cover
Contact Name
Yosef Abdul Ghani
Contact Email
lppm@ars.ac.id
Phone
+62227-100124
Journal Mail Official
redaksi@ars.ac.id
Editorial Address
https://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan/et
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Keperawatan BSI
ISSN : -     EISSN : 25282239     DOI : https://doi.org/10.51977/j.kep
Core Subject : Health,
Jurnal Keperawatan BSI Terbit pertama kali pada 2013. Jurnal ini dimaksudkan sebagai media kajian ilmiah hasil penelitian, pemikiran dan kajian analisis-kritis mengenai isu Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat. Terbit 2 (dua) kali setahun, yaitu April dan September. Jurnal Keperawatan BSI sebagai bagian dari semangat menyebarluaskan ilmu pengetahuan hasil dari penelitian dan pemikiran untuk pengabdian pada Masyarakat luas, situs Jurnal Keperawatan BSI menyediakan artikel-artikel jurnal untuk diunduh secara gratis. Jurnal kami adalah jurnal ilmiah nasional yang merupakan sumber referensi akademisi. Jurnal Keperawatan BSI menerima artikel ilmiah dengan area penelitian pada: Keperawatan Medical Bedah Keperawatan Gawat Darurat Keperawatan Maternitas Keperawatan Anak Keperawatan Jiwa Keperawatan Komunitas Keperawatan Keluarga Keperawatan Gerontik Manajemen Keperawatan
Articles 140 Documents
Gambaran Kebiasaan Tidur Anak Usia Sekolah Eka Wahyuningrum; Natalia R Yulianti; Andri K Gayatina
Jurnal Keperawatan BSI Vol 7 No 2 (2019): Jurnal Keperawatan BSI
Publisher : LPPM Universitas BSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (295.173 KB)

Abstract

Tidur merupakan kebutuhan anak usia sekolah yang dipengaruhi lingkungan dan budaya. Tidur yang tidak tercukupi menimbulkan masalah kognitif maupun perilaku. Di Semarang belum didapatkan gambaran kebiasaan tidur anak usia sekolah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran kebiasaan tidur anak usia sekolah. Metode penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional. Populasi pada penelitian ini adalah Anak SD Kristen Imanuel Semarang. Tehnik sampling penelitian ini total sampling dan mendapatkan 41 responden yang memenuhi kriteria. Pengukuran pola kebiasaan tidur menggunakan alat ukur Children’s Sleep Habits Questionnaire (CSHQ) yang dimodifikasi. Hasil penelitian terdapat variasi kebiasaan tidur anak usia sekolah. Responden beragama Kristen (70,7%), berjenis kelamin laki-laki (53,7%), mulai tidur pukul 20:00-21:00 (68,3%), bangun pagi pukul 05:00-06:00 WIB (58,5%) dan durasi tidur 8 jam (63,5%) dan waktu yang diperlukan beranjak dari tempat tidur 5-10 menit (78%). Berdasarkan pendapat orangtua, anak bangun terlalu siang (48.8%) dan anak selalu cukup tidur (85.4%). anak tidak pernah menggunakan boneka saat tidur (48,8%), anak tidak pernah menggunakan selimut saat tidur (46,3%), anak “kadang-kadang” tidur siang (58,5%) dan lama tidur siang 2 jam (58,5%). Masalah perilaku yang muncul, orangtua menyatakan ”kadang-kadang” anak mengompol pada malam hari (12.2%), dan “kadang-kadang” tidur pada jam yang sama setiap hari (53.7%), “kadang-kadang” malas bangun (70%) dan anak “kadang-kadang” terlihat mengantuk di kelas (11.8%). Hasil Penelitian ini menyarankan penelitian lebihlanjut tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kebiasaan tidur anak. Kata Kunci: Anak Usia Sekolah, CSHQ, Kebiasaan Tidur, Tidur ABSTRACT Sleep is a necessity for school-age children that influenced by the environment and culture. Insufficiency of sleep causes cognitive and behavioral problems. In Semarang, there is no description of sleep habits of school-age children. This study aims to describe children’s sleep habits especially in school-age children. Research method of this study is an observational descriptive study. The population in this study was SD Kristen Imanuel, Semarang. The research sampling technique was total sampling and obtained 41 respondents who met the criteria. Measurement of sleep habits patterns using a modified Children’s Sleep Habits Questionnaire (CSHQ). Results:There are variations in sleep habits of school-age children. Respondents who were Christian (70.7%), male sex (53.7%), began sleeping between 8:00 - 9:00 p.m. (68.3%), waking up at 5:00 - 06: 00 a.m (58.5%) and 8 hours sleep duration (63.5%) and the time taken from bed was 5-10 minutes (78%). Based on the opinions of parents, children wake up too late (48.8%) and children always get sufficient sleep (85.4%). children never use dolls during sleep (48.8%), children never use blankets during sleep (46.3%), children "sometimes" take a nap (58.5%) and take a nap for 2 hours (58 , 5%). About behavioral problems, parents say "sometimes" children wet their bed at night (12.2%), and "sometimes" sleep at the same hour every day (53.7%), "sometimes" are lazy to get up (70% ) and children "sometimes" look sleepy in class (11.8%). It is recommended research for analyzing factors that influencing sleep habits in child. Keywords:CSHQ, School Children, Sleep Habits, Sleep
Gambaran Tingkat Kecemasan Siswa SMA Korban Cyberbullying di SMA Negeri 27 Kota Bandung Shelen Indah Tripriantini; Nur Oktavia Hidayati; Etika Emaliyawati
Jurnal Keperawatan BSI Vol 7 No 2 (2019): Jurnal Keperawatan BSI
Publisher : LPPM Universitas BSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.5 KB)

