cover
Contact Name
Zulfiayu Sapiun
Contact Email
zulfiayu@poltekkesgorontalo.ac.id
Phone
+6281244521639
Journal Mail Official
jecp@poltekkesgorontalo.ac.id
Editorial Address
Gedung Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Gorontalo Jln, Taman Pendidikan, Kecamatan Kota Timur, Kota Gorontalo, Gorontalo 96113
Location
Kota gorontalo,
Gorontalo
INDONESIA
Journal of Experimental and Clinical Pharmacy (JECP)
ISSN : -     EISSN : 27751368     DOI : https://doi.org/10.52365/JECP
Core Subject : Health, Science,
Journal of Experimental and Clinical Pharmacy (JECP) merupakan jurnal yang issue tiap 6 bulan sekali (Februari-Agustus) dalam bidang farmasi eksperimen dan farmasi klinik secara nasional. Penelitian eksperimental dalam jurnal ini mencakup penelitian pengembangan obat dan makanan secara in vivo, in vitro, in silico, dan formulasi serta pemeriksaan mutu makanan. Sementara itu, penelitian klinis mencakup uji klinik, case report, case series, cohort, dan crossectional dari penggunaan obat obatan dan kosmetika. Kami juga menerima artikel penelitian mengenai farmasi komunitas dan entreprenuer pharmacy (Pharmaprenuer). Selain artikel penelitian, kami juga menerima karya dalam bentuk review artikel, mini review dan Short Communication. Jurnal ini adalah jurnal akses terbuka Jurnal ini adalah jurnal akses terbukadan tidak memungut biaya publikasi untuk berlangganan, pengiriman, dan penerbitan jurnal.
Articles 55 Documents
UJI AKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT TINTA CUMI-CUMI (Loligo pealeii) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI STAPHYLOCOCCUS EPIDERMIDIS DAN PSEUDOMONAS AERUGINOSA Hasnita, Hasnita; Yusuf, Muhammad; Rantisari, Andi Meinar Dwi
Journal of Experimental and Clinical Pharmacy (JECP) Vol 1, No 2 (2021): Agustus, 2021
Publisher : Poltekkes Kemenkes Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52365/jecp.v1i2.213

Abstract

Tinta cumi-cumi mengandung melanin yang berkhasiat sebagai antibakteri. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui aktivitas antibakteri fraksi etil asetat dan fraksi air tinta cumi-cumi (Loligo pealeii) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermidis dan Pseudomonas aeruginosa. Desain penelitian adalah penelitian quasi eksperimental dengan metode difusi cakram (Kirby-Bauer) menggunakan kertas cakram. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fraksi etil asetat tinta cumi-cumi yang memiliki aktivitas daya hambat terbesar yaitu konsentrasi 38% dengan rerata zona hambat terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermidis sebesar 23,02 mm dengan kategori sangat kuat dan terhadap pertumbuhan bakteri Pseudomonas aeruginosa sebesar 12,2 mm dengan kategori kuat, uji anova diperoleh hasil signifikan dengan nilai signifikansi 0,000<0,05, sedangkan fraksi air tinta cumi-cumi tidak memiliki zona hambat sehingga tidak ada perbedaan aktivitas antibakteri. Dapat disimpulkan bahwa fraksi etil asetat tinta cumi-cumi memiliki aktivitas penghambatan terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermidis dan Pseudomonas aeruginosa sedangkan fraksi air tinta cumi-cumi tidak memiliki penghambatan terhadap pertumbuhan kedua bakteri tersebut dengan konsentrasi yang paling efektif dari fraksi etil asetat tinta cumi-cumi yaitu konsentrasi 38%.Kata kunci: Antibakteri, Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus epidermidis, Tinta cumi-cumi.
Analisis Perkembangan Diabetes Melitus Tipe 2 di Kota Bogor, Jawa Barat Apriani, Mareda; Mutiara, Ratna; Ekaputri, Choirunnisa
Journal of Experimental and Clinical Pharmacy (JECP) Vol 1, No 2 (2021): Agustus, 2021
Publisher : Poltekkes Kemenkes Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52365/jecp.v1i2.243

