cover
Contact Name
Suryani
Contact Email
katalisator.kopertis10@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
katalisator.kopertis10@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota padang,
Sumatera barat
INDONESIA
Jurnal Katalisator
ISSN : 25020943     EISSN : -     DOI : -
Jurnal Katalisator (ISSN Online : 2502-0943) is a journal containing scientific articles through a review by peer reviewers in chemistry. Jurnal Katalisator publishes original manuscripts, short review reviews on the branches of chemistry including: organic chemistry, inorganic chemistry, physical chemistry, analytical chemistry, biochemistry and applied chemistry. The Catalyst Journal is published 2 (two) times a year, April and October.
Arjuna Subject : -
Articles 84 Documents
Pembuatan dan Karakterisasi Edible Film dari Poliblend Pati Sukun-Polivinil Alkohol dengan Propilenglikol sebagai Plasticizer DEDI NOFIANDI; Wida Ningsih; Asa Sofie Liandana Putri
Jurnal Katalisator Vol 1, No 2 (2016): KATALISATOR
Publisher : LLDIKTI Wilayah X

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (601.512 KB) | DOI: 10.22216/jk.v1i2.1113

Abstract

Buah sukun memiliki kandungan pati 60% dan pemanfaatannya masih belum optimal serta jumlahnya melimpah hampir di setiap daerah di Indonesia. Pati merupakan salah satu hidrokoloid yang biasa digunakan sebagai bahan dasar pembuatan edible film. Edible film yang terbuat dari pati saja memiliki sifat mekanik yang sangat rendah (rapuh dalam keadaan kering). Pada penelitian ini edible film dibuat dari poliblend pati sukun-polivinil alkohol dengan menggunakan plasticizer propilen glikol. Perbandingan antara pati sukun dengan polivinil alkohol adalah F1 (1:1), F2 (1:2) dan F3 (2:1) dengan total poliblend 6 gram. Konsentrasi propilen glikol 30% dari jumlah poliblend, pengawet yang digunakan nipagin 0,05% dan nipasol 0,1%. Pembuatan edible film ini dilakukan dengan cara melarutkan semua bahan dan dipanaskan pada suhu 75 oC selama 50 menit sambil diaduk kemudian dituangkan pada wadah yang rata dan dibiarkan selama 3 hari pada suhu kamar. Edible Film yang diperoleh dikarakterisasi meliputi pengukuran ketebalan, pemeriksaan kadar air, pH, profil uji daya serap, uji kuat tarik, persen pemanjangan dan laju transmisi uap air. Secara umum hasil karakterisasi edible film terbaik adalah pada F2 yaitu perbandingan pati sukun-polivinil alkohol 1:2 dengan karakterisasi ketebalannya 0,47 mm; kadar air 15,558%;  pH 7,10; profil daya serap pada menit ke 10 rata-rata sebesar 237%; uji kuat tarik 7,10 N/mm2; persen pemanjangan 49,67% dan laju transmisi uap air sebesar 0,1464 mg/jamcm-2.
Fotolisis Senyawa Parasetamol Yang Berpotensi Dalam Penanganan Limbah Obat Sandra Tri Juli Fendri; Dedi Nofiandi; Epi Supri Wardi; Aprila Reza Yuris
Jurnal Katalisator Vol 3, No 2 (2018): KATALISATOR
Publisher : LLDIKTI Wilayah X

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (788.804 KB) | DOI: 10.22216/jk.v3i2.3671

