cover
Contact Name
Toni Malvin
Contact Email
tonimalvin@gmail.com
Phone
+6285263036463
Journal Mail Official
politanijlah@gmail.com
Editorial Address
Jln. Raya Negara km 7 Tanjung Pati, Kec. Harau, Kab. Lima Puluh Kota, Sumatera Barat (26271)
Location
Kab. lima puluh kota,
Sumatera barat
INDONESIA
Journal of Livestock and Animal Health (JLAH)
ISSN : 26554828     EISSN : 26552159     DOI : https://doi.org/10.32530/jlah.v6i1
Core Subject : Agriculture,
The Journal of Livestock and Animal Health (JLAH) aims to publish the results of research studies on tropical livestock such as cattle, buffaloes, sheep, goats, pigs, horses, poultry, and pets. Journal of Livestock and Animal Health (JLAH) includes various research topics in the field of animal science including livestock products, reproduction, and physiology, nutrition, and animal feed, feed technology, breeding and genetics, animal behavior, health, welfare, food based on animal products, socio-economic and policy systems.
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol. 5 No. 1 (2022): February" : 7 Documents clear
Potensi Pengembangan Ternak Ruminansia Berbasis Bahan Pakan Lokal di Kawasan Geopark Ranah Minang Silokek: The Potential of Ruminant Livestock Development Based on Local Feed in the Minang Silokek Geopark Area Riza Andesca Putra; Hera Dwi Triani; Noni Novarista
Journal of Livestock and Animal Health Vol. 5 No. 1 (2022): February
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (236.789 KB) | DOI: 10.32530/jlah.v5i1.478

Abstract

Geopark Ranah Minang Silokek telah menjadi ikon baru pariwisata di Kabupaten Sijunjung. Pengembangan kawasan agribisnis berbasis pertanian dan peternakan merupakan salah satu alternatif program yang diharapkan dapat menjawab tantangan dan tuntutan pembangunan.  Pengembangan ini dapat mengurangi pengangguran yang ada di Nagari Silokek. Oleh karena nya, perlu dilakukan kajian potensi terlebih dahulu yang merupakan salah satu langkah untuk penyediaan informasi dasar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi ketersediaan pakan lokal dan daya tampung wilayah untuk pengembangan ternak ruminansia di Kawasan Geopark Ranah Minang Silokek. Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Sijunjung pada bulan Desember 2019-Januari 2020 dengan metode kualitatif yang bersifat studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan total potensi ketersediaan pakan lokal untuk ternak ruminansia: 557 ton bahan kering tercerna (BKC)/tahun. Pakan yang dibutuhkan: 25,9 ton BKC/tahun. Didapatkan nilai IDD lahan: 21,4, artinya berada di wilayah AMAN dalam pengembangan peternakan ruminansia karena memiliki IDD besar dari 2.  Kemampuan wilayah dalam menampung ternak ruminansia yaitu 330 ST. Saat ini populasi ternak ruminansia: 31 ST. Dengan demikian di Nagari Silokek masih bisa dilakukan penambahan populasi ternak ruminansia sebesar 299 ST. Jika mengambil asumsi struktur populasi ternak ruminansia yang ada saat ini, maka penambahan populasi dapat dilakukan sebesar 194 ST kerbau, 78 ST sapi dan 27 ST kambing.
Performa Reproduksi Sapi Perah Friesien Holstein Di Ciawitali Farm Pangalengan Bandung Jawa Barat: Reproduction Performance of Friesian Holstein Dairy Cattle at Ciawitali Farm Pangalengan Bandung West Java Raden Febrianto Christi; Lia Budimulyati Salman; Dwi Suharwanto; Endah Yuniarti
Journal of Livestock and Animal Health Vol. 5 No. 1 (2022): February
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (324.456 KB) | DOI: 10.32530/jlah.v5i1.482

