cover
Contact Name
I Gde Dhika
Contact Email
mandala@undhirabali.ac.id
Phone
+6282146570258
Journal Mail Official
mandala@undhirabali.ac.id
Editorial Address
https://jurnal.undhirabali.ac.id/index.php/mandala/about/editorialTeam
Location
Kab. badung,
Bali
INDONESIA
Jurnal Psikologi Mandala
ISSN : 25804065     EISSN : 27455890     DOI : -
Jurnal Psikologi MANDALA adalah wadah informasi hasil penelitian dan artikel konseptual psikologi yang terbit berkala dua kali setahun setiap bulan Maret dan September. Jurnal Psikologi MANDALA terbit sejak tahun 2017. Ruang lingkup penelitian meliputi : Psikologi Klinis, Psikologi Pendidikan, Psikologi Industri dan Organisasi, Psikologi Sosial, Psikologi Perkembangan, Psikometri, Literature Review, Psikologi Eksperimen.
Articles 113 Documents
Kecemasan dan Mekanisme Pertahanan Diri pada Kaum Homoseksual Anak Agung Gde Agung Angga Atmaja; Made Nyandra; Nyoman Trisna Aryanata
JURNAL PSIKOLOGI MANDALA Vol 2, No 1 (2018): JURNAL PSIKOLOGI MANDALA
Publisher : Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (352.427 KB)

Abstract

Abstrak. Homoseksual cenderung menjadi target perlakuan buruk bagi masyarakat karena dianggap menyimpang dari norma seharusnya. Kecemasan yang dialami seorang homoseksual tersebut dapat mengakibatkan reaksi mekanisme pertahanan diri. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengidentifikasi kecemasan yang terjadi pada kaum homoseksual akibat orientasi seksualnya dan perlakuan negatif dari masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif fenomenologi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam pada subjek yang telah masuk dalam kriteria. Kriteria subjek dalam penelitian ini adalah seorang homoseksual yang mengalami kecemasan, mengalami prasangka, diskriminasi, dan intimidasi. Jumlah subjek yang masuk dalam kriteria yaitu ada 3 orang yang terdiri dari 1 perempuan dan 2 laki-laki. Data yang didapatkan diverifikasi dengan metode trianggulasi. Data yang telah dianalisis akan dibahas sesuai teori yang digunakan. Hasil dari penelitian ini mengatakan bahwa seorang homoseksual mengalami kecemasan akibat perlakuan buruk orang lain. Kecemasan tersebut terdiri atas kecemasan realistis yang datang dari perlakuan nyata orang lain. Kecemasan lainnya adalah moral dari kesadarannya telah menyimpang dari norma sosial yang ada dilingkungan. Disamping itu mereka juga mengalami kecemasan neurosis dari kebingungan subjek pada orientasi seksualnya. Kecemasan tersebut mengakibatkan mekanisme pertahanan diri pada seorang homoseksual.Kata kunci: homoseksual, kecemasan, perlakuan negatif, mekanisme pertahanan diri
Perbedaan Trait Callous Unemotional pada Remaja Putra dan Remaja Putri Siswa SMK di Wonosobo Theodora Betsy Ersyara; Wahyuni Kristinawati
JURNAL PSIKOLOGI MANDALA Vol 3, No 2 (2019): JURNAL PSIKOLOGI MANDALA
Publisher : Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (195.221 KB)

Abstract

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan trait callous unemotional pada remaja ditinjau dari jenis kelamin. Trait callous unemotional dapat diartikan sebagai sebuah kepribadian yang di dalamnya terdapat kekurangan empati, kurangnya rasa bersalah dan belas kasihan, dan kurangnya pengertian mengenai dampak negatif dari hal-hal yang diperbuat. Partisipan penelitian ini adalah siswa SMK di kota Wonosobo yang memiliki rentang usia 15-18 tahun yang berjumlah 120 remaja terdiri dari 60 remaja laki-laki dan 60 remaja perempuan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan ICU Youth Scale yang diadaptasi dari Frick. Berdasarkan uji perbedaan diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan signifikan trait callous unemotional remaja antara laki-laki dan perempuan. Dengan hasil bahwa remaja laki-laki memiliki tingkat trait callous unemotional yang lebih tinggi daripada remaja perempuan.Kata kunci: callous unemotional, jenis kelamin, traitAbstract. This research aims to examine the difference in the callous-unemotional trait in adolescents reviewed from gender. Callous-unemotional Trait can be interpreted as a personality in which there is a lack of empathy, lack of guilt and compassion, and lack of understanding of the negative effects of things made. The participants of this research are vocational high school students in Wonosobo city which has a range of 15-18 years with 120 teenagers consisting of 60 teenage boys and 60 teenage girls. The sampling techniques used in this study are simple random sampling. The measuring instruments used in this study used the Youth Scale-adapted ICU from Frick. Based on the test the differences obtained results that there is a significant distinction of the callous-unemotional trait of an adolescent between males and females. With the results that young men have a higher level of a callous-unemotional trait than teenage girls.Keyword: gender, trait callous unemotional
Hubungan Antara Motivasi Belajar dan Buku Ajar Fisika Berbasis Contextual Teaching and Learning terhadap Prestasi Belajar Fisika Pande Putu Agus Santoso; Luh Putu Ayu Widiari; Kadek Listuayu
JURNAL PSIKOLOGI MANDALA Vol 1, No 2 (2017): JURNAL PSIKOLOGI MANDALA
Publisher : Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (642.025 KB)