Abstract

Parasetamol merupakan salah satu obat analgetik dan antipiretik paling popular dan banyak digunakan. Konsentrasi parasetamol dalam air limbah akan naik dengan meningkatnya produksi parasetamol. Suatu alternatif dalam menjawab permasalahan tersebut adalah dengan prosespengolahan limbah secara kimia menggunakan metoda fotolisis. Degradasi parasetamol telah dilakukan dengan metoda fotolisis menggunakan lampu UV 10 watt (λ = 253nm) dan (λ =352 nm).Analisis hasil degradasi menggunakan Spektrofotometer UV-Vis dan HPLC pada panjang gelombang 256 nm. Pengukuran dengan Spektrofotometer UV-Vis dan HPLC ini menunjukkan penurunan absorban dari senyawa parasetamol setelah didegradasi. Degradasi parasetamol8 mg/Lsetelah dilakukan fotolisis selama 180 menit menggunakan lampu UV (λ = 253nm) dan gabungan (λ = 253nm dan 352 nm) menghasilkan persentase degradasi berturut-turut sebesar 75,57 % dan 80,53 %. Sedangkan dengan menggunakan lampu UV (λ = 352 nm) menghasilkan sedikit peningkatan nilai absorban. Analisis dengan HPLC menunjukkan adanya puncak dari senyawa intermediet larutan parasetamol yang terbentuk selama proses degradasi.
Kualitas Parameter Fisik dan Kimia Perairan Sungai Sago Kota Pekanbaru Tahun 2016 Suryani Suryani
Jurnal Katalisator Vol 4, No 1 (2019): KATALISATOR
Publisher : LLDIKTI Wilayah X

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (778.123 KB) | DOI: 10.22216/jk.v4i1.2834

Abstract

Sungai merupakan perairan yang mengalir dan membawa bahan-bahan terlarut di dalamnya. Bahan-bahan yang terkandung dalam air sungai itu selain dapat memperkaya kandungan air yang positif dapat juga menjadi bahan yang berbahaya baik bagi lingkungan maupun organisme yang hidup didalamnya. Sungai Sago berada dalam wilayah pemukiman padat penduduk dan padat aktivitas.Penelitian ini dilakukan di wilayah Kota Pekanbaru. Tempat sampling penelitian adalah di Sungai Sago Kota Pekanbaru dengan pengambilan sampel pada 5 (lima) stasiun sampling di sepanjang Sungai Sago. Sampel air sungai Sago dianalisis secara eksitu di Laboratorium Ekologi Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau Pekanbaru. Beberapa parameter diukur dan dinilai langsung dilokasi sampling secara insitu. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah air Sungai Sago, endapan sungai yang akan diteliti, bahan-bahan titrasi di laboratorium sampel dari Sungai Sago. Hasil analisis untuk parameter fisik dan kimia kualitas perairan, sungai sago mengalami pencemaran. Hal ini disebabkan oleh semakin bervariasinya aktivitas manusia yang memproduksi limbah berupa bahan organik dan anorganik serta karena terjadinya akumulasi dari aktivitas di hulu.Rivers are flowing waters and carrying dissolved materials in them. The materials contained in the river water in addition can enrich the positive water content can also be a dangerous material for the environment and organisms living therein. Sago River is located in a densely populated and densely populated residential area. The research was conducted in the area of Pekanbaru City. The sampling site of the research is in Sungai Sago Pekanbaru with sampling at 5 (five) sampling stations along the Sago River. Sago river water samples were analyzed exitually in the Marine Ecology Laboratory of Fisheries and Marine Sciences Faculty of Riau University of Pekanbaru. Some parameters are measured and assessed directly in the location of sampling in situ. The sample used in this research is Sago River water, river sediment to be studied, titration materials in laboratory samples from Sago River. The results of the analysis for the physical and chemical parameters of water quality, sago river experiencing contamination. This is caused by the increasing variety of human activities that produce waste in the form of organic and inorganic materials and because of the accumulation of upstream activities.
ANALISA EFISIENSI PENYERAPAN ION LOGAM MENGGUNAKAN CANGKANG BUAH KETAPANG (Terminalia catappa L.) Linda Hevira; Rahmiana Zein; Edison Munaf
Jurnal Katalisator Vol 4, No 1 (2019): KATALISATOR
Publisher : LLDIKTI Wilayah X

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (933.748 KB) | DOI: 10.22216/jk.v4i1.3358

