cover
Contact Name
Muhamad
Contact Email
muhamad@iprija.ac.id
Phone
+6281282001400
Journal Mail Official
addakwah@iprija.ac.id
Editorial Address
Jl. Raya Kelapa Dua Wetan No.1C, RT.7/RW.1, Kelurahan Kelapa Dua Wetan, Kec. Ciracas, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13730
Location
Kota adm. jakarta timur,
Dki jakarta
INDONESIA
Ad-DA’WAH: Dakwah dan Komunikasi Islam
ISSN : 1693247X     EISSN : 28092821     DOI : https://doi.org/10.59109/addawah.v21i1
Core Subject : Humanities,
Ad-DA’WAH adalah jurnal akses terbuka yang menerbitkan hasil penelitian berfokus pada dakwah dan ilmu-ilmu keislaman dengan lingkup mencakup: 1. Materi dakwah (māddah al-da’wah) yang meliputi bidang akidah, syariah (ibadah dan mu’amalah) dan Akhlak; dakwah dan politik, Pendidikan Islam, ekonomi dan sosial budaya 2. Kajian tentang Subjek dan obyek Dakwah (dā’i wa mad’u); 3. Penelitian metode dakwah (thāriqoh al-da’wah) dan penerapan dan evaluasinya; 4. Strategi dan tujuan (maqāshid al-da’wah). 5. Media dan komunikasi dakwah (wasīlah al-da’wah), retorika, penyiaran (broadcasting) dan jurnalisme, public relation. 6. Manajemen dan organisasi dakwah, serta pemberdayaan masyarakat (development of Islamic society).
Articles 33 Documents
BAHAYA PERILAKU MENCERAI-BERAI AGAMA Budi Utomo
Ad-DA'WAH Vol 19 No 02 (2021): Volume 19 Nomor 02 Agustus 2021
Publisher : INSTITUT PEMBINA ROHANI ISLAM JAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (591.881 KB) | DOI: 10.59109/addawah.v19i02.2

Abstract

Kunci permasalahan dalam pembahasan ini terletak pada kata menebar, memisahkan dan membagi yang dalam bahasa Arab diambil dari kata farraqa yang merupakan kata kerja dari masa lampau sedangkan bentuk kata bendanya adalah tafriqah atau tafrîq. Kata ini dibedakan dari kata ikhtilâf, kata benda yang berasal dari kata kerja bentuk lampau ikhtalafa yang berarti tidak setuju atau berbeda pendapat. Ikhtilâf biasanya kontrol dengan ijtihâd menghasilkan masalah cabang yang bukan masalah pokok. Sedangkan tafrîq adalah pembagian umat yang terkadang muncul, salah satunya dari ikhtilâf yang berkepanjangan. Setiap tafrîq adalah ikhtilâf tetapi tidak semua ikhtilâf berakhir dengan tafrîq. Perbedaan pendapat adalah bagian dari sunnah Allah meskipun Allah menciptakan manusia untuk itu, tentu perpecahan dalam masyarakat muslim menimbulkan sesuatu yang tidak baik. Ikhtilâf walaupun tidak menyebabkan perpecahan, itu adalah bagian dari fleksibilitas syari'at sedangkan tafrîq adalah bencana yang menghancurkan fondasi ummat. Dibutuhkan lebih banyak kebijaksanaan untuk menjadi Muslim yang tidak terjebak dalam permusuhan.
PARADIGMA INTEGRASI-INTERKONEKSI DALAM ILMU KEPESANTRENAN Mujiono; Dicky Dwi Prakoso
Ad-DA'WAH Vol 19 No 02 (2021): Volume 19 Nomor 02 Agustus 2021
Publisher : INSTITUT PEMBINA ROHANI ISLAM JAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (474.805 KB) | DOI: 10.59109/addawah.v19i02.3

