cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Research Report - Social Science
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Social,
Research Report - Humanities and Social Science merupakan kumpulan laporan penelitian yang dilakukan oleh para dosen Universitas Katolik Parahyangan, Bandung dalam bidang sosial. Penelitian tersebut didanai oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Katolik Parahyangan. Bidang sosial mencakup berbagai disiplin ilmu, diantaranya Managemen, Akuntansi, Ekonomi dan Studi Pembangunan, Hukum, Administrasi Bisnis, Administrasi Publik, Hubungan Internasional dan Filsafat. Research Abstract diterbitkan dua (2) kali setiap tahunnya.
Arjuna Subject : -
Articles 149 Documents
ANALISIS FAKTOR STIMULI PEMASARAN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR BARU OLEH KONSUMEN DI KOTA JAKARTA James Rianto Situmorang
Research Report - Humanities and Social Science Vol. 2 (2012)
Publisher : Research Report - Humanities and Social Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (528.438 KB)

Abstract

Dalam proses pembelian produk barang dan jasa, seorang konsumen pada umumnya menggunakan banyak faktor yang dipertimbangkan sebelum akhirnya memutuskan untuk membeli. Faktor-faktor tersebut disebut sebagai stimuli yang terdiri dari stimuli internal dan stimuli eksternal. Salah satu stimuli eksternal adalah stimuli pemasaran yang akan menjadi pokok bahasan dalam penelitian ini. Stimuli pemasaran juga dibutuhkan dalam hal konsumen membeli sepeda motor baru. Sepeda motor adalah salah satu alat angkutan pribadi yang penggunaannya di jalan raya sangat meningkat beberapa tahun belakangan ini. Dalam penelitian ini faktor-faktor stimuli pemasaran akan dianalisis menggunakan aplikasi Factor Analysis yang ada dalam perangkat lunak SPSS. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terbentuknya tiga faktor dari delapan variabel yang diteliti. Faktor 1 terdiri dari mesin kuat, harga terjangkau, tempat servis banyak, nyaman dikendarai, irit bensin, jaminan purna jual dengan nama Faktor Keunggulan. Faktor 2 terdiri tampilan sporti, desain mutakhir dan warna menarik dengan nama Faktor Desain. Faktor 3 terdiri dari satu variabel saja yaitu promosi gencar dengan nama Faktor Promosi.
Analisis Struktural-Fungsional Model-model Kelembagaan Penyaluran Bantuan Pembangunan Internasional dari Emerging Economies Anggota G20 Yulius Purwadi Hermawan; Ratih Indraswari
Research Report - Humanities and Social Science Vol. 2 (2015)
Publisher : Research Report - Humanities and Social Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1959.46 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan melakukan analisis perbandingan struktur dan fungsi tiga model penyaluran bantuan pembangunan yang diadopsi oleh negara-negara ‘emerging economies’ anggota G20. Ketiga model tersebut adalah Model Development Assistance Committee (DAC), Model Arab dan Model Selatan-Selatan. Sebagai negara yang tergolong sebagai emerging economies, Indonesia memiliki kewajiban moral untuk membantu pembangunan di negara-negara berkembang, khususnya ‘low income countries’ (LICs). Kewajiban moral ini menjadi sangat penting terutama setelah Forum G20 menyepakati masuknya agenda pembangunan sebagai komitmen penting bagi anggota-anggota G20. Dibanding dengan ‘emerging economies’ lain, Indonesia dipandang relative belum siap menjadi ‘emerging donor’. Analisis ini akan membantu pemerintah untuk melihat model kelembagaan seperti apakah yang dipandang dapat diadopsi oleh pemerintah untuk merealisasikan komitmennya dalam G20. Penelitian ini sangat penting untuk membantu pemerintah Indonesia dalam mempersiapkan pembentukan Indonesian Aid (suatu agensi khusus untuk penyaluran bantuan pembangunan ke mitra-mitra Indonesia. Penelitian ini juga sangat penting dalam dunia akademik untuk mengembangkan konsepsi peran emerging economies dalam proses tata kelola ekonomi global. Metode penelitian ini adalah kualitatif dengan memakai pendekatan struktural fungsional. Masing-masing model akan dilihat dan dibandingkan berdasarkan karakteristik struktur, fungsi dan kewenangannya; prinsip-prinsip dan pendekatan yang diadopsi; dan dilakukan assessment atas tingkat efektivitas pemanfaatannya.Kata kunci: Kerjasama Pembangunan Internasional, emerging economies, negaraBerkembang, G20
Profil Kinerja Keunggulan Bersaing Industri Manufakturing Kecil dan Menengah di Jawa Barat dan Banten Dalam Era Pelaksanaan CHINA-ASEAN Free Trade Area Gandhi Pawitan; Arie Indra Chandra; Atom Ginting Munthe
Research Report - Humanities and Social Science Vol. 1 (2011)
Publisher : Research Report - Humanities and Social Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (949.564 KB)