Abstract

Penyakit diabetes merupakan salah satu Penyakit Tidak Menular (PTM) yang jumlah kasusnya banyak terjadi di dunia bahkan di Indonesia. Diabetes Melitus yang paling sering dijumpai adalah Diabetes Melitus Tipe 2 yang  biasanya ditandai oleh kenaikan gula darah akibat terjadinya penurunan sekresi insulin oleh sel beta pankreas dan atau gangguan fungsi insulin (resistensi insulin). Faktor yang dapat mempengaruhi munculnya kejadian DM khususnya pada tipe 2 ini diantaranya usia, jenis kelamin, gaya hidup, dan penyakit atau kondisi penyerta lainnya. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis perkembangan Diabetes Melitus tipe 2 di Kota Bogor, Jawa Barat dengan melihat hasil data evaluasi peningkatan pengendalian standar pelayanan minimal (SPM) fasilitas kesehatan dan tingkat kepatuhan pasien melalui diet makan yang tepat pada penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Upaya ini dapat mengendalikan perkembangan diabetes mellitus di Indonesia dan dapat mencegah kenaikan angka kasus penyakit diabetes setiap tahunnya.Kata kunci: Diabetes Melitus, Perkembangan, Kota Bogor
STUDI PREFORMULASI SEDIAAN FARMASI DENGAN SOFTWARE EXC-SOL Wicita, Prisca S; Pomalingo, Dwina R; Nurmalasari, Widya; Rahmasari, Vani; Michellee, Ruth; Rachmawati, Afina Dwi; Irinda, Bella Puteri; Zafiral, Rizki M; Nurafifah, Alyanada; Butolo, Ananda Sefriyani; Polihito, Aprilia
Journal of Experimental and Clinical Pharmacy (JECP) Vol 1, No 1 (2021): Februari, 2021
Publisher : Poltekkes Kemenkes Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52365/jecp.v1i1.201

Abstract

Preformulasi merupakan tahap awal dalam rangkaian proses pembuatan sediaan farmasi yang berpusat pada sifat-sifat fisika kimia zat aktif serta interaksi dengan komponen lain yang dapat mempengaruhi penampilan obat. Salah satu tahap dalam preformulasi ialah melihat interaksi atau ketidakcampuran bahan-bahan dalam formulasi. Ketidakcampuran atau inkompatibilitas bahan tambahan yang digunakan dapat ditentukan dengan menggunakan software EXC-Sol. Selain inkompatibilitas, software ini dapat menganilisis kebutuhan surfaktan atau emulgator sesuai HLB yang dibutuhkan. Hasil percobaan menunjukkan bahwa pada formulasi pertama yaitu Carbinoxamini Elixir terdapat inkompatibilitas dengan ditandai warna merah pada hasil analisis dan dapat diperoleh jumlah masing-masing bahan pengemulsi dengan menggunakan nilai HLB pada formulasi kedua yaitu emulsi kurkumin. Kata Kunci:  Preformulasi, EXC-Sol, Inkompatibilitas, HLB
Hubungan Pola Makan dengan Kejadian Gastritis pada Santri Widowati Galuh Premesti; Muskhab Eko Riyadi
Journal of Experimental and Clinical Pharmacy (JECP) Vol 2, No 1 (2022): Februari 2022
Publisher : Poltekkes Kemenkes Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52365/jecp.v2i1.366