Abstract

Pesantren adalah tempat dimana santri belajar ilmu agama sekaligus diperkenalkan ilmu-ilmu umum. Dengan dua nilai yang ditawarkan itulah pesantren disebut sebagai benteng terakhir umat Islam dalam memupuk moral bangsa ini. Niscaya kurikulum Islam akan menjadi kiblat di dunia pendidikan, terutama di Indonesia yang kelak akan mencetak generasi yang hebat, tangguh dan berakhlakul karimah. Nurcholis Majdid berpendapat bahwa secara historis pesantren tidak hanya mengandung makna keislaman tetapi juga makna keaslian Indonesia. Dalam nilai-nilai ilmu kepesantrenan untuk menciptakan keteraturan hidup perlu penataan rencana dari mulai bangun tidur hingga tidur kembali. Sehingga dapat tercipta keteraturan hidup. Dalam ilmu ketauhidan meng-Esa-kan Allah dalam hal ibadah disebut tauhid karena seorang hamba dengan keyakinan nya itu telah mentauhidkan Allah. Ketika dia meyakini ke-Esa-an Allah, niscaya akan beramal sesuai dengan keyakinannya dengan mengikhlaskan ibadah dan doanya hanya kepada Allah semata. Mengimani bahwasannya Allah sebagai pengatur semua urusan dan pencipta seluruh makhluk. Pemilik asmaul husna dan sifat yang sempurna dan hanya Allah saja yang berhak untuk di ibadahi dan bukan selain–Nya, jauh sebelum konsep marhamah dicanangkan oleh berbagai daerah di Indonesia.  Pondok pesantren dengan berbagai program telah mempraktikan konsep Al-Qur’an itu dalam ajaran dan kehidupan. Konsep marhamah atau masyarakat yang diliputi kasih sayang, semangat saling mencintai serta saling mengasihi sudah menjadi sebuah pemandangan yang biasa terlihat diantara murid murid pondok pesantren. Kasih sayang tidak terbatas pada sesama muslim saja, kepada orang yang non-muslim kita juga tak boleh melakukan hal yang merugikan. Sikap terhadap sesama muslim dilandasi oleh perasaan akidah, sedangkan terhadap orang non-muslim bersandar pada prinsip toleransi dalam beragama.
KONSEP FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM Studi : Pemikiran Pendidikan Islam dalam Perspektif Fazlur Rahman Ummah Karimah; Husnul Khotimah
Ad-DA'WAH Vol 19 No 02 (2021): Volume 19 Nomor 02 Agustus 2021
Publisher : INSTITUT PEMBINA ROHANI ISLAM JAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (608.694 KB) | DOI: 10.59109/addawah.v19i02.4

Abstract

Artikel ini menyuguhkan alur paradigma baru yang terkait dengan demokrasi, yang selama ini diperdebatkan yakni antara demokrasi dengan hukum. Secara hipotesa ada sesuatu yang paling mendasar dari pada hukum itu sendiri yakni tentang teologi. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat, kemajuan sains begitu signifikan, ada hal yang sangat disayangkan yakni kemajuan pada era modern dan kontemporer ini bukan atas prakarsa umat muslim–hal yang tak dapat ditolak keberadaannya–justru kamujuan ini di pelopori oleh orang-orang Barat. Fakta yang mungkin sulit diterima oleh ummat nabi Muhammad Saw, namun itu adalah faktualisasi yang ada pada saat ini. Dari sinilah salah satu faktor yang mendorong Fazlur Rahman dengan semangat intelektualnya, dia sedikit banyak telah ikut berkontribusi bagi Islam maupun dunia, baik  berupa tenaga, kritikan, karya-karya ilmiah dan sebagainya. Neo-modernisme adalah salah satu sumbangan pemikirannya bagi umat Muslim. Dia memberikan stimulus bahwa dalam dunia Islam harus adanya perubahan paradigma berfikir dari yang stagnanisme dan fundamentalisme menuju neo-modernisme dan demokratisme. Dasamping itu hal yang tak kalah pentingnya sumbangan intelektualitasnya adalah pada pembentukan umat Muslim yang bermoralitas sosialis, namun tetap dalam Iman, Islam dan Takwa.
METODE ISTINBAT HUKUM ( PENETAPAN) MELALUI MAQOSID AL SYARIAH Zamroni Wafa
Ad-DA'WAH Vol 19 No 02 (2021): Volume 19 Nomor 02 Agustus 2021
Publisher : INSTITUT PEMBINA ROHANI ISLAM JAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (715.593 KB) | DOI: 10.59109/addawah.v19i02.5

