilai kofesien jalur sama dengan kofesien kolerasi sebesar yaitu  0,603 dimana mendekati nilai 1 sehingga untuk modal sosial memiliki hubungan cukup kuat terhadap hasil usaha tani. Untuk tingkat signifikannya pada jalur tersebut yaitu pada kofesien t sebesar 7,442 dan pada kofesien t tabel pada α=0,05 sebesar 1.661052, sehingga pada t hitung lebih besar dari t tabel (7,442 > 1,661052) maka kofesien jalur dinyatakan sangat signifikan. Hal ini juga ditunjukkan dari nilai P-velue lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05) maka dinyatakan bahwa kofesien jalur pada Modal Sosial terhadap Hasil Usaha Tani adalah signifikan. Pengaruh Total pada Modal Sosial, Modal Perbankan dan Hasil Usaha Tani adalah jumlah pengaruh lansung pada Modal Sosial terhadap Hasil Usaha Tani yaitu penjumlahan pengaruh langsung Modal Sosial terhadap Hasil Usahatani dengan Pengaruh tidak langsung terhadap Modal Sosial terhadap Hasil Usaha Tani melalui Modal Perbankkan yaitu sebesar 1,13 (0,603 + 0,527).
Karakteristik organoleptik dan kimia produk empek-empek ikan cakalang Ahmad Talib; Marlena T
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 8, No 1 (2015)
Publisher : Sangia Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.8.1.50-59

Abstract

Empek-empek merupakan salah satu produk tradisional khas palembang yang terbuat dari daging lumat dan dicampurkan dengan tepung tapioka dan tepung maizena yang sanggat disukai masyarakat karena memiliki citarasa khas, enak, kenyal dan memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi seperti protein, lemak vitamin mineral dan karbohidrat. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan karakteristik organoleptik dan kimia empek-empek ikan cakalang dengan konsentrasi ikan yang berbeda. Hasilnya semakin tinggi penambahan daging ikan cakalang dapat meningkatkan nilai organolpetik terhadap parameter (penampakan, bau, rasa dan tekstur) sedangkan untuk karakteristik kimia dengan penambahan daging ikan 70% dapat meningkatkan nilai kadar (air, abu, protein, lemak dan karbohidrat).
Identifikasi gulma pada areal pertanaman cengkeh (Eugenia aromatica) di Desa Nalbessy Kecamatan Leksula Kabupaten Buru Selatan Iskandar Hamid
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 3, No 1 (2010)
Publisher : Sangia Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.3.1.62-71

Abstract

Kemampuan  tanaman  bersaing  dengan  gulma  ditentukan  oleh  spesies gulma,  kepadatan  gulma,  saat  dan  lama  persaingan,  cara  budidaya  dan varietas  yang  ditanam,  serta  tingkat  kesuburan  tanah.    Perbedaan  spesies akan    menentukan    kemampuan    bersaing    karena    perbedaan    sistem fotosintesis,  kondisi  perakaran  dan  keadaan  morfologinya.    Spesies  gulma yang tumbuh cepat, berhabitat besar, dan memiliki metabolisme efisien akan menjadi gulma berbahaya bagi tanaman cengkeh.   Persaingan gulma pada awal pertumbuhan akan mengurangi kuantitas hasil, sedangkan persaingan dan gangguan gulma menjelang panen berpengaruh besar terhadap kualitas hasil dari tanaman cengkeh.  Perbedaan cara penanaman, laju pertumbuhan dan umur varietas yang ditanam, dan tingkat ketersediaan unsur hara juga akan  menentukan  besarnya  persaingan  gulma  dan  tanaman  utama  yaitu cengkeh.  Prinsip  pengendalian  gulma  pada  areal  pertanaman  cengkeh  di Desa Nalbessy Kecamatan Leksula Kabupaten Buru Selatan adalah dengan  menekan  jumlah  populasi  gulma  sampai  ke  tingkat    yang  secara  ekonomi tidak merugikan bagi petani cengkeh di Desa Nalbessy. Pengendalian gulma yang dilakukan oleh petani cengkeh di Desa Nalbessy adalah dengan cara,  pengendalian  secara  mekanis  dan  tradisional  yaitu,    usaha  menekan pertumbuhan  gulma  dengan  cara  merusak  bagian-bagian  gulma  sehingga gulma tersebut mati atau pertumbuhannya terhambat
Potensi dan tingkat pemanfaatan ikan layang (Decapterus sp) di perairan Pulau Ternate Mujais B Sangaji; Umar Tangke; Djabaludin Namsa
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 9, No 2 (2016)
Publisher : Sangia Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.9.2.1-10

