cover
Contact Name
Bina Rohita Sari
Contact Email
binarohitasari@yahoo.co.id
Phone
-
Journal Mail Official
fitofarmaka@unpak.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi
Published by Universitas Pakuan
ISSN : 20879164     EISSN : 2622755X     DOI : https://doi.org/10.33751/jf
Core Subject : Health, Science,
FITOFARMAKA mempublikasikan artikel yang berkaitan dengan farmasi, Kimia Farmasi, dan bidang Fitokimia serta akan dipublikasikan secara online. Publikasi secara elektronik akan menambah kekayaan informasi dan pengetahuan ilmiah terutama dari penelitian. Jurnal ini diterbitkan dua kali setahun, didokumentasikan dengan baik dalam bentuk elektronik dan cetak.
Arjuna Subject : -
Articles 249 Documents
PENGARUH ANTIBIOTIKA PROFILAKSIS TERHADAP KEJADIAN INFEKSI LUKA OPERASI Zunnita, Oktaviana; Sumarny, Ros; Kumalawati, July
FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 8, No 1 (2018): Fitofarmaka, Vol.8, No.1, Juni 2018
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (38.814 KB)

Abstract

ABSTRAKAntibiotik profilaksis  adalah antibiotik  yang diberikan pada pasien yang akan menjalani pembedahan untuk mencegah terjadinya infeksi akibat tindakan operasi. Antibiotik profilaksis diberikan secara intravena agar dicapai konsentrasi maksimum di serum/jaringan pada saat operasi. Pemilihan antibiotika profilaksis yang sesuai pada tindakan pembedahan sangat menentukan keberhasilan dalam mencegah terjadinya infeksi luka operasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya angka kejadian infeksi luka operasi dan mengevaluasi penggunaan antibiotika profilaksis dalam pencegahan infeksi luka operasi di rumah sakit Premier Bintaro, Kota Tanggerang. Jenis penelitian ini adalah observasional dengan rancangan studi deskriptif analitik melalui penelusuran data yang dilakukan secara retrospektif pada pasien yang menjalani pembedahan di ruang operasi. Analisa dan evaluasi data berupa deskripsi pola penggunaan antibiotika profilaksis dan angka kejadian infeksi luka operasi serta hubungan antara penggunaan antibiotika profilaksis dengan kejadian infeksi luka operasi. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukan bahwa angka kejadian infeksi luka operasi pada tindakan pembedahan sebanyak 7 kasus (1,97%) dari jumlah total 355 kasus bedah pada periode penelitian. Antibiotika profilaksis yang paling banyak digunakan adalah sefalosporin generasi III (66,2%). Hasil analisa dengan Fisher exact menunjukkan bahwa sifat operasi, jenis antibiotika dan waktu pemberian antibiotika mempunyai hubungan bermakna dengan kejadian ILO (p <0,05). Dari penelitian terlihat pula bahwa semakin lama operasi berlangsung semakin tinggi risiko infeksi luka operasi. Antibiotik sefalosporin generasi III terbanyak yang digunakan adalah ceftriaxone injeksi.Kata kunci: Antibiotika profilaksis, sefalosporin, luka operasi   EFFECT OF PROPHYLAXIS ANTIBIOTICSTO THE OCCURANCE OF SURGICAL SITE INFECTION ABSTRACTAntibiotic  prophylaxis commonly given  to  the patients  undergoing  surgery to prevent infection due to surgery wound. Antibiotics Prophylactic were given intravenously to achieve maximum serum/tissue concentration at the time of operation and the maximum level was maintained during the surgical procedure. Selection of appropriate antibiotic prophylaxis in surgery is crucial to prevent surgical site infection. This study aims to determine the occurrence of  surgical site infection and to evaluate the use of prophylactic antibiotics to the patients undergoing surgery in Premier Bintaro Hospital, Kota Tanggerang hospital. The study was an observational study with descriptive analytic design using retrospective data obtained from the surgery patients. The data were analyzed and evaluated in  form of the pattern of antibiotic prophylaxis   usage, occurrence of surgical site infection, and relationship between antibiotic prophylaxis usage  and occurence of surgical site infection. The results obtained showed that during the study period, 7 cases of surgical site infections occurred from the total of355   surgical procedure (1.97%).  The antibiotics prophylactic most widely used was a third generation cephalosporin (66.2%). The results of Fisher exact analysis showed that the types of operation, type of antibiotic, and time of antibiotics administration had significant relationship with ILO  (p <0,05).  The research also revealed that the longer the surgery time, the higher the risk of surgical site infection.   The third generation cephalosporin antibiotics used were ceftriaxone injection was the third generation cephalosporin widely used in hospital.Keywords: Antibiotics prophylactic, cephalosporin, surgical site infection 
UJI EFEK TONIK EKSTRAK ETANOL HERBA PEGAGAN (Centella asiatica (L). Urb) PADA MENCIT JANTAN BALB/C Prastiwi, Rini; R.Tjahyadi, R.Tjahyadi; Chusun, Chusun
FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 5, No 1 (2015): FITOFARMAKA
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (85.771 KB)

