cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Jurnal Pendidikan Karakter
ISSN : 25277014     EISSN : 20895003     DOI : 10.21831
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol. 11, No. 1 (2020)" : 10 Documents clear
REPRESENTASI KESADARAN AGENSI MORAL SEBAGAI GURU: STUDI FENOMENOLOGI PADA MAHASISWA PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Ibrahim, Teguh; Robandi, Babang
Jurnal Pendidikan Karakter Vol. 11, No. 1 (2020)
Publisher : LPPM Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (391.614 KB) | DOI: 10.21831/jpk.v10i1.30313

Abstract

Artikel ini bertujuan mendeskripsikan representasi kesadaran agensi moral mahasiswa pascasarjana UPI pada pengalaman atau fenomena profesi guru. Dalam penelitian ini agensi moral dapat dimaknai pada dua kondisi ganda yang melingkupi guru sebagai figur teladan yang melakukan tindakan profesional secara etis dan sebagai pendidik moral yang mengajarkan nilai-nilai kebajikan kepada siswa agar menjadi manusia yang berkarakter. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan kerangka fenomenologi. Pengumpulan data menggunakan pedoman wawancara yang dirancang dengan mengacu pada struktur pembangun agensi moral yaitu: identitas moral, sensitivitas moral, dan tindakan moral. Partisipan pada penelitian ini adalah lima orang mahasiswa Program Studi Magister Pedagogik Sekolah Pascasarjana UPI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para Partisipan memaknai guru secara esensial sebagai pekerjaan yang memiliki tanggung jawab moral, dan guru bertanggung jawab atas masa depan peserta didiknya baik secara khusus maupun umum. Partisipan juga menyatakan bahwa guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa, mengabdi pada negeri, dan sebuah kebahagian batin ketika bisa melihat peserta didiknya berprestasi. Melalui pembangunan identitas moral, partisipan mampu menghidupkan sensitivitas moral dengan mengidentifikasi beberapa situasi problematis yang menggejala pada realitas kehidupan guru di sekolah. Oleh karena itu, dengan penuh kesadaran, partisipan mampu melakukan tindakan moral untuk mengemansipasi kehidupan profesi guru menjadi lebih baik. Kata kunci: Agensi moral, fenomenologi, pendidikan karakter, berpikir reflektif, profesi guru. REPRESENTATION OF MORAL AGENCY AWARENESS AS A TEACHER: PHENOMENOLOGICAL STUDY IN POSTGRADUATE STUDENTS IN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Abstract: This article aims to describe the representation of the moral awareness of UPI graduate students on the experiences or phenomena of the teacher profession. In this study moral agency can be interpreted in two double conditions which surround the teacher as a role model who takes profesional action ethically and as a moral educator who teaches virtue values to students so that they become human characters. The research uses a qualitative approach with a phenomenological framework. Data collection uses interview guidelines designed with reference to the structure of moral agency building, namely moral identity, moral sensitivity and moral action. Participants in this study were five students of the UPI Postgraduate School's Pedagogic Masters Study Program. The results show that participants interpret the teacher essentially as a job that has moral responsibility, the teacher is responsible for the future of the students specifically and education in general. Participants also stated that being a teacher is an unsung hero, serving the country, and an inner happiness can see their students perform. Through the building of moral identity, participants are able to turn on their moral sensitivity by identifying several problematic situations that affect the reality of the teacher's life at school. So that participants are able to perform moral actions with full awareness to emancipate the profesional life of the teacher for the better. Keywords: Moral agency, phenomenology, character education, reflective thinking, teacher profession 
OTAK KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM: ANALISIS KRITIS PENDIDIKAN KARAKTER ISLAM BERBASIS NEUROSAINS Awhinarto Awhinarto; Suyadi Suyadi
Jurnal Pendidikan Karakter Vol. 11, No. 1 (2020)
Publisher : LPPM Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (233.434 KB) | DOI: 10.21831/jpk.v10i1.29693