Abstract

ABSTRAK Salah satu dampak negatif penggunaan internet, khususnya pada kalangan remaja adalah kekerasan melalui media sosial yang umumnya dikenal dengan cyberbullying. Cyberbullying bisa menjadi pemicu stressor yang mengancam untuk remaja karena dapat menimbulkan gangguan psikologis. Salah satu dampak yang terjadi pada korban cyberbullying adalah kecemasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat kecemasan siswa SMA pada korban cyberbullying. Jenis penelitian ini yaitu deskriptif kuantitatif yang menggunakan teknik total sampling dengan jumlah sampel yaitu 123 siswa SMA Negeri 27 Kota Bandung. Alat ukur yang digunakan menggunakan ZSAR – S (Zung Self Anxiety Rating – Scale) yang sudah diuji validitaskan dengan Rhasil 0,81 dan dinyatakan valid. Hasil data penelitian ini didapatkan kemudian dianalisis menggunakan analisa deksriptif dengan bentuk persentase.Berdasarkan hasil penelitian didapatkan sebagian besar responden mengalami tingkat kecemasan ringan (82,9%), sedang (16,3%) dan berat (0,8%). Maka kesimpulan dari penelitian ini didapatkan bahwa kecemasan korban cyberbullying dari 123 siswa sebagian besar mengalami kecemasan ringan. Meskipun hasil yang didapat yaitu kecemasan ringan tetapi jika dibiarkan saja akan bisa menjadi kecemasan sedang, berat bahkan panik. Sehingga penelitian ini memiliki rekomendasi untuk siswa yang mengalami kecemasan, siswa tersebut harus mendapatkan perhatian khusus dari lingkungan sekolahnya, dan sekolah memberikan fasilitasi untuk konsultasi yang membuat siswa tersebut terbuka tentang masalah cyberbullying yang dialami dan memberikan pendidikan dan pengetahuan tentang pencegahan tindakan cyberbullying dimana tindakan tersebut merupakan tindakan kriminalitas yang melanggar UU ITE sehingga siswa yang menggunakan media sosial akan lebih berhati – hati dan menggunakannya dengan baik sesuai kebutuhan. Kata kunci : Cyberbullying, Kecemasan, Remaja ABSTRACK One of the negative impacts of internet use, especially among teenagers, is violence through social media, commonly known as cyberbullying. Cyberbullying can be a trigger for a threatening stressor for teens because it can cause psychological disorders. One of the impacts that occur on victims of cyberbullying is anxiety. This study aimed to describe the anxiety level of high school students in victims of cyberbullying. The type of this research was quantitative descriptive which used total sampling technique with a sample size of 123 students of SMA Negeri 27 Bandung. The measuring instrument used was ZSAR-S (Zung Self Anxiety Rating - Scale) which had been tested for validity with Rhasil 0.81 and declared valid. The results of this research data were then analyzed using descriptive analysis in the form of percentages.Based on the results of the study, the majority of respondents experienced mild anxiety levels (82.9%), moderate (16.3%) and severe (0.8%). Then the conclusion of this study found that the anxiety of victims of cyberbullying from 123 students mostly experienced mild anxiety. Although the results obtained were mild anxiety, it could be potentially be a moderate anxiety, even panic. So that this study has recommendations for students who experience anxiet to get special attention from their school environment, and schools provide facilitation for consultations that make these students open about the problem of cyberbullying experienced and provide education and knowledge about prevention of cyberbullying actions where the action is criminal acts that violate the ITE Law so students who use social media will be more careful and use it properly as needed. Keywords: Cyberbullying, Anxiety, Teenager
Pengalaman Ibu Dalam Merawat Bayi Prematur di Rumah Royantina Simanjuntak; Lina Dewi Anggraeni
Jurnal Keperawatan BSI Vol 7 No 2 (2019): Jurnal Keperawatan BSI
Publisher : LPPM Universitas BSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (134.656 KB)