Abstract

On cause of environmental pollution is the presence of heavy metals. Heavy metal such as Cd (II), Pb (II) and Cu (II) are the metals commonly found in water pollution. The untapped shell of ketapang fruit can be used as an absorbent because it has an active side that can bind to the metal ion. From the research with batch sistem was found that the absorption efficiency of metal Cd (II), Pb (II) and Cu (II) by shell of ketapang will be optimum if done at pH 6 with contact time 60 minute for ion Cd(II), 45 minute for ion Pb (II) and 75 minute for ion Cu. The optimum stirring speed of each is 100 rpm, 150 rpm and 100 rpm. The optimum absorption efficiency occured at concentration of 10 mg/L on metal Cd (II) and Pb (II) that are 86,38 % and 98,51 % while the Cu (II) metal at 5 mg/L concentration is 94,06 % with mass of ketapang 0.1 g,0.5 g and 0.5 g each metal ion. The metal ion concentration was analyzed by AAS and the dominant functional group binding metal ions was analiyzed by FTIR Salah satu penyebab pencemaran lingkungan adalah terdapatnya logam berat. Logam berat seperti Cd, Pb dan Cu merupakan logam yang sering ditemukan dalam pencemaran air. Cangkang buah ketapang yang tidak termanfaatkan dapat dijadikan sebagai penyerap karena mempunyai sisi aktif yang dapat berikatan dengan ion logam. Dari penelitian dengan sistem batch didapatkan bahwa efisiensi penyerapan ion logam Cd (II), Pb (II) dan Cu II) oleh cangkang buah ketapang akan optimum jika dilakukan pada pH 6 dengan waktu kontak 60 menit untuk ion Cd (II), 45 menit untuk ion Pb (II) dan 75 menit untuk ion Cu (II). Kecepatan pengadukan optimum masing-masingnya adalah 100 rpm, 150 rpm dan 100 rpm. Efisiensi penyerapan optimum terjadi pada konsentrasi 10 mg/L pada logam Cd(II) dan Pb (II) yaitu 86,38 % dan 98, 51 %, sedangkan logam Cu (II) terjadi pada konsentrasi 5 mg/L yaitu 94,06 % dengan massa cangkang buah ketapang 0.1 g, 0.5 dan 0.5 g pada masing-masing ion logam. Konsentrasi ion logam dianalisis dengan Spektrofotometri Serapan Atom dan gugus fungsi dominan yang mengikat ion logam dianalisis dengan FTIR.
Analisis Warna, Derajat Keasaman dan Kadar Logam Besi Air Tanah Kecamatan Kubu Babussalam, Rokan Hilir, Riau Arief Yandra Putra; Fitri Mairizki
Jurnal Katalisator Vol 4, No 1 (2019): KATALISATOR
Publisher : LLDIKTI Wilayah X

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (690.046 KB) | DOI: 10.22216/jk.v4i1.4024

Abstract

Air tanah merupakan komponen dari suatu siklus hidrologi yang melibatkan banyak aspek bio-geo-fisik, bahkan aspek politik dan sosial budaya yang sangat menentukan keterdapatan air tanah di suatu daerah. Kualitas air tanah sangat penting artinya bagi kehidupan makhluk hidup. Kualitas air, yang mencakup keadaan fisik, kimia dan biologi dapat mempengaruhi ketersediaan air untuk kebutuhan manusia, pertanian, industri, dan pemanfaatan lainnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kualitas air tanah di Kecamatan Kubu Babussalam, Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau yang ditinjau dari kualitas warna, pH dan kadar Fe. Pengambilan sampel menggunakan teknik random sampling. Sebagian besar sampel air tanah berwarna kuning kecoklatan dan 4 sampel air tanah memiliki pH dibawah batas minimum baku mutu berdasarkan  Permenkes 416/MEN.KES/PER/IX/1990. Hanya 4 sampel yang memiliki kadar Fe yang memenuhi baku mutu. pH terendah sampel air tanah sebesar 3,8  dan kadar Fe tertinggi sebesar 2.21 mg/LGroundwater is component of a hydrological cycle that involves many aspects of bio-geo-physical, even political and socio-cultural aspects that greatly determine the availability of groundwater in an area. The quality of groundwater is very important for the life of living things. Water quality, which includes physical, chemical and biological conditions can be affect the availability of water for human, agricultural, industrial and other uses. The aim of this study was to analyze the quality of groundwater in Kubu Babussalam District, Rokan Hilir Regency, Riau Province in terms of color quality, pH and Fe content. Sampling used random sampling technique. Most of the groundwater samples were brownish yellow and 4 groundwater samples had pH below the minimum quality standard based on Permenkes 416/MEN.KES/PER/IX/1990. Only 4 samples have Fe content that meets the quality standard. The lowest pH of groundwater sample was 3.8 and the highest Fe content was 2.21 mg / L.
BIOSORPSI SENYAWA PARASETAMOL YANG BERPOTENSI DALAM PENANGANAN LIMBAH OBAT Epi Supri Wardi
Jurnal Katalisator Vol 4, No 1 (2019): KATALISATOR
Publisher : LLDIKTI Wilayah X