Abstract

Ada beberapa faktor penyebab terjadinya gastritis di Indonesia salah satunya adalah pola makan. Pola makan yang salah dapat menyebabkan infeksi pada lambung. Santry memiliki pola makan yang tidak teratur dan sering mengonsumsi makanan yang menyebabkan sakit perut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pola makan dengan kejadian gastritis pada santri  Pondok Pesantren Al Itishom Gunungkidul, DI. Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental dengan desain penelitian potong lintang yang melibatkan 159 santri  Pondok Pesantren Al-Itishom Gunungkidul DI. Yogyakarta dengan besar sampel 61 responden. Pengambilan sampel berurutan digunakan untuk metode pengambilan sampel, dan uji chi-kuadrat digunakan untuk pengujian statistik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa  pola makan santri yang paling banyak adalah Pondok Pesantren Al Itishom Gunungkidul DI. Hasil uji statistik diperoleh nilai probabilitas (p) sebesar 0,000 (p<0,05) dan nilai koefisien korelasi (r) sama ~0,502, dimana Diet dan tekanan sedang menunjukkan adanya hubungan antara  kejadian gastritis.There are several factors that cause gastritis in Indonesia, one of which is diet. The wrong diet can cause an infection in the stomach. Dormitory Students has an irregular eating pattern and often eats foods that cause stomach pain. The purpose of this study was to determine the relationship between diet and the incidence of gastritis in students of Al Itishom Islamic Boarding School, Gunungkidul, DI. Yogyakarta. This study is a non-experimental study with a cross-sectional design involving 159 students of the Al-Itishom Islamic Boarding School, Gunungkidul DI. Yogyakarta with a large sample of 61 respondents. Sequential sampling was used for the sampling method, and the chi-square test was used for statistical testing. The results of this study indicate that the diet of most students is Pondok Pesantren Al Itishom Gunungkidul DI. The results of statistical tests obtained a probability value (p) of 0.000 (p<0.05) and a correlation coefficient (r) of ~0.502, where diet and moderate pressure showed a relationship between the incidence of gastritis
Uji Aktivitas Ekstrak Daun Secang (Caesalpinia sappan L) terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli Nurulvalia M Aba; Muh Hidayat; Siti Salma Yusuf
Journal of Experimental and Clinical Pharmacy (JECP) Vol 1, No 2 (2021): Agustus, 2021
Publisher : Poltekkes Kemenkes Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52365/jecp.v1i2.239

Abstract

Tanaman Secang (Caesalpinia Sappan L) merupakan tanaman tradisional berasal dari Suku Caesalpiniaceae yang dipercaya oleh masyarakat dapat mengobati batuk berdarah, diare, darah kotor, penawar racun, dan gangguan sirkulasi darah. Penyelidikan fitokimia mengungkapkan bahwa ekstrak daun secang terdapat kandungan senyawa kimia di dalamnya terdapat senyawa saponin dan flavonoid. Penelitian dilakukan untuk memahami kemampuan antibakteri dari ekstrak daun secang Caesalpinia sappan L dalam menghambat perkembangan Eschericia coli. Metode uji aktivitas antibakteri yang digunakan adalah Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode difusi agar. Metode ekstraksi dilakukan yaitu maserasi dengan pelarut etanol 70%. Hasil menunjukan bahwa daun secang memiliki sifat antibakteri terhadap Eschericia coli dengan zona hambat pada variasi konsentrasi ekstrak yang digunakan yaitu 20%,40% dan 80% berturut-turut adalah 34,53 mm, 29,83 mm, dan 32,63 mm. Kesimpulan, ekstrak etanol daun secang mempunyai daya hambat sangat kuat pada konsentrasi 20% yaitu 34,53 mm terhadap pertumbuhan Eschericia coli.Secang plant (Caesalpinia Sappan L) is a traditional plant that comes from the Caesalpiniaceae tribe which is believed to treat coughing up blood, diarrhea, dirty blood, antidote, and blood circulation disorders. Phytochemical investigations revealed that Secang leaf extract contains chemical compounds in it contains saponins and flavonoids. The research was conducted to understand the antibacterial ability of secang leaf extract  inhibiting the development of Eschericia coli. Test method The antibacterial activity used in this research was conducted using the agar diffusion method. Extraction method performed namely maceration with 70% ethanol solvent. The results show that the leaves Secang has antibacterial properties against Eschericia coli with zone Inhibition on the variation of the concentration of the extract used is 20%, 40% and 80% respectively are 34.53 mm; 29.83 mm; and 32.63 mm. In conclusion, the ethanol extract of secang leaves has a very high inhibitory power strong at a concentration of 20% is 34.53 mm on growth Escherichia coli.
Compliance with Medication and Family Support for Hypertension Patients in the Work Area of the Talaga Biru Health Center Gorontalo City Paulus Pangalo; Kartin L. Buheli; Novalina Bakari
Journal of Experimental and Clinical Pharmacy (JECP) Vol 1, No 1 (2021): Februari, 2021
Publisher : Poltekkes Kemenkes Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52365/jecp.v1i1.195