Abstract

Sapi perah adalah jenis ternak yang menghasilkan susu dan memberikan sumbangan protein untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat. Produksi susu tinggi ditentukan dengan performa reproduksi yang baik pula. Kegiatan penelitian bertujuan untuk mengetahui performa reproduksi sapi perah Friesian Holstein di Ciawitali Farm Pangalengan Bandung Jawa Barat. Metode penelitian menggunakan analisis deskriptif. Objek penelitian yaitu catatan reproduksi sapi perah yang lengkap pada laktasi 1 sampai dengan laktasi 2 dari tahun 2016-2017. Variabel yang diamati pada penelitian adalah kawin pertama setelah beranak, jumlah kawin perkebuntingan, masa kosong, selang beranak, dan periode kawin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa performa reproduksi sapi perah FH berproduksi susu di Ciawitali Farm kawin pertama setelah beranak selama 67,15±16,67 hari, jumlah kawin perkebuntingan sebesar 3,01±2,34 kali, periode kawin selama 106,75±69,10 hari, masa kosong selama 169±70,46 hari dan selang beranak selama   387±63,87 hari. Hasil analisis dapat disimpulkan bahwa performa reproduksi sapi perah FH berproduksi susu tinggi belum optimal.
Deteksi Resistensi Cacing Gastrointestinal Terhadap Albendazole Dengan Metode Fecal Egg Count Reduction Test (FECRT) Pada Babi Di Lombok Utara: Detection of Gastrointestinal Nematode Resistance to Albendazole by the Fecal Egg Count Reduction Test (FECRT) Method in Pig in North Lombok Adek Livia Yunita Ningrum; Kunti Tirtasari; Kholik Kholik
Journal of Livestock and Animal Health Vol. 5 No. 1 (2022): February
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (221.976 KB) | DOI: 10.32530/jlah.v5i1.487

Abstract

Resistensi antelmintik golongan albendazole telah dilaporkan terjadi hampir di seluruh dunia dengan tingkat prevalensi yang cukup tinggi. Data tentang deteksi antelmintik golongan albendazole di Pulau Lombok sangat minim terutama pada babi di peternakan rakyat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui resistensi antelmintik albendazole pada peternakan babi di Lombok Utara yang akan menggambarkan efektifitas dari albendazol dengan melihat nilai Egg Per Gram Feses (EPG) dan Fecal Egg Count Reduction Test (FECRT). Penelitian menggunakan community field trial dengan pre and post design dengan menggunakan 16 babi sebagai hewan percobaan. Babi yang menjadi hewan coba dalam penelitian ini adalah babi yang mempunyai EPG besar dari 150 sebelum pemberian Albendazole. Albendazole diberikan secara oral dengan dosis (15mg/kg). Nilai EPG akan dianalisis dengan T-test berpasangan untuk melihat efektifitas dari Albendazole dan resistensi antelmintik albendazole dideteksi dengan metode Fecal Egg Count Reduction Test (FECRT) setelah 14 hari pemberian albendazole. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai EPG sebelum pemberian albendazole adalah (641.25 ± 484.89) dan sesudah pemberian albendazole adalah 27.5 ± 71.13. Hasil nilai t- test berpasangan menunjukan p kecil dari 0,05 (p-value=0.00) dan nilai FECRT dari pemberian Albendazole sebesar 95.71%. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa tidak terdeteksi resistensi Albendazole terhadap cacing gastrointestinal dan albendazole bisa dinyatakan masih efektif digunakan dalam kasus kecacingan pada peternakan babi.
Pengaruh Suplementasi Tepung Daun Kelor dan HQFS terhadap Kecernaan Serat Kasar dan Fraksi Serat pada Ternak Domba Lokal: Effect Supplementation Moringa Leaf Flour and HQFS on Crude Fiber and Fiber Fraction Digestibility on Local Sheep Rahmawati Rahmawati; Hikma Hikma
Journal of Livestock and Animal Health Vol. 5 No. 1 (2022): February
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (468.874 KB) | DOI: 10.32530/jlah.v5i1.503

