cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
BULETIN OSEANOGRAFI MARINA
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : 20893507     EISSN : 25500015     DOI : -
Core Subject : Science,
Buletin Oseanografi Marina (BULOMA) adalah jurnal yang menginformasikan hasil penelitian dan telaah pustaka tentang aspek Oseanografi, Ilmu Kelautan, Biologi Laut, Geologi Laut, Dinamika Laut dan Samudera, Estuari, Kajian Enerji Alternatif, Mitigasi Bencana, Sumberdaya Alam Pesisir, Laut dan Samudera.
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 9, No 2 (2020): Buletin Oseanografi Marina" : 10 Documents clear
Analisis Kandungan Agar, Pigmen dan Proksimat Rumput Laut Gracilaria sp. pada Reservoir dan Biofilter Tambak Udang Litopenaeus vannamei Ervia Yudiati; Ali Ridlo; Annisa Afifah Nugroho; Sri Sedjati; Lilik Maslukah
Buletin Oseanografi Marina Vol 9, No 2 (2020): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/buloma.v9i2.29453

Abstract

Gracllaria sp. merupakan rumput laut yang memiliki nilai ekonomis tinggi karena menghasilkan agar. Agar banyak dimanfaatkan dalam bidang industri maupun pangan. Kualitas Gracilaria sp. ditentukan oleh kadar agar, pigmen serta  proksimatnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh parameter kualitas media tumbuh Gracilaria sp. terhadap biosintesis agar, klorofil a, karoten dan kadar proksimat (protein, karbohidrat, lemak, abu, dan air). Lokasi pengambilan sampel di reservoir dan biofilter tambak udang Vaname (Litopenaeus vannamei). Kondisi lingkungan perairan yang diukur adalah kandungan nitrat dan fosfat, suhu air, salinitas, DO (oksigen terlarut), serta pH (Derajat keasaman). Ekstraksi agar dilakukan dengan metode alkali. Karakterisasi agar menggunakan analisis Fourier Transform Infra Red. Hasil penelitian menunjukkan kandungan agar (31,4 ± 0,42%) pada reservoir lebih baik dibandingkan biofilter. Begitu pula dengan konsentrasi klorofil a (19,61 ± 0,04 mg/g), karotenoid (7,42 ± 0,21 µmol/g) serta kadar protein (15,38 ± 0,27%). Kadar lemak, karbohidrat, air dan abu pada kedua lokasi tidak berbeda nyata. Hasil karakterisasi agar menujukkan keberadaan gugus galaktosa 3,6-anhydro-L-galaktosa. Gracilaria sp. is well known as to has a high economically value, due to the application of the agar content that is used in various industries especially in food industry. The quality of Gracilaria sp. depends on agar and pigment content as well as proximate analysis. This study aimed to investigate the effect of water quality parameter on Gracilaria sp habitats to agar, chlorophyl a, carotene and proximate analysis (protein, carbohydrate, total lipid, ash, water content). Samples were collected from reservoir and biofilter from Litopenaeus vannamei’s waste pond. Water quality parameter measured were nitrate and phosphate, water temperature, salinity, dissolved oxygen (DO) and pH. Agar extraction was done by alkali methods. Agar and its chemical structure were characterized by FT-IR analysis. Results showed that agar content (31.4 ± 0.42%) on reservoir was better than biofilter. Higher results from reservoir samples were also found in chlorophyl a (19.61 ± 0.04 mg/g), carotenoids (7.42 ± 0.21 µmol/g) and protein level (15.38 ± 0.27 %). On the other hand, total lipid, carbohydrate, water and ash content were similar. Based on FT-IR analysis shows that the galactose 3,6-anhydro-L-galactose was present.
Kajian Perubahan Luasan untuk Prediksi Simpanan Karbon Ekosistem Mangrove di Desa Kaliwlingi, Kabupaten Brebes Faishal Widiaputra Nugraha; Rudhi Pribadi; Anindya Wirasatriya
Buletin Oseanografi Marina Vol 9, No 2 (2020): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/buloma.v9i2.30039