Abstract

Pegagan (Centella asiatica (L). Urb) dikenal secara empiris sebagai obat tradisional untuk mempercepat aktivitas syaraf, meningkatkan daya ingat,dan tonik untuk organ tubuh (hati, ginjal, otak). Efek tonik dapat ditentukan dengan menggunakan metode natatory exhaustion melalui pengamatan efek stimulansia suatu obat pada hewan uji. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek tonik ekstrak etanol herba pegagan pada mencit jantan (Balb/C) dan menentukan dosis efektif yang menunjukkan kemampuan mencit untuk mempertahankan diri ketika direnangkan. Penelitian ini menggunakan lima kelompok uji, tiap kelompok terdiri atas lima mencit jantan. Kelompok kontrol positif, kontrol negatif, kelompok dosis I, II dan III ekstrak etanol herba pegagan diberikan masing-masing kafein 100 mg/kgBB, CMC 0,5%, 50 mg/kg BB, 100 mg/kg BB, dan 150 mg/kg BB secara peroral.Pengujian efek tonik dengan metode natatory exhaustion ditunjukkan dengan bertambahnya waktu kemampuan mencit untuk mempertahankan diri ketika direnangkan. Pertambahan waktu tersebut menunjukkan peningkatan daya tahan mencit. Dosis terbaik yang dapat digunakan sebagai tonik adalah 100 mg/kg BB. 
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL AKAR, KULIT BATANG DAN DAUN TANAMAN SAMBILOTO (Andrographis paniculata Ness.) DENGAN METODE LINOLEAT – TIOSIANAT Wardatun, Sri
FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 1, No 2 (2011): FITOFARMAKA
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (304.87 KB)

Abstract

Antioksidan adalah senyawa yang dapat menghambat reaksi radikal bebas dalamtubuh. Salah satu tumbuhan obat tradisional Indonesia yang memiliki aktivitas sebagaiantioksidan adalah sambiloto (Andrographis paniculata Ness.). Pengujian antioksidan dariekstrak etanol akar, kulit batang dan daun sambiloto dilakukan mengunakan metodeLinoleat-Tiosianat dengan vitamin E sebagai kontrol positif . Warna yang terbentuk diukur secara spektrofotometri pada  479 nm. Tiga ekstrak dengan daya antioksidan terbesar terdapat pada ekstrak akar dengan konsentrasi 0,25% sebesar 79,37%, ekstrak kulit batang dengan konsentrasi 0,5% memiliki daya antioksidan 75,93%, dan ekstrak daun memilikidaya antioksidan sebesar 76,63%, sedangkan vitamin E memiliki daya antioksidan 75,37%.
EFEKTIVITAS SEDIAAN EMULSI EKSTRAK ETANOL 70 % DAUN MANGKOKAN (Northopanax scutellarius(Burm.f)Merr) SEBAGAI PERANGSANG PERTUMBUHAN RAMBUT Sadiah, Siti; Herlina, Nina; Indriati, Dwi
FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 4, No 1 (2014): FITOFARMAKA
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (533.351 KB)