Abstract

Penelitian ini bertujuan menganalisis pendidikan karakter dalam perspektif neurosains. Hal ini dilatarbelakangi oleh bukti adanya hubungan yang tak terpisahkan antara otak dan karakter manusia. Oleh karena itu, pendidikan karakter sebenarnya tidak dapat dipisahkan dari organ penting manusia yang biasa disebut dengan otak. Penelitian ini merupakan studi kepustakaan dengan pendekatan kualitatif. Sumber data penelitian ini adalah berbagai literatur baik berasal dari buku maupun jurnal terkait dengan pendidikan karakter dan neurosains. Pengumpulan data dilakukan dengan penelusuran dan pembacaan referensi terkait baik secara manual maupun digital. Data yang terkumpul kemudian didisplay, direduksi, dan dikonstruksi menjadi konsep baru yang utuh. Analisis data dilakukan secara induktif dengan mengedepankan intelektualitas. Hasil penelitian menunjukkan otak manusia berfungsi mempengaruhi manusia dalam menjalankan aktivitasnya. Perilaku manusia dikontrol oleh sistem saraf dalam otak, sehingga seluruh aktivitasnya bermuara pada fungsi otaknya. Pendidikan karakter Islam menekankan pada proses pembentukan perilaku manusia yang baik (al-akhlaqul karimah) dan menjauhkan manusia dari perilaku buruk (al-akhlaqul madzmumah). Nilai-nilai karakter dalam pendidikan Islam didasarkan pada nilai-nilai kebaikan (ihsan) yang terkandung dalam Alquran dan hadis Nabi Muhammad saw. Kata kunci: Otak, pendidikan Islam, pendidikan karakter, neurosains. CHARACTER BRAIN IN ISLAMIC EDUCATION: CRITICAL ANALYSIS OF ISLAMIC CHARACTER EDUCATION BASED ON NEUROSAINS Abstract: This study aims to analyze character education in the neuroscience perspective. This is motivated by evidence of an inseparable relationship between the brain and human character. Therefore, character education actually cannot be separated from important human organs commonly called the brain. This research is a literature study with a qualitative approach. The data source of this research is a variety of literature both from books and journals related to character education and neuroscience. Data collection was done by searching and reading related references both manually and digitally. The collected data were then displayed, reduced, and constructed into a whole new concept. Data analysis was carried out inductively by promoting intellect. The results showed that the human brain functions were to influence humans in carrying out their activities. Human behavior is controlled by the nervous sistem in the brain, so that all of his activities lead to the functioning of the brain. Islamic character education emphasizes the process of forming good human behavior (al-akhlaqul karimah) and keeping people from bad behavior (al-akhlaqul madzmumah). Character values in Islamic education are based on the values of goodness (ihsan) contained in the Qur’an and the traditions of the Prophet Muhammad PBUH. Keywords: Brain, Islamic education, character education, neuroscience 
NILAI KARAKTER DALAM NOVEL BIOGRAFI HATTA: AKU DATANG KARENA SEJARAH KARYA SERGIUS SUTANTO Anwar Efendi
Jurnal Pendidikan Karakter Vol. 11, No. 1 (2020)
Publisher : LPPM Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (314.34 KB) | DOI: 10.21831/jpk.v10i1.31269