Abstract

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar fisika, (2) hubungan antara buku ajar dengan prestasi belajar fisika, (3) Hubungan antara Motivasi Belajar dan Buku Ajar Fisika dengan Prestasi Belajar Fisika Mahasiswa. Penelitian ini mengambil lokasi di STMIK STIKOM BAli. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kuantitatif. Populasi penelitian ialah seluruh mahasiswa sistem komputer STMIK STIKOM Bali yang memprogram mata kuliah fisika, sejumlah 144 mahasiswa. Sampel diambil dengan teknik cluster sampling sejumlah 100 mahasiswa. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik angket. Teknik analisis data yang digunakan dengan menggunakan analisis statistik dengan teknik regresi ganda. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) hipotesis 1 “Ada hubungan yang cukup signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar fisika mahasiswa sistem komputer STMIK STIKOM Bali Tahun Pelajaran 2017/2018”, diterima. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis data yang menunjukkan rx1y = 0,144 dan ρ = 0,150. (2) hipotesis 2 “Ada hubungan yang sangat signifikan antara buku ajar fisika dengan prestasi belajar fisika mahasiswa sistem komputer STMIK STIKOM Bali Tahun Pelajaran 2017/2018”, diterima. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis data yang menunjukkan rx2y = 0,290 dan ρ = 0,004. (3) hipotesis 3 “Ada hubungan yang sangat signifikan antara motivasi belajar dan buku ajar fisika dengan prestasi belajar fisika mahasiswa sistem komputer STMIK STIKOM Bali Tahun Pelajaran 2017/2018”, diterima. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis data yang menunjukkan Ry(x1,2) = 0,309 dan ρ = 0,008.Kata kunci: Motivasi Belajar, Buku Ajar, Prestasi Belajar Fisika
Penyusunan Skala Work Engagement Pada Pegawai di Indonesia I Gde Dhika Widarnandana
JURNAL PSIKOLOGI MANDALA Vol 3, No 1 (2019): JURNAL PSIKOLOGI MANDALA
Publisher : Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (195.265 KB)

Abstract

Abstrak. Pegawai merupakan suatu aset yang penting dalam organisasi, karena dengan adanya pegawai suatu organisasi mampu untuk bertahan dalam ketatnya era persaingan globalisasi saat ini. Dalam menghadapi hal tersebut sehingga dibutuhkan pegawai yang memiliki kinerja yang optimal. Work Engagement dijelaskan sebagai suatu perasaan positif dan seutuhnya terhadap pekerjaan yang dilakukan (Sepalla dkk, 2008). Adapun tujuan penelitian ini untuk menyusun alat ukur Psikologi dengan mengeksplorasi dimensi dari Work Engagement yang dijelaskan oleh Schaufeli & Bakker (2004). Metode pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan dua metode yaitu kualitatif dengan skala pertanyaan terbuka kepada 67 orang PNS di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan kuantitatif dengan skala tertutup kepada 106 PNS dan Karyawan di daerah Bali dan Jawa, selanjutnya dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas alat ukur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Skala Work Engagement terdiri dari 3 dimensi penyusun yaitu Vigor, Dedication dan Absortion serta terdapat 19 item yang valid dengan reliabilitas 0,856.Kata kunci: Work Engagement, Pegawai, Skala PsikologiAbstract. Employees are important assets in an organization. The presence of employee enable the organization to survive in the competitive global era. In this situation, employees are required to have optimal performance. Work engagement define as a positive and complete feeling towards the work (Sepalla et al, 2008). The purpose of this study is to compile a psychological measurement tool by exploring the dimensions of work engagement described by Schaufeli & Bakker (2004). The Collecting data method in this study using two form; the first being qualitative with open ended question scale towards 67 civil servants in Yogyakarta (DIY); the second is quantitative scale with questionnaire towards 106 civil servant and employee in Bali and Java. Following the validity and reliability testing of the measurement instrument. The result showed that the Work Engagement scale consist of 3 dimensions, vigor, dedication and absorption. Further, there were 19 valid items with reliability of 0.856.Keywords: Work Engagement, Employee, Psychological Scale
Hubungan Antara Identitas Sosial Masyarakat Mayoritas Sunda dan Prasangka Terhadap Masyarakat Minoritas Papua Indah Khoerunisa; Sarita Candra Merida; Rospita Novianti
JURNAL PSIKOLOGI MANDALA Vol 5, No 2 (2021): JURNAL PSIKOLOGI MANDALA
Publisher : Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (373.355 KB)