Abstract

ABSTRAK Bayi prematur adalah bayi yang lahir < 37 minggu. Kelahiran prematur adalah penyebab utama kematian bayi baru lahir (bayi yang hidup dalam 4 minggu pertama kehidupannya). Perawatan bayi prematur berbeda dengan perawatan bayi cukup bulan, kondisi tubuh bayi prematur menjadikan beberapa sistim organ belum sempurna. Penelitian ini bertujuan untuk menggali lebih dalam pengalaman ibu merawat bayi prematur di rumah. Penelitian ini menggunakan desain kualitatif dengan pengambilan data dengan teknik wawancara secara mendalam dan pertanyaan terbuka. Partisipan dalam penelitian ini adalah delapan orang ibu yang merawat sendiri bayinya di rumah. Hasil yang diperoleh terdapat tiga tema yang dihasilkan yaitu timbul perasaan negatif, perawatan harian yang dilakukan, dan memperoleh dukungan dari berbagai pihak. Keterlambatan ibu untuk memulai interaksi dengan bayi berakibat terganggunya peran sebagai ibu. Disarankan ibu mendapat dukungan dan informasi dari tenaga kesehatan selama dirawat di rumah sakit agar percaya diri merawat bayi prematur di rumah. Bentuk dukungan moril, finansial dan informasi sangat membantu ibu dalam merawat bayinya di rumah Kata kunci : Bayi Prematur, Merawat, Pengalaman ABSTRACT Premature babies born under 37 weeks. Premature birth is the main cause of death for newborns (babies who live in the first 4 weeks of life). Caring premature baby different from term baby, because some organs system not yet perfectly. This Study aims to find out how mothers experience caring for premature babies at home. This study uses qualitative designed with data collection within deep interview techniques and open questions. Participants in this study were eight mothers who care for their babies themselves at home. The result obtained is three themes produced, namely negative feelings, daily care, getting support. The mothers' commitment to begin interaction with the baby resulting in disruption of the role of mother. It is recommended that mother get support and information while caring for premature babies at home. Forms of moral support, financial, and information are very helpful for mothers in caring for their babies at home. Keywords: Premature babies, caring, mother experience
Persepsi Perawat Indonesia Tentang Ujian Sertifikasi Profesi (Kangoshi dan Kaigofukushishi) di Jepang Upik Rahmi; Afianti Sulastri
Jurnal Keperawatan BSI Vol 7 No 2 (2019): Jurnal Keperawatan BSI
Publisher : LPPM Universitas BSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (206.996 KB)

