cover
Contact Name
dr. Mitayani, M.Si. Med
Contact Email
mitayani.dr@gmail.com
Phone
+6281320074327
Journal Mail Official
sifa_medika@um-palembang.ac.id
Editorial Address
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang Gedung F lantai 1 Jl. K.H. Balqhi, 13 Ulu, Seberang Ulu I, Palembang
Location
Kota palembang,
Sumatera selatan
INDONESIA
Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
ISSN : 2087233X     EISSN : 25806971     DOI : -
Core Subject : Health, Science,
Syifa MEDIKA published by Faculty of Medicine, University of Muhammadiyah Palembang is a peer-reviewed journal that published two times a year: September and March. Syifa MEDIKA is a national peer-reviewed and open access journal. We accept original article, case report, and literature review from all area of medicine, biomedicine, and publich health fields. Focus and Scope: All area of medicine, biomedicine, and publich health fields. Anatomy, Biomedicine, Pharmacology, Microbiology, Nutrition, Biochemistry, Physiology, Tropical Medicine, Public Health, Pediatric, Internal Medicine, Obstetry and Gynaecology, Dermatovenereology, Surgery, Neurology, Family Medicine, Medical Education.
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 11, No 1 (2020): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan" : 8 Documents clear
KOEKSISTENSI KANKER PARU DAN TUBERKULOSIS Nugroho, Nur Prasetyo; Wati, Farah Fatma
Syifa'Medika Vol 11, No 1 (2020): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Faculty of Medicine

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/sm.v11i1.2583

Abstract

ABSTRAK Koeksistensi kanker paru dan tuberkulosis (TB) telah diketahui dalam banyak studi. Deskripsi tentang hubungan kanker paru dan TB pertama kali dilaporkan lebih dari 200 tahun lalu oleh Bayle pada tahun 1810 yang dikenal dengan “cavitation cancereuse”. Lebih dari sepertiga laporan kasus menyatakan terjadi misdiagnosis antara TB dan kanker paru pada presentasi klinis awal pasien. Proses inflamasi kronis pada TB menyebabkan peningkatan produksi sitokin yang menstimulasi pertumbuhan tumor dan progresifitas sel kanker. Sebaliknya deplesi sel imun, kondisi malnutrisi, dan efek dari pengobatan kemoterapi pada pasien kanker paru menyebabkan penurunan imunitas pasien yang meningkatkan risiko infeksi dan reaktivasi TB. Diagnosis dan  pengobatan dari koeksistensi TB dan kanker paru masih menjadi tantangan terutama pada negara endemis.Pengobatan TB yang tidak menunjukkan perbaikan baik klinis maupun radiologis selama 5 minggu harus dicurigai sebagai kanker paru. Kemoterapi bukanlah kontraindikasi pada pemberian terapi obat anti tuberkulosis (OAT) secara bersamaan pada pasien dengan koeksistensi kanker paru dan TB. Evaluasi keberhasilan terapi antara lain adalah dengan menurunnya keluhan awal, perbaikan tampilan klinis, perbaikan radiologis, dan evaluasi efek samping pengobatan. 
POLA FRAKTUR METATARSAL PADA DEFORMITAS METATARSUS ADDUKTUS PADA KASUS CIDERA KENDARAAN BERMOTOR Siahaan, Denny Maulana; Ismiarto, Yoyos Dias; Herman, Herry
Syifa'Medika Vol 11, No 1 (2020): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Faculty of Medicine