Abstract

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara empiris hubungan antara identitas sosial masyarakat mayoritas Sunda dan prasangka terhadap masyarakat minoritas Papua. Penelitian ini dilakukan di lingkungan sekitar Pesantren Nuu Waar Al Fatih Kaffah Nusantara (AFKN) atau Pasantren Papua yang berada di kelurahan Taman sari Kecamatan taman sari, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Metode yang digunakan adalah kuantitatif dengan cara mengumpulkan data melalui skala, yaitu skala identitas sosial dan prasangka terhadap Etnis Papua. Teknik pengambilan data yang digunakan teknik purposive sampling dengan responden 74 orang dengan etnis sunda. Hasil perhitungan menggunakan analisis Product Moment Pearson menunjukkan koefisiensi korelasi sebesar 0,579** dengan signifikansi 0,000 (p < 0,05), yang berarti adanya hubungan antara Identitas Sosial dan Prasangka pada masyarakat etnis sunda yang tinggal di lingkungan pondok pasantren Nuu Waar Afkn atau Pasantren Papua. Semakin tinggi identitas sosial Etnis sunda maka semakin tinggi prasangka terhadap Etnis Papua,begitu pula sebaliknya.Kata kunci: identitas sosial, prasangka, etnis mayoritas, etnis minoritas Abstract.This research aims to determine empirically the relationship between the social identity of the majority Sundanese community and prejudice against minority Papuans. This research was conducted in the environment around the Pesantren Nuu Waar Al Fatih Kaffah Nusantara (AFKN) or Pasantren Papua in the Taman Sari village, Taman Sari subdistrict, Bekasi regency, West Java. This research uses a quantitative method using a scale method of data collection tools, namely the scale of social identity and the scale of prejudice against ethnic Papuans. The data collection technique used in this study is the purposive sampling technique with 74 respondents with Sundanese ethnicity. Calculation of data analysis using Pearson Product Moment analysis techniques showed a correlation coefficient of 0.579 ** with a significance of 0,000 (p <0.05), which means there is a relationship between Social Identity and Prejudice on Sundanese ethnic community who live in the environment of the Nuu Waar Afkn or Pasantren Papua boarding school. The higher the Sundanese ethnic social identity, the higher the prejudice against the Papuan Ethnic, and vice versa.Keywords: social identity, prejudice, mayority, minority
Kecemasan Penyandang Disabilitas dalam Mencari Pekerjaan di Kawasan Wisata Kuta Bali Dermawan Waruwu; Ni Ketut Jeni Adhi
JURNAL PSIKOLOGI MANDALA Vol 2, No 2 (2018): JURNAL PSIKOLOGI MANDALA
Publisher : Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (153.149 KB)

Abstract

Abstrak. Penyandang disabilitas di Kabupaten Badung tahun 2017 terus meningkat setiap tahunnya. Kebijakan pemerintah Badung maupun Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 9 Tahun 2015 kurang berpihak terhadap penyandang disabilitas. Penyandang disabilitas menjadi kelompok termarjinalkan dan terhegemoni di tengah geliat industri pariwisata yang berlimpah dolar di kawasan wisata Kuta tersebut. Oleh sebab itu, penyandang disabilitas mengalami kecemasan dalam mencari pekerjaan selama ini. Masalah yang dikaji dalam artikel ini adalah kecemasan yang dialami oleh penyandang disabilitas dalam mencari pekerjaan di kawasan wisata Kuta Bali serta jenis pekerjaan yang dilakukan di kawasan wisata Kuta Bali? Dalam mengkaji masalah ini dianalisis secara kualitatif dengan pendekatan kajian budaya. Penelitian ini menghasilkan dua hal: Pertama, penyandang disabilitas mengalami kecemasan dalam mencari pekerjaan di kawasan wisata Kuta, sehingga mereka terpaksa bekerja yang kurang sesuai dengan potensi dirinya. Kedua, penyandang disabilitas terpaksa bekerja sebagai cleaning service dan operator CCTV di kawasan wisata Kuta. Kecemasan ini akan terus meningkat jika pemerintah dan pengusaha kurang berpihak sera memberdayakan penyandang disabilitas yang sesuai dengan potensi dirinya.Kata kunci: kecemasan, penyandang disabilitas, kawasan wisata kuta
Regulasi Emosi Orang Tua yang Mempunyai Anak Autis di Pusat Layanan Autis Kota Denpasar Sinta Wahidayanti
JURNAL PSIKOLOGI MANDALA Vol 4, No 1 (2020): JURNAL PSIKOLOGI MANDALA
Publisher : Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (194.723 KB)