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan wujud dan pengekspresian nilai-nilai karakter dalam novel biografi Hatta Aku Datang Karena Sejarah Karya Sergius Sutanto. Pengumpulan data menggunakan teknik studi dokumentasi atau kajian pustaka. Analisis data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut. Pertama, membaca untuk menyeleksi dan menandainya kata, frasa, kalimat, paragraf, dan wacana yang mengandung informasi berkaitan dengan nilai-nilai karakter. Kedua, mengidentifikasi dan mengklasifikasikan data berdasarkan butir-butir masalah yang telah dirumuskan, tidak melihat bagian per bagian. Ketiga, menafsirkan kembali secara semiotik seluruh data teridentifikasi dan terklasifikasi untuk menemukan kepaduan, kesatuan, dan hubungan antardata. Hasil penelitian sebagai berikut. Pertama, nilai-nilai karakter utama, yakni (a) kemandirian, (b) semangat kebangsaan, (c) cinta tanah air, (d) cinta damai, (e) gemar membaca, dan (f) kejujuran. Kedua, pengekspresian nilai-nilai karakter disajikan dengan dua pola, yaitu (a) penyampaian langsung dengan cara pendeskripsian karakter, tindakan, dan perilaku tokoh oleh pengarang (pencerita); dan (b) penyampaian tidak langsung dengan cara paparan sikap dan tingkah laku tokoh menghadapi peristiwa dan konflik. Kata kunci: novel biografi, nilai karakter, pola perilaku, realitas kehidupan CHARACTER VALUES IN THE BIOGRAPHICAL NOVEL HATTA: AKU DATANG KARENA SEJARAH BY SERGIUS SUTANTOAbstract: This study aims to describe the form and expression of character values in Hatta: Aku Datang Karena Sejarah, a biograpical novel by Sergius Sutanto. The data collection technique was documentation study or literature review. The data analysis consisted of the following steps: first, reading to select and mark words, phrases, sentences, paragraphs, and discourses that contain information related to character values; second, identifying and classifying data based on the problem points formulated, not seeing part by part; third, semiotically reinterpreting all data identified and classified to find cohesion, unity, and relationships between data. The results of the study are as follows. First, the values of the main character include (a) independence, (b) national spirit, (c) patriotism, (d) love for peace, (e) a fondness for reading, and (f) honesty. Second, the expression of character values is presented in two patterns, namely (a) direct delivery by describing the character, actions, and behavior of the character by the author (narrator); and (b) indirect delivery by way of exposure to attitudes and behaviors of the character in facing events and conflicts. Keywords: biographical novel, character values, behavior patterns, reality of life
NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA MAKNA LUKISAN PETRUK DADI RATU, SEMARE KALING-KALINGAN MEGA KARYA SUBANDI GIYANTO Hanung Bramantyo Yuniawan; Marzuki Marzuki
Jurnal Pendidikan Karakter Vol. 11, No. 1 (2020)
Publisher : LPPM Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (578.245 KB) | DOI: 10.21831/jpk.v10i1.26189

Abstract

Wayang yang merupakan salah satu kekayaan intelektual menyatu dan menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Jawa. Wayang juga menjadi sumber inspirasi sehingga masyarakat mengapresiasinya dalam bentuk lukisan wayang Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna lukisan wayang karya Subandi Giyanto berjudul Petruk Dadi Ratu, Semare Kaling-Kalingan Mega terkait dengan pendidikan karakter. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Interpretasi data menggunakan metode semiotika Pierce. Objek material penelitian yaitu lukisan Petruk Dadi Ratu, Semare Kaling-Kalingan Mega. Objek formalnya berupa makna simbolik dan pendidikan karakter. Data penelitian diperoleh dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan teknik interaktif model Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bentuk lukisan yang menghadirkan Petruk sebagai subjek utama yang dikelilingi figur Petruk, Gareng, Togog, Bilung, Semar, Emban Ayu, dan Bagong yang memperlihatkan ketidakadilan, suap-menyuap, korupsi, kemiskinan, dan pencitraan serta objek-objek wuku Pahang. Selain itu dalam lukisan terdapat awan berkepala Sengkuni yang menutup beberapa objek termasuk menutup kepala Semar. Makna lukisan menggambarkan negara Petruk yang terlihat baik namun banyak kesedihan di dalamnya, karena kondisi sosial yang kacau termasuk diam dan dilupakannya sang pamomong. Nilai-nilai pendidikan karakter yang ada pada makna lukisan yaitu integritas, nasionalis, dan mandiri. Kata kunci: lukisan wayang, makna simbolik, nilai-nilai pendidikan karakter. CHARACTER EDUCATION VALUES IN THE MEANINGS OF PETRUK DADI RATU, SEMARE KALING-KALINGAN MEGA PAINTING BY SUBANDI GIYANTOAbstract: Puppet that is one of the intellectual property and has become a part of the Javanese society life. Puppet is also a source of inspiration so that people appreciate it in the form of puppet paintings. This research aimed to describe the meaning of puppet painting by Subandi Giyanto entitled Petruk Dadi Ratu, Semare Kaling-Kalingan Mega related to character education. This was a qualitative research. Data interpretation used Pierce's semiotics method. The material object of research was the painting entitled Petruk Dadi Ratu, Semare Kaling-Kalingan Mega. The formal objects were symbolic meanings and character education. The data were obtained by observation, interview, and documentation techniques. Data analysis used interactive technique of the Miles and Huberman model. The results showed that the form of paintings presented Petruk as the main subject surrounded by figures of Petruk, Gareng, Togog, Bilung, Semar, Emban Ayu, and Bagong which showed injustice, bribery, corruption, poverty, imaging, and objects of wuku Pahang. In addition, there was a Sengkuni-headed cloud that covered several objects including covering Semar's head. The meaning of the painting was to reflect the state of Petruk that looks good but full of sadness due to chaotic social problems including silence and the forgotten pamomong (caregiver). The values of character education that exist in the meaning of painting was integrity, nationality, and independently. Keywords: Puppet painting, symbolic meaning, character education values
COOPERATIVE LEARNING SEBAGAI STRATEGI PENANAMAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN DI SEKOLAH M Lutfi Baehaqi
Jurnal Pendidikan Karakter Vol. 11, No. 1 (2020)
Publisher : LPPM Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (255.252 KB) | DOI: 10.21831/jpk.v10i1.26385