Abstract

Ekosistem mangrove memiliki potensi besar dalam penyerapan CO2 dari atmosfer. Jumlah kadar CO2 yang tersimpan pada ekosistem mangrove semakin berkurang seiring menyusutnya luasan ekosistem mangrove tersebut. Ekosistem mangrove Kabupaten Brebes diduga telah mengalami perubahan luasan sehingga berpengaruh terhadap jumlah CO2 yang terserap. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan luasan dan prediksi simpanan karbon ekosistem mangrove di Desa Kaliwlingi, Kabupaten Brebes. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2019 dengan menggunakan metode deskriptif. Citra yang digunakan adalah citra satelit Landsat tahun 1996, 2000, 2007, 2010, 2015, dan 2019. Pengolahan citra dilakukan dengan bantuan software Er Mapper 7.0 dan Arcmap 10.4.1. Tahapan identifikasi mangrove menggunakan komposit band RGB 564, kemudian dilakukan pemisahan obyek mangrove dan non mangrove dengan menggunakan metode unsupervised classification. Metode analisis kerapatan mangrove yang digunakan adalah algoritma NDVI. Perhitungan nilai kandungan biomassa berdasarkan rumus allometrik tiap spesies. Perubahan luasan ekosistem mangrove di Desa Kaliwlingi, Kabupaten Brebes tahun 1996 - 2019 berturut-turut adalah 51,84 ha, 114,30 ha, 43,29 ha, 163,62 ha, 286,38 ha dan 475,65 ha. Sedangkan prediksi nilai simpanan karbon total adalah ± 689,57 ton, ± 1474,18 ton, ± 541,07 ton, ± 2612,17 ton, ± 4324,36 ton, dan ± 6778,30 ton. Nilai simpanan karbon total pada ekosistem mangrove di Desa Kaliwlingi, Kabupaten Brebes meningkat seiring dengan bertambahnya luasan ekosistem mangrove tersebut.  Mangrove ecosystems have great potential in absorbing CO2 from the atmosphere. The amount of CO2 stored in the mangrove ecosystem decreases as the area of the mangrove ecosystem shrinks. The mangrove ecosystem area of Brebes Regency was justified decreased as well as the CO2 absorption. This study aims to determine changes in the extent and predictions of carbon stock of mangrove ecosystems in Kaliwlingi village, Brebes Regency. This research was conducted in May 2019 using descriptive methods. The imagery used was Landsat satellite imagery in 1996, 2000, 2007, 2010, 2015 and 2019. Image processing was carried out with the help of Er Mapper 7.0 and Arcmap 10.4.1 software. The stages of mangrove identification using the RGB 564 composite band, then the separation of mangrove and non-mangrove objects was carried out using the unsupervised classification method. The mangrove density analysis method used was the NDVI algorithm. Calculation of biomass value based on the allometric formula for each species. Changes in the extent of mangrove ecosystems in Kaliwlingi village, Brebes Regency in 1996 - 2019 were 51.84 ha, 114.30 ha, 43.29 ha, 163.62 ha, 286.38 ha and 475.65 ha, respectively. While the predicted values of total carbon stock were ± 689,57 ton, ± 1474,18 ton, ± 541,07 ton, ± 2612,17 ton, ± 4324,36 ton, dan ± 6778,30 ton. The values of total carbon stock in the mangrove ecosystem in Kaliwlingi village, Brebes Regency was increased along with the expansion of the mangrove ecosystem.
Kualitas Habitat Rekruitmen Juvenil Karang Di Perairan Pulau Kemujan, Karimunjawa Kharisma Ayu Zeina Halisah; Anhar Solichin; Aninditia Sabdaningsih
Buletin Oseanografi Marina Vol 9, No 2 (2020): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/buloma.v9i2.31038

Abstract

Pulau Kemujan merupakan salah satu pulau terbesar di Kepulauan Karimunjawa yang memiliki kerapatan terumbu karang yang beragam. Ekosistem terumbu karang memiliki peranan penting namun juga merupakan ekosistem yang rentan akan terjadinya kerusakan. Akibat penurunan kondisi kualitas lingkungan dapat memungkinkan untuk memberikan pengaruh terhadap habitat rekruitmen juvenil. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kelimpahan juvenil karang berdasarkan perbedaan kedalaman, kesesuaian faktor fisika, kimia dan biologi yang mempengaruhi proses penempelan juvenil karang, kondisi terumbu karang berdasarkan perbedaan kedalaman serta hubungan antara kelimpahan juvenil karang dengan tutupan karang dan bahan organik di perairan Pulau Kemujan. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode analisis deskriptif, sedangkan metode yang digunakan untuk pengumpulan data yaitu Line Intercept Transect (LIT) sepanjang 50 meter. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu kelimpahan juvenil karang tertinggi berada di daerah reef flat sisi barat perairan Pulau Kemujan sebanyak 47 koloni, sedangkan kelimpahan terendah berada di daerah reef slope sisi timur sebanyak 7 koloni. Parameter perairan fisika, kimia dan biologi pada penelitian masih berada pada batas kisaran nilai optimum. Kondisi tutupan karang hidup pada sisi barat perairan Pulau Kemujan berkisar dari 46,60% hingga 53,62% sedangkan pada sisi timur yaitu berkisar dari 44,10% hingga 71,38%. Kelimpahan juvenil karang dengan tutupan karang hidup, pecahan karang serta bahan organik menunjukkan pola hubungan yang berbanding terbalik sedangkan dengan tutupan karang mati berbanding lurus. Berdasarkan peneltian ini dapat diketahui bahwa juvenil karang memiliki kecenderungan ditemukan lebih banyak pada tutupan karang mati dalam kondisi lingkungan yang optimum.   Kemujan Island is one of the largest islands in the Karimunjawa which has a varying density of coral reefs. The coral reef ecosystem has an important role however it is vulnerable to damage. The purpose of this study is to determine the decline of coral juvenile based on the depth difference, the compatibility of chemical, physical and biological factors that enhance the resilience of coral juvenile, and the correlation of coral juvenile with the coral covers and the organic material in the waters of Kemujan Island. The method used in this research is a descriptive analysis method. The method used in data collection is Line Intercept Transect (LIT) 50 meter .  The results from this study obtained that the highest abundance of juvenile corals was in the reef flat area of the west side from the waters of the Kemujan Island as many as 47 colonies while the lowest abundance was in the reef slope area of the eastern side as many as 7 colonies. The physical, chemical, and biological water parameters in the study were still in the optimum range. The condition of live coral cover on the west side of Kemujan Island waters ranged from 46.60% to 53.62% while on the east side it ranged from 44.10% to 71.38%. The abundance of juveniles coral with live coral cover, coral fragments, and organic matter showed inversed pattern relationship whereas with dead coral cover was directly proportional. Based on this study it can be known that corals juvenile have a tendency to be found more at dead coral in optimum environmental conditions.
Analisis Kadar Senyawa Fenol dan Aktivitas Antioksidan pada Tiga Jenis Sargassum dari Pantai Jepara, Indonesia Wilis Ari Setyati; Rini Pramesti; Chrisna Adhi Suryono
Buletin Oseanografi Marina Vol 9, No 2 (2020): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/buloma.v9i2.32127