Abstract

Perubahan demografi di Jepang sejak tahun 2006 mengalami penurunan jumlah populasi dikarenakan menurunnya angka kelahiran sehingga meningkatnya jumlah orang lanjut usia (lansia). Guna mengurangi efek negatif dari perubahan demografi ini, pemerintah Jepang mengalami permasalahan kurangnya tenaga kerja produktif kesehatan di Jepang yang berhubungan langsung dengan lansia sehingga membutuhkan Perawat Rumah Sakit (Kangoshi) dan Perawat Lansia (Kaigofukushishi). Perawat Indonesia yang dikirim kejepang adalah perawat profesional yang telah melalui beberapa proses seleksi sebelum di berangkatkan. Selama di jepang perawat Indonesia masih harus berjuang lagi agar bisa mendapatkan sertifikat profesi supaya dapat melanjutkan kontrak dan mendapatkan gaji yang setara dengan perawat Jepang. Masalah penelitian ini adalah Faktor apa sajakah yang mempengaruhi perawat Indonesia lulus Ujian Sertifikasi Nasional (Kangoshi dan Kaigofukushishi) Tujuan Penelitian untuk mengetahui Faktor yang mempengaruhi tingkat kelulusan ujian sertifikat profesi oleh tenaga perawat Indonesia di jepang”. Metodologi penelitian dengan pendekatan kualitatif dengan jumlah partisipan 6 orang yaitu untuk menggali pengalaman perawat Indonesia mengikuti ujian sertifikasi nasional (kangoshi dan kaigofukushishi). Faktor-faktor yang mempengaruhi perawat Indonesia Lulus Ujian Sertifikasi Profesional (Kangoshi dan Kaigofukushishi) tergambar dalam 3 tema yaitu, motivasi perawat Indonesia bekerja di Jepang sebagai Kangoshi dan Kaigofukushishi, belum adanya pengakuan sebagai perawat profesional dan Kemampuan menguasai bahasa, budaya dan sistem Kesehatan di Jepang masih rendah. Kesimpulan penelitian ini adalah teridentifikasi masalah utama Motivasi perawat Indonesia bekerja di jepang, kedua adalah pengakuan sebagai perawat profesional, ketiga yaitu Kemampuan menguasai bahasa jepang baik itu kemampuan menulis, berbicara dan memahami bahasa jepang dengan baik, Budaya Jepang dan Pengetahuan Asuransi kesehatan Jepang. Kata Kunci: Perawat, Ujian sertifikasi profesi, Indonesia, Jepang ABSTRACT Demographic changes in Japan since 2006 have decreased in population due to declining birth rates resulting in an increase in the number of elderly people. In order to reduce the negative effects of this demographic change, the Japanese government has experienced a problem with the lack of productive health workers in Japan who are directly related to the elderly so they need a Nurse Hospital (Kangoshi) and Elderly Nurse (Kaigofukushishi). Indonesian nurses sent by Japanese are professional nurses who have gone through several selection processes before departing. As long as in Japan Indonesian nurses still have to fight again in order to get a professional certificate so they can continue the contract and get a salary equivalent to Japanese nurses. The problem of this research is what factors influence Indonesian nurses to pass the National Certification Examination (Kangoshi and Kaigofukushishi) Research Objectives to find out the factors that influence the level of professional certificate examinations passed by Indonesian nurses in Japan ". The research methodology is a qualitative approach with the number of participants of 6 people, namely to explore the experience of Indonesian nurses taking the national certification examination (Kangoshi and Kaigofukushishi). Factors affecting Indonesian nurses Graduating Professional Certification Exams (Kangoshi and Kaigofukushishi) are illustrated in 3 themes, namely, motivation of Indonesian nurses working in Japan as Kangoshi and Kaigofukushishi, lack of recognition as professional nurses and Ability to master language, culture and health systems in Japan still low. The conclusion of this study was identified as the main problem Motivation of Indonesian nurses working in Japan, second is recognition as professional nurses, third is the ability to master Japanese both the ability to write, speak and understand Japanese well, Japanese Culture and Knowledge of Japanese health insurance. Keywords: Nurses, Japanese National Certificate, Indonesian nurses
Dukungan Keluarga Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II di Wilayah Binaan Puskesmas Babakan Sari Erna Irawan
Jurnal Keperawatan BSI Vol 7 No 2 (2019): Jurnal Keperawatan BSI
Publisher : LPPM Universitas BSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (254.503 KB)