Abstract

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) merupakan mata pelajaran yang memiliki misi sebagai pendidikan karakter, nilai dan moral Pancasila, pengembangan komitmen terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan penghayatan terhadap filosofi Bhinneka Tunggal Ika. Peran PPKn adalah menanamkan nilai-nilai karakter yang luhur kepada peserta didik agar menjadi manusia yang cerdas dan baik, sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Kajian ini bertujuan mendeskripsikan model cooperative learning dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan sebagai strategi penanaman karakter di sekolah. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Pengumpulan data menggunakan studi kepustakaan yang berupa  buku, jurnal, artikel, dokumen, dan lain sebagainya. Data yang terkumpul dianalisis secara kualitatif dengan cara berpikir induktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan karakter dalam pembelajaran PPKn harus sesuai dengan karakteristik pembelajaran PPKn dan tujuan pendidikan karakter, memiliki prosedur yang mengorganisasikan pemahaman serta pengalaman belajar peserta didik dan harus terintegrasi dengan lingkungannya, mampu mengintegrasikannya dengan fenomena sosial atau fenomena kewarganegaraan. Model cooperative learning dalam pembelajaran PPKn harus logis dan memiliki landasan berpikir yang konkret, mencakup konteks akademik sesuai dengan materi dan kompetensi yang hendak dicapai, serta mendorong peserta didik untuk berperan aktif, berpikir kritis, memaksimalkan bakat, minat, dan potensinya. Kata Kunci: Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, penanaman karakter, pembelajaran kooperatif. COOPERATIVE LEARNING AS CHARACTER PLANTING STRATEGY IN LEARNING OF PANCASILA AND CIVIC EDUCATION IN SCHOOLS Abstrack: Pancasila and Civic Education (PPKn) is a subject that has a mission as character education, values and morals of Pancasila, the development of a commitment to the Unitary State of the Republic of Indonesia (NKRI), and appreciation of the philosophy of Unity in Diversity. The role of PPKn is to instill noble character values to students to become intelligent and good human beings, in accordance with the values of the Pancasila and the 1945 Constitution of State of the Republic of Indonesia. This study aimed to describe the cooperative learning model in learning Pancasila and Civic Education as a character planting strategy in school. This research is a qualitative descriptive study. Data collection used library research in the form of books, journals, articles, documents, and so forth. The collected data is analyzed qualitatively by inductive thinking. The results showed that character education in PPKn learning must be in accordance with the characteristics of PPKn learning and character education objectives, have procedures that organize students' understanding and learning experience and must be integrated with their environment, able to integrate it with the social or citizenship phenomena. The cooperative learning model in learning PPKn must be logical and have a concrete foundation for thinking, covering the academic context in accordance with the material and competencies obtained, and encouraging students to play an active role, think critically, maximize their talents, interests, and potencies. Keywords: Pancasila and Civic Education, character planting, cooperative learning
PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI CERITA RAKYAT PADA PELAJARAN BAHASA INGGRIS DI PERGURUAN TINGGI Engliana Engliana; Nina Dwiastuty; Ira Miranti; Nurjanah Nurjanah
Jurnal Pendidikan Karakter Vol. 11, No. 1 (2020)
Publisher : LPPM Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (262.792 KB) | DOI: 10.21831/jpk.v10i1.28814