Abstract

Daun kelor merupakan salah satu tanaman yang potensial untuk dikembangkan sebagai sumber konsentrat hijau karena mengandung protein kasar, energi, vitamin, mineral yang tinggi dan lengkap, dapat tumbuh  semudah menanam singkong. High Quality Feed Supplement (HQFS) adalah gabungan dari beberapa jenis sumber konsentrat kovensional yang mengandung karbohidrat, protein, vitamin, mineral dan probiotik yang diramu sedemikian rupa untuk memenuhi keseimbangan kebutuhan protein mikroba di rumen maupun untuk sumber protein by pass dipasca rumen untuk ternak induk semang. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh kecernaan serat kasar (SK) dan fraksi serat (ADF, NDF) pada pakan komplit kering berbasis jerami kangkung sebagai sumber serat dengan suplementasi daun kelor dan HQFS dengan dosis yang berbeda. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan dan 3 kelompok sebagai ulangan. Apabila terdapat perbedaan masing-masing perlakuan dilanjutkan dengan uji DMRT. Penelitian ini mengunakan domba ekor tipis jenis kelamin betina dengan bobot 22-26 kg ± 2,16 sebanyak 15 ekor. Perlakuan terdiri dari 5 jenis formulasi ransum yang berbeda yakni A : kontrol, B : 10% HQFS, C : 20% HQFS, D : 10% kelor, E : 20% kelor. Bahan penyusun konsentrat terdiri dari jagung halus, bungkil kedelai, bungkil kopra dan polard. Perbandingan konsentrat : kangkung kering = 60% : 40%. Hasil anova menunjukan bahwa kecernaan SK, NDF dan ADF berbeda nyata antar perlakuan. Setelah dilakukan uji lanjut DMRT antara perlakuan A, E dengan B, C dan D terhadap kecernaan SK, NDF dan ADF berbeda nyata (P kecil dari 0.05), sedangkan antara perlakuan A dengan E berbeda tidak nyata, antara perlakuan B, C dan D berbeda  tidak nyata. Dengan persentase nilai kecernaan SK : 64,1 – 80,9 %,  kecernaan NDF : 68.4 – 79,3% dan ADF: 65,7-78,9%. Adapun kesimpulan dari penelitian ini berdasarkan nilai kecernaan serat kasar dan fraksi serat, formulasi pakan terbaik adalah pakan B (10% HQFS) dan pakan D (10%) tepung daun kelor kering.
Kejadian Scabies Pada Babi Di Kecamatan Mamasa Kabupaten Mamasa: Incidence of Scabies in Pigs in Mamasa District, Mamasa Regency Nur Saidah Said; Fermedi Fermedi; Deka Uli Fahrodi; Marsudi Marsudi; Hendro Sukoco
Journal of Livestock and Animal Health Vol. 5 No. 1 (2022): February
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (242.203 KB) | DOI: 10.32530/jlah.v5i1.506

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan prevalensi scabies pada babi di Kecamatan Mamasa Kabupaten Mamasa. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai Juni 2021 di Kecamatan Mamasa Kabupaten Mamasa dan pemeriksaan sampel kerokan kulit dilaksanakan di Dinas Pertanian Kabupaten Mamasa. Jenis penelitian yang dilakukan adalah deskriptif. Sampel diambil dari 16.355 ekor babi dan dipilih berdasarkan teknik purposive sampling dari populasi babi.  Sampel sebanyak 53 diambil berdasarkan gejala klinis scabies dan diperiksa menggunakan mikroskop di Laboratorium Dinas Pertanian Kabupaten Mamasa. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah pisau bedah atau silet, botol sampel, sarung tangan, mikroskop, kamera, object glass, cover glass. Bahan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sampel kerokan kulit, KOH 10%, serta alkohol. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 53 ternak babi yang menujukkan gejala klinis seperti tidak tenang, kurus, gatal dan sering menggesekan badannya ke kandang, kurang nafsu makan, serta kulit melepuh. Kemudian untuk pemeriksaan mikroskopik terdapat    13 sampel yang positif terinfeksi scabies. Prevalensi scabies pada babi di Kecamatan Mamasa Kabupaten Mamasa sebesar 24,5%. Angka prevalensi tertinggi terdapat di Desa Osango, sedangkan yang paling rendah terdapat di Desa Rambusaratu dengan kasus prevalensi scabies 20%.
Puerperium dan Skor Kondisi Tubuh Sapi Peranakan Simmental pada Ketinggian Tempat yang Berbeda: Puerperium and Body Condition Score of Simmental Crossbred Cattle in Different Altitude Endri Musnandar; Bayu Rosadi
Journal of Livestock and Animal Health Vol. 5 No. 1 (2022): February
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (226.196 KB) | DOI: 10.32530/jlah.v5i1.507