Abstract

ABSTRAK Jumlah penderita diabetes mellitus semakin meningkat. Penyakit diabetes merupakan salah satu penyakit tertinggi di Kota Bandung. Puskesmas Babakan Sari merupakan salah satu puskesmas yang sudah menggalakan Posbindu PTM yang di dalamnya terdapat program tentang Diabetes mellitus. Diabetes terdiri dari DM tipe 1 dan DM tipe II. DM tipe II adalah bentuk paling umum dari diabetes, yang merupakan kondisi kronis dan jika tidak ditangani secara serius dapat menyebabkan komplikasi seperti penyakit ginjal, amputasi dan kebutaan. Keluarga sangat berperan penting dalam pencegahan dan membantu mengatasi masalah penyakit pasien. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi gambaran dukungan keluarga pada pasien Diabetes Mellitus tipe II. Desain penelitian ini adalah deskriptif, sampel penelitian berjumlah 40 orang keluarga pasien DM tipe II dengan teknik purposive sampling. Hasil menunjukkan hampir seluruhnya yaitu 33 orang (82,5%) memiliki dukungan keluarga yang mendukung. Berdasarkan dimensi dukungan emosional, sebagian besar responden yaitu 26 orang (65%) mendukung. Kemudian pada dimensi dukungan informasi sebagian besar mendukung yaitu 27 orang (67,5%). Sedangkan pada dukungan penilaian, sebagian besar mendukung yaitu 24 orang (60%)/ pada dukungan instrumentasl, hampir seluruhnya mendukung yaitu 32 orang (80%). Simpulan penelitian ini adalah mayoritas keluarga mendukung pasien DM tipe II. Saran bagi Puskesmas Babakan Sari adalah memberikan intervensi salah satunya penkes agar dapat tetap mempertahankan dukungan keluarga Kata Kunci: Dukungan Keluarga, Diabetes Mellitus tipe II, Puskesmas Babakan Sari ABSTRACT The number of people with diabetes mellitus is increasing. Diabetes is one of the highest diseases in the city of Bandung. Babakan Sari Health Center is one of the health centers that have promoted the Posbindu PTM program which is complemented by a program on Diabetes mellitus. Diabetes consists of type 1 DM and type II DM. Type II DM is the most common form of diabetes, which is a chronic disease and if not a problem of complications such as kidney disease, amputation and blindness. The family is very important in overcoming and helping to overcome the patient's problems. The purpose of this study was to test a study in type II Diabetes Mellitus patients. The design of this study was descriptive, evaluation sample of 40 families of type II DM patients with purposive sampling technique. The results showed that almost all 33 people (82.5%) had supportive family support. Based on the dimensions of emotional support, the majority of respondents namely 26 people (65%) support. Then in the information support dimension of 27 people (67.5%). Whereas in support, the majority supported 24 people (60%) / in instrument support, almost fully supported 32 people (80%). The conclusion of this study is to support the families of type II DM patients. The advice for Puskesmas Babakan Sari is to provide assistance from one of the health providers in order to continue to support the family Keywords: Diabetes Mellitus type II, Family Support, Puskesmas Babakan Sari
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perdarahan Postpartum Primer Sri Hayati; Maidartati; Mia Amelia
Jurnal Keperawatan BSI Vol 7 No 2 (2019): Jurnal Keperawatan BSI
Publisher : LPPM Universitas BSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (263.074 KB)