Abstract

Hypertension was one problem in health sector because of its high incidence rate worldwide, and until now still increasing. According to WHO data in 2015, around 1.13 billion people in the worldwide suffer hypertension. It was estimated that 1.56 billion adults in the world will hypertension by 2025. Based on national research data in 2018, Gorontalo Province was 20th position with the number of cases of hypertension. Adherence to taking medication was one of the problems in the treatment of this disease. However, this adherence could overcome through monitoring by members of family regarding treatment, and determining whether to use health services or not. This study aims to determine the relationship between role of family with compliance treatment of patients in the working area of community health centers of Telaga Biru, Gorontalo city. This study used cross sectional research design with purposive sampling technique. Total of 34 respondents with hypertension obtained then dianalysis using Chi Square test. The results of show that the calculated X2 value of 18.2 and greater than the X2 table with p value = 0.000 (p<0.05). These findings indicate that role of the family was very influential on the regularity level of treating hypertension patients in the working area of the Telaga Biru Health Center, Gorontalo city. We conclude that regular treatment could improved through the role and duties of the family in controlling patients with hypertension
Kajian Etnofarmakologi Tumbuhan Obat Untuk Penyakit Hipertensi Di Kelurahan Bontonompo Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa Nurul Hidayah Base; Yusriyani Yusriyani; Siti Hardianti
Journal of Experimental and Clinical Pharmacy (JECP) Vol 2, No 1 (2022): Februari 2022
Publisher : Poltekkes Kemenkes Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52365/jecp.v2i1.341

Abstract

Tumbuhan obat merupakan seluruh spesies tumbuhan yang diketahui atau dipercaya mempunyai khasiat sebagai obat. Tumbuhan obat tersebut dikelompokkan menjadi tiga yaitu tumbuhan obat tradisional, tumbuhan obat modern, dan tumbuhan obat potensial. Kajian etnofarmakologi tumbuhan obat dalam pengobatan penyakit hipertensi dilakukan untuk mengkaji informasi tentang pemanfaatan tumbuhan obat meliputi nama tumbuhan, bagian Tumbuhan yang digunakan, cara pengolahan dan penggunaannya berdasarkan kebiasaan masyarakat di kelurahan Bontonompo Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa. Penelitian dilakukan dengan metode Snowball sampling dengan menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi.  Informasi yang diperoleh selanjutnya dikaji dengan metode literasi untuk mendapatkan informasi ilmiah dari hasil penelitian maupun dari rujukan buku dan peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 13 jenis tumbuhan obat yang digunakan dalam pengobatan penyakit hipertensi yang terdiri dari 46,15% daun, 38,64% buah, 7,69% akar, dan 7,69% umbi.  Rata-rata tumbuhan obat diolah dengan cara direbus menggunakan air mendidih kemudian dikonsumsi dengan cara diminum dan 84,6% merasakan gejala penyakit berkurang setelah penggunaan tumbuhan obat secara rutin.Medicinal plants are all plant species that are known or believed to have medicinal properties. The medicinal plants are grouped into three, namely traditional medicinal plants, modern medicinal plants, and potential medicinal plants. An ethnopharmacology study of medicinal plants in the treatment of hypertension was carried out to examine information about the use of medicinal plants including the name of the plant, the part of the plant used, how to process and use it based on the habits of the people in the Bontonompo village, Bontonompo district, Gowa regency. The research was conducted using the Snowball sampling method using observation, interviews, and documentation techniques. The information obtained is then reviewed using the literacy method to obtain scientific information from research results as well as from reference books and regulations set by the government. The results showed that there were 13 types of medicinal plants used in the treatment of hypertension, consisting of 46.15% leaves, 38.64% fruit, 7.69% roots, and 7.69% tubers. On average, medicinal plants are processed by boiling using boiling water and then consumed by drinking and 84.6% feel the symptoms of the disease are reduced after using medicinal plants regularly.
Uji Aktivitas Antiinflamasi Ekstrak Metanol Daun Tembelekan (Lanatana camara Linn.) Secara In Vitro Menggunakan Metode Stabilitasi Membran Sel Darah Merah Sukmawati A Damiti; Ysrafil Ysrafil; Zaenal Abidin; Rahmawati Rahmawati; Vyani Kamba; Hartati Hartati; Pratiwi Ishak; Ghaitsa Zahira Sopha Yusuf
Journal of Experimental and Clinical Pharmacy (JECP) Vol 1, No 1 (2021): Februari, 2021
Publisher : Poltekkes Kemenkes Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52365/jecp.v1i1.202