Abstract

Daun mangkokan dalam pengobatan tradisional (jamu) dikenal sebagai tanaman obat yang berkhasiat sebagai penumbuh rambut atau mencegah kerontokan. Kerontokan rambut hingga kebotakan (Alopecia) dapat diobati dengan penyubur rambut. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan formula sediaan emulsi yang mengandung ektrak etanol 70 % daun mangkokan pada beberapa konsentrasi dan dievaluasi efektivitasnya sebagai penumbuh rambut secara in vivo. Formula dibandingkan dengan Aminexil 2% sebagai kontrol positif dan diaplikasikan pada kulit kelinci yang telah dibersihkan bulunya, kemudian panjang bulu rambut yang tumbuh diukur selama 6 minggu dan ditentukan rata-rata pertumbuhan rambut perminggu. Hasil menunjukkan formulasi dengan konsentrasi ekstrak daun mangkokan 7,5% sama efektifnya dengan kontrol positif dan berbeda signifikan dengan kontrol formula basis tanpa ekstrak. Rata-rata panjang rambut pada minggu pertama bertambah 50% dan setelah minggu keenam pertumbuhannya rata-rata diatas 65% - 85% jika dibandingkan terhadap kontrol positif Aminexil (100%). 
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL DAUN, BUAH DAN BIJI PARE (Momordica charantina L) Septiningsih, Riana; Sutanto, Sutanto; Indriani, Dwi
FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 7, No 1 (2017): Vol 7 No 1 Juni 2017
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (345.334 KB)

Abstract

ABSTRAKAntioksidan  merupakan  senyawa  yang  dapat  menghambat  dan  mencegahpertumbuhan kanker. Salah satu tanaman yang diduga dapat mengobati kanker adalah pare (Momordica charantina L).  Masyarakat telah menggunakan pare sebagai makanan sehari-hari dan juga telah lama dipercaya sebagai obat tradisional untuk mengobati berbagai macam penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan dari ekstrak etanol buah, daun, dan biji pare. Buah, daun dan biji pare diekstraksi dengan etanol 70% dan dipekatkan hingga didapatkan ekstrak kental. Pengujian aktifitas antioksidan pada penelitian ini menggunakan metode peredaman terhadap radikal bebas 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH), dan vitamin C sebagai kontrolnya. Hasil pengujian antioksidan pada  vitamin C  didapatkan  nilai IC50 sebesar2,844 µg/mL. Hasil pengujian aktifitas antioksidan dari ekstrak etanol buah, daun, danbiji pare menunjukkan bahwa ketiga ekstrak tersebut tidak memiliki aktifitas sebagai antioksidan. Suatu senyawa dikatakan aktif sebagai antioksidan apabila nilai IC50 < 100 ppm. Kata Kunci : Antioksidan, Pare (Momordica charantina L), DPPH.
DAYA HAMBAT EKSTRAK HEKSAN, ETIL ASETAT DAN ETANOL DARI DAUN ASAM KANDIS (Garcinia parvifolia (Miq.) Miq.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM α-GLUKOSIDASE SECARA IN VITRO Rahminiwati, Min; Wiendarlina, Ike Yulia; Ceristianto, Ceristianto
FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 6, No 2 (2016): Vol.6, No.2, Desember 2016
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (243.069 KB)