Abstract

Abstrak Perdarahan postpartum merupakan penyebab penting kematian maternal khususnya di Negara berkembang salah satunya Indonesia. Hasil penelitian sebelumnya didapatkan data bahwa 67% kematian maternal disebabkan perdarahan terutama perdarahan postpartum primer. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor predisposisi yaitu umur, pendidikan, jarak kelahiran, paritas dan anemia yang berhubungan dengan kejadian perdarahan postpartum primer di RSUD Kota Bandung. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif desain penelitian korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin yang mengalami perdarahan postpartum primer di RSUD Kota Bandung dengan jumlah sampel sebanyak 28 kasus dengan menggunakan teknik Accidental Sampling. Alat pengumpulan data menggunakan kuesioner dan data rekam medik. Dalam penelitian ini analisa univariat menggunakan tabel distribusi frekuensi dan analisa bivariat menggunakan Chi-Square. Hasil penelitian dengan uji Chi -Square didapatkan beberapa faktor yang berhubungan dengan perdarahan postpartum primer diantaranya umur, paritas, dan anemia dengan nilai p value < 0.05, dan terdapat dua faktor yang tidak berhubungan dengan perdarahan postpartum primer yaitu pendidikan dan jarak kelahiran dengan nilai p value > 0.05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak seluruh hipotesis dapat diterima. Hasil penelitian ini hendaknya memberikan informasi kepada tenaga kesehatan, dan juga masyarakat mengenai pemberian konseling tentang persiapan menghadapi persalinan, serta pentingnya pemeriksaan kehamilan, pencegahan perdarahan postpartum, dan juga makanan yang bergizi pada saat kehamilan. Kata kunci: Faktor-faktor Perdarahan Postpartum Primer , Rumah Sakit. Abstract Postpartum hemorrhage is an important cause of maternal death in developing countries, one of which is Indonesia. The results of previous studies obtained data that is 67% of maternal deaths caused by primary postpartum hemorrhage. This research discusses predisposing factors, that are age, education, birth spacing, parity and anemia associated with the incidence of primary postpartum hemorrhage in RSUD Kota Bandung. This research uses a quantitative method of correlation with design a cross sectional approach. This research uses a quantitative method of correlation with design a cross sectional approach. This research uses a quantitative method of correlation with design a cross sectional approach. The population in this research was maternity women who experienced primary postpartum hemorrhage in RSUD Kota Bandung with a total sample of 28 cases using the Accidental Sampling technique. Tools data collection using questionnaires and medical record. In this research univariate analysis uses frequency distribution tables and bivariate analysis uses Chi-Square. The results of the Chi-Square test found some factors related with primary postpartum hemorrhage that are age, parity, and anemia with p value <0.05, and two factors not related to primary postpartum hemorrhage that are education and birth spacing with p value > 0.05. It can be concluded that not all hypotheses can be accepted. The results of this research should provide information to health workers, and also the public about providing counseling about childbirth preparation, and the importance of antenatal care, prevention of postpartum hemorrhage, and also nutritious food during pregnancy.
Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Penanganan Demam Pada Anak Balita di Poliklinik Anak Rsud Dr Slamet Garut Wafa Siti Alawiyah; Hesti Platini; Fanny Adistie
Jurnal Keperawatan BSI Vol 7 No 2 (2019): Jurnal Keperawatan BSI
Publisher : LPPM Universitas BSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (307.255 KB)

Abstract

ABSTRAK Demam merupakan suhu tubuh lebih dari normal dan demam berbahaya apabila suhu tubuh sudah >41o C dan apabila demam tidak segera ditangani akan berpotensi kejang demam, dehidrasi, dan gangguan lainnya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu mengenai penanganan demam pada anak balita di poliklinik anak RSUD dr Slamet Garut. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif, dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Dengan kriteria inklusi ibu yang memiliki anak usia kurang dari 5 tahun, ibu yang memiliki anak demam, bersedia menjadi responden, serta dapat berkomunikasi dengan baik. Penelitian ini menggunakan instrumen yang di adopsi dari instrumen Athamneh (2014) untuk mengidentifikasi pengetahuan. Analisa data dilakukan dengan menggunakan distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 165 responden pada umumnya ibu memberikan obat dengan cara diminum sebanyak 98,8%, 83,0% ibu tidak memberikan antibiotik tanpa persetujuan dokter, sebagian besar yaitu 58,8% ibu mengukur suhu dengan tangan, sebagian kecil yaitu 2,4% ibu tidak tahu mengukur suhu, dan 1,8% ibu berkonsultasi dengan orang lain saat akan menghitung dosis obat. Kesimpulan dari pengetahuan ibu di Poliklinik Anak RSUD dr Slamet Garut menunjukan masih ada ibu yang mengelola penanganan demam belum sesuai dengan manajemen demam. Diperlukan intervensi dari perawat selaku tenaga kesehatan untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu. Intervensi yang diberikan diharapkan dapat mempertahankan pengetahuan ibu dalam menangani demam pada anak. Kata kunci: Demam, Penanganan demam, Pengetahuan ABSTRACT Fever is more than normal body temperature and dangerous fever when the body temperature is> 41, and if a fever is not immediately treated will have the potential for febrile seizures, dehydration and other disorders. Knowledge of the right mother in treating fever are very necessary to avoid complications. The purpose of this study was to find out the description of knowledge regarding fever treatment in children under five at child Polyclinic of RSUD Dr. Slamet Garut. This study belongs to quantitative descriptive and purposive sampling was selected to choose the sample. The characteristics for the samples were mothers whose children are less than 5 years old and have fever, willing to be respondents, and able to communicate well. This study used the instrument adopted from Athamneh instrument (2014) to identify knowledge. The data analysis was conducted by using frequency distribution. The result of the study showed that from 165 respondents; in general mothers gave medicine by taking 98,8%, 83% mother did not give antibiotik without the doctor’s consent , most of them 58,8% of mothers measured costs by hand, in part small, 2,4% of mothers do not know how to measure temperature, and 1,8% mothers agree with others when calculating drug dosages. In conclusion, the mother’s knowledge in child polyclinic of dr. Slamet Hospital Garut showed that there were still mothers who manage the treatment of fever not in accordance with fever management. There is still a need interventions from nurses as health workers to health education to mothers. The intervention provided is expected to maintain maternal knowledge in dealing with fever in children. Keywords :Fever, Fever Treatment, Knowlegde
Optimalisasi Pengetahuan Keluarga Dalam Merawat Anak Retardasi Mental Melalui Psikoedukasi Keluarga di Kabupaten Jombang Shanti Rosmaharani; I’in Noviana; Ari Susilowati
Jurnal Keperawatan BSI Vol 7 No 2 (2019): Jurnal Keperawatan BSI
Publisher : LPPM Universitas BSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (236.948 KB)