Abstract

Cerita rakyat dan dongeng dianggap materi tidak formal dalam penyusunan materi di perguruan tinggi karena struktur narasi sederhana, pemakaian kalimat dan kosakata sehari-hari, dan isi cerita yang tidak ada kaitan dengan materi formal yang dibahas dan dikerjakan dalam tugas atau ujian. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis alasan, keuntungan, dan batasan penggunaan cerita rakyat dan dongeng sebagai materi yang patut diperhitungkan oleh para pendidik tingkat perguruan tinggi untuk penguatan pendidikan karakter. Penelitian ini merupakan kajian pustaka dengan menggunakan teknik analisis wacana. Sumber data utama berupa kumpulan pustaka berupa artikel hasil eksperimen, wacana atau gagasan tertulis dalam artikel, dan hasil pemaparan ide lewat seminar tentang cerita rakyat pada pelajaran bahasa Inggris di perguruan tinggi. Pengumpulan data dengan teknik pembacaan teks. Data yang terkumpul dianalisis dengan teknik analisis isi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cerita rakyat tidak hanya dapat dipakai dalam pelajaran budi pekerti dan perkembangan karakter, tetapi juga bermanfaat untuk pembelajaran bahasa Inggirs dalam konteks pendidikan formal di perguruan tinggi. Kesadaran akan konten naratif khusus budaya dan nilai moral dalam setiap cerita lokal atau internasional dapat membantu mahasiswa perguruan tinggi untuk penguatan karakternya.Kata Kunci: cerita rakyat, perguruan tinggi, pendidikan karakter, pengajaran bahasa asing.STRENGTHENING CHARACTER EDUCATION THROUGH FOLKSTALES IN ENGLISH LESSONS IN HIGHER EDUCATION Abstract: Folktales and fairy tales are considered informal material in the preparation of material in higher education because of the simple narrative structure, daily use of sentences and vocabulary, and story content that has no connection with formal material that is discussed and worked on in assignments or examinations. The purpose of this research paper is to analyze the reasons, advantages, and limitations of using folktales and fairy tales as material that should be taken into college-level educators to strengthen character education. This research is a literature study using discourse analysis techniques. The main data source in the form of a collection of literature in the form of articles of experimental results, discourse or ideas written in the article, and the results of the presentation of ideas through seminars about folktale in English lessons in college. Data were collected by text reading techniques. The collected data ware analyzed using content analysis techniques. The results showed that folkltales can not only be used in the lessons of character building and character development, but also beneficial for English language learning in the context of formal education in higher education. Awareness of specific cultural narrative content and moral values in any local or international story can help college students to strengthen their character.Keywords: folktales, higher education, character education, foreign language teaching
STRATEGI PADEPOKAN KARAKTER DALAM MEMPERKUAT KARAKTER BERPIKIR KRITIS PADA WARGA NEGARA MUDA ABAD 21 Sutiyono Sutiyono; Danang Prasetyo
Jurnal Pendidikan Karakter Vol. 11, No. 1 (2020)
Publisher : LPPM Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (282.984 KB) | DOI: 10.21831/jpk.v10i1.30380