Abstract

ABSTRAKSalah satu penyebab peningkatan kadar gula darah pada penderita penyakit diabetes mellitus adalah tingginya aktivitas pemecahan karbohidrat menjadi glukosa oleh enzim α-glukosidase. Beberapa penelitian menunjukan bahwa daun asam kandis diketahui memiliki kandungan senyawa xanthone yang mampu menghambat aktivitas enzim α-glukosidase.     Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antidiabetes ekstrak heksan, etil asetat dan etanol daun asam kandis (Garcinia parvifolia (Miq.) Miq.) dengan mengukur daya hambat ekstrak daun asam kandis terhadap aktivitas enzim α-glukosidase secara in vitro. Pengujian daya hambat terhadap aktivitas α-glukosidase dihitung berdasarkan nilai IC50 dengan  senyawa acarbose sebagai pembanding (kontrol positif). Hasil uji daya hambat ekstrak daun asam kandis terhadap aktivitas enzim α-glukosidase menunjukan bahwa aktivitas inhibisi (IC50) dicapai pada pemberian  ekstrak heksan, etil asetat dan etanol daun asam kandis berturut-turut sebesar 226,4 ± 24,18 ppm, 46,96 ± 10,48 ppm, dan  7,32 ± 2,14 ppm. Dari hasil penelitian  dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol berpotensi paling tinggi sebagai inhibitor enzim α-Glukosidase.  Kata Kunci:   Antidiabetes, asam kandis, inhibitor α-glukosidase 
UJI EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN EKSTRAK AIRKELOPAK BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L) TERHADAP BAKTERI Streptococcus pneumoniae. Komala, Oom; Rosyanti, Reni; Muztabadihardja, Muztabadihardja
FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 3, No 1 (2013): FITOFARMAKA
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (374.109 KB)

Abstract

Penelitian efektivitas antibakteri ekstrak etanol dan ekstrak air kelopak bunga rosella terhadap Streptococcus pneumoniae telah dilakukan menggunakan metode difusicakram dan dilusi secara invitro. Larutan induk ekstrak etanol dan ekstrak air rosella70g/100 ml diencerkan dengan konsentrasi 10%, 30%, 50% dan70% untuk metodedifusi cakram dengan kontrol positif ampisilin 10 IU, dan ekstrak etanol diencerkandengan konsentrasi 0,1%, 0,25%, 0,5%, 1%, dan 2% untuk metode dilusi terhadapS.pneumoniae. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol dan ekstrak airrosella dapat menghambat pertumbuhan bakteri S.pneumoniae diketahui dari zonahambat yang terbentuk. Konsentrasi 70% pada metode difusi ekstrak etanol danekstrak air rosella membentuk diameter zona hambat paling luas rata-rata 25,6 mmuntuk ekstrak etanol dan 24,3 mm untuk ekstrak air rosella. Hasil konsentrasi hambatminimum dari ekstrak etanol rosella yang paling efektif adalah konsentrasi 1%. Hasilpengujian fitokimia diketahui bahwa ekstrak etanol dan ekstrak air rosellamengandung saponin, tanin, dan flavonoid.Kata kunci : Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L), S.pneumoniae, antibakteri, ekstrak etanol, ekstrak air
GEOGRAPHYCAL EFFECT ON THE CYTOTOXIC ACTIVITY OF Annona muricata L. LEAVES EXTRACT AGAINST MCF7 CANCER CELL Suhendar, Usep
FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 8, No 2 (2018): Fitofarmaka Volume 8.2 2018
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (38.814 KB)

