cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Kedokteran Diponegoro
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : -     EISSN : 25408844     DOI : -
Core Subject : Health,
JKD : JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO ( ISSN : 2540-8844 ) adalah jurnal yang berisi tentang artikel bidang kedokteran dan kesehatan karya civitas akademika dari Program Studi Kedokteran Umum, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro Semarang dan peneliti dari luar yang membutuhkan publikasi . JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO terbit empat kali per tahun. JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO diterbitkan oleh Program Studi Kedokteran Umum, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro Semarang.
Arjuna Subject : -
Articles 175 Documents
Search results for , issue "Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO" : 175 Documents clear
PENGARUH PEMBERIAN JAMUR KUPING HITAM (AURICULARIA POLYTRICHA) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL SERUM TIKUS WISTAR YANG DIINDUKSI MINYAK JELANTAH Ratih Budinastiti; Henna Rya Abdurachmin; Nyoman Suci Widyastiti
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (355.077 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.15821

Abstract

Latar Belakang: Pemberian minyak jelantah berpengaruh terhadap kenaikan kadar kolesterol total (TC). Hal ini meningkatkan resiko terjadinya aterosklerosis yang berdampak pada timbulnya penyakit kardiovaskuler. Jamur kuping hitam merupakan antioksidan alami yang mengandung polisakarida, flavonoid, niacin, dan vitamin C yang dapat memperbaiki profil lipid. Tujuan: Menganalisis pengaruh pemberian air rebusan jamur kuping hitam terhadap kadar TC serum tikus wistar yang diinduksi minyak jelantah. Metode: Penelitian true experimental dengan rancangan post test only control group design ini menggunakan tikus Wistar jantan usia 12 minggu (n=24) yang secara random dibagi menjadi 4 kelompok. K1 sebagai kontrol negatif, K2 diberi minyak jelantah, K3 diberi air rebusan jamur kuping, K4 diberi minyak jelantah dan air rebusan jamur kuping. Kadar TC serum kemudian diukur dengan metode CHOD-PAP setelah perlakuan selama 28 hari. Hasil: Rerata kadar TC K1 (80,2217±3,61 mg/dL), K2 (195,8483±5,47 mg/dL), K3 (75,5800±4,02 mg/dL), dan K4 (110,8683±5,82 mg/dL); p=0,000. Simpulan: Air rebusan jamur kuping menurunkan kadar kolesterol total serum pada tikus wistar yang diinduksi minyak jelantah.
PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP KUALITAS TIDUR PADA LANSIA Bellakusuma Nurdianningrum; Yosef Purwoko
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (333.243 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.14255

Abstract

Latar belakang : Semakin tinggi usia harapan hidup suatu negara menyebabkan semakin banyak pula jumlah lansia yang ada di negara tersebut. Hal tersebut diikuti dengan tingginya masalah kesehatan yang ada pada lansia, salah satunya adalah gangguan tidur. Lebih dari setengah populasi lansia sering mengeluhkan adanya gangguan tidur di malam hari. Senam lansia merupakan salah satu contoh aktivitas fisik yang direkomendasikan oleh WHO agar dapat dilakukan oleh lansia untuk memperbaiki kualitas tidurnya. Jenis senam lansia yang sering dilakukan oleh masyarakat Indonesia adalah Senam Lansia Menpora, Senam SKJ Lansia, Senam Lansia Tera, dan Senam Osteoporosis.Tujuan : Membandingkan kualitas tidur lansiayang rutin melakukan latihan senam lansia dan yang tidak rutin mengikuti latihan senam lansiaMetode : Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional analitik dengan rancangan belah lintang (cross-sectional). Sampel penelitian adalah 36 anggota kelompok Warga Lanjut Usia Nangka (WULANA) yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dipilih secara purposive sampling. Pengukuran kualitas tidur menggunakan kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Distribusi data diuji normalitasnya dengan uji Saphiro-Wilk. Uji hipotesis menggunakan uji Mann-Whitney untuk membandingkan kualitas tidur kelompok yang rutin dan tidak rutin melakukan senam lansia. Perbedaan dinyatakan bermakna jika p<0,05Hasil : Rerata nilai kualitas tidur pada kelompok lansia yang rutin mengikuti senam lansia adalah 2,78 ± 0,88, sedangkan rerata nilai kualitas tidur pada kelompok lansia yang tidak rutin mengikuti senam lansia adalah 6,00 ± 2,70. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa perbedaan tersebut bermakna (p=0,000)Kesimpulan : Rerata nilai kualitas tidur pada kelompok yang rutin melakukan senam lansia lebih baik dibandingkan dengan kelompok yang tidak rutin melakukan senam lansia.
PERBANDINGAN PENGARUH LARI RUTIN DENGAN LARI RUTIN DITAMBAH LATIHAN OTOT INTI TERHADAP PERSENTASE LEMAK DAN MASSA TULANG PADA MAHASISWI FAKULTAS KEDOKTERAN UNDIP Widoasti Putri Utami; Darmawati Ayu Indraswari
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (351.857 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.15986