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (881.85 KB) | DOI: 10.22216/jk.v4i1.3884

Abstract

Parasetamol merupakan obat analgetik dan antipiretik yang banyak digunakan oleh masyarakat. Jika penggunaannya banyak dimasyarakat maka produksi Parasetamol akan semakin bertambah dan semakin banyak pula limbah yang dihasilkan. Parasetamol akan memberikan efek buruk untuk lingkungan perairan, terutama organisme akuatik dan makhluk hidup disekitarnya. Pada penelitian ini digunakan jamur Saccharomyces sp. untuk mengabsorpsi senyawa Parasetamol. Proses biosorpsi dilakukan selama 6 hari menggunakan larutan Parasetamol 8 mg/L. Analisis hasil biosorpsi menggunakan alat Spektrofotometer UV-Vis dan HPLC pada panjang gelombang 257 nm. Hasil yang didapat dengan Spektrofotometri UV-Vis menunjukkan peningkatan absorban sebelum dan sesudah biosorpsi. Hasil HPLC menunjukkan adanya penurunan puncak sebelum dan sesudah biosorpsi dan munculnya puncak-puncak baru. Puncak-puncak baru tersebut merupakan senyawa intermediet dari Parasetamol. Dari pengujian menggunakan alat SEM (Scanning Electron Microscope) diperoleh permukaan jamur Saccharomyces sp. yang berbeda-beda sebelum dan sesudah biosorpsi. Dapat dikatakan bahwa jamur Saccharomyces sp. dapat membiosorpsi senyawa Parasetamol dalam proses biosorpsi
Profil Kimia dan Aktivitas Antioksidan Fraksi Air Terhidrolisis dari Daun Piladang (Solenostemon Scutellarioides) Verawati Verawati; Dira Dira; Dira Arieska
Jurnal Katalisator Vol 4, No 1 (2019): KATALISATOR
Publisher : LLDIKTI Wilayah X

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (748.46 KB) | DOI: 10.22216/jk.v4i1.3892

Abstract

Daun Piladang (Solenostemon scutellarioides) merupakan obat tradisional Sumatera Barat yang memiliki banyak kandungan metabolit sekunder berpotensi sebagai antioksidan. Metabolit sekunder seperti golongan fenolat yang terdapat pada fraksi polar umumnya terdapat dalam bentuk glikosida. Proses hidrolisis dapat memutuskan ikatan gula sehingga dapat melepaskan aglikon yang memiliki aktivitas antioksidan lebih tinggi daripada bentuk glikosidanya. Pada penelitian ini dilakukan hidrolisis asam terhadap fraksi air (polar) daun piladang, menggunakan asam asetat, asam fosfat dan asam klorida. Profil kimia fraksi hasil hidrolisis ditentukan secara kualitatif dengan KLT dan secara kuantitatif dengan metode Folin Ciocalteu untuk memperoleh kadar fenolat total.  Aktivitas antioksidan fraksi hasil hidrolisa diperiksa dengan metode perangkapan radikal DPPH. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan profil KLT dari masing-masing fraksi hasil hidrolisis. Kadar fenolat tertinggi diperoleh pada hidrolisis dengan asam fosfat yaitu 7,736 % diikuti asam klorida 4,218% dan asam asetat 2,024%. Aktivitas antioksidan tertinggi ditunjukkan pula oleh hasil hidrolisis dengan asam fosfat yaitu dengan IC50 413,92 ppm yang termasuk ke dalam kategori lemah.Piladang leaves (Solenostemon scutellarioides) is a traditional West Sumatra medicine which has a lot of secondary metabolite content which has the potential as an antioxidant. Secondary metabolites such as the phenolic group found in the polar fraction are generally in the form of glycosides. The hydrolysis process can break the bond of sugar so that it can release aglycone which has higher antioxidant activity than the form of glycosides. In this study,  the acid hydrolysis of the water fraction (polar) of piladang leaves was carried out using acetic acid, phosphoric acid and hydrochloric acid. The chemical profile of the hydrolysis fraction was determined qualitatively by TLC and quantitatively by the Folin Ciocalteu method to obtain total phenolic levels. The antioxidant activity of the hydrolysis fraction was examined by the DPPH radical scavenging method. The results showed a difference in the TLC profile of each hydrolysis fraction. The highest phenolic content was obtained by hydrolysis with phosphoric acid which was 7,736% followed by hydrochloric acid 4,218% and acetic acid 2,024%. The highest antioxidant activity was also shown by the results of hydrolysis with phosphoric acid, with IC50 413.92 ppm which was included in the weak category.
Pengaruh Perbedaan Spesies Luwak Terhadap Kadar Kofein Dari Kopi Luwak Jenis Robusta Rahma Yulia; Adek Zamrud Adnan; Deddi Prima Putra
Jurnal Katalisator Vol 4, No 1 (2019): KATALISATOR
Publisher : LLDIKTI Wilayah X

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (785.703 KB) | DOI: 10.22216/jk.v4i1.3246

Abstract

The influence of different species of civet on caffeine content of Robusta civet coffee ( Coffea Robusta) had been done. The Civet species used are Paradoxurus Hermophroditus (Pandan civet) and Arctictis Binturong ( Bulan civet). The Coffee used is Robusta varieties ( Coffea Robusta). Caffeine’s level of robusta civet coffee has been given to two species of civet and after that they are analyzed using TLC Scanner Method quantitatively. The process of robusta civet coffee extraction was done by using Dichloromethane solvent and sonicated for 15 minutes on  themperature 40 º C, then the filtrate obtained was filtered with whatmant filter paper, then concentrated by using rotary evaporator. The quantitative analysis measured from the caffeine was measured using Thin Layer Chromatograpy ( TLC ) then Scanned by Densitometry ( TLC Scanner ) to obtain the content of caffeine from the civet coffee. Robusta coffee beans given to the civet Bulan (Arctictis Binturong) species have 1,91 % caffeine content where the caffeine content is higher when compared to robusta  coffee given to Pandan civet (Paradoxurus Hermophroditus) which has only 1,30 % caffeine. Based on the SPSS 21 anne-ment using anava Three Roads, it is known that differences in civet species affect the levels of robusta civet coffee caffeine.Telah dilakukan Penelitian Pengaruh Perbedaan Spesies Luwak Terhadap Kadar Kofein dari Kopi Luwak Jenis Robusta (Coffea Robusta). Spesies Luwak yang digunakan adalah Paradoxurus Hermophroditus ( Luwak Pandan) dan Arctictis Binturong ( Luwak Bulan). Kopi yang dipakai adalah spesies Robusta ( Coffea Robusta). Kadar kofein kopi luwak robusta yang diberikan kepada dua spesies luwak tersebut kemudian dianalisis menggunakan metode TLC Scanner secara kuantitatif. Proses Ekstraksi Kopi luwak robusta dilakukan dengan  menggunakan pelarut diklorometan dan disonikasi selama 15 menit kemudian filtrate yang diperoleh disaring dengan kertas saring Whatman kemudian dipekatkan dengan rotary evaporator. Analisis kuantitatif dari kofein di ukur dengan menggunakan Kromatografi Lapis Tipis ( KLT ) kemudian di Scanning dengan alat  Densitometri (TLC Scanner) sehingga diperoleh kadar kofein dari kopi luwak tersebut. Biji Kopi Robusta yang diberikan pada Spesies luwak Bulan ( Arctictis Binturong ) mempunyai kadar kofein 1, 91 % dimana kadar kofein ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan kopi robusta yang diberikan kepada luwak pandan (Paradoxurus Hermophroditus) yang hanya memiliki kadar kofein 1, 30 %. Berdasarkan analisis SPSS 21 menggunakan Anava tiga Jalan diketahui bahwa perbedaan spesies luwak mempengaruhi kadar kofein kopi luwak robusta.
Penggunaan Limbah Logam Tembaga yang Didaur Ulang untuk Antibakteri dan Degradasi Metil Merah Secara Fotolisis Ariyetti Ariyetti; Muhammad Nasir; Safni Safni; Syukri Darajat
Jurnal Katalisator Vol 4, No 1 (2019): KATALISATOR
Publisher : LLDIKTI Wilayah X