Abstract

Radikal bebas merupakan senyawa yang bersifat reaktif dan berbahaya karena dapat merusak sel tubuh. Hal ini dapat diatasi dengan pemberian senyawa antioksidan. Saat ini di pasaran telah beredar antioksidan sintetis, tetapi senyawa ini bersifat akumulatif dan toksik. Oleh karena itu perlu pencarian senyawa alami bersifat antioksidan alami dan salah satunya  salah satu sumbernya adalah rumput laut. Perairan Jepara memiliki sumber daya rumput laut yang tinggi dan salah satunya jenis Sargassum. Penelitian ini bertujuan melakukan kajian evaluasi total senyawa fenol dan kapasitas antioksidan berbagai ekstrak Sargassum. Hasil penelitian ini sebagai dasar dalam penelitian suplemen antioksidan untuk tindakan preventif. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2018 dengan tahapan pengambilan sampel, ekstraksi, penentuan total fenol dan aktivitas antioksidan. Metode pengambilan sampel menggunakan metode purposif dan penentuan kapasitas antioksidan dan total fenol menggunakan metode eksperimen laboratoris.  Hasil analisis menunjukkan perlakuan perbedaan jenis ekstrak memiliki nilai persen inhibisi (IC50) yang berbeda secara nyata (p < 0,05). Tiga ekstrak dengan persen inhibisi terbaik jika diurutkan dari terkecil ke terbesar adalah ekstrak dengan pelarut etil asetat pada S. polycystum, S. crassifolium dan S duplicatum. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak maka nilai persen inhibisi semakin tinggi juga (p < 0,05) demikian juga pada nilai total senyawa fenol. Kesimpulan dari penelitian ini terdapat hubungan antara total fenol dan persen inhibisi adalah linier dengan persamaan regresi dan nilai besar hubungan berbeda signifikan (p < 0,05). Free radical are reactive and dangerous compound which have bad impact to human cell. Antioxidant is an effective compound to against free radical. Recently, synthesis antioxidant are easy to find in the market, however, this compound tends to toxic accumulation. The nature antioxidant can be a solution of negative effect from synthesis product. Seaweed is natural product which content an active compound as antioxidant. Sargassum is brown seaweed that abundant in Jepara seawater. This study are aiming to evaluate of phenol content and antioxidant capacity from several sargassum extract. The result of this study is a primarily research of antioxidant supplements for preventive measures. This study was conducted in June 2018 with the stages of sampling, extraction, determination of total phenol and antioxidant activity. Purposive method is used for sampling method and experimental laboratory is used for determination of antioxidant capacity and total phenol. The analysis result show that each sargassum extract has significant deferent of inhibition concentrations (IC50) (p < 0,05). Three extracts with the best percentage of inhibition sorted from the smallest to the largest were S. polycistum, S. crassifolium and S duplicatum which were extracted with ethyl acetate solvents. The percentage of inhibitions are increase with increasing of extract concentration and phenol compound. The conclusion of this study is that total phenol and percent inhibition are linear with regression equations and significant difference values (p <0.05).
Kontribusi Lamun Enhalus acoroides Terhadap Kelimpahan Perifiton Di Perairan Legon Boyo, Karimunjawa Hendrayana Hendrayana; Ambariyanto Ambariyanto; Delianis Pringgenies; Mujiyanto Mujiyanto
Buletin Oseanografi Marina Vol 9, No 2 (2020): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/buloma.v9i2.27346

Abstract

Kelimpahan perifiton dipengaruhi oleh kerapatan lamun karena pada semakin tinggi kerapatan lamun maka kecepatan arus akan berkurang sehingga dapat meningkatkan laju penempelan perifiton. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kerapatan lamun Enhalus acoroides dengan kelimpahan perifiton di Perairan Legon Boyo, Karimunjawa Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Penelitian dilakukan pada bulan Juni, September dan Desember Tahun 2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perifiton yang ditemukan pada lamun Enhalus acoroides di Perairan legon sebanyak 10 jenis dan jenis Baciliarophyceae merupakan jenis perifiton paling banyak ditemukan. Kelimpahan terbesar terjadi di musim peralihan yaitu sebesar 2.146 sel/l. Keanekaragaman jenis perifiton di lamun E. acoroides memiliki nilai antara 0,26-1,43 (Keanekaragaman rendah-sedang), keseragaman dengan nilai 3,61-5,82 (keseragaman tinggi) dan dominansi dengan nilai 0,68-1,12 (dominansi sedang-tinggi). Hasil analisis regresi hubungan kerapatan lamun dengan kelimpahan perifiton sebesar 79,13% yang menunjukkan hubungan kuat. Dengan demikian kerapatan lamun berpengaruh terhadap kelimpahan perifiton pada lamun. Periphyton abudance is influence by Seagrass densit. The aim of the research was to determaine Enhalus acoroides seagrass density and periphyton abudance correlation in Legon Boyo, Karimunjawa waters. Descriptive method and purposive sampling used in the research. The result show perphyton found as 10 kinds ang Baciliarophyceae clases are most of periphyton found. The most abundant periphyton in the transitional season is 2,146 cells/l. Periphyton species diversity in E.acoroides seagrass has a value between 0.26-1.43 (low-moderate diversity), uniformity with a value of 3.61-5.82 (high uniformity) and dominance with a value of 0.68-1.12 (moderate-high dominance). Correlation relationship with periphyton abundance was 79.13%, which showed a strong relationship. This value show of seagrass density influence periphyton abudance in seagrass.
Morfologi, Anatomi dan Indeks Ekologi Bulu Babi di Pantai Sepanjang, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta Suryanti Suryanti; Prasasti Nusa Pertiwi Nur Fatimah; Siti Rudiyanti
Buletin Oseanografi Marina Vol 9, No 2 (2020): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/buloma.v9i2.31740

Abstract

Pantai Sepanjang memiliki karakteristik pantai dengan substrat berupa pasir dan hamparan karang mati yang banyak ditumbuhi makroalga, merupakan habitat berbagai jenis biota, salah satunya bulu babi. Biota tersebut memiliki fungsi ekologi sebagai pemakan detritus dan pengendali populasi makroalga di ekosistem terumbu karang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui jenis, morfologi, anatomi, dan kelimpahan bulu babi serta hubungannya dengan parameter lingkungan. Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2019 di Pantai Sepanjang, Kabupaten Gunungkidul. Metode sampling menggunakan stratified random sampling dengan membagi lokasi pengamatan menjadi 3 stasiun (A, B, C) berdasarkan perbedaan tutupan substrat dasar perairan. Pengamatan dilakukan terhadap jenis, morfologi, anatomi, kelimpahan dan parameter lingkungan. Hasil penelitian ditemukan 6 jenis Bulu Babi yaitu Echinometra mathaei, Echinometra oblonga, Echinothrix calamaris, Heterocentrotus trigonarius, Diadema setosum dan Stomopneustes variolaris. Enam Jenis Bulu Babi tersebut memiliki karakteristik morfologi dan anatomi yang berbeda. Kelimpahan bulu babi pada stasiun A sebesar 474 ind/ 15m2, stasiun B sebesar 611 ind/ 15m2 dan stasiun C sebesar 81 ind/ 15m2. Berdasarkan Uji korelasi  menunjukkan bahan organik sedimen berkorelasi positif, sedangkan tekstur sedimen, suhu, salinitas berkorelasi negatif  dengan kelimpahan bulu babi. Sepanjang Beach has the characteristics of sand substrates and covered by dead corals, which are overgrown by macroalgae, and is a habitat for various types of biota, one of them sea urchins. This biota has an ecological function as a detritus feeder and macroalgae population controller in a coral reef ecosystem. The aims of the study is to determine the type, morphology, anatomy, and the linkage between the abundance of sea urchins to environmental parameters. The study was conducted in November 2019 at Sepanjang Beach, Gunungkidul Regency. The stratified random sampling was applied as sampling method, by dividing the observation location into 3 stations (A, B, C) based on the difference coverage of substrate. The observation covers the type, morphology, anatomy, abundance, and the environmental parameter. There were 6 sea urchins species namely Echinometra mathaei, Echinometra oblonga, Echinothrix calamaris, Heterocentrotus trigonarius, Diadema setosum and Stomopneustes variolaris, which have different characteristics of morphology and anatomy. The abundance of sea urchins at station A is 474 ind/ 15m2, station B is 611 ind/ 15m2, and station C is 81 ind/ 15m2. The sediment organic material and the abundance of sea urchins showed a significant correlation, while sediment texture, temperature, salinity have an insignificant correlation to the abundance of sea urchins.
Keterkaitan antara Kelimpahan Zooplankton dan Parameter Lingkungan di Perairan Pantai Morosari, Kabupaten Demak Titik Mariyati; Hadi Endrawati; Endang Supriyantini
Buletin Oseanografi Marina Vol 9, No 2 (2020): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/buloma.v9i2.27136

Abstract

Zooplankton berperan sebagai konsumen tingkat pertama, yaitu memindahkan energi dari produsen ke konsumen tingkat dua. Zooplankton dapat digunakan sebagai bahan kajian untuk mengetahui kualitas dan kesuburan suatu perairan yang sangat diperlukan untuk mendukung pemanfaatan sumberdaya pesisir dan laut. Perairan Morosari mengalami degradasi akibat rob dan berkurangnya tanaman mangrove Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan parameter kualitas air dengan kelimpahan zooplankton di Perairan Pantai Morosari, Demak. Penelitian menggunakan metode survei dan penentuan lokasi dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling, analisis data meliputi kelimpahan, indeks keanekaragaman, keseragaman, dominasi dan analisis hubungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai korelasi parameter kualitas air yaitu 0,799 (DO), 0,928 (suhu), 0,758 (salinitas), -0,019 (pH), -0,318 (arus). Berdasarkan hasil pengamatan parameter kualitas air terutama DO, suhu, dan salinitas mempunyai kaitan yang erat terhadap kelimpahan zooplankton di perairan Pantai Morosari. Zooplankton acts as the first level consumer, i.e. transferring energy from producers to second level consumers, zooplankton can be used as study material to find out the quality and fertility of water that is needed to support the use of coastal and marine resources. This study aims to determine the abundance of zooplankton, the types of zooplankton and the relation of water quality parameters with the abundance of zooplankton in Morosari Coastal Water, Demak. Research using methods of surveying and determining the location was chosen using the purposive sampling method, data analysis includes abundance, diversity index, uniformity, dominance, and relationship analysis. The results showed that correlation value between water parameters and abundance of zooplankton is 0,799 (DO), 0,928 (temperature), 0,758 (salinity), -0,019 (pH), -0,138 (current). Based on the results of the water quality parameters, especially DO, temperature, and salinity have a close relationship to the abundance of zooplankton in the waters of Morosari Beach.
Distribusi Vertikal Logam Pb, Zn, Cr dan Keterkaitannya Terhadap Karbon Organik Sedimen di Pantai Marunda, Jakarta Triyanti Nurhidayah; Lilik Maslukah; Sri Yulina Wulandari; Kurnia Kurnia
Buletin Oseanografi Marina Vol 9, No 2 (2020): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/buloma.v9i2.27283

Abstract

Pantai Marunda terletak di Teluk Jakarta dan berdekatan dengan muara Sungai Tiram. Kegiatan antropogenik di sekitar Pantai Marunda sangat tinggi, sehingga dapat menyumbang limbah yang mengandung logam berat Pb, Zn dan Cr. Limbah logam berat yang terakumulasi dalam perairan, akan  mengendap dalam sedimen dan seiring berjalannya waktu akan mengalami peningkatan. Tujuan dari penelitian ini, untuk mengetahui konsentrasi Pb, Zn, dan Cr berdasarkan kedalaman vertikal, hubungannya dengan karbon organik total (KOT) dan ukuran butir sedimen di Pantai Marunda. Sampel sedimen diambil menggunakan polietylen sediment core dan dipisahkan berdasarkan kedalamannya (1-3 cm, 4-6 cm, dan 7-9 cm). Logam berat dalam sedimen dianalisis menggunakan metode destruksi asam dan diukur nilai absorbansinya menggunakan AAS, karbon organik total menggunakan metode loss of ignition (LOI) dan analisa tekstur sedimen dengan metode pengayakan dilanjutkan pemipetan. Hasil menunjukkan bahwa konsentrasi rerata logam berat Pb, Zn, Cr secara berurutan pada lapisan atas sebesar 5,14; 107,19; dan 12,79 ppm, lapisan tengah sebesar 4,41; 100,20; 12,28  ppm serta lapisan bawah sebesar 4,8; 101,30; 14,10 ppm. Logam berat Zn dan Cr berkorelasi positif kuat terhadap KOT dan persentase lumpur, sedangkan terhadap Pb berkorelasi negatif. Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa distribusi logam berat Pb, Zn dan Cr secara vertikal menunjukkan konsentrasi tinggi pada lapisan permukaan yaitu pada kedalaman sedimen 1-3 cm dan keberadaanya ditentukan oleh konsesntrasi  KOT dan fraksi sedimen jenis lumpur. The Marunda Beach is located on the Jakarta Bay and adjacent to the mouth of the Tiram River. Anthropogenic activity around Marunda Beach is very high, so it can contribute the heavy metals such as Pb, Zn and Cr. The heavy metal will accumulate in the sediment and over time will be increase. The purpose of this study was to determine the vertical distribution of Pb, Zn, Cr, and their relationship to total organic carbon (TOC) and the grain size. Sediment samples were taken using polyethylene cores and this sample separated based on their depth (1-3 cm, 4-6 cm, and 7-9 cm). The heavy metals were analyzed using acid destruction and absorbance values were measured using AAS, TOC using the loss of ignition (LOI) and sediment texture with a sifting method, followed by pipetting. The results showed that the average concentration of Pb, Zn, Cr in the upper layer was 5.14; 107.19; 12.79 ppm, in the middle layer of 4.41; 100.20; 12.28 ppm and in the lower layer 4.8; 101.30; 14.10 ppm, respectively. Zn and Cr are strongly positively correlated to TOC and mud, and vice versa, the relationship to Pb is negative. The results of this study found that the vertical distribution of Pb, Zn and Cr was high in the surface layer (1-3 cm) and their presence was determined by TOC concentration and mud fraction.
Karakteristik Arus di Perairan Pulau Weh Pada Musim Peralihan 1 dan Kaitannya dengan Fluktuasi Suhu Permukaan Laut Ulung Jantama Wisha; Elma T. Situmeang
Buletin Oseanografi Marina Vol 9, No 2 (2020): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/buloma.v9i2.29543

Abstract

Posisi Pulau Weh yang strategis membuat kawasan ini unik dalam hal karakteristik oseanografi fisik. Transfer massa air di Pulau Weh sangat signifikan yang akan berdampak pada sebaran suhu perairan di sekitar kawasan pesisir. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan perpindahan massa air secara vertikal dan hubungannya terhadap perubahan suhu perairan. Tiga area penting diobservasi yang mewakili utara, timur, dan selatan pulau weh yakni kawasan Iboih, Ie Meulee, dan Keunekai. Tiga ADCP diinstal pada ketiga titik observasi tersebut. Secara vertikal, komponen kecepatan arus zonal dan meridional menunjukkan kecepatan yang lebih acak saat menuju ke permukaan dengan kecepatan kurang dari 0,5 m/detik. Identifikasi pasang surut elips pada seluruh stasiun membuktikan bahwa di perairan Pulau Weh, arus pasang surut dangat dominan yang mana faktor lain juga memiliki pengaruh dalam memicu perpindahan massa air di permukaan. Arah arus dominan berputar sesuai dengan kaidah Spiral Ekman dan pengaruh gaya Coriolis. Fluktuasi suhu mengikuti perubahan elevasi pemukaan dan kecepatan arus yang berkisar antara 25-35 oC. Pada penelitian ini, menunjukkan bahwa pada bagian utara (Iboih) dan selatan (Keunekai) Pulau Weh, fluktuasi suhu berlangsung secara berlawanan menyerupai “jungkat-jungkit” yang mengindikasikan peran besar dari transfer massa air dari Laut Andaman dan Samudera Hindia yang membawa massa air hangat selama musim perlaihan I. The strategic position of Weh Island makes this region is unique in terms of physical oceanography characteristics. Water mass transport in Weh Island is tremendously significant, whereby it will affect the distribution of temperature in the surrounding coastal area. This study aimed to determine the changes in vertical water mass movement and its relation to water temperature alteration. We observed three vital areas representing north, east, and south parts of Weh Island waters, namely Iboih, Ie Meulee, and Keunekai, respectively. Three ADCPs were installed at those three observation points. Vertically, the zonal and meridional current components showed a more randomly speed surface-ward with less than 0.5 m/s magnitude. Tidal ellipses identification at all stations proved that in the Weh Island, tidal current is predominant. Other factors also trigger water mass movement on the surface. Sea current dominant direction rotated as the Ekman Spiral and Coriolis force influence. Temperature fluctuation followed the surface elevation and current speed changes ranging from 25-35 oC. In this study, it shows that between northern (Iboih) and southern (Keunekai) part of Weh Island, the temperature fluctuation oppositely takes place like a “see saw” indicating the significant role of water mass transfer from the Andaman Sea and the Indian Ocean which brings warm water during the first transitional season.
Sebaran Mangrove di Desa Bumiharjo Kecamatan Keling Kabupaten Jepara Suryono Suryono; Nur Taufiq-SPJ; Ibnu Pratikto; Raden Ario
Buletin Oseanografi Marina Vol 9, No 2 (2020): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/buloma.v9i2.29067