Abstract

Universitas Negeri Semarang sebagai lembaga pendidikan tinggi memiliki tanggung jawab menciptakan lulusan yang berkarakter. Inovasi yang dilakukan oleh Universitas Negeri Semarang adalah menciptakan Padepokan Karakter yang merupakan inovasi di bidang pendidikan karakter. Salah satu focus Padepokan Karakter adalah mengembangkan model pembelajaran berbasis nilai untuk menguatkan berpikir kritis mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi secara kualitatif strategi Padepokan Karakter Universitas Negeri Semarang dengan model pembelajaran berbasis bursa nilai sebagai upaya menguatkan karakter berpikir kritis mahasiswa di abad 21. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi. Penelitian ini dilakukan di Padepokan Karakter Universitas Negeri Semarang. Pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi, observasi, dan wawancara. Analisis data menggunakan model interaktif dari Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Padepokan Karakter yang dibentuk oleh Universitas Negeri Semarang telah mampu memperkuat karakter mahasiswa, terutama dalam kakakter berpikir kritis. Metode yang dikembangkan dalam Padepokan Karakter tersebut yaitu model pembelajaran berbasis bursa nilai. Hasil penelitian ini mendukung teori tentang berpikir kritis yang mencakup kemampuan menganalisis, mengevaluasi, menilai, dan memecahkan suatu masalah. Kata kunci: strategi Padepokan Karakter, berpikir kritis, warga negara muda. THE STRATEGY OF PADEPOKAN KARAKTER IN STRENGTEN CRITICAL THINKING CHARACTER ON YOUNG CITIZENS IN THE 21ST CENTURY Abstract: Universitas Negeri Semarang as an institution of higher education has the responsibility of creating graduates with noble character. The innovation undertaken by Universitas Negeri Semarang is creating Padepokan Karakter which is an innovation in the field of character education. One focus of Padepokan Karakter is developing value-based learning models to strengthen students’ critical thinking. This study aims to qualitatively identify the strategy of Padepokan Karakter in Universitas Negeri Semarang with a value exchange-based learning model as an effort to strengthen the character of students’ critical thinking in the 21st century. This study uses a qualitative approach with a phenomenological method. This research was conducted at Padepokan Karakter in Universitas Negeri Semarang. Data collection uses documentation, observation, and interview techniques. Data analysis uses interactive models of Miles and Huberman. The results showed that the Padepokan Karakter formed by Universitas Negeri Semarang has been able to strengthen the character of students, especially in critical thinking. The method developed in the Padepokan Karakter is a value-based learning model. The results of this study support the theory of critical thinking that includes the ability to analyze, evaluate, assess, and solve a problem. Keywords: strategy of Padepokan Karakter, critical thinking, young citizens  
KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER INDIGENOUS DALAM PERSPEKTIF ALQURAN Yudianto Achmad
Jurnal Pendidikan Karakter Vol. 11, No. 1 (2020)
Publisher : LPPM Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (360.792 KB) | DOI: 10.21831/jpk.v10i1.29002