Abstract

ABSTRAK Anak dengan retardasi mental memiliki keterbatasan kemampuan kognitif sehingga anak mengalami mengalami ketergantungan. Pengetahuan yang baik tentang retardasi mental sangat diperlukan, agar keluarga dapat memberikan perawatan dan stimulasi yang optimal untuk anak. Psikoedukasi keluarga adalah cara yang dapat meningkatkan pengetahuan keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh psikoedukasi keluarga terhadap pengetahuan dalam merawat anak retardasi mental. Desain penelitian ini adalah quasy experimental pre-post test with control group dengan intervensi psikoedukasi keluarga. Populasi keluarga yang memiliki anak retardasi mental di Kabupaten Jombang sejumlah 277. Sedangkan sampel diambil dengan menggunakan teknik simple random sampling sebanyak 140 keluarga dengan pembagian 70 keluarga kelompok kontrol dan 70 keluarga kelompok perlakuan. Variabel independen adalah psikoedukasi keluarga dan variabel dependen adalah koping keluarga dalam merawat anak retardasi mental. Penelitian ini menggunakan uji statistik Wilcoxon pada kelompok perlakuan 0.000 yang dilanjutkan dengan uji beda Mann Whitney yang menunjukkan hasil ρ value (0.000) < α (0.05). Hasil penelitian menjelaskan bahwa ada pengaruh pengaruh psikoedukasi keluarga terhadap pengetahuan keluarga dalam merawat anak retardasi mental. Psikoedukasi keluarga memberikan informasi melalui pendekatan psikis tentang perawatan dan stimulasi anak retardasi mental. Pengetahuan keluarga diharapkan meningkat dan dapat diaplikasikan pada perawatan anak sehingga tumbuh kembang anak retardasi mental dapat optimal sesuai dengan kondisinya.
Perbandingan Metode Health Coaching dan Ceramah Tentang Basic Life Support (BLS) Untuk Remaja Masjid Ronal Surya Aditya
Jurnal Keperawatan BSI Vol 7 No 2 (2019): Jurnal Keperawatan BSI
Publisher : LPPM Universitas BSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (229.225 KB)