Abstract

Pengobatan berbagai penyakit saat ini perlahan kembali menerapkan konsep back to nature yakni menggunakan produk herbal untuk menyembuhkan penyakit tidak terkecuali inflamasi. Tembelekan adalah tanaman yang telah lama digunakan seara empiris untuk mengobati penyakit radang. Namun, bukti kemanfaatannya secara ilmiah untuk mengobati inflamasi masih kurang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antiinflamasi ekstrak metanol daun tembelekan dengan menggunakan metode stabilisasi membran sel arah merah. Kontrol positif yang digunakan adalah natrium diklofenak pada konsentrasi 400 ppm, 600   ppm, 800 ppm dan 1200 ppm sedangkan pada larutan ekstrak digunakan konsentrasi 250 ppm, 500 ppm, 1000 ppm dan 2000 ppm. Pengukuran aktivitas antiinflamasi dihitung berdasarkan persen stabilitasnya. Semakin tinggi nilai % stabiitas, maka dianggap semakin baik efek inflamasinya. Hasil pengujian menunjukan bahwa pada ekstrak dengan konsentrasi 2000 ppm  mempunyai daya stabilitas tertinggi yakni sebesar 62,171%. Dari hasil dapat dilihat bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak, maka daya inflamasinya juga semakin baik.Treatment of various diseases is now slowly re-applying draft “back to nature” namely using herbal products for curing disease is no exception inflammation. The smack is plants that have long been used empirically to treat inflammatory disease. However, scientific evidence of its usefulness for treat inflammation is still lacking. This research aims to determine the anti-inflammatory activity of tembelekan leaf methanol extract using the red blood cell membrane stabilization method. Control The positive test used was diclofenac sodium at a concentration of 400 ppm, 600 ppm, 800 ppm and 1200 ppm while in the extract solution used concentrations of 250 ppm, 500 ppm, 1000 ppm and 2000 ppm. Measurement of anti-inflammatory activity was calculated based on percent stability. The higher the stability percentage value, the more good inflammatory effect. The test results show that the extract with a concentration of 2000 ppm has the highest stability, namely by 62.171%. From the results it can be seen that the higher the concentration of extract, then the inflammatory power is also getting better. 
Evaluasi Mutu Penyimpanan Obat di Instalasi Farmasi RS. X Palembang Berdasarkan Standart Nasional Akreditasi Rumah Sakit Reza Agung Sriwijaya; Ahmad Fatoni; Anggraini Anggraini
Journal of Experimental and Clinical Pharmacy (JECP) Vol 2, No 1 (2022): Februari 2022
Publisher : Poltekkes Kemenkes Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52365/jecp.v2i1.371