Abstract

Puerperium adalah periode mulai melahirkan sampai organ-organ reproduksi kembali ke kondisi fisiologis dan histologis yang normal dalam keadaan tidak bunting. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi status puerperium dan skor kondisi tubuh pada sapi Peranakan Simmental (PS) yang dipelihara pada ketinggian tempat yang berbeda. Penelitian dilaksanakan menggunakan metode survey di tiga kabupaten yaitu Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Kabupaten Tebo (dataran rendah-sedang) dan Kabupaten Kerinci (dataran tinggi). Sampel dipilih secara purposive sampling dengan kriteria induk sapi PS pasca melahirkan, induk yang dipilih diperkirakan minimal mempunyai 75% darah Simmental berdasarkan penampilan eksteriornya. Setiap daerah dengan tinggi yang berbeda masing-masing diambil 20 ekor sampel. Induk yang memiliki masa puerperum lebih dari 60 hari dikategorikan mengalami gangguan reproduksi (gangrep). Untuk menilai kondisi kesehatan secara keseluruhan dilakukan pemeriksaan Skor Kondisi Tubuh (SKT). Data SKT disajikan dalam bentuk rataan ± standar deviasi. Perbedaan lama puerperium dan SKT dianalisis dengan uji-t, sedangkan proporsi induk yang mengalami gangguan reproduksi dilakukan uji khi- kuadrat. Semua perhitungan statistik menggunakan perangkat lunak SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada dataran rendah-sedang gangrep terjadi pada 70% induk lebih banyak dibandingkan dataran tinggi yaitu 25% (P kecil dari 0,05). Masa puerperium sapi PS di daerah dataran rendah-sedang rata-rata 116,4 ± 19,2 hari lebih lama dibandingkan daerah dataran tinggi (71,6 ± 11,7 hari; P kecil dari 0,05). Nilai SKT induk sapi PS yang mengalami gangrep lebih rendah dari nilai SKT induk sapi PS yang normal (P kecil dari 0,05). Di dataran rendah-sedang pada induk yang normal SKT 3,10 ±0,32 dan SKT gangrep 2,17± 0,29, sedangkan di dataran tinggi nilai  SKT yang normal 3,07 ± 0,26 dan SKT gangrep 2,30 ±0,4.
Respon Broiler Terhadap Penambahan Daun Mint (Mentha piperita L.) Fermentasi Dalam Air Minum: Broiler Response to Addition of Mint Leaves (Mentha piperita L.) Fermentation in Drinking Rahmad Fajri; Amelia Osseta; Siti Aisyah; Emilia Fitri; Putri Retno Ramayanti; Nelzi Fati; Toni Malvin
Journal of Livestock and Animal Health Vol. 5 No. 1 (2022): February
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (220.047 KB) | DOI: 10.32530/jlah.v5i1.508

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek penambahan mint (Mentha piperita L) fermentasi terhadap performa broiler meliputi pertambahan bobot badan, konsumsi ransum dan konversi ransum.  Subjek penelitian adalah DOC broiler tanpa pemisahan jenis kelamin berjumlah 100 ekor. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap yang terdiri dari 5 perlakuan dan 4 ulangan. Setiap pengujian terdiri dari 20 ekor. Perlakuan adalah: A0 = tanpa penambahan daun mint (Mentha piperita L) fermentasi , A1 = penambahan 0,3%  daun mint (Mentha piperita L) fermentasi/liter air minum, A2 = penambahan 0,6 % daun mint (Mentha piperita L) fermentasi/liter air minum, A3 = penambahan 0,9%  daun mint (Mentha piperita L) fermentasi/liter air minum, A4 = penambahan 1,2% daun mint (Mentha piperita L) fermentasi/liter air minum. Variabel yang diukur adalah pertambahan bobot badan, konsumsi ransum dan konversi ransum.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh (P besar dari 0,05) penambahan daun mint (Mentha piperita L) fermentasi/liter air minum terhadap performa meliputi pertambahan bobot badan, konsumsi ransum dan konversi ransum.  Penambahan 0,3 % daun mint (Mentha piperita L) fermentasi/liter air minum memberikan kinerja yang lebih baik.

Page 1 of 1 | Total Record : 7