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1229.878 KB) | DOI: 10.22216/jk.v4i1.3663

Abstract

Metil merah merupakan salah satu zat warna golongan azo yang sering digunakan dalam industri dan laboratorium. Penggunaan metil merah dapat menimbulkan efek terhadap kesehatan dan lingkungan. Oleh sebab itu dilakukan metode fotodegradasi dengan menggunakan semikonduktor dan radiasi sinar tampak. Semikonduktor yang digunakan yaitu berbahan dasar tembaga sulfat hidrat dan perak nitrat. Prekusor tembaga sulfat hidrat dibuat dari pengolahan limbah logam tembaga hasil pemotongan tembaga yang ada di bengkel Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bandung. Bahan semikonduktor juga memiliki kemampuan dalam menghambat pertumbuhan bakteri. Hasil optimum yang didapatkan dalam proses fotodegradasi dan antibakteri merupakan gabungan antara kedua prekusor tembaga sulfat hidrat dan perak nitrat dengan bantuan penyinaran. Kemampuan dalam menghambat pertumbuhan bakteri didapatkan persentase kematian 100 % untuk masing-masing bakteri, yaitu Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Aktifitas fotokatalitiknya dengan konsentrasi semikonduktor 10 ppm untuk mendegradasi zat warna metil merah 5 ppm, selama 23 jam, dimana persentase degradasi yang didapatkan dengan penyinaran lebih tinggi dibandingkan dengan tanpa penyinaran. Pengaruh pH larutan terhadap degradasi metil merah yaitu optimum pada pH 12 (basa).Methyl red is one of the azo group dyes that is often used in industry and laboratories. The use of methyl red can have an effect on health and the environment. Therefore photodegradation method is done by using semiconductor and visible light radiation. The semiconductor used is based on copper sulfate hydrate and silver nitrate. The copper sulphate hydrate precursor is made from the processing of copper-cut copper metal waste in the workshop of the Indonesian Institute of Sciences (LIPI) in Bandung. Semiconductor materials also have the ability to inhibit bacterial growth. The optimum results obtained in the photodegradation and antibacterial process are a combination of both copper sulfate hydrate precursor and silver nitrate with the help of irradiation. The ability to inhibit bacterial growth obtained 100% mortality for each bacterium, namely Escherichia coli and Staphylococcus aureus. Photocatalytic activity with 10 ppm semiconductor concentration to degrade methyl red dye 5 ppm, for 23 hours, where the percentage of degradation obtained by irradiation is higher than without irradiation. The effect of pH of the solution on the degradation of methyl red is optimum at pH 12 (base).
Pengolahan Limbah Cair Industri Tahu Menggunakan Peralatan Lapisan Multi Media (LMM) yang telah didiam kan selama 2 tahun
Jurnal Katalisator Vol 5, No 2 (2020): KATALISATOR
Publisher : LLDIKTI Wilayah X