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/sm.v11i1.2195

Abstract

Metatarsus aduktus adalah salah satu kelainan bentuk kaki yang paling umum dengan insidensi sekitar 3%. Pola cedera pada kelainan ini belum dijelaskan sebelumnya. Penelitian ini akan mengamati pola fraktur pada kaki dengan metatarsus aduktus. Metatarsus aduktus ditentukan secara radiologis menggunakan sudut metatarsus aduktus pada kelompok trauma kaki yang disebabkan kecelakaan sepeda motor di UGD rumah sakit Hasan Sadikin Januari 2014 - Desember 2018. Dari 135 kasus trauma kaki, metatarsus aduktus ditemukan pada 14 pasien (10,7%). Dominan terjadi pada pria (70,1%). Fraktur soliter terjadi pada 8 pasien, fraktur multipel pada 6 pasien, dengan sebagian besar tulang yang terlibat adalah metatarsal keempat (n = 9). Fraktur berhubungan dengan peningkatan konsentrasi beban pada suatu tempat. Metatarsus aduktus menyebabkan beban yang lebih tinggi di lateral metatarsal yang meningkatkan risiko terjadinya fraktur. Perubahan anatomis pada metatarsus aduktus berhubungan dengan perubahan biomekanik kaki, menunjukan kesesuaian pola fraktur di area lateral metatarsal pada kasus trauma kaki. 
PERBANDINGAN DAUN TEH HIJAU DAN DAUN PARE TERHADAP PENURUNAN KOLESTEROL Erlyn, Putri; Fitriani, Nyayu; Kamarudin, Salma; Safira, Bella Juni; Sujirata, Aprilia Sartika
Syifa'Medika Vol 11, No 1 (2020): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Faculty of Medicine

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/sm.v11i1.2217

Abstract

Teh Hijau dan Pare adalah beberapa jenis tanaman yang sering digunakan untuk pengobatan di masyarakat. Senyawa fitokimia di dalam tanaman  tersebut telah banyak diketahui mempunyai efek menurunkan kolesterol seperti tannin, flavonoid, dan saponin. Penelitian ini dilakukan untuk melihat perbandingkan esktrak daun teh hijau dan ekstrak daun pare terhadap penurunan kadar kolesterol total dengan menggunakan pretest-posttest control group design. Hewan uji dikelompokkan menggunakan simple random sampling dalam 5 kelompok, yaitu kelompok kontrol negatif (aquadest), 2 kelompok ekstrak daun teh hijau dan 2 kelompok ekstrak daun pare. Hasil analisis menunjukkan bahwa kelompok yang diberi ekstrak daun teh hijau maupun ekstrak daun pare mengalami penurunan bermakna. Ekstrak daun teh hijau dosis 100 mg/kgBB dapat menurunkan kolesterol lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok lainnya, namun secara statistik setiap kelompok ekstrak memiliki pengaruh yang sama dalam menurunkan kadar kolesterol. Penelitian ini dapat membuktikan bahwa tidak ada perbedaan antara ekstrak daun teh hijau maupun ekstrak daun pare dalam menurunkan kadar kolesterol.
TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP WUS TERHADAP MINAT PEMERIKSAAN IVA DI PUSKESMAS CH.M.TIAHAHU Asmin, Elpira
Syifa'Medika Vol 11, No 1 (2020): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Faculty of Medicine

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/sm.v11i1.2149

Abstract

ABSTRAK Kanker serviks merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi pada WUS (Wanita Usia Subur). Hampir 50% penderita kanker serviks ternyata tidak melakukan pemeriksaan IVA. Cakupan skrining deteksi dini kanker serviks di Indonesia melalui pemeriksaan IVA masih sangat rendah, yakni sekitar 5%, padahal cakupan skrining yang efektif dalam  menurunkan angka kesakitan dan angka kematian karena kanker serviks adalah 85%. Tujuan penelitian  ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan sikap dengan minat wanita usia subur terhadap pemeriksaan inspeksi visual asam asetat (IVA) di puskesmas Ch.M.Tiahahu Kota Ambon. Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan desain cross sectional. Penelitian dilakukan pada bulan November 2018 dengan populasi adalah Wanita Usia Subur yang berdomisili di Kota Ambon. Sampel diambil dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan dan sikap responden sebagian besar dalam kategori kurang yaitu 81,8 % dan 69,3%. Hal ini berpengaruh terhadap minat pemeriksaan IVA responden hanya 40,9 %. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa bahwa tingkat pengetahuan (p = 0,002) dan sikap (p = 0,001) berpengaruh terhadap minat WUS (Wanita Usia Subur) melakukan pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat). Disarankan kepada petugas kesehatan di Puskesmas Ch. M. Tiahahu agar lebih sering melakukan penyuluhan tentang kanker serviks dan pemeriksaan IVA minimal 2 kali dalam satu bulan kepada WUS di wilayah kerjanya.  Kata kunci : WUS,  kanker serviks, IVA ABSTRACTCervical cancer is one of the highest causes of death in women of childbearing age. Nearly 50% of cervical cancer sufferers apparently do not do an Visual Inspection of Acetic Acid. The coverage of early cervical cancer screening in Indonesia through Visual Inspection of Acetic Acid is still very low, which is around 5%, whereas the effective screening coverage in reducing morbidity and mortality due to cervical cancer is 85%. The purpose of this study was to determine the relationship of the level of knowledge and attitudes with the interest of women of childbearing age to the inspection of acetic acid visual inspection in the health center Ch.M.Tiahahu Ambon City. This study is an observational analytic study with cross sectional design. The study was conducted in November 2018 with a population of Fertile Age Women who live in Ambon City. Samples were taken by purposive sampling technique. The results showed that the level of knowledge and attitudes of respondents were mostly in the poor category namely 81.8% and 69.3%. This affects the interest of respondents Visual Inspection of Acetic Acid only 40.9%. From the results of the study it can be concluded that the level of knowledge (p = 0.002) and attitude (p = 0.001) influences the interest of women of childbearing age conducting Visual Inspection of Acetic Acid. It is recommended to health workers in Puskesmas Ch. M. Tiahahu to make more frequent counseling about cervical cancer and IVA examination at least 2 times a month to women of childbearing age in the working area. Keywords: women of childbearing age, cervical cancer, Visual Inspection of Acetic Acid
HUBUNGAN DERAJAT KEPARAHAN DERMATITIS ATOPIK BAYI DAN ANAK DENGAN KUALITAS HIDUP KELUARGA Chairani, Liza; Saraswati, Nia Ayu; Hastuti, Riliani; Vayari, Tasya Dwi
Syifa'Medika Vol 11, No 1 (2020): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Faculty of Medicine

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/sm.v11i1.2216

Abstract

Dermatitis atopik adalah penyakit kulit kronik, kambuhan, dan sangat gatal yang umumnya berkembang saat masa awal kanak-kanak dimana distribusi lesi ini sesuai dengan umur.Dermatitis Atopik juga dapat meningkatkan kecemasan, stres, dan depresi serta ketidak nyamanan, gejala tersebut dapat berdampak terhadap kualitas hidup keluarga pasien atau pasien sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kualitas hidup keluarga pada dematitis atopik bayi dan anak. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang. Sampel yang diambil dengan cara total sampling dengan jumlah 15 responden. Data diambil dengan wawancara menggunakan kuesioner WHO-QoL Breff. Hasil peneltian dengan menggunakan uji statistik chi-square menunjukan p=0,007 (p<0,05). Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara dermatitis atoptik pada bayi dan anak dengan kualitas hidup keluarga dalam kategori yang buruk.
UJI DAYA HAMBAT ISOLAT BAKTERI ENDOFIT TANAMAN KAYU JAWA Lannea coromandelica (Houtt.) Merr. TERHADAP Candida albicans Rachman, Eka Astuty; Sari, Sitti Rahma
Syifa'Medika Vol 11, No 1 (2020): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Faculty of Medicine

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/sm.v11i1.2140

Abstract

ABSTRAKCandida albicans adalah jamur patogen yang  bersifat  komensal dalam saluran pencernaan dan genitourinari dan merupakan mikroflora pada oral dan konjungtiva. Namun, dapat menyebabkan infeksi ketika sistem kekebalan tubuh terganggu. Bakteri endofit yang berasosiasi dengan tanaman obat memiliki peran dalam jalur metabolisme dan mendapatkan beberapa informasi genetik untuk menghasilkan senyawa bioaktif spesifik mirip dengan tanaman inang dan diketahui memiliki aktivitas antimikroba spektrum luas yang potensial. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis daya hambat bakteri endofit asal tanaman kayu jawa terhadap Candida albicans. Penelitian ini merupakan penelitian true experimental laboratory. Uji  daya hambat dari dua belas isolat bakteri endofit terhadap Candida albicans dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan  metode difusi cakram. Hasil pengukuran zona hambat menunjukkan semua isolat bakteri endofit mampu menghambat pertumbuhan Candida albicans. Diantara dua belas isolat tersebut, isolat bakteri endofit KJA3 yang memiliki daya hambat paling besar (20,75 mm). Dari hasil penelitian kami juga menunjukkan bahwa penelitian lebih lanjut tentang karakterisasi kurva pertumbuhan dari bakteri endofit diperlukan untuk mengidentifikasi fase pertumbuhan ketika metabolit sekunder diproduksiKata kunci : anticandida, bakteri, endofit, kayu jawaABSTRACTCandida albicans is a commensal fungal pathogen in the digestive tract and genitourinary and is an oral and conjunctival microflora. However, it can cause infection when the immune system is compromised. Endophytic bacteria associated with medicinal plants have a role in metabolic pathways and obtain some genetic information to produce specific bioactive compounds similar to host plants and are known to have potential broad-spectrum antimicrobial activity. This study aims to analyze the inhibition of endophytic bacteria from kayu jawa plants against Candida albicans. This research is a true experimental laboratory research. The inhibitory test of twelve endophytic bacterial isolates against Candida albicans in this study was carried out using the disc diffusion method. Inhibition zone measurement results showed that all endophytic bacterial isolates were able to inhibit the growth of Candida albicans. Among the twelve isolates, KJA3 endophytic bacterial isolate which has the greatest inhibition (20.75 mm). Our results also show that further research on the characterization of growth curves of endophytic bacteria is needed to identify the growth phase when secondary metabolites are produced.Keyword : andicandidal, bacteria, endophyte, kayu jawa
MODULASI AKTIVITAS CIPROFLOXACIN TERHADAP Pseudomonas aeruginosa OLEH N-ASETILSISTEIN DAN VITAMIN C Agustina, Dini; Indreswari, Laksmi; Tristianti, Farmitalia Nisa; El Milla, Kardiana Izza; Hermansyah, Bagus; Wahyudi, Septa Surya; Firdaus, Jauhar
Syifa'Medika Vol 11, No 1 (2020): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Faculty of Medicine

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/sm.v11i1.2389

Abstract

Pseudomonas aeruginosa merupakan salah satu bakteri penyebab infeksi yang sulit diobati dengan terapi obat tunggal karena tingkat keberhasilan yang rendah serta kecenderungan menjadi resisten selama pemberian obat tunggal. Salah satu antibiotik yang digunakan adalah ciprofloxacin. Untuk meningkatkan sensitivitas P. aeruginosa terhadap ciprofloxacin, kombinasi N-asetilsistein atau vitamin C mungkin diperlukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi antara N- asetilsistein dan ciprofloxacin serta antara vitamin C dan ciprofloxacin terhadap pertumbuhan P. aeruginosa. Penelitian ini menggunakan uji difusi cakram yang berisi kombinasi konsentrasi ciprofloxacin konstan 1mg/ml dengan N-asetilsistein dalam berbagai konsentrasi 1,25mg/ml, 2,5mg/ml, 5mg/ml, 10mg/ml, dan 20mg/ml dan vitamin C dengan 2,5 mg/ml; 5 mg/ml; 10 mg/ml; 20 mg/ml; dan konsentrasi 40 mg/ml. Dalam kombinasi antara N-asetilsistein dan ciprofloxacin, peningkatan sensitivitas P. aeruginosa terjadi pada konsentrasi 10ml/mg pada kombinasi obat, dan dalam kombinasi antara vitamin C dan ciprofloxacin, peningkatan sensitivitas P. aeruginosa terjadi pada konsentrasi 2, 5 ml/mg pada kombinasi obat di atas kontrol positif. Regresi logaritmik mengungkapkan konsentrasi minimal N- asetilsistein dan vitamin C masing-masing adalah 9,593 mg/ml dan 1,9 mg/ml dapat meningkatkan sensitivitas P. aeruginosa pada ciprofloxacin. Dapat disimpulkan bahwa N-asetilsistein dan vitamin C meningkatkan aktivitas ciprofloxacin untuk menghambat pertumbuhan P. aeruginosa in vitro.
KEBUTUHAN TRANSFUSI TERKAIT DENGAN POLA FRAKTUR PANGGUL PADA ANAK-ANAK Ismiarto, Yoyos Dias; Perdana, Mohammad Fatikh Nanda
Syifa'Medika Vol 11, No 1 (2020): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Faculty of Medicine