Abstract

Berbagai permasalahan yang muncul di tengah-tengah masyarakat, baik yang menyangkut masalah ibadah, akidah, ekonomi, sosial, dan budaya terus berkembang seiring dengan perkembangan masyarakat sebagai akibat dari kemajuan sains dan teknologi. Hal ini membutuhkan kepastian jawaban dari sisi hukum. Maka desakan kepada perlu adanya sistem pemikiran dan penjabaran hukum menjadi sebuah keniscayaan. Oleh karena itu, menurut Schacht yurisprudensi legislasi Islam kaum modernis mesti bersifat logis permanen serta membutuhkan basis teori yang lebih tegas dan konsisten; atau meminjam ungkapan Esposito, jika para pembaharu Muslim ingin menghasilkan hukum Islam yang komprehensif dan berkembang secara konsisten, maka mereka harus merumuskan suatu metodologi sistematis yang mempunyai akar Islam yang kokoh.  Salah satu konsep penting yang perlu dikaji menurut Imam al-Haramain al-Juwaini (w. 478 H/1085 M) adalah konsep maqâṣid al-sharî’ah yang intinya bahwa maqâṣid al-sharî’ah atau tujuan disyariatkannya hukum Islam adalah untuk mewujudkan kebaikan sekaligus menghindarkan keburukan atau menarik manfaat dan menolak kerusakan.
MEDAN KONTESTASI MASJID: Peralihan dan Perubahan Masjid Dian Al-Mahri Sebagai Perwujudan Keberagmana Masyarakat Muslim di Indonesia Sadari
Ad-DA'WAH Vol 19 No 02 (2021): Volume 19 Nomor 02 Agustus 2021
Publisher : INSTITUT PEMBINA ROHANI ISLAM JAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (714.313 KB) | DOI: 10.59109/addawah.v19i02.6

Abstract

Masjid di samping peranannya sebagai tempat peribadatan umat Islam, beralih peran menjadi medan kontestasi, berupa adanya peralihan dan perubahan keberagamaan masayarakat muslim di Indonesia dalam berbagai aspek seperti ekonomi, sosial dan budaya. Istilah “sepi” dalam Masjid, bermakna “sepi” di sini adalah terjadi degradasi spirit, degradasi moral dan degradasi ritual keagamaan. Degradasi adalah sebuah kemunduran, kemerosotan, penurunan aktivitas keagamaan baik secara mutu, moral, ritual bahkan derajat atau maqam (tingkat) keagamaan. Namun di balik degradasi tersebut ironisnya adalah meningkatnya keramaian dengan beragam aktivitas pengunjung yang berhasrat datang kemasjid tersebut dengan silih-berganti, pada kondisi inilah adanya proses “medan kontestasi”. Masjid menjadi pusat “profit oriented” sekaligus “human oriented” untuk kepentingan tertentu dengan berdalih atas nama agama. Bukti lokus adanya medan kontestasi pada Masjid Dian al-Mahri (masjid Kuba Emas), beragam kontestasi telah dihadirkan oleh Masjid ini, dengan dalih agama. Diantara wujud kontestasi Masjid tersebut adalah Masjid yang ber-Kuba Emas. Panorama yang indah nan asri di sekeliling Masjid dengan adanya Vila, dan Gedung Serba Guna dengan segala fasilitasnya yang disewakan untuk acara penyelenggaraan Akad Nikah, serta memberikan fasilitas kepada umat tentang penyelenggaraan Manasik Haji & Umroh. Peneliti masih mendalami lebih lanjut lagi untuk menunjukkan lebih banyak lagi bentuk kontestasi-kontestasi yang disajikan oleh Masjid Kuba Emas, juga akan mendalami secara holistik tentang kepentingan apa dibalik pendirian masjid Kuba Emas ini ? Pada dasarnya kontestasi Masjid sebenarnya tidak hanya terjadi pada Masjid Kuba Emas saja, namun sangat terbuka dengan Masjid-Masjid lainnya. Namun Masjid Kuba Emas sebagai salah satu contoh, karena satu-satunya Masjid dengan nuansa wisata religinya, memiliki lahan Masjid yang sangat luas, bebas diakses untuk umum, memiliki halaman parkir lebar, memiliki gedung serba guna, serta adanya faktor pendukung berupa tempat-tempat indah yang menjadikan Masjid ini layak dikatakan sebagai tempat wisata religi.
FILOSOFI KEDUDUKAN DAN FUNGSI HARTA DALAM ISLAM Siti Hadija; Nandang Ihwanudin
Ad-DA'WAH Vol 19 No 02 (2021): Volume 19 Nomor 02 Agustus 2021
Publisher : INSTITUT PEMBINA ROHANI ISLAM JAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (483.416 KB) | DOI: 10.59109/addawah.v19i02.7