Abstract

Globalisasi dan terbukanya pasar nasional dari pemain‐pemain global membuat kondisi persaingan usaha yang semakin ketat. Free Trade Area (FTA) menjadi sebuah model perdagangan regional, termasuk ASEAN. ASEAN merupakan salah satu regional yang strategis dalam kajian ekonomi internasional, seperti dalam Ariyasajjakorn, Gander, Ratanakomut, & Reynolds (2009). Situasi tentu mendorong pelaku usaha nasional untuk selalu mengukur kinerjanya dan mendapatkan informasi secara cepat.Dengan berlakunya perjanjian CAFTA pada tahun 2010, maka produk‐produk RRC, akan dengan bebasnya masuk ke pasaran di Indonesia. Industri‐industri di RRC saat ini dikenal memiliki tingkat effisiensi yang sangat tinggi di satu pihak dan tingkat produktivitas yang tinggi di lain pihak. Hal ini tentunya mempengaruhi daya saing dan dorongan ekspansi yang cukup tinggi untuk masuk ke pasar di luar RRC dengan harga yang jauh lebih murah. Industri domestik Indonesia menjadi kehilangan daya saingnya terutama dari sisi harga bila dibandingkan dengan produk‐produk RRC. Hal ini berimbas juga kepada industri‐industri kecil dan menengah.Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh perjanjian CAFTA terhadap tingkat pertumbuhan IMKM di Jawa Barat, penyusunan kluster IMKM di Jawa Barat berdasarkan kinerja, merumuskan ukuran kinerja IMKM di Jawa Barat..Penelitian ini akan memberikan kontribusi yang signifikan dalam merumuskan kinerja IMKM secara khusus, dan UMKM secara umum. Selain itu juga berkontribusi dalam menyusun kajian faktor‐faktor yang berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Hasil yang dicapai ini diharapkan bermanfaat bagi pelaku IMKM, pemerintah, dan sektor industri pada umumnya untuk menyusun strategi bersaing dalam menghadapi ACFTA.Dalam masa krisis ternyata yang bertahan bukan Usaha Besar melainkan Usaha Kecil dan Menengah. Demikian juga bila dikalkulasi dari sisi untung rugi, macetnya pinjaman satu unit Usaha Besar yang sekian triliun rupiah jumlahnya sama setara dengan pinjaman beratus Unit UKM. Padahal dari pengalaman UKM yang ‘ngemplang’ hutangnya tidak sebanyak Usaha Besar. Katakanlah dari seratus UKM yang ‘ngemplang’ sebanyak 25 % tetap saja masih di bawah UB yang ‘ngemplang’. Di sisi lain penyerapan tenaga kerja dan efek turunan dari bisnis UKM kiranya akan menggerakkan roda ekonomi di lokal. Apalagi saat ini gerusan terhadap daya tahan ekonomi kita terutama terhadap Industri Manufakturing Kecil dan Menengah – IMKM, yang menghadapi gempuran barang‐barang Cina yang membanjiri pasar Indonesia karena pelaksanaan ASEAN‐CHINA Free Trade Area sungguh menarik untuk disimak. Hanya dengan penelitian ke lapangan maka akan dapat diperoleh informasi yang berharga.Pemahaman yang seksama terhadap profil kinerja keunggulan bersaing IMKM melalui riset akan sangat bermanfaat terutama bagi landasan pengembangan menghadapi globalisasi. Hanya dengan melakukan riset‐riset yang nyata maka pengembangan dan kontribusi terhadap dunia IMKM akan benar‐benar nyata dan bermanfaat.Adapun 3 (tiga) profil utama yang perlu mendapat perhatian (masih lemah/kurang) dariindustri manufaktur kecil dan menengah di Kota Bandung dapat disusun sebagai berikut:1. kategori 1 mempunyai profil sebagai berikut :a. pembelian barang‐barang dari perusahaan Bapa/Ibu tidak dilakukan secara tunai/tidak dibayar saat itu (=mundur sekian bulan)b. Biaya untuk membuat barang dan biaya lainnya dalam usaha ini terasa berat saat inic. suplai/pasokan bahan baku untuk pembuatan barang selama ini lancard. Bapa/Ibu suka melakukan inovasi (pembaharuan) terhadap barang yang dihasilkan (bentuknya, atau lainnya)2. kategori 2 mempunyai profil sebagai berikut :a. Kekurangan modal merupakan kesulitan utama dalam menjamin supaya usaha Bapa/Ibu tetap berjalanb. Apabila ada lonjakan peningkatan pembelian terhadap barang Bapa/Ibu (lagi rame) maka untuk menambah pembuatan barang selalu terjadi kekurangan modalc. Modal yang sekarang digunakan untuk usaha sebagian besar ( lebih dari 50%) berasal dari pinjaman (bukan modal sendiri)3. Kategori 3 mempunyai profil sebagai berikut :a. Pembayaran bahan baku harus tunai/ lunas/cashb. Apabila Bahan baku yang sekarang digunakan untuk membuat barang dalam usaha Bapa/Ibu tidak ada maka akan ada pengganti nyac. Bahan baku pengganti sulit didapatd. Biaya pengiriman barang ditanggung oleh Bapa/Ibu
Keunggulan Kreatif Industri Kreatif Industri Kecil Menengah Fesyen Pada Distro-Distro Di Kota Bandung Inge Barlian; Elvy Maria; Lilian Danil; Dianta Hasri
Research Report - Humanities and Social Science Vol. 2 (2014)
Publisher : Research Report - Humanities and Social Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1477.314 KB)

Abstract

Distro adalah salah satu sektor industri fesyen yang berkembang di kota Bandung, yang sekaligus masuk ke dalam industri kreatif yang paling menonjol di Indonesia. Banyak penelitian telah dilakukan seputar industri kreatif, termasuk distro, salah satunya yang dilakukan oleh Remi Kanji di tahun 2011. Penelitian terhadap fesyen sebagai industri kreatif melibatkan aspek-aspek pemasaran, profitabilitas, dan dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi. Namun, masih sedikit yang fokus pada penciptaan kreasi dan proses kreatif di dalamnya, yang justru menjadi faktor utama keberlangsungan industri tersebut.Penelitian dilaksanakan menggunakan metode kualitatif, dengan cara observasi dan wawancara mendalam. Lima nara sumber telah diwawancara dan usahanya diobservasi. Kerangka pemikiran Remi Kanji mengenai kelima faktor pendukung perkembangan industri distro di Kota Bandung diafirmasi, di samping faktor-faktor lain yang menjadi pertanyaan utama penelitan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses kreatif menjadi faktor kunci keberhasilan dan keberlangsungan distro. Di samping itu, temuan-temuan hasil wawancara menunjukkan beberapa hambatan seperti kemampuan manajerial yang buruk, dan ketidakberanian mengambil resiko menjadi faktor utama dalam kegagalan bagi pelaku distro di Kota Bandung.Kata-kata Kunci : kewirausahaan, kreatifitas, distro, Bandung  
Dampak KUPS terhadap kinerja UKM Peternak Sapi Studi Kasus di Lembang, Jawa Barat Gandhi Pawitan; R. Gerry Oktavia; Bryan Hilton
Research Report - Humanities and Social Science Vol. 2 (2013)
Publisher : Research Report - Humanities and Social Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1065.33 KB)

Abstract

Dalam rangka pemberdayaan Usaha Kecil Menengah (UKM), penciptaan lapangan kerja, dan penanggulangan kemiskinan, pemerintah menerbitkan Paket Kebijakan yang bertujuan meningkatkan Sektor Riil dan memberdayakan UKM. Kebijakan pengembangan dan pemberdayaan UKM salah satunya adalah peningkatan akses pada sumber pembiayaan.  Salah satu sektor UKM adalah usaha pembibitan sapi yang menghasilkan daging dan susu sapi.Untuk mewujudkan swasembada dalam pengadaan daging dan susu sapi, Kementerian Pertanian menerbitkan PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 40/Permentan/PD.400/9/2009, tentang PEDOMAN PELAKSANAAN KREDIT USAHA PEMBIBITAN SAPI.  Kemudian dilanjutkan dengan keputusan Menteri Keuangan pada tahun yang sama yang menetapkan besarnya bunga pinjaman 5% untuk KUPS tersebut.  Sebagai langkah implementasinya telah ditunjukan juga sebanyak 11 bank pemerintah sebagai pelaksana, yaitu Bank BRI, Bank BNI, Bank Bukopin, Bank Mandiri, Bank BPD Sumut, Bank BPD Sumbar, Bank BPD Jateng, Bank BPD DIY, Bank BPD Jatim, Bank BPD Bali, dan Bank BPD NTB.Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang lengkap mengenai implementasi KUPS, serta dampak KUPS terhadap kinerja peternak sapi.  Untuk itu dilakukan tahap eksplorasi penyaluran dan penggunaan KUPS di pelaku peternak sapi.  Penyaluran KUPS akan menyangkut mekanisme dan prosedurnya, sedangan penggunaan KUPS menyangkut aspek manfaat terhadap pengembangan usahanya.Pemahaman yang lebih mendalam dilakukan melalui tahap eksplanatori, yaitu eksplorasi kriteria/faktor keberhasilan/kegalan implementasi KUPS, penjelasan tentang pengaruh KUPS terhadap kinerja dan pengembangan usahanya.Kajian ditingkat kebijakan. Program pengembangan perbibitan merupakan suatu hal yang harus segera ditangani oleh pemerintah dalam mendukung program PSDSK. Program reguler untuk mendukung PSDSK tahun 2014 melalui pengembangan usaha pembibitan yang telah difasilitasi oleh pemerintah antara lain program skim Kredit Usaha Pembibitan Sapi (KUPS) dan Aksi Perbibitan dan APBNP. Hal ini bertujuan untuk menjadikan kelompok peternak mandiri serta dapat memanfaatkan sumber pendanaan dan pelayanan dalam upaya peningkatan skala usaha, pengetahuan dan keterampilan teknologi pembibitan.Kajian ditingkat organisasi. KPSBU Lembang ( Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara ), adalah koperasi primer tunggal usaha di kecamatan Lembang yang merupakan suatu wadah bagi para petani peternak sapi perah dengan wilayah kerja Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara.  Program KUPS yang dibuat oleh pemerintah sebagai salah satu dukungan pemerintah dalam memajukan peternak sapi di Jawa Barat belum bisa menerapkan secara maksimal. Dimana sosialisasi sama sekali tidak dilakukan.Kajian ditingkat operasional. Peternak sapi dilingkungan KPSBU pada umumnya tidak mengakses KUPS.  Kendala yang umum adalah kurangnya sosialisasi dari Pemerintah ataupun dari pihak bank penyelenggara.
PROFIL DAYA INOVASI UKM DALAM MENGHADAPI ACFTA (STUDI KASUS UKM DI BANDUNG & GARUT) Orpha Jane; Arie Indra Chandra
Research Report - Humanities and Social Science Vol. 1 (2012)
Publisher : Research Report - Humanities and Social Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1907.664 KB)

Abstract

Inovasi merupakan sebuah prasyarat bagi Usaha Kecil dan Menengah berkembang dan bertumbuh. Dengan melakukan inovasi secara terus menerus, Usaha Kecil dan Menengah dapat bersaing dan terus hidup (sustainability). Mengingat pentingnya hal tersebut, penelitian ini ingin melihat dan mengidentifikasi profil daya inovasi pelaku Usaha Kecil Menengah. Pelaku yang diteliti dalam penelitian ini adalah pelaku UKM di kota Bandung dan Garut yang saat ini ikut dalam program Pembinaan dan Pengembangan Kapasitas Pelaku UKM yang diselenggarakan oleh Center of Excellence Small Medium Entreprise LPPM Unpar.Secara spesifik, penelitian ini menyimpulkan bahwa dalam menghadapi pesaing, para pelaku bisnis umumnya bereaksi khas tapi sama. Berdasarkan data yang terkumpul, mayoritas responden melakukan tindakan-tindakan inovasi baik dalam mengembangkan produk, memperluas produk serta meningkatkan kualitas
PERENCANAAN KEUANGAN UNTUK MEMASUKI MASA PENSIUN PADA KARYAWAN DI INSTITUSI PENDIDIKAN SWASTA X DI BANDUNG Ridwan Sundjaja; Vera Intanie Dewi; Felisca Oriana
Research Report - Humanities and Social Science Vol. 2 (2015)
Publisher : Research Report - Humanities and Social Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1460.965 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendukung program pemerintah Indonesia umumnya dan membantu masyakat khususnya dalam meningkatkan kesadaran keuangan/Financial Literacy dan juga membantu masyarakat dalam membuat perencanaan keuangan untuk mempersiapkan masa pensiun.Penelitian ini mengambil sampel dari karyawan sebuah institusi pendidikan swasta di Bandung.Sebanyak 52 responden. Dari hasil analisa diketahui bahwa tingkat kesadaran keuangan/financial literacy karyawan institusi pendidikan swasta X di Bandung ini cukup baik, yaitu sebanyak 73% responden membuat budget keuangan bulanan ,sebanyak 81% responden menabung setiap bulan, hanya sebesar 27% responden memiliki kartu kredit,serta hanya sebesar 31% responden yang mengikuti kegiatan arisan. Sedangkan untuk perencanaan dan pemahaman mengenai prinsip investasi , sebanyak 61% responden sudah mempunyai rencana keuangan jangka panjang, sebanyak 83% responden mengetahui adanya risiko dalam berinvestasi. Dari hasil simulasi yang dilakukan, dengan melakukan investasi secara teratur dan disiplin, ketika memasuki masa pensiun, responden dapat memiliki aset berupa emas atau tanah.
THE EFFECTS OF MARKETING MIX ELEMENTS ON BRAND EQUITY Istiharini Istiharini; Setiadi Umar
Research Report - Humanities and Social Science Vol. 2 (2009)
Publisher : Research Report - Humanities and Social Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Menurut Aaker (2001), ekuitas suatu merek merupakan sekumpulan asset dan kewajiban yang berhubungan dengan suatu merek, bisa merupakan nama dan symbol yang ditambahkan atau dikurangi dari nilai yang ditawarkan oleh suatu barang dan jasa pada perusahaan dan atau pada pelanggan perusahaan. Brand equity is an added value endowed to products and services. Nilai ini dapat tercermin dari apa yang konsumen pikirkan, rasakan dan perbuat pada merek, juga pada harga, pangsa pasar, dan keuntungan yang berhubungan dengan merek tersebut. Brand equity is an important intangible asset that has psychological and financial value to the firm. Ada banyak teori mengenai ekuitas merek, salah satunya dari Feldwick. Feldwick memberikan 3 pendekatan untuk ekuitas merek:λ brand value (the total value of company’s intangible assets --- financial approach),λ brand strength (the strength of commitment to a particular brand --- behavioristic approach),λ brand description (associations and beliefs consumers have about a particular brand --- cognitive approach).Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan yang sama dengan pendekatan penelitian sebelumnya yaitu pendekatan perilaku terhadap ekuitas merek. Walaupun ekuitas merek menjadi perhatian banyak pihak namun pengaruh dari bauran pemasaran secara individual terhadap ekuitas merek belum pernah diteliti.Penelitian ini didasarkan atas penelitian Edo Rajh mengenai hal yang sama.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh elemen-elemen bauran pemasaran terhadap ekuitas merek. Akan diteliti lebih lanjut apakah model ini bisa digeneralisasi (terutama untuk sample di Bandung, Indonesia), atau lebih jauh lagi apakah model ini bisa berkembang.Tiga kategori produk dipakai dalam penelitian ini, (1) produk minuman berkarbonasi non-alkohol dengan merek Coca-Cola, Pepsi, A&W, (2) produk coklat dengan merek Toblerone, Cadburry, dan Silver Queen (3) produk elektronika dengan merek Philips, Samsung dan Sony. Responden yang diambil sebagai sampel adalah 200 mahasiswa/i Indonesia yang berdomisili di Bandung. Untuk mencari pengaruh masing-masing variabel digunakan metode Structural Equation Modelling (SEM).Ada 11 hipotesis yang akan diuji. Hipotesis 1-5 menguji pengaruh variabel harga, intensitas aktivitas pemasaran, citra toko serta kebijakan harga pada kesadaran merek dan citra merek. Hipotesis 6 dan 7 menguji pengaruh variabel kesadaran merek dan citra merek pada ekuitas merek. Hipotesis 8 sampai dengan 11 menguji pengaruh tidak langsung variabel harga, intensitas aktivitas pemasaran, citra toko serta kebijakan harga terhadap ekuitas merek.Dari hasil penelitian ternyata model ini bisa digeneralisasi.Penelitian ini menunjukkan hasil yang menyerupai hasil penelitian yang sebelumnya. Penelitian ini menunjukkan bahwa elemen bauran pemasaran memang mempengaruhi ekuitas merek. Untuk itu ketika hendak memilih/mengintegrasikan bauran pemasaran pemasar perlu berhati-hati karena jika salah akan merusak ekutias merek. Melakukan aktivitas pemasaran intensitas tinggi tapi tidak mempedulikan kualitas barang juga bisa berdampak kurang baik pada ekuitas merek. Namun jika dilihat dari sisi positifnya dengan meningkatkan aktivitas pemasaran konsumen akan menjadi lebih sadar akan merek dan bisa meningkatkan citra merek.Pemilihan tempat berpengaruh terhadap citra merek, kalau konsumen membeli produk di tempat yang “berkelas” produk seakan-akan menjadi “berkelas” juga. Perlu dilakukan brand management.
INDEKS SRI-KEHATI DAN REAKSI HARGA SAHAM EMITEN TERHADAP PENGUMUMAN INDEKS SRI-KEHATI (Studi Kasus pada Indeks SRI-KEHATI) Vera Intanie Dewi; Felisca Oriana
Research Report - Humanities and Social Science Vol. 2 (2014)
Publisher : Research Report - Humanities and Social Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (834.539 KB)

Abstract

Sustainability Responsible Investment KEHATI indeks merupakan salah satu jenis indeks yang ada di bursa efek Indonesia, yang merupakan indikator pergerakan harga saham untuk digunakan sebagai pedoman bagi investor dalam berinvestasi terhadap saham,dimana emiten-emiten yang terpilih masuk kedalam SRI KEHATI indeks merupakan perusahaan yang memiliki kepedulian pada lingkungan, tata kelola perusahaan, peduli terhadap masyarakat sekitar dan manusia serta memiliki perilaku bisnis dan etika bisnis yang dapat diterima di tingkat nasional dan internasional. Pemilihan daftar perusahaan yang masuk dalam SRI KEHATI dilakukan 2 kali dalam satu tahun melalui proses seleksi yang ditentukan oleh Yayasan KEHATI dan Bursa Efek Indonesia. Menarik untuk diteliti lebih lanjut, mengenai karakteristik perusahaan yang masuk dan keluar dalam daftar 25 perusahaan SRI KEHATI Indeks serta manfaat indeks tersebut bagi perusahaan sendiri. Selain itu penelitian ini juga mengidentifikasi terdapatnya Abnormal Return akibat ditetapkannya emiten/perusahaan ke dalam Indeks tersebut. Hal ini akan dapat memberi informasi yang bermanfaat bagi investor, perusahaan dan dunia pasar modal di Indonesia.Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang masuk dalam daftar SRI KEHATI indeks untuk periode 2009-2013, dengan jumlah total populasi sebanyak 200 perusahaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dan kuantitatif. Metode kuantitatif dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu menentukan return dari setiap saham, menghitung Abnormal Return dengan menggunakan Market Model dan Capital Asset Pricing Model pada periode event Window, menghitung rata-rata Abnormal Return setiap saham serta dilakukan pengujian t-test untuk menguji hipotesis penelitian untuk membuktikan apakah terjadi Abnormal Return pada event window.Keywords: Sustainability Responsible Investment,SRI KEHATI,Abnormal Return.  
Peranan Modal Dari Keluarga Pada 3 UKM di Bandung Inge Barlian; Budiana Gomulia; Elvy Maria
Research Report - Humanities and Social Science Vol. 1 (2013)
Publisher : Research Report - Humanities and Social Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2844.909 KB)

Abstract

Usaha kecil dan menengah menjadi bagian terbesar dari dunia usaha di Indonesia ,  yang telah  terbukti mampu bertahan selama masa krisis, tahun 1997-1998 dan tahun 2008. Usaha skala kecil dan menengah ini (UKM) memiliki peran penting terhadap perkembangan ekonomi, menyerap jumlah tenaga kerja yang banyak memberikan kontribusi terhadap GDP. Ada suatu fakta yang belum cukup  dipahami , bahwa berdirinya usaha skala kecil dan menengah umumnya dimulai dengan melibatkan anggota keluarga atau tidak langsung  mendapat dukungan dan bantuan keluarga . Penelitian ini difokuskan untuk menemukan   peran  modal  yang diberikan oleh keluarga pada saat pendirian usaha dan dalam perkembangannya,  baik modal yang  berupa uang dan finansial (harta tetap atau harta lancar), maupun yang bersifat nilai-nilai (family capital), dan emosi-waktu-perhatian (psychological capital) , dsb . Penelitian dilaksanakan dengan metode kualitatif yakni Multi Case Studies. Tiga UKM  di Bandung  dipilih sebagai obyek penelitian.  Teknik wawancara dan observasi digunakan saling melengkapi   . Hasil transkrip wawancara dikategorisasi (coding) sesuai tema penelitian. Teori modal Bourdieu (1996) digunakan untuk menganalisis dan untuk mendapatkan pemaknaan dari temuan. Temuan menunjukkan bahwa modal ekonomi bukanlah satu-satunya faktor yang berperan dalam memulai dan mengembangkan usaha dalam 3 kasus ini.  Ada  modal yang lain yaitu modal budaya dan modal sosial yang punya peran penting  terhadap awal dan  kelangsungan usaha. Modal simbolik dapat  dibangun dari   modal budaya  sejalan dengan berjalannya usaha dalam  jangka waktu yang cukup   lama. Kata-kata Kunci : modal ekonomi, modal budaya, modal sosial, modal simbolik

Page 2 of 15 | Total Record : 149