Abstract

Pendidikan karakter dalam perspektif Islam dipandang sangat penting dan merupakan bagian tak terpisahkan dari konsep pendidikan Islam secara keseluruhan berdasarkan petunjuk Alquran. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan perumusan konsep dan model implementasi pendidikan karakter indigenous dalam perspektif Alquran untuk peserta didik di masa usia pranikah, prenatal, dan golden age. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan dengan melakukan observasi terhadap surat dan ayat-ayat Alquran, serta sains yang terkait dengan pendidikan karakter indigenous dalam perspektif Alquran, teknik analisis data menggunakan model analisis tafsir al-maudlu’iy. Hasil penelitian ini antara lain mengungkapkan tentang perumusan konsep dan model implementasi pendidikan karakter indigenous dalam perspektif Alquran di masa usia pranikah, prenatal, serta golden age. Simpulan dari penelitian ini antara lain bahwa dalam perspektif sains dan Alquran, manusia dari sejak dilahirkan memiliki dua jenis karakter indigenous yang berpasangan dan bersifat saling berlawanan, yakni karakter kebaikan (taqwa) dan karakter keburukan (fujur). Aktualisasi dan pengembangan karakter indigenous manusia dilakukan melalui pendidikan karakter yang memaksimalkan karakter kebaikan (taqwa) dan meminimalkan karakter keburukan (fujur). Kata Kunci: Pendidikan karakter indigenous, taqwa, fujur, perspektif Alquran. CONCEPT OF INDIGENOUS CHARACTER EDUCATION IN THE QUR'AN PERSPECTIVE Abstract: Character education in Islamic perspective is considered very important and is an inseparable part of the concept of Islamic education as a whole based on Qur'anic instructions. This study aims to reveal the formulation of concepts and models for the implementation of indigenous character education in the perspective of the Qur'an for students in premarital, prenatal, and golden age. This research uses a qualitative approach. Data is collected by observing the letters and verses of the Qur’an, as well as science related to indigenous character education in the perspective of the Qur’an. The data analysis technique uses the analysis model of al-maudlu'iy interpretation. The results of this study, among others, reveal about the formulation of concepts and models for the implementation of indigenous character education in the perspective of the Qur'an at the time of premarital, prenatal, and golden age. The conclusions of this study include that in the perspective of science and the Qur'an, humans from birth have two types of indigenous characters that are paired and are antagonistic, namely the character of goodness (taqwa) and the character of badness (fujur). Actualization and development of indigenous character of human being is done through character education that maximizes the character of goodness (taqwa) and minimizes the character of badness (fujur). Keywords: Indigenous character education, taqwa, fujur, Qur’an perspective
PERAN KELUARGA DAN MEDIA SOSIAL DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER SANTUN SISWA DI SEKOLAH DASAR Hidar Amaruddin; Hamdan Tri Atmaja; Muhammad Khafid
Jurnal Pendidikan Karakter Vol. 11, No. 1 (2020)
Publisher : LPPM Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (283.102 KB) | DOI: 10.21831/jpk.v10i1.30588

Abstract

Banyak kasus yang menunjukkan lunturnya karakter santun di kalangan siswa di Sekolah  Dasar akibat kurangnya perhatian keluarga terhadap sikap dan perilaku anak juga akibat pengaruh negatif yang ditimbulkan oleh media sosial. Tujuan penelitian ini adalah mengategorikan peran keluarga dan media sosial dalam membentuk karakter santun siswa di Sekolah Dasar serta menyanggah atau menyetujui teori habitus Pierre Bordieu. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian adalah empat siswa kelas lima Sekolah Dasar Supriyadi dan Sekolah Dasar Primadana Semarang beserta orang tua mereka. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan teknik induktif interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keluarga berperan dalam mendidik, mengajarkan pengetahuan, dan mengevaluasi setiap sikap dan perilaku siswa Sekolah Dasar selama ia berada di lingkup keluarga, sekolah, dan masyarakat. Sedangkan media sosial tidak berperan positif dalam pembentukan karakter santun siswa, akan tetapi justru berperan mengganggu dan merusak karakter santunnya. Oleh karena itu, keluarga harus berperan melakukan manajemen penggunaan media sosial untuk anak dalam berbagai fungsinya, seperti manajemen sebagai sarana edukasi, sarana hiburan, dan alat komunikasi untuk mempertahankan karakter santunnya. Kata Kunci: Peran, keluarga, media sosial, karakter santun THE ROLE OF FAMILY AND SOCIAL MEDIA IN BUILDING STUDENT'S POLITE CHARACTER IN ELEMENTARY SCHOOL Abstract: Many cases show the declining character of politeness among students in elementary school due to the lack of family attention to their attitudes and behavior as well as the negative influence caused by social media. The purpose of this study is to categorize the role of family and social media in shaping the polite character of students in elementary schools and refuting or agreeing with habitus theory of Pierre Bordieu. This research uses a descriptive method with a qualitative approach. The research subjects were four fifth grade students of Supriyadi Elementary School and Primadana Elementary School in Semarang and their parents. Data collection uses interview, observation, and documentation techniques. Data analysis uses interactive inductive techniques. The results show that the family has a role in educating, teaching knowledge, and evaluating every attitude and behavior of elementary school students as long as he was in the scope of the family, school, and community. Whereas social media does not play a positive role in shaping students' polite character, but instead plays a role in disrupting and damaging their polite characters. Therefore, the family must play a role in managing the use of social media for children in a variety of functions, such as management as a means of education, entertainment, and communication tools to maintain their polite character. Keywords: Role, family, social media, polite character 
CHARACTER EDUCATION OF FOOD LOCAL CULTURE VALUES IN THE PEOPLE OF KAMPUNG ADAT CIRENDEU IN WEST JAVA THROUGH EXEMPLARY Rohmatulloh Rohmatulloh; Aan Hasanah Aan Hasanah; Uus Ruswandi
Jurnal Pendidikan Karakter Vol. 11, No. 1 (2020)
Publisher : LPPM Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (294.74 KB) | DOI: 10.21831/jpk.v10i1.28658

