cover
Contact Name
Arham Rusli
Contact Email
a_rusli06@yahoo.com
Phone
+624102312704
Journal Mail Official
agrokompleksjurnal@gmail.com
Editorial Address
Jl. Poros Makassar-Parepare Km. 83 Mandalle, Kab. Pangkajene dan Kepulauan, Prop. Sulawesi Selatan, 90652
Location
Unknown,
Unknown
INDONESIA
Agrokompleks
ISSN : 1412811X     EISSN : 27752321     DOI : http://doi.org/10.51978/
Core Subject : Agriculture,
Agrokompleks merupakan jurnal ilmiah kedua yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (PPPM) Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan. Ruang lingkup artikel yang dimuat pada jurnal ini meliputi bidang pertanian secara umum meliputi; teknologi pertanian, teknologi perikanan, teknologi peternakan, dan agribisnis. Jurnal ini terbit dua kali dalam setahun yaitu setiap bulan Januari dan Juli
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 16 No 1 (2017): Agrokompleks" : 10 Documents clear
Perbandingan Hasil Tangkapan Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) Purse Seine yang Dioperasikan Di Dalam dan Di Luar Area Rumpon Achmar Mallawa
Agrokompleks Vol 16 No 1 (2017): Agrokompleks
Publisher : PPPM Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51978/japp.v16i1.170

Abstract

Penelitian perbandingan hasil tangkapan ikan cakalang purse seine yang dioperasikan di dalam dan di luar area rumpon dilakukan di perairan Laut Flores pada musim Timur, bertujuan menganalisis struktur ukuran dan hasil tangkapan per upaya purse seine yang dioperasikan di area rumpon dan di luar area rumpon. Data panjang ikan dan jumlah tangkapan dikumpulkan langsung di atas kapal dan di Tempat Pendaratan Ikan. Perbandingan struktur ukuran dianalisis menggunakan histogram dan metoda Bhattacharya, sedang perbandinga hasil tangkapan per upaya dianalisis dengan uji t. Hasil penelitian menjelaskan bahwa ikan cakalang hasil tangkapan purse seine di area rumpon memiliki selang panjang 19.5 – 52.0 cm FL, panjang dominan 31.5 – 34.5 cm FL dan panjang rata-rata 32.50 cm FL, sedangkan ikan cakalang hasil tangkapan purse seine melalui perburuan memiliki selang panjang 26.6 – 63.5 cm, panjang dominan 34.5 – 40,0 cm FL dan panjang rata-rata 36.5 cm FL. Hasil tangkapan per trip purse seine pada daerah rumpon lebih tinggi pada daerah rumpon dibanding melalui perburuan. Kesimpulan bahwa struktur ukuan ikan cakalang hasil tangkapan purse seine di area rumpon berbeda dengan ikan cakalang hasil tangkapan melalui perburuan, namun keduanya didominasi ikan cakalang berukuran kecil, jumlah hasil tangkapan purse seine area rumpon berbeda dengan hasil tangkapan di luar area rumpon.
Pengaruh Berbagai Sumber Karbohidrat Pakan Terhadap Pertumbuhan dan Sintasan Juvenil Udang Vannamei Litopenaeus Vannamei Zainuddin Zainuddin; Haryati Haryati; Siti Aslamyah
Agrokompleks Vol 16 No 1 (2017): Agrokompleks
Publisher : PPPM Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51978/japp.v16i1.171