Abstract

Abstrak. Orang tua memiliki tantangan yang lebih besar dalam merawat anak autis, karena anak autis memiliki tantangan yang membuat orang tua harus ekstra dalam pengasuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menemukan aspek-aspek serta faktor-faktor yang mendukung regulasi emosi orang tua yang mempunyai anak autis di PLA Kota Denpasar. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatıf dengan pendekatan fenomenologi. Adapun hasil penelitian ini bahwa orang tua yang mempunyai anak autis mampu meregulasi emosinya dengan mengevaluasi dan mengubah reaksi-reaksi emosional sehingga dapat bertingkah laku secara adaptif sesuai dengan situasi yang terjadi yang didukung oleh keempat aspek yaitu strategies to emotion regulation, engaging on goal directed behavior, control emotional responses, acceptance of emotional responses serta tujuh faktor yaitu usia, jenis kelamin, religiusitas, budaya, goals, frekuensi dan capabilties.Kata Kunci: Orang tua, Anak Autis, Regulasi Emosi, Kualitatif: Fenomenologi.Abstract. Parents hold greater challenges in taking care of autistic children since they have bigger challenges which cause parents to be extra in babysitting. This study aimed at describing and finding the aspects and factors supporting the emotional regulations of parents with autistic children at PLA of Denpasar City. In this study, the researcher used qualitative method with phenomenology approach. The result of this study showed that parents who had autistic children were capable of regulating their emotions by evaluating and changing emotional reactions so that they were able to behave adaptively in accordance to the situations supported by 4 aspects namely, strategies to emotion regulation, engaging on goal directed behavior, control emotional responses and acceptance of emotional responses and also 7 factors including age, gender, religiousness, culture, goals, frequency and capabilities.Keywords: Parents, Autistic Children, Emotion Regulation, Qualitative: Phenomenology
Perbedaan Variabel Demografis terhadap Career Anchors pada Siswa dengan Kepribadian Conscientiousness di SMAN 1 Kuta Utara Auliffe Alexandra; Angela N. A. Trisha; Dwipayanti N. L. P. Alvionita; Dewi N. M. Masyuni
JURNAL PSIKOLOGI MANDALA Vol 1, No 2 (2017): JURNAL PSIKOLOGI MANDALA
Publisher : Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (670.873 KB)

Abstract

Abstrak. Penelitian ini menggunakan Career Anchor Assessment Inventory; penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana dan mengapa orientasi karir siswa diarahkan pada perbedaan jenis kelamin, etnis, dan usia. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan dimensi Big Five Personality Inventory dari aspek conscientiousness untuk menentukan tingkat kesungguhan partisipan dalam pengambilan keputusan karir dan menghubungkannya dengan orientasi karir mereka. Sebanyak 290 partisipan dari SMAN 1 Kuta Utara disurvei. Analisis statistik dilakukan degan menggunakan analisis ANOVA serta uji Pearson Correlation. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan siswa mendapatkan nilai tertinggi pada dimensi Entrepreneurial Creativity dan Lifestyle, sementera dimensi Managerial Competence paling rendah. Selanjutnya, terdapat perbedaan antara jenis kelamin dan usia dengan dimensi Entrepreneurial Creativity (p= .027) dan Lifestyle (p= .037), sementara tidak ada perbedaan penilaian karir antar etnis. Di sisi lain, ditemukan adanya korelasi antara nilai conscientiousness siswa yang tinggi dengan dimensi Entrepreneurial Creativity yang menunjukkan niat untuk menjadi wirausahawan di masa depan.Kata kunci: Career Anchors, Conscientiousness, jenis kelamin, etnis, usia
Hubungan Spiritual Tourism dan Coping dengan Kebahagiaan pada Perkumpulan International Society for Krishna Consciousness (ISKCON) di Bali Gusti Ayu Diliana Saraswati Devi; Agnes Utari Hanum Ayuningtias; Listiyani Dewi Hartika
JURNAL PSIKOLOGI MANDALA Vol 3, No 2 (2019): JURNAL PSIKOLOGI MANDALA
Publisher : Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (273.861 KB)