Abstract

Latar belakang: Obesitas telah menjadi masalah kesehatan utama di seluruh dunia, baik di kalangan anak, remaja, maupun dewasa yang dapat dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor lingkungan. Salah satu olahraga yang dianjurkan untuk mencegah obesitas adalah aktivitas aerobik yaitu lari. Selain lari, terdapat olahraga lain yang dapat dilakukan yaitu latihan otot inti. Tujuan: Membandingkan pengaruh lari rutin dengan lari rutin ditambah latihan otot inti terhadap persentase lemak dan massa tulang. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan two group pre and post test design. Sampel yang terdiri dari 26 orang dibagi menjadi 2 kelompok: lari 30 menit dan lari 30 menit ditambah latihan otot inti yang dilakukan selama 8 minggu. Persentase lemak dan massa tulang akan dikukur menggunakan bioelectrical impedance analysis (BIA). Persentase lemak dan massa tulang sebelum dan sesudah intervensi dianalisis menggunakan uji Wilcoxon, sedangkan selisih kedua intervensi dianalisis menggunakan uji Mann-Whitney. Hasil bermakna jika p < 0,05. Hasil: Persentase lemak pada kelompok latihan kombinasi menunjukkan hasil yang signifikan dengan p= 0,013. Pada kelompok latihan lari tidak didapatkan hasil yang signifikan dengan p= 0,649. Selisih antara kedua kelompok didapatkan hasil signifikan dengan p= 0,07. Pada massa tulang didapatkan hasil yang tidak signifikan dikedua kelompok dengan p= 0,102. Kesimpulan: Latihan kombinasi aerobik ditambah latihan otot inti efektif menurunkan persentase lemak tetapi tidak meningkatkan massa tulang.
PENGARUH PEMBERIAN ANALGESIK KOMBINASI PARASETAMOL DAN TRAMADOL TERHADAP KADAR KREATININ SERUM TIKUS WISTAR Gianita Puspita Dewi; Taufik Eko Nugroho
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (332.904 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.14453

Abstract

Latar Belakang : Kombinasi parasetamol dan tramadol merupakan analgesik kombinasi yang ideal dan efektif dalam menangani nyeri derajat sedang sampai berat. Keduanya bekerja pada mekanisme berbeda yang secara sinergis memberikan potensi yang lebih baik dalam penanganan nyeri. Dibalik keunggulan tersebut, obat ini juga memiliki potensi efek samping, salah satunya terhadap ginjal.Tujuan : Mengetahui pengaruh pemberian analgesik kombinasi parasetamol dan tramadol terhadap kadar kreatinin serum tikus wistar.Metode : Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan desain Post Test Only Control Group Design. Sampel adalah 28 ekor tikus wistar dengan kriteria tertentu, dibagi secara acak menjadi 4 kelompok yaitu kelompok kontrol, kelompok pemberian parasetamol 9 mg, kelompok pemberian tramadol 0,9 mg, dan kelompok pemberian kombinasi parasetamol 9 mg dan tramadol 0,9 mg. Pemberian dilakukan secara oral dengan sonde lambung sebanyak 3 kali sehari selama 14 hari. Hari ke-15, dilakukan pengambilan darah melalui pembuluh darah retroorbita untuk diukur kadar kreatinin serum. Uji statistik menggunakan uji ANOVA dan Post-Hoc.Hasil : Hasil penelitian diperoleh dari uji statistik dimana tidak terdapat peningkatan kadar kreatinin serum yang bermakna pada tikus wistar yang mendapat pemberian parasetamol dibandingkan kelompok kontrol (p = 0,117), kelompok pemberian tramadol dibandingkan kelompok kontrol (p = 0,076), kelompok pemberian kombinasi parasetamol dan tramadol dibandingkan kelompok kontrol (p = 0,143), kelompok pemberian parasetamol dibandingkan kelompok pemberian tramadol (p = 0,816), kelompok pemberian parasetamol dibandingkan kelompok pemberian kombinasi parasetamol dan tramadol (p = 0,907), dan kelompok pemberian tramadol dibandingkan kelompok pemberian kombinasi parasetamol dan tramadol (p = 0,727).Simpulan : Tidak terdapat perbedaan kenaikan kadar kreatinin serum yang bermakna antara pemberian kombinasi parasetamol dan tramadol dibandingkan dengan kelompok kontrol.
PENGARUH EKSTRAK KULIT MANGGIS TERHADAP KATALASE ORGAN HEPAR TIKUS TERPAPAR FLUFENAZIN DEKANOAT Miranti Anggun Sari; Astika Widy Utomo; Innawati Jusup
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (307.869 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.15490

Abstract

Latar Belakang : Flufenazin dekanoat merupakan antipsikotik dengan penggunaan jangka panjang. Pengobatan antipsikotik jangka panjang mengakibatkan menurunnya kadar pertahanan antioksidan. Ekstrak kulit manggis memiliki khasiat sebagai antioksidan. Dengan adanya antioksidan pada ekstrak kulit manggis, terjadi penekanan dalam proses pembentukan ROS sehingga tidak menimbulkan stres oksidatif. Enzim katalase digunakan untuk mengetahui stres oksidatif hepar tikus terpapar flufenazin dekanoat diberi ekstrak kulit manggis.Tujuan : Menganalisis pengaruh pemberian ekstrak kulit manggis terhadap kadar katalase organ hepar tikus wistar terpapar flufenazin dekanoat. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan desain penelitian post test only controlled group design. Sampel adalah 24 ekor tikus wistar dibagi menjadi kelompok kontrol negatif (K0) diberi injeksi sesame oil, kontrol positif (K1) diberi ekstrak kulit manggis ad libitum 600 mg/kgBB, kelompok P1 diberi injeksi fluphenazine decanoat intra muscular, dan kelompok P2 diberi injeksi flufenazin dekanoat intra muscular dan ekstrak kulit manggis ad libitum 600 mg/kgBB. Perlakuan dilakukan selama 28 hari dan dilanjutkan dengan pengukuran kadar katalase hepar. Uji statistik menggunakan uji one way ANOVA dengan post hoc Bonferroni.Hasil  : Dengan menggunakan uji one way ANOVA didapatkan perbedaan signifikan antara kelompok K0 dan K1, K0 dan P2, serta K1 dan P1. Sedangkan antara kelompok K0 dan P1, K1 dan P2, serta P1 dan P2, tidak didapatkan perbedaan yang signifikan.Kesimpulan : