cover
Contact Name
Suryani
Contact Email
katalisator.kopertis10@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
katalisator.kopertis10@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota padang,
Sumatera barat
INDONESIA
Jurnal Katalisator
ISSN : 25020943     EISSN : -     DOI : -
Jurnal Katalisator (ISSN Online : 2502-0943) is a journal containing scientific articles through a review by peer reviewers in chemistry. Jurnal Katalisator publishes original manuscripts, short review reviews on the branches of chemistry including: organic chemistry, inorganic chemistry, physical chemistry, analytical chemistry, biochemistry and applied chemistry. The Catalyst Journal is published 2 (two) times a year, April and October.
Arjuna Subject : -
Articles 84 Documents
Standarisasi Ganyong (Canna edulis ker) Sebagai Pangan Alternatif Pasien Diabetes Mellitus Veni Dayu Putri; Fitri Dyna
Jurnal Katalisator Vol 4, No 2 (2019): KATALISATOR
Publisher : LLDIKTI Wilayah X

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22216/jk.v4i2.4567

Abstract

Manusia membutuhkan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan tubuh seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Perubahan gaya hidup dan pola konsumsi pangan masyarakat berpengaruh terhadap peningkatan penyakit degeneratif seperti diabetes mellitus (DM). Konsumsi serat dari pati resisten/resistant strach (RS) sangat diperlukan untuk mencegah DM. RS merupakan salah satu pangan hasil modifikasi yang berpotensi sebagai ingredient pangan fungsional. Ganyong merupakan pangan sumber karbohidrat yang mudah ditanam yang dapat dijadikan pangan alternatif bagi penderita DM dengan memodifikasi pati ganyong menjadi RS sehingga mengurangi kandungan indeks glikemiknya (IG). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar abu, air, protein, karbohidrat, lemak dan serat kasar RS ganyong termodifikasi. Pengolahan pati ganyong menjadi RS dilakukan dengan metode autoclaving-cooling dengan 3 siklus pada suhu 130oC dan analisis proksimat mengacu pada metode pengujian SNI 01-2891-1992. Hasil analisis proksimat RS ganyong dibandingkan dengan pati ganyong memperlihatkan peningkatan kadar abu (0,68%), protein (0,56%), lemak (0,28%) dan serat kasar (6,61%), sementara kadar air dan karbohidrat mengalami penurunan yaitu 9,38% dan 74,25%.  Dapat disimpulkan bahwa RS ganyong bisa digunakan sebagai pangan alternatif pada pasien DM karena semakin tinggi nilai kadar serat, protein dan lemak suatu pangan, maka nilai IG semakin rendah. Bagi penderita DM dapat memilih produk pangan yang akan dikonsumsi yang memiliki IG rendah dengan ciri tingginya nilai serat pangan total, lemak dan protein.Humans need nutrients to fulfill the body’s need such as carbohydrates, proteins, fats, vitamins and minerals. Changes in lifestyle and patterns of food consumption affect the increase in degenerative diseases such as diabetes mellitus (DM). Consumption of fiber from resistant starch is very necessary to prevent DM ,. Resistant starch (RS) is a modified food that has the potential as a functional food ingredient. Arrowroot is a food source of carbohydrates that is easily planted that can be used as an alternative food for people with DM by modifying arrowroot starch into RS thereby reducing the content of the glycemic index (GI). The purpose of this research was to determine ash content, water content, protein, carbohydrates, fat and crude fiber arrowroot RS modified by autoclaving cooling. The procedure of arrowroot starch into RS is carried out by autoclaving cooling method with 3 cycles at 130oC. Proximate analysis conducted refers to the SNI 01-2891-1992 testing method. The results of proximate analysis of arrowroot RS compared to arrowroot starch showed increased levels of ash (0,68%), protein (0,56%), fat (0,28%) and crude fiber (6,61%), while water and carbohydrate content decreased 9,38% and 74,25% respectively. The results showed that arrowroot RS can be used as an alternative food in DM patients because the higher the value of fiber, protein and fat of a food, the lower the GI value. For patients of DM can choose food products that will be consumed that have a low GI with a high value of total food fiber, fat and protein.
PENAPISAN FITOKIMIA DAN UJI EFEK NEFROPROTEKTIF EKSTRAK DAUN CERI TERHADAP TOKSISITAS GENTAMISIN PADA TIKUS
Jurnal Katalisator Vol 5, No 2 (2020): KATALISATOR
Publisher : LLDIKTI Wilayah X

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22216/jk.v5i2.5756

Abstract

AbstrakGentamisin merupakan salah satu antibiotika dengan gejala toksisitas berupa kerusakan pada sel-sel ginjal atau bersifat nefrotoksik. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki komponen metabolit sekunder yang ada pada ekstrak daun Ceri (Muntingia calabura L.) serta kemampuannya dalam memproteksi organ ginjal dari nefrotoksisitas gentamisin. Penapisan fitokimia dilakukan dengan menggunakan metoda standar penetapan kualitatif kelompok alkaloid, flavonoid, terpenoid, steroid, fenolik dan saponin. Sementara uji aktivitas nefroprotektif dilakukan dengan mengelompokkan hewan uji  menjadi 5 kelompok, masing-masing kelompok terdiri atas 5 ekor hewan. Seluruh hewan uji pada kelompok II-V diinduksi dengan injeksi  subkutan gentamisin pada dosis 40 mg/KgBB selama 8 hari, sementara hewan pada kelompok I sebagai kontrol normal diinjeksi dengan NaCl fisiologis. Satu jam sebelum penginduksian, kelompok I dan II diberikan NaCMC sebagai control pembawa, sementara kelompok III, IV dan V diberi ekstrak dengan dosis masing-masing 75,150, dan 300 mg/kgBB secara peroral. Pada hari ke-9 sampel darah dari seluruh hewan diambil untuk diukur kadar kreatininnya. Selanjutnya hewan dikorbankan dan diambil organ ginjalnya untuk ditimbang dan dilakukan pemeriksaan histopatologinya. Kadar kreatinin serum diukur dengan metode Jaffe menggunakan alat fotometer analyzer DIRUI DR-7000 D pada panjang gelombang 492 nm. Uji penapisan fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak daun ceri mengandung kelompok senyawa flavonoid, fenolik dan saponin. Sementara itu, hasil rata-rata kadar kreatinin pada kelompok I-V berturut-turut adalah: 0,394, 3,074, 1,394, 1,436, 1,374 mg/dl, dan berat relatif ginjal pada masing-masing kelompok 1,061%, 0,66%, 0,6%, 0,704 %, 0,794 %. Uji statistik ANOVA satu arah menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun ceri mempengaruhi kadar kreatinin serum dan rasio berat ginjal secara signifikan (p<0,05). Selain itu, hasil pemeriksaan histopatologi menunjukkan infiltrasi sel radang yang ringan, kongesti menurun, regenerasi sel terbaik terlihat pada kelompok dosis 300 mg/kgBB. Dengan demikian disimpulkan bahwa ekstrak daun ceri mengandung flavonoid, fenolik dan saponin dan memiliki efek nefroprotektif terbaik terhadap toksisitas gentamisin pada dosis 300 mg/KgBB.Abstract Gentamicin is an antibiotic with symptoms of toxicity in the form of kidney cells damage, known as nephrotoxicity. This study aims to investigate the secondary metabolite components present in the extract of cherries (Muntingia calabura L.) and its ability to protect kidney organs from gentamicin nephrotoxicity. Phytochemical screening was carried out using a standard qualitative method for determining the groups of secondary metabolites. Meanwhile, the nephroprotective activity test was carried out by grouping male albino mouse as the experimental animals into 5 groups, each consisting of 5 animals. All animals in group II-V were induced by subcutaneous injection of gentamicin at a dose of 40 mg/kg for 8 days, while animals in group I as normal controls were injected with physiological NaCl. One hour before induction, groups I and II were administered with NaCMC as control carriers, while groups III, IV and V were administered with the extract at a dose of 75, 150 and 300 mg/kg respectively. On the 9th day, blood samples from all animals were taken to measure their creatinine levels. Furthermore, the animal were sacrificed and the kidneys were taken to be weighed and histopathological examination is carried out. Serum creatinine levels were measured by the Jaffe method using a photometer analyzer DIRUI DR-7000 D at a wavelength of 492 nm. Phytochemical screening test showed that the cherry leaf extract contained flavonoid, phenolic and saponin compounds. Meanwhile, the results of the average creatinine levels in group I-V were: 0.394, 3.074, 1.394, 1.436, 1.374 mg / dl, and the relative weight of the kidneys in each group was 1.061%, 0.66%, 0.6 %, 0.704%, 0.794%. One-way ANOVA statistical analysis showed that the administration of cherry leaf extract significantly affected serum creatinine levels and kidney weight ratio (p <0.05). Meanwhile, the results of histopathological examination showed mild inflammatory cell infiltration, decreased congestion, and the best cell regeneration was seen in the 300 mg/kg dose group. Thus it is concluded that cherry leaf extract contains flavonoids, phenolics and saponins and has the best nephroprotective effect against gentamicin toxicity at a dose of 300 mg / KgBW.
Daya Antihiperglikemia Yoghurt Pada Mencit Putih Jantan Irene Puspa Dewi; Roza Septriani; Verawaty Verawaty; Dwi Mulyani
Jurnal Katalisator Vol 4, No 2 (2019): KATALISATOR
Publisher : LLDIKTI Wilayah X

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22216/jk.v4i2.4607

Abstract

Research has been conducted on the antihyperglycemic of yogurt in male white mice. Yogurt contains probiotics that have a positive effect on both type 1 and types 2 diabetes mellitus. Yogurt is given for 3 weeks at a dose of 200 grams / Kg BW / day and 400 grams / Kg BW / day to mice that have been alloxan-induced. As a comparison, a positive control group was created, the alloxan-induced mice group, but not given yogurt and a negative control group, the mice group without any treatment. After 3 weeks of treatment with yogurt, it was found that there was a significant difference between the average blood glucose levels in the mice of the 200 grams/ Kg BW group and the 400 grams / Kg BW dose with the positive control group. From the data on the percentage increase in blood glucose levels of mice, it is known that by giving yogurt for 3 weeks, reducing the high percentage of increase in blood glucose levels in mice. From these data, it can be concluded that the administration of yogurt with a dose of 200 grams / Kg / day and 400 grams / Kg / day can help reduce blood glucose levels in alloxan-induced mice. Telah dilakukan penelitian mengenai daya antihiperglikemia yogurt pada mencit putih jantan. Yogurt mengandung probiotik  yang memberikan pengaruh positif terhadap diabetes mellitus baik tipe 1 maupun tipe 2. Yogurt diberikan selama 3 minggu dengan dosis 200/Kg BB/hari dan 400 gram/Kg BB/hari kepada mencit yang telah diinduksi aloksan. Sebagai pembanding dibuat kelompok kontrol positif yaitu kelompok mencit yang diinduksi aloksan, namun tidak diberi yogurt dan kelompok kontrol negatif, yaitu kelompok mencit tanpa perlakuan apapun. Setelah 3 minggu perlakuan dengan yogurt, didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan bermakna antara rata-rata kadar glukosa darah mencit kelompok dosis 200 gram/Kg BB dan dosis 400 gram/Kg BB dengan kelompok kontrol postif. Dari data persentase kenaikan kadar glukosa darah mencit, diketahui bahwa dengan pemberian yogurt selama 3 minggu, mengurangi tingginya persentase kenaikan kadar glukosa darah mencit.dari data-data tersebut, dapat disimpulkan bahwa pemberian yogurt dengan dosis 200 gram/Kg BB/hari dan 400 gram/Kg BB/hari dapat membantu menurunkan kadar glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan.
ANALISA KUALITAS AIR LIMBAH TAHU DI KECAMATAN NANGGALO KOTA PADANG Ariyetti Ariyetti; Malse Anggia; Ruri Wijayanti
Jurnal Katalisator Vol 5, No 1 (2020): KATALISATOR
Publisher : LLDIKTI Wilayah X

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22216/jk.v5i1.4868

Abstract

Air limbah industri tahu berpotensi mencemari lingkungan, maka sebelumnya perlu dilakukan pengolahan sebelum dibuang ke lingkungan. Dimana salah satu upaya awal untuk menangani hal tersebut dengan melakukan penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi cemaran air limbah industri tahu terutama di Kecamatan Nanggalo Kota Padang. Metoda penelitian dilakukan dengan mengambil sampel air limbah industri tahu pada dua lokasi dan dua titik pengambilan sampel untuk masing-masing lokasi, yaitu didekat tempat pembuangan air limbah dan yang berdekatan dengan tempat tinggal masyarakat. Parameter pengujiannya meliputi : BOD, COD, pH, TSS, N-NH3, dan N-Total. Hasil pengujian pada lokasi pertama dan titik pertama, nilai parameter secara berurutan dari BOD, COD, pH, TSS, N-NH3 dan N-Total adalah 226 mg/L; 387 mg/L; 5,10; 156 mg/L; 2,20 mg/L dan 2,54 mg/L, sedangkan pada titik kedua nilainya 153 mg/L; 287 mg/L; 5,82; 128 mg/L; 1,17 mg/L dan 2,02 mg/L. Kemudian pada lokasi kedua dan titik pertama nilai nya secara berurutan, yaitu 154 mg/L; 282 mg/L; 4,87; 120 mg/L; 2,06 mg/L dan 2,76 mg/L, sedangkan pada titik kedua nilainya 121 mg/L; 234 mg/L; 5,11; 88 mg/L; 1,24 mg/L dan 1,67 mg/L. Hasil yang didapatkan menunjukkan kondisi air limbah tahu dengan parameter pH pada semua lokasi dan titik  melewati batas baku mutu yang diizinkan menurut Permen Lingkungan Hidup No.5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha dan/atau Kegiatan Pengolahan Kedelai. Tofu industry wastewater has the potential to pollute the environment, so it needs to be trated before it is discharged into the environment. Where is one of the initial efforts to deal with this by conducting research. This study aims to identify tofu industry wastewater contamination, especially in Nanggalo District, Padang City. The research method is carried out by taking tofu industrial wastewater samples at two locations and two sampling points for each location and two sampling points for each location, which are near the waste water disposal site and which is adjacent to the community residence. The testing parameters include : BOD, COD, pH, TSS, N-NH3 and N-Total. The test results at the first location and first point, the parameter values in arrow of BOD, COD, pH, TSS, NH3 and N-Total are 226 mg/L; 387 mg/L; 5,10; 156 mg/L; 2,20 mg/L and 2,54 mg/L, while at the second point the value is 153 mg/L; 287 mg/L; 5,82; 128 mg/L; 1,17 mg/L and 2,02 mg/L. Then  at the second location and the first point the values are in sequence, which is 154 mg/L; 282 mg/L; 4,87; 120 mg/L; 2,06 mg/L and 2,76 mg/L, while at the second point the value is 121 mg/L; 234 mg/L; 5,11; 88 mg/L; 1,24 mg/L and 1,67 mg/L. The results obtained indicate the condition of tofu wastewater with pH parameters at all location and the point of exceeding the permitted quality standard according to Environmental Regulation No.5 of 2014 concerning Wastewater Quality Standars for Soybean Business and / or Processing Activities.
UJI PERBANDINGAN METODE ANALISA VITAMIN C PADA KULIT JERUK MANIS (Citrus sinensis (L.) Osbeck) DENGAN SPEKTROFOTOMETRI UV-VISIBLE Yulianis .; Hairani Hairani; Deny Sutrisno
Jurnal Katalisator Vol 5, No 2 (2020): KATALISATOR
Publisher : LLDIKTI Wilayah X

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22216/jk.v5i2.4952

Abstract

Kulit jeruk manis seringkali dibuang sebagai limbah padahal didalamnya terkandung vitamin C yang mempunyai aktivitas antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk menetapkan kadar vitamin C dalam ekstrak kulit jeruk manis menggunakan Spektrofotometri UV-Vis pada metode oksidasi dengan bromin, metode oksidasi dengan KMnO4 dan metode ekstraksi dengan pelarut air serta membandingkan hasil dari ketiga metode tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengekstraksi kulit jeruk manis dengan pelarut etanol 70% dengan cara maserasi. Uji kadar vitamin C dilakukan dengan tiga cara yaitu metode oksidasi dengan bromine dan KMnO4 serta uji kadar langsung dengan pelarut air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar vitamin C pada ekstrak kulit jeruk manis yang diperoleh pada metode oksidasi dengan bromin, metode oksidasi dengan KMnO4 dan metode ekstraksi dengan pelarut polar secara berturut-turut adalah 0,4817 ± 0,0451 %, 0,495 ± 0,1371 %, 1,1350 ± 0,2301 %. Kadar vitamin C yang diperoleh  pada metode oksidasi dengan bromin dan metode oksidasi dengan KMnO4 tidak jauh berbeda. Kadar vitamin C pada metode ekstraksi dengan pelarut polar lebih besar dari kedua metode lainnya dikarenakan pengaruh kandungan metabolit sekunder lain di dalam kulit jeruk manis.Kata kunci : Vitamin C, Kulit jeruk manis, Spektrofotometri UV-Visible, Metoda oksidasi, Ekstraksi Abstract The sweet orange peel is often thrown away as waste even though it contains vitamin C which has antioxidant activity. This study aims to determine levels of vitamin C in sweet orange peel extract using UV-Vis spectrophotometry in the oxidation method with bromine, oxidation method with KMnO4 and extraction method with polar solvents and compare the results of the three methods. This research was conducted by extracting sweet orange peel with 70% ethanol by maceration. Vitamin C levels were tested in three ways, namely the oxidation method with bromine and KMnO4 and direct levels of testing with polar solvents. The results showed that vitamin C levels in sweet orange peel extract obtained by the oxidation method with bromine, the oxidation method with KMnO4 and the extraction method with polar solvents were 0.4817 ± 0.0451%, 0.495 ± 0.1371%, 1.1350 ± 0.2301%. Vitamin C levels obtained in the oxidation method with bromine and the oxidation method with KMnO4 are not much different. Vitamin C levels in the extraction method with polar solvents are greater than the other two methods due to the effect of the content of other secondary metabolites in sweet orange peel.Keywords : Vitamin C, Sweet orange peel, UV-Vis spectrophotometry, Oxidation method, Extraction 
KARAKTERISASI BAKTERIOSIN PADA BAKTERI ASAM LAKTAT Lactobacillus paracasei DARI VIRGIN COCONUT OIL Fauzan Fauzan; Suryani Suryani; Marganof Marganof; Yuliesi Purnawati
Jurnal Katalisator Vol 5, No 1 (2020): KATALISATOR
Publisher : LLDIKTI Wilayah X

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22216/jk.v5i1.5300

Abstract

Virgin Coconut Oil (VCO), so far known for its many uses due to its high lauric acid content. But apparently not only that but the presence of lactic acid bacteria that contain bacteriocin. Where bacteriocin is a peptide that has the ability to inhibit the growth of bacteria and fungi that are pathogenic, can even kill the virus. The purpose of this study was to characterize the bacteriocin present in the Lactobacillus paracasei lactic acid bacteria found in the VCO oil layer. Characterization was carried out in 4 types, namely the ability to grow LAB on the medium carried out by varying a certain pH; The ability of bacteriocin is produced in a medium with a certain pH variation, then analyzes the antimicrobials; The resistance of the bacteriocin to heating with certain temperature variations; Determination of Molecular Weight with SDS-PAGE. The best partial purification results are precipitation with 40% and 60% ammonium sulfate. For the ability to grow LAB, it was able to grow at pH 2-9, the ability of bacteriocin microbial activity at pH 2-6 for E Coli, pH 2-9 for B Sbtillis and pH 2-10 for the test bacteria Listeria monocytogenes and S aureus. This bacteriocin is resistant to 121 0C heating. So it can be concluded that this bacteriocin can live in humansVirgin Coconut Oil (VCO), selama  ini  dikenal  banyak sekali kegunaan nya disebabkan  kandungan asam lauratnya yang tinggi. Tetapi ternyata tidak hanya itu melainkan  adanya bakteri asam laktat yang mengandung bakteriosin. Dimana bakteriosin adalah peptide yang mempunyai kemampuan menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur yang berisifat patogen, bahkan dapat membunuh virus. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkarakterisasi bakteriosin yang ada pada bakteri asam laktat  Lactobacillus paracasei yang terdapat pada lapisan minyak VCO.Adapun penelitian ini dimulai dengan mengisolasi bakteriosin menggunakan media MRSB (Merck), pemurnian bakteriosin nya dengan purifikasi parsial  menggunakan  metoda pengendapan  Ammium Sulfat. Karakterisasi dilakukan 4 macam, yaitu Kemampuan tumbuhnya  BAL pada medium dilakukan dengan memvariasikan pH tertentu; Kemampuan bakteriosin dihasilkan pada medium dengan variasi pH tertentu, kemudian menganalisa antimikrobanya; Ketahanan bakteriosin tersebut pada pemanasan dengan variasi temperatur tertentu; Penentuan Berat Molekul dengan SDS-PAGE. Hasil purifikasi parsial yang paling bagus adalah pada pengendapan dengan 40% dan 60% ammonium sulfat . Untuk kemampuan tumbuh BAL, ternyata mampu tumbuh pada pH 2-9, Kemampuan aktivitas mikroba bakteriosin pada pH 2-6 untuk E Coli, pH 2-9 untuk B Sbtillis dan pH 2-10 untuk bakteri uji Listeria monocytogenes dan S aureus.  Bakteriosin ini tahan sampai pemanasan 121 0C. Sehingga dapat disimpulkan bakteriosin ini bisa  hidup pada manusia
IDENTIFIKASI KANDUNGAN KIMIA KALSIUM KARBONAT DARI LIMBAH CANGKANG SIPUT GONG-GONG (Strombus turturella) DENGAN METODE WD-XRF FUSSION Suci Fitriani Sammulia; Suhaera Suhaera; Merry Ardhini
Jurnal Katalisator Vol 5, No 2 (2020): KATALISATOR
Publisher : LLDIKTI Wilayah X

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22216/jk.v5i2.5359

Abstract

 Provinsi Kepulauan Riau memiliki hasil laut yang berlimpah, termasuk hewan lautnya. Siput gong-gong merupakan wisata kuliner yang khas Kepulauan Riau. Banyaknya peminat siput gong-gong menyebabkan meningkatnya limbah cangkang siput gong-gong. Berdasarkan penelitian sebelumnya, limbah cangkang kerang, telur dan bekicot mengandung kalsium karbonat yang tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengedintifikasi kandungan kimia kalsium karbonat yang terkandung di dalam limbah cangkang siput gong-gong (Strombus turturella). Metode yang digunakan adalah metode X-Ray Fluorescence (XRF). Hasil identifikasi sampel cangkang siput gong-gong menunjukkan bahwa sebagian besar komposisi yang terkandung dalam cangkang siput gong-gong adalah CaO sebesar 55,51% dan SiO2 sebesar 0,21%, sedangkan sisanya adalah besi, aluminium, potassium dan elemen-elemen lainnya. Berdasarkan hasil identifikasi kandungan kimia dengan metode WD-XRF Fussion yang diperoleh, menunjukkan bahwa cangkang siput gong-gong memiliki kandungan tertinggi yakni Ca sebagai elemen penyusun utama CaCO3 yang dapat dijadikan sebagai bahan baku sediaan farmasi.Tepung cangkang gong-gong, kalsium karbonat, WD-XRF Fussion 
Analisis Protein Pada Rinuak, Pensi dan Langkitang dengan Spektrofotometri UV-Vis Sandra Tri Juli Fendri; Ifmaily Ifmaily; Sylda Rakmah Syarti
Jurnal Katalisator Vol 4, No 2 (2019): KATALISATOR
Publisher : LLDIKTI Wilayah X

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22216/jk.v4i2.4425

Abstract

Pada penelitian telah dilakukan mengenai analisis protein pada ikan rinuk (Psilopsis sp), pensi (Corbicula moltkiana) dan langkitang (Brotia testudinaria). Ikan rinuak, pensi dan langkitang merupakan hewan yang kaya protein, hidup di danau dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi serta banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kadar protein pada ketiga komoditas tersebut. Penentuan kadar proteinmenggunakan metode biuret yang diukur dengan spektrofotometer UV-Visibel pada panjang gelombang 532 nm. Kadar protein pada ikan rinuak adalah 42,3%, pensi 34,5%, dan langkitang 27,5%. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa kandungan protein tertinggi diperoleh pada ikan rinuak Based on the research that has been done, it can be concluded that the highest protein is found in rinuak fish. A research about protein analysis in rinuak fish (Psilopsis sp), pensi (Corbicula moltkiana) and langkitang (Brotia testudinaria) has been done. Rinuak fish, pensi and langkitang are animal protein sources that live on the lake and have high economic value and are consumed by the public. This study aims to determine the levels of protein in the three commodities. Determination of protein content in rinuak fish, pensi and langkitang was carried out using the biuret method which measured by UV-Visible spectrophotometer at a wavelength of 532 nm. Protein content in rinuak fish were 42.3%, pensi were 34.5%, and langkitang were 27.5%. Based on the research that has been done, it can be concluded that the highest protein is found in rinuak fish.
Efektifitas Arang Ampas Tebu Dalam Menurunkan Asam Lemak Bebas pada Minyak Jelantah Hesti Marliza; Pratiwi Oktavia
Jurnal Katalisator Vol 4, No 2 (2019): KATALISATOR
Publisher : LLDIKTI Wilayah X

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22216/jk.v4i2.3897

Abstract

Minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia sebagai media pengolahan bahan makanan. Penggunaan minyak goreng yang berulang dengan pemanasan pada suhu tinggi akan menghasilkan kadar asam lemak bebas diakibatkan oleh proses hidrolisis yang terjadi selama penggorengan. Minyak jelantah mempunyai kandungan asam lemak bebas (ALB) yang cukup tinggi.Penurunan angka asam pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan arang ampas tebu sebagai adsorben. Tujuan penelitian in untuk untuk mengetahui apakah pemberian arang ampas tebu dapat menurunkan kadar asam lemak bebas pada minyak goreng bekas. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode titrimetri. Hasil penelitian penurunan kadar asam lemak bebas pada minyak goreng bekas sebelum perendaman sebesar 51,2%, kemudian setelah dilakukan perendaman dengan ampas tebu selama 24, 48 dan 72 jam masing-masing adalah 44,3%, 42,6% dan 7,33%, sedangkan dengan menggunakan arang ampas tebu dalam waktu yang sama masing-masing adalah 36,3%, 18,4%, dan 4,26%. Berdasarkan hasil analisa terjadinya penurunan angka asam lemak bebas pada minyak jelantah setelah perendaman dengan arang ampas tebu
PEMERIKSAAN KANDUNGAN ZAT KIMIA FORMALIN PADA BAKSO IKAN DAN TAHU Tuti Handayani; Sherly Mutiara
Jurnal Katalisator Vol 5, No 1 (2020): KATALISATOR
Publisher : LLDIKTI Wilayah X

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22216/jk.v5i1.4839

Abstract

Formaldehyde a toxic chemical compound. Formaldehyde is prohibited for use in food according to the RI Minister of Health Regulation No.033 of 2012 concerning food additives. Meatballs, Fish and Tofu are protein sources of food. This material is easily damaged by microorganisms. There have been many cases of formaldehyde found in food products in Indonesia. The purpose of this study was to determine the presence or absence of formaldehyde in fish, meatball and tofu before and after providing health education. the method used in this study is an experimental method using a Qualitative Analysis approach. The results obtained were found 16  samples (fish and dry fish) is positive of formaldehyde. after providing education to traders the 15 samples still found in the market. That means counselling is not effective as an effort to eliminate formaldehyde in food products.