Abstract

Dalam budidaya udang vanamei salah satu masalah yang dihadapi para petani adalah tingginya harga pakan yang disebabkan karena tingginya kandungan protein pakan. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan meminimalkan kadar protein pakan dan menggatinya dengan karbohidrat dalam kadar yang lebih tinggi (protein-sparring effect by carbohydrates), sehingga energi yang diperoleh udang dari protein hanya dipergunakan untuk memaksimalkan pertumbuhan sedangkan energi untuk metabolisme dan aktivitas diperoleh dari karbohidrat. Namun demikian penggunaan berbagai sumber karbohidrat dalam pakan udang vanamei belum banyak diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh berbagai sumber karbohidrat pakan terhadap pertumbuhan dan sintasan juvenil udang vanamei. Penelitian menggunakan desain rancangan acak lengkap dengan empat perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan yang diuji adalah pakan A menggunakan tepung jagung, B tepung ubi jalar, C tepung dedak dan D tepung terigu. Udang vanamei yang digunakan memiliki kisaran bobot 0,85-0,97 g. Dosis pakan ditetapkan sebesar 10% dari bobot tubuh udang dengan frekuensi pemberian pakan empat kali sehari. Udang dipelihara selama 60 hari di dalam akuarium dengan sistem resirkulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berbagai sumber karbohidrat dalam pakan tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan dan sintasan juvenil udang vanamei.
Isotermis Sorpsi Air Edible Film Antimikroba Yang Diinkorporasi Dengan Ekstrak Kasar Metanol Caulerpa recemosa Arham Rusli
Agrokompleks Vol 16 No 1 (2017): Agrokompleks
Publisher : PPPM Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51978/japp.v16i1.172

Abstract

Inkorporasi bahan antimikroba pada pembuatan edible film akan berpengaruh pada karakteristik isotermis sorpsi airnya. Pengetahuan tentang karakteristik isotermis sorpsi air pada edible film diperlukan untuk memprediksi sifat-sifat film pada kondisi kelembaban relatif udara lingkungan penyimpanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji karakteristik isotermis sorpsi air edible film antimikroba yang diinkorporasi dengan ekstrak kasar metanol Caulerpa recemosa. Penentuan kadar air kesetimbangan edible film dilakukan menggunakan metode gravimetric. Kadar air kesetimbangan hasil percobaan diplotkan dengan nilai aktifitas air (a ) ruang penyimpanan menggunakan software Microsoft excel 2010 untuk menentukan kurva isotermis sorpsi air edible film antimikroba. Model persamaan isotermis sorpsi air edible film yang tepat ditentukan berdasarkan model persamaan yang telah dikembangkan dari literatur dan disesuaikan dengan data percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kurva isotermis sorpsi air edible film antimikroba ekstrak kasar C. recemosa mengikuti pola sigmod tipe 4. Terdapat tiga model yang tepat untuk menggambarkan pola isotermis sorpsi air edible film antimikroba yaitu model Caurie, polinomial ordo tiga, dan double log polinomial. Kadar air monolayer (Mo) edible film antimikroba berdasarkan persamaan GAB (Guggenheim-Anderson-de Boer) adalah 0.12 g/gH O, yang berarti bahwa kadar air edible film antimikroba ekstrak kasar metanol C. recemosa hendaknya berkisar 12% untuk menjamin stabilitas selama penyimpanan.
Pemanfaatan Radiasi Sinar Gamma Guna Mendapatkan Lethal Dosis Efektif Untuk Mutan Pendek dan Genjah Padi Lokal (Ase Buluh) Sulawesi Selatan Abdul Haris; Annas Boceng; Amir Tjoneng
Agrokompleks Vol 16 No 1 (2017): Agrokompleks
Publisher : PPPM Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51978/japp.v16i1.173

Abstract

Ase Buluh dari Kabupaten Bone adalah varietas lokal yang saat sekarang tidak lagi banyak dijumpai bahkan hampir punah disebabkan karena berproduksi rendah, berbatang tinggi dan mudah rebah, berumur dalam, tidak oleh karena itu perlu diadakan perakitan varietas. Tujuan dari penelitian ini adalah menginduksi mutasi padi varietas lokal (Ase Buluh) dengan radiasi sinar gamma untuk mendapatkan Lethal Dosis mutan-mutan padi lokal yang pendek dan berumur genjah. Radiasi benih varietas lokal dilaksanakan di Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi BATAN Pasar Jum'at Jakarta. Penanaman benih hasil radiasi terlebih dahulu dengan mencari lethal dosis efektif lalu ditanam dan hasil seleksi (M1) dilaksanakan di Laboratorium Kaca dan Lapang Fakultas Pertanian UMI . Penelitian ini dirancang dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) sederhana satu faktor terdiri dari lethal dosis terpilih dari tujuh taraf perlakuan pendahuluan dicobakan yaitu tanpa radiasi (R0) radiasi dengan 50 GRY (R1), 100 GRY (R2), 200 GRY (R3), 300 GRY (R4), 350 GRY (R5) dan radiasi dengan 400 GRY (R6). Masing-masing perlakuan diulang 3 kali dengan menggunakan 50 tanaman untuk tiap perlakuan. Hasil penelitian ini diperolehnya lethal dosis efektif radiasi sinar gamma adalah 200 gray dan 300 gray. Mutan tinggi tanaman yang terpendek adalah 300 gray yaitu 131 cm tidak berbeda nyata dengan 200 gray yaitu 139 cm. Sedangkan jumlah anakan terbanyak diperoleh pada dosis 0 gray yaitu 18 dan berbeda nyata dengan 200 gray dan 300 gray. Selanjutnya diharapkan masih diperoleh pula mutan-mutan padi lokal Ase Buluh yang memiliki umur genjah.
Identifikasi Klon Unggul Kakao di Desa Tarengge Kecamatan Wotu Kabupaten Luwu Timur Junaedi Junaedi; Syahruni Thamrin; Baso Darwisah; Risna Ningsi Yana
Agrokompleks Vol 16 No 1 (2017): Agrokompleks
Publisher : PPPM Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51978/japp.v16i1.174

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karaktreristik morfologi klon kakao unggulan yang berada di Kabupaten Luwu Timur. Data karakteristik morfologi tanaman klon kakao unggulan diperoleh melalui survei dan observasi langsung. Data mengenai karakteristik morfologi yang dikumpulkan meliputi bentukdaun, ujung daun, pangkal daun, warna daun, permukaan kulit daun, bentuk buah, ujung buah, pangkal buah, jumlah buah/ pohon, berat buah (gr), jumlah biji/ tongkol, dan berat 100 biji (gr). Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan beberapa hal berikut; a) terdapat perbedaan sekaligus kemiripan padaklon-klon ungul kakao yang digunakan, Karakteristik ini dapat berbeda berdasarkan bentuk buah, warna buah, permukaan kulit buah, alur buah, warna buah, pangkal daun, flushing dan biji yang dihasilkan, b) karakter klon kakao dapat menentukan keunggulan klon kakao dalam kerentanannya terhadap seranganhama PBK, c) dari sisi produksi Klon 45, S1 dan M01 berpotensi memiliki daya hasil mencapai 3 – 4 ton per pohon per tahun, sementara klon BB memiliki potensi paling rendah bahkan berada di bawah 500 kg/phn/tahun.
Pertumbuhan dan Produksi G enotipe Kedelai pada Aplikasi Kombinasi Jenis Mikoriza Vesikular Arbuskular (MVA) B. Rini Widiati; Muh. Izzdin Idrus; Muh. Imran
Agrokompleks Vol 16 No 1 (2017): Agrokompleks
Publisher : PPPM Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51978/japp.v16i1.175

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi pemberian kombinasi Jenis Mikoriza Vesikular Arbuskular (MVA) terhadap pertumbuhan dan produksi genotipe kedelai. Metode Penelitian dilaksanakan dalam bentuk percobaan dengan menggunakan rancangan petak terbagi (RPT), sebagai berikut : PetakUtama (PU) adalah 6 genotipe kedelai (g) mutant generasi ke 4 yaitu : g (genotipe Menyapa, 50 Gy ); g 1 2 (genotipe Orba, 50 Gy); g (genotipe Tanggamus, 50 Gy); g (genotipe Menyapa, 0 Gy); g (genotipe Orba, 0 3 4 5 Gy); g (genotipe Tanggamus, 0 Gy). Anak Petak (AP) adalah kombinasi Jenis mikoriza vesikular arbuskular 6 (m) yaitu control (tanpa mikoriza (m ), mikoriza Glomus sp. + Gigaspora sp. (m ), Glomus sp.+ Acaulospora 0 1 sp. (m ), Gigaspora sp. + Acaulospora sp. (m ), (Glomus sp. + Gigaspora sp. + Acaulospora sp.) (m ). Setiap 2 3 4 perlakuan pada petak utama, dan anak petak dikombinasikan sehingga terdapat 30 kombinasi perlakuan. Masing-masing kombinasi perlakuan diulang sebanyak 3 kali sehingga seluruhnya terdapat 90 unit tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : kombinasi jenis mikoriza (Glomus sp. + Gigaspora sp. + Acaulospora sp.) merupakan kombinasi terbaik terhadap pertumbuhan dan produksi genotipe kedelai, Genotipe Menyapa, 50Gy; genotipe Orba, 50 Gy; genotipe Tanggamus, 50 Gy menghasilkan pertumbuhan dan produksi yang lebih tinggi dibanding genotipe Menyapa, 0 Gy; Genotipe Orba, 0 Gy; Genotipe Tanggamus, 0 Gy.
Uji Efektivitas Pemberian Fungi Mikoriza Arbuskular ( FMA ) Terhadap Cekaman Kekeringan Bibit Kakao Klon Lokal Erna Halid
Agrokompleks Vol 16 No 1 (2017): Agrokompleks
Publisher : PPPM Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51978/japp.v16i1.176

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan di kebun percontohan Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene dan Kepulauan yang dimulai pada Juni 2015 sampai September 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui uji efektivitas mikoriza terhadap cekaman kekeringan pada bibit tanaman kakao klon lokal. Interval penyiraman A0 dilakukan setiapa hari, A1 penyiraman dilakukan berselang 1 hari, A2 penyiraman dilakukan selang 2 hari, dan A3 penyiraman dilakukan selang 3 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada interval penyiraman setiap hari dan dengan cendawan mikoriza arbuskular cenderung memiliki tinggi tanaman tertinggi (rata-rata 51,75 cm). Interval penyiraman selang 1 hari yang diinokulasi dengan cendawan mikoriza cenderung memiliki tinggi tanaman tertinggi (rata-rata 44,67 cm). Interval penyiraman selang 2 hari dan diinokulasi dengan cendawan mikoriza cenderung memiliki tinggi tanaman tertinggi (rata-rata 30,50 cm). Interval penyiraman selang 3 hari dan diinokulasi dengan fungi mikoriza memiliki tinggi tanaman tertinggi (rata-rata 26,83 cm).
Penilaian Mutu Organoleptik Hasil Olahan Ikan Berbagai Jenis Abon Ikan Tenriware Tenriware
Agrokompleks Vol 16 No 1 (2017): Agrokompleks
Publisher : PPPM Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51978/japp.v16i1.177

Abstract

Pengujian organoleptik (uji hedonik) merupakan pengujian sensori yang dilakukan untuk menentukan tingkat penerimaan panelis terhadap suatu produk. Pengujian ini merupakan suatu metode yang digunakan untuk menguji kualitas suatu bahan atau produk menggunakan panca indra manusia. Jadi dalam hal ini aspek yang diuji dapat berupa warna, rasa, bau, dan tekstur. Pengkajian masa simpan, mencocokkkan produk, spesifikasi produk dan pengendalian mutu, reformulasi produk, pengujian potensi penyimpangan bau dan munculnya bau–bau asing, dan menentukan keterimaan produk. Penelitian ini terlaksana sejak April-Agustus 2016 di Kelurahan Takatidung Kabupaten Polewali Mandar. Bahan baku yaitu ikan bandeng, kakap, dan kerapu. Ketiga produk abon tersebut dilakukan pengujian organoleptik secara bersamaan pada panelis yaitu 15 panelis terlatih dan 15 panelis belum terlatih. Skala yang digunakan dalam pengujian berdasarkan tingkatan kesukaan dengan skala numerik yaitu 1 – 7 dan analisis uji ANOVA dan uji lanjut Bonferroni. Hasil penelitian ketiga abon menunjukkan perbedaan yang sangat nyata (P < 0,05). Uji lanjut menunjukkan bahwa abon ikan bandeng berbeda nyata dengan kedua jenis abon lainnya dari segi warna, rasa, tekstur, dan aroma. Produk abon ikan terpilih dari ketiga jenis abon ikan yaiu abon ikan bandeng mempunyai rasa tingkat kegurihan, tingkat penampilan warna, dan tekstur yang lebih bagus dengan lainnya. Namun dari tingkat ketajaman aroma abon kerapu dan kakap lebih tajam dibanding abon ikan bandeng.
Karakter Mutan Padi Lokal Ase Banda Hasil Irradiasi Sinar Gamma Annas Boceng; Abdul Haris; Amir Tjoneng
Agrokompleks Vol 16 No 1 (2017): Agrokompleks
Publisher : PPPM Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51978/japp.v16i1.178

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah menginduksi mutasi padi varietas lokal (Ase Banda) dengan irradiasi sinar gamma untuk mendapatkan mutan-mutan padi lokal yang berumur genjah dan berdaya hasil tinggi. Penelitian ini dirancang dengan menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) satu Faktor. Adapun Faktornya yaitu level irradiasi yang dilakukan yaitu tanpa radiasi (R0) sebagai kontrol, radiasi dengan 200 Gray (R1) dan radiasi dengan 300 Gray (R2). Masing-masing perlakuan diulang 3 kali dengan menggunakan 50 tanaman untuk tiap perlakuan. Hasil penelitian ini adalah padi lokal yang di radiasi baik 200 Gray (R1) maupun 300 Gray (R2) diperoleh tinggi tanaman lebih pendek dari pada yang tidak di radiasi (R0). Jumlah anakan lebih tinggi dari pada yang tidak di radiasi (R0), dan umur berbunga diperoleh lebih cepat dari pada (R0). Masih diharapkan karakter mutan padi lokal Ase Banda yang diinginkan untuk dapat digunakan sebagai bahan pemuliaan lanjutan.
Analisis Hasil Tangkapan Jaring Insang pada Penangkapan Ikan Terbang (Exocoetidae) di Perairan Pantai Barat Majene Selat Makassar Mahfud Palo; Najamuddin Najamuddin; St. Aisjah Farhum
Agrokompleks Vol 16 No 1 (2017): Agrokompleks
Publisher : PPPM Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51978/japp.v16i1.179

Abstract

Di perairan pantai barat Majene Selat Makassar perikanan sumberdaya ikan terbang sudah cukup lama digeluti oleh nelayan di daerah pesisir Kabupaten Majene sebagai mata pencaharian utama. Penangkapan ikan terbang dilakukan nelayan dengan jaring insang hanyut hampir sepanjang tahun dengan sangat intensif kecuali pada puncak-puncak musim barat dan timur. Dalam perikanan ini tertangkap berbagai spesies ikan terbang tetapi spesies dari Hirundichthys oxycephalus menjadi hasil tangkapan yang paling dominan. Penelitian dilakukan dengan metode experimental fishing dimana satu unit experimental yakni jaring insang hanyut ukuran mata jaring 2,54 dan 3,81 cm dioperasikan dalam suatu fishing ground selama 18 trip pada bulan April sampai Juni 2009. Perbedaan berat hasil tangkapan antara dua ukuran mata jaring dikaji dengan analisis varian kemudian dilanjutkan dengan uji Tukey (Steel dan Torrie, 1989), CPUE (kg/m2 jaring) produksi (hasil tangkapan) per upaya (Ricker, 1958) sedangkan selektivitas jaring dianalisis dengan kurva selektivitas (sparre et al., 1989). Hasil penelitian menunjukkan bahwa jaring ukuran mata 2,54 cm mendapatkan CPUE lebih tinggi demikian juga dengan berat hasil tangkapan dan berbeda nyata dengan ukuran mata 3,81cm. Nilai faktor seleksi 5,6424 sedang estimasi panjang optimum jaring insang ukuran mata 2,54 cm dan 3,81cm masing-masing adalah 14,33 cm dan 21,49 cm. Peluang tertangkap di atas 50 % ikan terbang untuk jaring ukuran mata 2,54 cm harus mempunyai panjang cagak yang lebih besar dari 12,4 cm sedang jaring ukuran mata 3,81 cm lebih besar dari 19,5 cm. Jaring ukuran mata 3,81 cm masih cukup aman bagi potensi ikan terbang untuk dioperasikanmengingat panjang pertama kali matang gonad Hirundichthys Oxycephalus adalah 15,15 cm (Ali, 2005) masih lebih kecil dari L 50 % hasil tangkapannya.

Page 1 of 1 | Total Record : 10