Abstract

Abstrak. Spiritual tourism merupakan perjalanan yang bermotif agama atau spiritual yang dapat menimbulkan rasa damai, harmonis, sehat, dan bahagia, sehingga bisa menjadi coping dalam mengurangi kondisi yang membebani individu agar tidak menimbulkan stres. Hal ini diduga mampu meningkatkan kebahagiaan individu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan spiritual tourism dan coping dengan kebahagiaan pada perkumpulan International Society for Krishna Consciousness (ISKCON) di Bali. Tipe penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif dengan metode korelasional dan dianalisis menggunakan regresi berganda. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 133 partisipan (usia 20-65 tahun) yang diperoleh dengan menggunakan teknik sampel kuota. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa spiritual tourism, coping dan kebahagiaan memiliki korelasi yang positif, selain itu hasil menunjukan spiritual tourism dan coping dapat memprediksikan kebahagiaan (r = 0.521). Karena spiritual tourism tidak terlepas dari kegiatan spiritual dan berwisata, dari kedua hal ini masing-masing memiliki manfaat tersendiri dalam meningkatkan kebahagiaan, sedangkan coping dilihat dari beberapa kegiatan spiritual tourism yang sering dilakukan oleh perkumpulan tersebut dapat meningkatkan hubungan sosial dan dukungan sosial bagi individu sehingga dapat menimbulkan kebahagiaan.Kata Kunci: spiritual tourism, coping, kebahagiaan, perkumpulan ISKCON.Abstract. Spiritual tourism is a pilgrimage with religious or spiritual motives that bring peace, harmony, health, and happiness. Based on that definition, Spiritual tourism may also be a coping for any situation that can make people stress. This study aims to define the relationship between spiritual tourism, coping and happiness among members of International Society for Krishna Consciousness (ISKCON) in Bali. Participants of this study were consisted of 133 members of ISKCON in Bali with an age range of 20-65 years. This study used multiple regression analytic to test three variables: spiritual tourism, coping stress, and happiness. Results showed a significant positive correlation between spiritual tourism, coping stress and happiness (p<.05). Furthermore, spiritual tourism and coping may predict happiness (r=.521). The implications of this findings are further discussed.Keywords: spiritual tourism, coping, happiness, ISKCO
Hubungan Antara Beban Kerja Berlebih dan Beban Keluarga Berlebih dengan Konflik-Kerja Keluarga Muhammad Fariz Fauzi; . Artiawati; Nurlita Endah Karunia
JURNAL PSIKOLOGI MANDALA Vol 1, No 1 (2017): JURNAL PSIKOLOGI MANDALA
Publisher : Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (449.47 KB)

Abstract

Abstrak: Beban berlebih adalah suatu kondisi individu dihadapkan dengan suatu tuntutan untuk melakukan lebih dari yang mampu dilakukannya, sehingga dapat menimbulkan konflik kerja keluarga. Penelitian ini ingin menguji hubungan antara beban berlebih di pekerjaan dan beban berlebih di keluarga dengan konflik kerja keluarga. Partisipan penelitian ini adalah 42 guru SD Muhammadiyah 4 Surabaya yang merupakan total population study. Data diambil menggunakan skala konflik kerja keluarga, beban berlebih di keluarga dan beban berlebih di pekerjaan. Teknik analisis data menggunakan uji Spearman. Hasil uji korelasi menunjukkan ada hubungan signifikan yang bersifat positif antara beban berlebih di pekerjaan dengan konflik kerja keluarga (r= 0,594; p< 0,05) dan antara beban berlebih di keluarga dengan konflik kerja keluarga (r= 0,511; p= 0,001). Dari hasil uji tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi beban berlebih di pekerjaan maupun keluarga maka semakin tinggi konflik kerja keluarga, begitu juga sebaliknya. Saran bagi subjek penelitian adalah perlunya manajemen yang baik antara kegiatan di rumah dan di pekerjaan agar tidak menimbulkan konflik kerja keluarga. Saran bagi sekolah adalah beban perlu diseimbangkan agar tidak memberikan dampak negatif pada konflik kerja keluarga.Kata kunci: Beban Berlebih Di Pekerjaan, Beban Berlebih Di Keluarga, Konflik Kerja Keluarga, Guru Sekolah Dasar

Page 4 of 12 | Total Record : 113