Abstract

Kabupaten Jepara memiliki potensi wilayah pesisir dengan panjang garis pantai 81,6 km. Mangrove sebagai sabuk pantai hijau memiliki sebaran di setiap kecamatan pesisir. Salah satu lokasi sebaran mangrove di pesisir Jepara berada di desa Bumiharjo Kecamatan Keling. Identifikasi potensi luasan lahan serta sebaran mangrove adalah salah upaya mengetahui potensi sumberdaya pesisir. Metode penelitian yang digunakan adalah overlay peta RBI dan peta satelit landsat 8 guna mengetahui lokasi serta luasan sebaran mangrove di lokasi penelitian.Selanjutnya dilakukan investigasi ekologi mangrove dengan Survei Lapang guna mengetahui distribusi dan kelimpahan mangrove. Hasil penelitian menunjukan bahwa hutan mangrove dilokasi penelitian adalah seluas 4,75 Ha. Hasil identifikasi komposisi jenis mangrove ditemukan sebanyak 6 spesies mangrove yaitu: Avicennia marina, Rhizophora apiculata, Rhizophora stylosa, Rhizophora mucronata, Soneratia alba, serta Soneratia muconata. Kerapatan rata-rata vegetasi mangrove berkisar antara 4000 – 10.000 individu/ha. Tegakan mangrove memiliki tinggi batang 5-6 meter, diameter batang berkisara antara 4,3- 5,0 cm. Kerapatan mangrove didominasi oleh Rhizophora mucronata. dengan kerapatan paling dominan adalah semai (Sapling). Hal ini menunjukan bahwa mangrove yang ada di desa Bumiharjo Kecamatan Keling kabupaten Jepara adalah dominan mangrove hasil replant. Jepara Regency has a potential coastal area with a coastline length of 81.6 km. Mangroves as coastal green belts have distribution in each coastal district. One of the mangrove distribution locations on the coast of Jepara is in the village of Bumiharjo, Keling district. Identification of the potential land area and the distribution of mangroves is an effort to determine the potential of coastal resources. The research method used is an overlay RBI map and satellite map Landsat 8 to determine the location and extent of the distribution of mangroves in research locations. Subsequently carried out an investigation of mangrove ecology with a Field Survey (Ground Truth) to determine the distribution and abundance of mangroves. The results showed that the mangrove forest in the study area was 4.75 Ha. The results of the identification of the composition of mangrove species were found as many as 6 species of mangroves, namely: Avicennia marina, Rhizophora apiculata, Rhizophora stylosa, Rhizophora mucronata, Soneratia alba, and Soneratia muconata. the average density of mangrove vegetation ranges between 4000 - 10,000 individuals/ha. Mangrove stand has a stem height of 5-6 meters. the diameter of the stem is between 4.3 - 5.0 cm. Mangrove density is dominated by Rizophora mucronata. with the most dominant density is the seedling (Sapling). This shows that the mangroves on the coast of the Jepara district are replanted mangrove species. (rehabilitation).

Page 1 of 1 | Total Record : 10