Abstract

Wilayah perairan Pulau Ternate memiliki sumberdaya ikan yang berlimpah dan beraneka ragam, data statistik tahun 2013 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan produksi dan jumlah nelayan untuk melakukan penangkapan jenis ikan ekonomis penting. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk serta kebutuhan pangan dan gizi yang lebih baik akan sangat memacu tingkat permintaan ikan yang tentu akan berpengaruh positif bagi peningkatan pendapatan nelayan, namun perlu disadari bahwa peningkatan permintaan sumberdaya tersebut selalu diikuti tekanan untuk melakukan eksploitasi. Sampai tahun 2015 hasil tangkapan khususnya ikan layang (Decapterus sp) di Perairan Pulau Ternate telah mencapai 336,480.29 ton. Melihat jumlah produksi sumberdaya yang ada, maka tentunnya pengelolaan perikanan menjadi alat yang sangat penting untuk menjaga keberlanjutan sumberdaya ini. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Potensi Lestari (Maximum Sustainable Yield) dan Upaya pemanfaatan optimum, tingkat pemanfaatan serta produksi CPUE, dari tahun 2008 sampai 2015 dan hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pengelolaan ikan layang (Decapterus sp) secara berkelanjutan di perairan PulauTernate, Provinsi Maluku Utara. Hasil penelitian menunjukan bahwa besarnya potensi lestari (MSY) ikan layang (Decapterus sp) di perairan Pulau Ternate adalah sebesar 311,516.493 ton/tahun dengan upaya maksimum (F-Opt) adalah 10,765.155 trip/tahun. Untuk tingkat pemanfaatan maksimum yang di ijinkan adalah sebesar 80% dari MSY sehingga tingkat pemanfaatan maksimumnya yang dianjurkan adalah sebesar 249,205.19 ton/tahun.
Komposisi, kepadatan, dan keanekaragaman jenis gastropoda di kawasan mangrove pesisir pantai Kambapi pada musim peralihan I Modesta Rany Maturbongs; Sisca Elviana
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 9, No 2 (2016)
Publisher : Sangia Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.9.2.19-23

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi, kepadatan dan keanekaragaman jenis gastropoda yang hadir di kawasan mangrove pesisir Pantai Kembapi. Metode pengambilan sampel menggunakan garis transek tetap yang dikombinasikan dengan kuadran 1x1 m. Analisis data menggunakan beberapa indeks ekologi yaitu kepadatan jenis gastropoda, indeks keanekaragaman Shannon-Wiener, indeks kekayaan jenis Margalef dan indeks dominansi Simpson. Dari hasil penelitian diperoleh 10 spesies gastropoda yang tergolong dalam 3 sub-kelas, 5 ordo, 6 famili dan 7 genus. Presentase kehadiran tertinggi selama musim peralihan I diperoleh dari jenis Terebralia sulcata sebesar 32,92%. Kepadatan tetinggi juga diperoleh dari jenis Terebralia sulcata sebesar 46,2 ind/m dan nilai kepadatan terendah diperoleh dari jenis Thais kieneri sebesar 0,4 ind/m. Indeks keanekaragaman 1,922 tingkat keanekaragaman jenis gastropoda di lokasi penelitian pada kriteria sedang. Nilai indeks kekayaan jenis 1,087 dan nilai dominansi 0,179 dominansi dalam komunitas tersebut rendah dan menunjukkan struktur komunitas dalam keadaan stabil.
Hubungan faktor oseanografi dengan hasil tangkapan ikan pelagis besar di Perairan Batang Dua, Propinsi Maluku Utara Sahidi, Sadam; Sapsuha, Gusti D.; Laitupa, Ahmad F.; Tangke, Umar
AGRIKAN Jurnal Agribisnis dan Perikanan Vol 8, No 1 (2015): AGRIKAN Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Maluku Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/agrikan.8.1.77-86

Abstract

Penggunaan armada penangkapan ikan di yang sebagian besar menggunakan cara konvensional, sehingga waktu operasi penangkapan ikan lebih banyak dipakai untuk mencari daerah penangkapan ikan. Untuk menunjang peningkatan produksi hasil tangkapan, maka perlu dilakukan penelitian tentang distribusi dan mengkaji hubungan antara hasil tangkapan ikan cakalang, madidihang dan tongkol dengan faktor oseanografi untuk dapat mengetahui distribusinya di perairan pesisir pulau batang dua sehingga dalam melakukan operasi penangkapan nelayan tidak lagi menggunakan pengalaman, tetapi memanfaatkan informasi distribusi ikan tersebut. Penelitian dengan tujuan untuk mengkaji hubungan antara hasil tangkapan ikan pelagis besar dengan factor oseanografi di pesisir pulau Batang Dua Provinsi Maluku Utara dilaksanakan pada bulan Maret-Mei 2015 dengan menggunakan metode survey. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara bersama-sama parameter oseanografi diantaranya suhu permukaan laut dan salinitas berpengaruh terhadap hasil tangkapan dengan (F Hit 14.544 > F Tabel 3.172) dan R2= 0.618, uji t menunjukan bahwa secara individu hasil tangkapan hanya dipengaruhi oleh dua factor oseanografi yakni SPL dan Klorofil-a dengan nilai koefisien determinasi (R2) 0.4228 untuk SPL dan 0.5313 untuk klorofil-a dan sebaran SPL dan klorofil-a pada daerah penangkapan selama penelitian (Maret-Mei 2015) masing-masing adalah 28.3-30.8 oC untuk SPL dan 0.03-0.35 untuk klorofil-a dengan total jumlah hasil tangkapan 1.669.93 kg.

Page 1 of 73 | Total Record : 726