Abstract

ABSTRAK Bantuan hidup dasar (basic life support) adalah suatu tindakan pada saat pasien ditemukan dalam keadaan tiba-tiba tidak bergerak, tidak sadar, atau tidak bernafas, maka periksa respon pasien. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas metode ceramah dan health coaching tentang BLS (Basic Life Support) pada remaja masjid. Desain penelitian adalah quasy-eksperiment. Populasi penelitian ini adalah seluruh remaja masjid yang laki-laki tahun berjumlah 80 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah simple random sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi Heart-saver®. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan hasil analisa Wilcoxon dan Mann-whitney pada kelompok perlakuan dan kontrol. Untuk kelompok kontrol yang dilakukan ceramah menghasilkan signifikasi Wilcoxon (p= 0,26) dan Mann-Whitney (p=0,32). Sedangkan pada kelompok perlakuan yang mendapatkan Health coaching menghasilkan signifikasi Wilcoxon (p= 0,001) dan Mann-Whitney (p=0,000). Kesimpulan : Health coaching lebih efektif dibandingkan dengan metode ceramah. Saran : peneliti selanjutnya melakukan kombinasi health coaching dengan metode lain agar mampu memberikan pengetahuan dan skill yang lebih efektif. Kata Kunci : BLS; Ceramah; Health Coaching; Remaja Masjid. ABSTRACT Basic life support (basic life support) is an action when a patient is found to be suddenly immobile, unconscious, or not breathing, so check the patient's response. The purpose of this study was to determine the effectiveness of the lecture method and health coaching about BLS (Basic Life Support) in mosque youth. The research design is quasy-experiment. The population of this study was all male mosques in the year totalling 80 people. The sample in this study was simple random sampling. The research instrument used is the Heart-saver® observation sheet. The results showed differences in the results of Wilcoxon and Mann-Whitney analysis in the treatment and control groups. For the control group, the lecture produced Wilcoxon (p = 0.26) and Mann-Whitney significance (p = 0.32). Whereas in the treatment group that received Health coaching produced Wilcoxon significance (p = 0.001) and Mann-Whitney (p = 0,000). Conclusion: Health coaching is more effective than the lecture method. Suggestion: the next researcher will combine health coaching with other methods to be able to provide more effective knowledge and skills. Keywords: BLS; Lecture; Health Coaching; Mosque Youth.
Gambaran Stres Kerja Perawat Yang Bekerja di Unit Gawat Darurat Tantan Hadiansyah; Andria Pragholapati; Dhito Pemi Aprianto
Jurnal Keperawatan BSI Vol 7 No 2 (2019): Jurnal Keperawatan BSI
Publisher : LPPM Universitas BSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (211.37 KB)

Abstract

Stresor kerja di unit gawat darurat lebih tinggi dibandingkan dengan stresor kerja perawat di unit lainnya. Tingginya stresor kerja ini dapat menyebabkan stres kerja. Tingkat stres kerja dapat dilihat dari respon stres yang muncul yaitu respon fisiologis, psikologis dan perilaku. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat stres kerja perawat unit gawat darurat (UGD) Rumah Sakit Al Islam Bandung dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sumedang. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling dengan jumlah sampel sebanyak 55 orang, yang terdiri dari 36 perawat UGD RSUD Sumedang dan 19 orang perawat UGD RS Al Islam. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan Stres kerja perawat yang bekerja di Unit Gawat Darurat (UGD) Rumah Sakit Al Islam (RSAI) Bandung, sebanyak 19 perawat menunjukkan bahwa lebih dari setengah responden (52,63%) berada pada tingkat stres tinggi dan 36 perawat yang bekerja di UGD RSUD Sumedang, menunjukan lebih dari setengah (61%) responden berada pada tingkat stres kerja sedang. Tingkat stres kerja yang terlalu rendah atau terlalu tinggi dapat menyebabkan menurunnya kepuasan dan prestasi kerja. Sehingga diperlukan manajemen stres yang baik dalam menghadapi tantangan kerja yang ada. Kata kunci : Stres kerja, Perawat, UGD ABSTRACT The work stressors in the emergency department are higher than the nurses' work stressors in other units. This high work stressor can cause work stress. The level of work stress can be seen from the stress response that arises, namely physiological, psychological and behavioral responses. The purpose of this study was to determine the description of the work stress of nurses in the emergency department (UGD) Al Islam Hospital Bandung and the Regional General Hospital (RSUD) Sumedang. This type of research is quantitative descriptive. Sampling uses a total sampling technique with a total sample of 55 people, consisting of 36 emergency nurses at Sumedang Regional Hospital and 19 emergency nurses at Al Islam Hospital. Data collection techniques using a questionnaire. Based on the results of the study found work stress nurses working in the Emergency Room (UGD) Al Islam Hospital (RSAI) Bandung, as many as 19 nurses showed that more than half of respondents (52.63%) were at high stress levels and 36 nurses working in the ER of Sumedang Regional Hospital, it showed that more than half (61%) of respondents were at moderate work stress. Levels of work stress that are too low or too high can cause decreased job satisfaction and performance. So that good stress management is needed in dealing with existing work challenges. Keywords: Job stress, Nurse, Emergency Unit

Page 1 of 14 | Total Record : 140