Abstract

Pengelolaan  sediaan farmasi, alat kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP),salah satunya penyimpanan obat harus dapat menjamin kualitas dan keamanan sesuai dengan persyaratan kefarmasian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mutu penyimpanan obat berdasarkan Standar Akreditasi Nasional Rumah Sakit (SNARS) Jenis penelitian ini adalah non eksperimental,deskriptif dengan pengamatan langsung terhadap fasilitas penyimpanan obat. Pengumpulan data dengan cara pengamatan langsung dan wawancara dengan apoteker  di Instalasi Farmasi bagian penyimpanan obat rumah sakit X menggunakan lembar chek list ditabel pengamatan, kemudian dihitung persentasenya. hasil didapat Standar Operasional Prosedur Penyimpanan sebesar 100% (baik), kondisi sarana dan prasarana penyimpanan kesesuaian sebesar 93% (Baik) dan pengaturan penyimpanan obat kesesuaian sebesar 96% (Baik).Management of pharmaceutical preparations, medical devices, and medical consumables, one of which is drug storage must be able to guarantee quality and safety by pharmaceutical requirements. This study aims to determine the quality of drug storage based on the National Hospital Accreditation Standard (SNARS). This type of research is non-experimental, descriptive with direct observation of drug storage facilities. Collecting data by direct observation and interviews with pharmacists at the Warehouse divison of Pharmacy Installation of hospital X using a checklist sheet in the observation table, then the percentage is calculated. The results obtained are Standard Operating Procedures for Storage of 100% (good), the condition of facilities and infrastructure for storage of conformity is 93% (Good) and drug storage arrangements are of conformity of 96% (Good).
Uji Stabilitas Sedian Lotion Antinyamuk dengan Variasi Konsentrasi Ekstrak Bunga Sukun (Artocarpus altilis) Terhadap Nyamuk Aedes Aegypti Prayitno Setiawan; Nurfiddin Farid; Muhammad Yusuf; Rio Markasi Latelay
Journal of Experimental and Clinical Pharmacy (JECP) Vol 1, No 2 (2021): Agustus, 2021
Publisher : Poltekkes Kemenkes Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52365/jecp.v1i2.242

Abstract

Bunga sukun diketahui memiliki kandungan senyawa flavonoid yang dapat dimanfaatkan sebagai antinyamuk. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui basis formula sediaan lotion dari ekstrak bunga sukun (Artocarpus altilis)yang stabil secara fisik sebagai antinyamuk dan untuk mengetahui efektivitas variasi konsentrasi ekstrak dari formulasi lotion ekstrak bunga sukun sebagai antinyamuk. Metode penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Lotion antinyamuk ekstrak dibuat dalam 4 kelompok formula yaitu kelompok formula 1 konsentrasi konsentrasi 20%, kelompok formula 2 dengan konsentrasi 30%, kelompok formula 3 konsentrasi 40%, kelompok kontrol negativ tanpa menggunakan ekstrak dan kontrol positif dengan menggunakan lotion merek (Autan). Hasil Evaluasi kestabilan fisik sediaan lotion antinyamuk pada pengujian organoleptik, pH, homogenitas tidak terjadi perubahan kestabilan selama proses sebelum dan sesudah cycling test. Uji efek lotion menggunakan 100 ekor nyamuk (Aedes aegypti) yang dibagi dalam 5 kelompok perlakuan yang terdiri dari 20 ekor nyamuk, pengujian dilakukan tiga kali pengulangan dengan selang waktu 5 menit. Hasil penelitian menunjukan lotion antinyamuk ekstrak kosentrasi 20% dapat memberikan efek daya tolak nyamuk dilihat dari uji SPSS versi 24 menunjukan p>0,05 sehingga tidak ada perbedaan secara bermakna dengan kontrol positif. Hal tersebut dapat disimpulkan ekstrak bunga sukun memilik efek sebagai antinyamuk pada konsentrasi 20% terhadap nyamuk uji.Breadfruit flowers are known to contain flavonoid compounds which can be used as a mosquito repellent. The purpose of this research is to knowing the basics of the lotion preparation formula from breadfruit flower extract (Artocarpus altilis) which is physically stable as a mosquito repellent and for determine the effectiveness of various extract concentrations from lotion formulations Breadfruit flower extract as a mosquito repellent. This research method is an experimental study. Extract mosquito-repellent lotion made in 4 groups of formulas, group formula 1  (20%) , group formula 2 (30%), group formula 3 (40%), negative control group without using extract and positive control by using brand lotion (Autan®). The results of the evaluation of the physical stability of the mosquito repellent lotion on the test organoleptic, pH, and homogeneity did not change the stability during the process before and after the cycling test. Test lotion effect using 100 mosquito (Aedes aegypti) which were divided into 5 treatment groups consisting of 20 mosquitoes, the test was carried out three times repetitions at 5-minute intervals. The results of the study showed Mosquito repellent lotion with 20% concentration extract can provide a powerful effect on mosquito repellent seen from the SPSS version 24 test shows p> 0.05 so there was no significant difference with the positive control. That matter can be concluded that breadfruit flower extract has an effect as an anti-mosquito at a concentration of 20% against test mosquitoes.