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/sm.v11i1.1872

Abstract

AbstrakCedera panggul pada anak-anak jarang terjadi dan sering diabaikan bahkan hingga hari ini. Patah tulang panggul biasanya hasil dari trauma berenergi tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan kebutuhan transfusi dikaitkan dengan pola fraktur panggul pada anak-anak.Ini adalah studi retrospektif cross sectional dengan metode observasi analitik dengan populasi fraktur panggul pada anak-anak antara Januari 2012 dan September 2018 di Rumah Sakit Umum Hasan Sadikin Bandung. Diidentifikasi ebanyak 30 anak-anak dengan fraktur panggul dalam jangka waktu ini. Data yang diekstraksi meliputi jenis kelamin, usia, mekanisme cedera, rincian pola fraktur panggul, cedera terkait (kepala, dada, perut / genitourinari, ekstremitas, atau tulang belakang), dan persyaratan transfusi darah selama rawat inap.Ada 30 pasien yang memenuhi kriteria inklusi untuk penelitian ini, 22 pria (73,3%) dan 8 wanita (26,7%). Usia rata-rata adalah 15,18 tahun (kisaran 7-19 tahun). 8 pasien dikategorikan sebagai fraktur cincin panggul Torode Zieg tipe IIIA (26,7%), 12 pasien dikategorikan sebagai tipe IIIB (40%), dan sisanya 10 pasien dikategorikan sebagai tipe IV (33,3%). Transfusi darah diberikan pada 8 pasien, dengan kadar hemoglobin ? 7. Korelasi antara pola fraktur panggul dengan kebutuhan transfusi yang dianalisis dengan korelasi spearman adalah 0,360 (p <0,05).Kesimpulannya adalah pola dan tingkat keparahan fraktur cincin panggul memiliki korelasi dengan peningkatan kebutuhan transfusi pada populasi anak. Semakin parah pola cedera cincin panggul, semakin tinggi kemungkinan diperlukan transfusi darah.AbstractPelvic injuries in children are rare and overlooked frequently even today. Pelvic fractures usually result from high-energy trauma. The aim of this study was to determine whether the need of transfusion is associated with pelvic fracture pattern in pediatric patients.This is cross sectional retrospective study with analytic observational method with population of pelvic fractures in pediatric patients between January 2012 and September 2018 in Hasan Sadikin General Hospital Bandung. A total of 30 pediatric patients with pelvic fractures in this time frame were identified. Data extracted included sex, age, mechanism of injury, details of the pelvic fracture pattern, associated injuries (head, chest, abdominal/genitourinary, extremity, or spine), and blood transfusion requirements during the hospitalization.There were 30 patients met inclusion criteria for this study, 22 males (73.3%) and 8 females (26.7%). The average age was 15.18 years (range 7–19 years). 8 patients categorized as Pelvic Ring Injury Torode Zieg type IIIA (26.7%), 12 patients categorized as type IIIB (40%), and the rest 10 patients are categorized as type IV (33.3%). Blood transfusions were administered in 8 patients, with hemoglobin level ? 7. The correlation between pelvic fracture pattern with the need of transfusion analyzed with spearman correlation was 0.360 (p < 0.05).The conclusion is pelvic ring fracture pattern and severity have a correlation with the increased transfusion requirements in the pediatric population. The more severe the pattern of the pelvic ring injury, the higher chance of the blood transfusion required.

Page 1 of 1 | Total Record : 8


Filter by Year

2020 2020


Filter By Issues
All Issue Vol 14, No 1 (2023): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 13, No 2 (2022): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 13, No 1 (2022): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 12, No 2 (2022): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 12, No 1 (2021): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 11, No 2 (2021): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 11, No 1 (2020): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 10, No 2 (2020): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 10, No 1 (2019): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 9, No 2 (2019): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 9, No 1 (2018): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 8, No 2 (2018): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 7, No 2 (2017): vol.7 no.2 Vol 8, No 1 (2017): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 7, No 2 (2017): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 7, No 1 (2016): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 6, No 2 (2016): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 6, No 1 (2015): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 5, No 2 (2015): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 5, No 1 (2014): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 4, No 2 (2014): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 4, No 1 (2013): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 3, No 2 (2013): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 3, No 1 (2012): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 2, No 2 (2012): syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 2, No 1 (2011): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 1, No 2 (2011): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 1, No 1 (2010): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan More Issue