Abstract

Customary village is small group of people who still survive and consistently preserve the culture and belief of their ancestors. Local cultural values deserve to be promoted to the application of character education in school. The qualitative research understanding the life and local cultural values is carried out in the people of Kampung Adat Cirendeu in West Java. The local culture of the Kampung Adat Cirendeu people holds the principle of ngindung ka waktu and mibapa ka jaman which has the meaning of maintaining identity but still keeping abreast of the times. One of the local cultural values that still preserves until today is the culture of cassava-based food as a substitute for rice. This culture has been going on for a century and become an inspiration for the national food diversification program. One of the preservation efforts is through the example of their ancestors. Promotion and granting food culture values to the character education in schools involve various educational stakeholders (teachers, educators, governments, people, and customary peoples) that should give an example to the students. The most effective method is to form students with character and in the end they will be familiar with local food culture and does not depend on rice. Keywords: Character education, Kampung Adat Cirendeu, Exemplary. PENDIDIKAN KARAKTER NILAI-NILAI BUDAYA LOKAL MAKANAN DI MASYARAKAT KAMPUNG ADAT CIRENDEU JAWA BARAT MELALUI KETELADANANDesa adat adalah sekelompok kecil orang yang masih bertahan dan secara konsisten melestarikan budaya dan kepercayaan nenek moyang mereka. Nilai-nilai budaya lokal layak dipromosikan untuk penerapan pendidikan karakter di sekolah. Penelitian kualitatif yang memahami kehidupan dan nilai-nilai budaya lokal ini dilakukan pada masyarakat Kampung Adat Cirendeu di Jawa Barat. Budaya lokal masyarakat Kampung Adat Cirendeu memegang prinsip ngindung ka waktu dan mibapa ka jaman yang memiliki makna mempertahankan identitas tetapi tetap mengikuti perkembangan zaman. Salah satu nilai budaya lokal yang masih dipertahankan hingga saat ini yaitu budaya makanan berbasis singkong sebagai pengganti beras. Budaya ini telah berlangsung selama satu abad dan menjadi inspirasi bagi program diversifikasi pangan nasional. Salah satu upaya pelestariannya yaitu melalui contoh dari nenek moyang mereka. Promosi dan pemberian nilai-nilai budaya makanan untuk pendidikan karakter di sekolah melibatkan berbagai pemangku kepentingan pendidikan (guru, pendidik, pemerintah, masyarakat, dan masyarakat adat) yang harus memberikan contoh kepada siswa. Metode yang paling efektif yaitu membentuk para siswa dengan karakter dan pada akhirnya mereka akan terbiasa dengan budaya makanan lokal dan tidak bergantung pada beras. Kata kunci: Pendidikan karakter, Kampung Adat Cirendeu, teladan.

Page 1 of 1 | Total Record : 10