Abstract

Many studies have shown the anti-cancer activities of the chemical compounds extracted from the leaves of Annona muricata or soursop plant. Cianjur dan Sukabumi are quite large soursop producing area in Indonesia. This study was carried out to determine the difference of cytotoxic activity of soursop leaves ethanolic extract which were harvested from three different areas of Cianjur (I, II, III) dan Sukabumi (I, II, III). The Soursop leaves were macerated with 70% ethanol using microwave assisted extraction (MAE) method. The extract was tested in vitro on breast cancer cell line MCF7 dan its constituent was identified using GC-MS apparatus. The results showed that the highest cytotoxic activity with IC50 values of 9.12 µg ml-1 was determined on the extract of soursop leaves harvested from Cianjur III area. Qualitative identification of chemical constituent shows that the soursop leaves contain alkaloid, flavonoid, triterpenoid, tannin dan saponin compounds. No steroid compound was detected in the extract. It can be concluded that the geographical regions affected the biochemical properties of soursop leaves. Keyword : Anticancer, breast cancer, cytotoxic, MCF7, soursop leaf extract 
EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN SIRIH (Piper betle Linn) TERHADAP Staphylococcus aureus ATCC 25923 Bustanussalam, Bustanussalam; Apriasi, Devi; Suhardi, Eka; Jaenudin, Dadang
FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 5, No 2 (2015): Vol 5 No 2 Desember 2015
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (213.75 KB)

Abstract

ABSTRAKTanaman sirih (Piper betle L) merupakan jenis tanaman yang tumbuh merambat dengan ketinggian mencapai 5-15 m. Tanaman ini sebagai tanaman obat yang berkhasiat untuk penyembuhan terhadap penyakit kulit yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus karena memiliki daya antiseptik yang baik. Bagian tanaman yang digunakan yaitu daunnya karena banyak mengandung senyawa turunan fenol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antibakteri ekstrak daun sirih (Piper betle L) dan untuk mengetahui konsentrasi ekstrak daun sirih yang memiliki efek antibakteri paling efektif terhadap bakteri Staphylococcus aureus penyebab penyakit kulit. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan rancangan percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan menggunakan 2 metode yaitu  metode Refluks dan Maserasi dengan masing-masing konsentrasi ekstrak daun sirih (Piper betle L) yang terdiri atas satu faktor yaitu konsentrasi ekstrak daun sirih (Piper betle L) dengan taraf faktor 0%, 5%, 10%, 15%, 20% dan 25%. Variabel respon yang diamati adalah luas zona hambat bakteri Staphylococcus aureus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada ekstrak daun sirih terdapat senyawa antibakteri yang efektif dalam menghambat bakteri Staphylococcus aureus. Zona hambat mulai terlihat pada konsentrasi 5%. Perlakuan dengan cara maserasi, pada konsentrasi 10% dan 20% zona hambat tidak berbeda nyata, sedangkan pada konsentrasi 15% dan konsentrasi 25% zona hambat yang dihasilkan berbeda nyata dengan semua konsentrasi yang digunakan. Perlakuan dengan cara refluks, pada konsentrasi 10% dan 25% zona hambat tidak berbeda nyata, sedangkan pada konsentrasi 15% dan konsentrasi 20% zona hambat yang dihasilkan berbeda nyata dengan semua konsentrasi yang digunakan. Dengan demikian, diperoleh konsentrasi ekstrak daun sirih yang memiliki efek antibakteri yang paling efektif yaitu pada konsentrasi 25% dengan cara maserasi, sedangkan cara refluks yaitu pada konsentrasi 20%. Kata kunci : Sirih (Piper betle L), Staphylococcus aureus ATCC 25923, antibakteri, rancangan acak lengkap (RAL)
KIJING TAIWAN (Anodonta woodiana) SEBAGAI SUMBER KALSIUM TINGGI DALAM UPAYA MENCEGAH OSTEOPOROSIS Srie Rahayu, Sata Yoshida
FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 2, No 1 (2012): FITOFARMAKA
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (359.534 KB)

Abstract

Kalsium merupakan mineral yang sangat dibutuhkan dalam tubuh manusia. Apabilakekurangan kalsium dapat menyebabkan riketsia pada anak, osteomalasia (tulang lunak) dan osteoporosis (tulang keropos) pada orang dewasa. Untuk mencegah hal tersebut maka dibutuhkan asupan kalsium yang cukup. Kurang sadarnya masyarakat akan pentingnya kalsium bagi tubuh mengakibatkan dua dari lima orang Indonesia terkena osteoporosis. Masyarakat Indonesia umumnya mengetahui sumber kalsium bagi tubuh manusia adalah susu serta produk olahannya. Kandungan kalsium pada susu sapi sebesar 143 mg padahal terdapat sumber kalsium lain yang berpotensi yaitu memiliki kandungan kalsium lebih besar daripada susu yaitu kerang. Tujuan penelitian adalah untuk mengkaji komposisi kimia pada Kijing Taiwan dan merumuskan metode sosialisasi Kijing Taiwan sebagai sumber kalsium dalam upaya pencegahan osteoporosis. Manfaat penelitian adalah untuk memperkenalkan Kijing Taiwan sebagai menu makanan keluarga. Penentuan komposisi kimia proksimat, yang meliputi analisis kadar air, analisis kadar abu, analisis kadar protein, analisis kadar lemak dan analisis kadar karbohidrat dan kadar mineral Ca, Cu, Fe dan Zn.Dalam penelitian ini kita dapat mengetahui kandungan kalsium pada Kijing Taiwan, yaitu 366 mg kalsium serta mengetahui berapa gram Kijing Taiwan yang harus dikonsumsi untuk memenuhi asupan kalsium per hari per orangnya, yaitu sebanyak 273 gr. Diharapkan dari lingkup yang kecil ini dapat mengurangi kasus osteoporosis di Indonesia.Kata kunci : Kijing, Anodonta woodiana, sumber kalsium, osteoporosis 

Page 3 of 25 | Total Record : 249


Filter by Year

2011 2023


Filter By Issues
All Issue Vol 13, No 1 (2023): FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 12, No 2 (2022): FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 12, No 1 (2022): FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 11, No 2 (2021): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 11, No 1 (2021): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 10, No 2 (2020): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 10, No 1 (2020): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 9, No 2 (2019): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 9, No 1 (2019): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 9, No 1 (2019): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 8, No 2 (2018): Fitofarmaka Volume 8 No. 2 Tahun 2018 Vol 8, No 2 (2018): Fitofarmaka Volume 8.2 2018 Vol 8, No 1 (2018): Fitofarmaka, Vol.8, No.1, Juni 2018 Vol 8, No 2 (2018): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 8, No 2 (2018): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 8, No 1 (2018): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 7, No 2 (2017): Vol.7, No.2, Desember 2017 Vol 7, No 1 (2017): Vol 7 No 1 Juni 2017 Vol 7, No 2 (2017): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 7, No 1 (2017): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 6, No 2 (2016): Vol.6, No.2, Desember 2016 Vol 6, No 1 (2016): Vol.6, No.1, Juni 2016 Vol 6, No 2 (2016): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 6, No 1 (2016): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 5, No 2 (2015): Vol 5 No 2 Desember 2015 Vol 5, No 2 (2015): FITOFARMAKA Vol 5, No 1 (2015): FITOFARMAKA Vol 5, No 1 (2015): FITOFARMAKA Vol 4, No 2 (2014): FITOFARMAKA Vol 4, No 2 (2014): FITOFARMAKA Vol 4, No 1 (2014): FITOFARMAKA Vol 4, No 1 (2014): FITOFARMAKA Vol 3, No 2 (2013): FITOFARMAKA Vol 3, No 2 (2013): FITOFARMAKA Vol 3, No 1 (2013): FITOFARMAKA Vol 3, No 1 (2013): FITOFARMAKA Vol 2, No 2 (2012): FITOFARMAKA Vol 2, No 2 (2012): FITOFARMAKA Vol 2, No 1 (2012): FITOFARMAKA Vol 2, No 1 (2012): FITOFARMAKA Vol 1, No 2 (2011): FITOFARMAKA Vol 1, No 2 (2011): FITOFARMAKA More Issue