Abstract

Penulis menginterprestasikan dan menjelaskan tentang kedudukan harta dan fungsi harta sendiri dalam Islam, Seseorang atau sekelompok orang pada dasarnya dapat dengan leluasa menikmati, membelanjakan dan atau menggunakan harta benda/harta kekayaannya tanpa ada yang bisa menghalangi sepanjang harta yang diperolehnya itu dengan cara ‘halal’. Namun hak untuk menikmati harta benda milik pribadi tersebut tidak bisa bersifat absolut karena di dalam prinsip hukum Islam, “Di dalam harta seorang Muslim terdapat hak orang lain”. Membelanjakan uang untuk membeli sesuatu barang terkadang lebih mengedepankan keinginan ketimbang kebutuhan. Harta yang dipergunakan lebih mengarah kepada hal – hal yang bersifat konsumtif dari pada bernilai produktif yang bermuara pada kegiatan, penelitian ini akan menitikberatkan pada aspek kesadaran seorang hamba akan keberadaan harta benda yang dimilikinya dan ketaatan seorang hamba itu kepada rabbnya dalam membelanjakan rezeki yang telah Allah Swt berikan kepada hamba- Nya. Apakah ia tergolong hamba yang syukur atau kufur.
Korelasi Ilmu dan Bahasa dalam Penalaran dan Komunikasi Mujiono
Ad-DA'WAH Vol 20 No 1 (2022): Ad-DA’WAH: Jurnal Dakwah dan Komunikasi Islam
Publisher : INSTITUT PEMBINA ROHANI ISLAM JAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (286.333 KB) | DOI: 10.59109/addawah.v20i1.17

Abstract

Pengetahuan ilmiah lahir dari hasil penalaran dan sejumlah teknik pengujian secara sistematis. Kebenaran hipotesa empirik diuji pula melalui metode observasi atau percoban secara cermat. Artikel ini berupaya mengkaji hubungan-hubungan antara pemikiran, bahasa dan fakta kehidupan yang nyata. Metode yang digunakan adalah metode diskursus komparatif yang membahas berbagai pandangan dari pakar filsafat ilmu. Temuan penelitian ini menunjukan bahwa bahasa deskripsi adalah bentuk bahasa yang jelas tepat dan dapat diuji kebenarannya. Bentuk ekstrem dari descriptive language adalah propositional language yang diteliti, sebab ciri khas dari preposisi adalah benar atau salah. Penelitian ini mendorong bahwa pendidikan harus mengembangkan pengajaran bahasa deskriptif dan proposisi (descriptive-propositional) yang mampu membuat dalil atau teori melalui penryataan secara tegas, singkat, jelas dan bisa diuji kebenarannya.
Peran Tokoh Tasawuf dan Tarekat Nusantara dalam Dakwah Moderat Abdul Hadi
Ad-DA'WAH Vol 20 No 1 (2022): Ad-DA’WAH: Jurnal Dakwah dan Komunikasi Islam
Publisher : INSTITUT PEMBINA ROHANI ISLAM JAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (313.716 KB) | DOI: 10.59109/addawah.v20i1.18

Abstract

Proses Islamisasi di Nusantara masih menyisakan pertanyaan siapa dan bagaimana  karakter Islam yang dibawa oleh mereka. Artikel ini berupaya untuk mengungkapkan peran para tokoh tasawuf nusantara dalam membentuk jati diri Islam di Nusantara. Metode yang digunakan adalah deskripsi tokoh yang diperoleh dari sumber sekunder berupa literatur (literature research). Temuan pada artikel ini menguatkan dugaan bahwa Islam masuk ke Nusantara melalui jaringan ulama dari Timur Tengah yang berfaham sufistik. Jaringan ulama nusantara kemudian berkembang di seluruh nusantara. Pada setiap masa mereka menyebar di berbagai daerah di Indonesia, bukti penguat adalah ditemukan tokoh-tokoh penyebar Islam yang berdakwah dengan membawa ajaran sufisme. Mereka dikenal sebagai ulama tasawuf atau tokoh tarekat  yang berjasa dalam menebar dakwah yang ramah, toleran dan santun di Bumi Nusantara.
Dakwah Ekspansif dan Adaptif Tasawuf di Indonesia Asep Maskur
Ad-DA'WAH Vol 20 No 1 (2022): Ad-DA’WAH: Jurnal Dakwah dan Komunikasi Islam
Publisher : INSTITUT PEMBINA ROHANI ISLAM JAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (286.625 KB) | DOI: 10.59109/addawah.v20i1.19

Abstract

Salah satu hipotesis mengapa Islam tersebar begitu cepat di dunia karena diperkenalkan melalui pendekatan sufistik. Demikian pula di Indonesia, bahkan beberapa catatan menjelaskan pertama kali Islam masuk ke Indonesia di bawa oleh para sufi. Artikel ini bertujuan mengkaji fenomena yang terjadi di Indonesia, dimulai dari sebahagian besar penganut agama Hindu memeluk Islam. Metode yang digunakan adalah kajian literatur dengan pendekatan historis. Hasil temuan menguatkan dugaan bahwa tasawuf merupakan elemen penting dalam ajaran Islam di Indonesia semenjak pra-kemerdekaan hingga kini. Tasawuf menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan keagamaan Sebagian besar umat Islam di Indonesia. Sebagai bagian dari Islam, tasawuf yang berkembang memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan al-Qur’an dan sunnah, tetapi pada praktiknya ia memiliki corak dan keragaman yang sangat variatif. Sungguh pun demikian seluruh aktivitas sufistik tetap harus merujuk kepada al-Qur’an dan sunnah. Kata kunci: Tasawuf, dakwah, Islam di Indonesia, pendekatan historis.
Sejarah Rekonstruksi Pendidikan Islam di India Tanenji
Ad-DA'WAH Vol 20 No 1 (2022): Ad-DA’WAH: Jurnal Dakwah dan Komunikasi Islam
Publisher : INSTITUT PEMBINA ROHANI ISLAM JAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (243.308 KB) | DOI: 10.59109/addawah.v20i1.20

Abstract

Pendidikan keagamaan telah menjadi salah satu mode yang digemari oleh masyarakat India sejak kaum Muslim datang ke tempat itu sekitar abad delapan masehi. Artkel ini berupaya untuk mengekplorasi capaian kemilau Pendidikan Islam di India. metode yang digunakan sepenuhnya adalah kajian literatur dengan pendekatan historis. Temuan penelitian ini menunjukan adanya pola Pendidikan dan pengajaran yang terpola secara sistematis. Peran ulama dan sinergi dengan pemerintah pada masa itu merupakan kunci utama peradaban Islam di India. Upaya memperbaiki sisitem pendidikan secara lebih maju dari jenjang anak-anak hingga menghasilkan sejumlah sarjana. Dinasti penguasa masa itu berupaya memperbaiki dan merekonstruksi madrasah kurang baik. Mereka pun berhasil membangun sekolah dasar, menengah dan tinggi model baru yang mengintegrasikan kurikulum berbagai bidang keislaman, bahasa Arab dan literatur, bahasa Persia, al-Qur'an, Hadits, Fiqih, Ilmu Kalam, Logika, Astronomi dan Matematika.

Page 1 of 4 | Total Record : 33