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22216/jk.v5i2.5363

Abstract

Limbah cair Industri tahu masih menjadi masalah bagi lingkungan karena secara umum industri tahu ini berada dalam skala kecil (skala rumah tangga) dan belum memiliki sistem pengolahan. Pada penelitian ini  limbah cair industri tahu diolah dengan menggunakan kembali peralatan Lapisan Multi Media (LMM) yang pernah digunakan untuk pengolahan limbah cair industri tahu juga kemudian peralatan didiamkan selama dua (2) tahun. Peralatan  LMM didisain  menggunakan kotak akrilik dengan dimensi 50 cm (lebar) x 15 cm (panjang) × 50 cm (tinggi) yang terdiri atas blok tanah dari campuran tanah vulkanik, arang, serbuk besi, jerami padi dibungkus dengan kain strimin yang dibuat seperti pola  batu bata, dengan ukuran tinggi 4 cm,lebar 15 cm dan panjang 9 cm total volume 400 g dengan perbandingan masing-masing 7,5 : 1 : 0,5 : 1  disusun diantara Lapisan Permeable (PL) material zeolit dengan diameter 3-5 mm. Tujuan penelitian ini mempelajari apakah material tanah yang mengandung mikro organisme dan perlit yg digunakan pada peralatan LMM ini masih dapat berfungsi atau tidak selama 2 tahun didiamkan dan didapatkan hasil. Efisiensi penurunan parameter pencemaran limbah cair industri tahu tertinggi diperoleh pada laju alir 15 mL/menit baik pada kondisi aerasi maupun non aerasi. Pada kondisi aerasi diperoleh efisiensi yaitu TSS 95,13 %,  BOD 93.85 %, COD 96.20 %, amonia 65,85%, nitrit 93,60 % , nitrat 73,49 %, fosfat 98,12 % dan kenaikan pH dengan nilai 7,2 dari pH awal 4,34. Pada Kondisi Non aerasi diperoleh efisiensi penurunan yaitu TSS 80,04 %,  BOD 86,15 %, COD 80,39 %, amonia 59,74 %, nitrit 91,60 % , nitrat 72,59 %, fosfat 63,10 % dan kenaikan pH dengan nilai 6,02 dari pH awal 4,34. Dari hasil dapat dilihat bahwa peralatan LMM yg sdh didiamkan selama 2 tahun masih berfungsi dan dapat digunakan lagi untuk pengolahan limbah cair  indutri tahu. Tofu Industry Wastewater Treatment using Multi Soil Layering (MSL) Equipment that has been Inactive for Two YearsTofu industry wastewater is a problem for the environment because in general the tofu industry is a home industry (small scale industry) and does not treat it waste properly. This research was aimed to treat tofu industry wastewater by reusing Multi Soil Layering (MSL) equipment which was left alone for two years.  MSL equipment was designed using an acrylic box with dimensions of 50 cm (width) x 15 cm (length) × 50 cm (height) consisting of a block of soil from a mixture of volcanic soil, charcoal, iron powder, rice straw wrapped in a strimin cloth made like a pattern bricks, with a height of 4 cm, width 15 cm and a length of 9 cm, a total volume of 400 g with a ratio of 7.5: 1: 0.5: 1 each arranged between layers of Permeable (PL) zeolite material with a diameter 3-5 mm.The purpose of this study was to observe whether soil material containing micro-organisms and pearlite used in MSL equipment can still function or not after 2 years. It has been found that the highest efficiency was obtained at a flow rate of 15 mL/min in both aeration and non-aeration conditions. In the aeration condition, the result showed that TSS 95.13%, BOD 93.85%, COD 96.20%, ammonia 65.85%, nitrite 93.60%, nitrate 73.49%, phosphate 98.12% and pH increase from 7.2 to 4.34. In the Non-aeration Condition, the efficiency was decreased, indicated by the value of TSS 80.04%, BOD 86.15%, COD 80.39%, ammonia 59.74%, nitrite 91.60%, nitrate 72.59%, phosphate 63.10% and pH increase from 6.02 to 4.34. From the results it can be seen that the MSL equipment which has been left alone for 2 years was still properly functioning and can be used again for the processing of tofu industry wastewater.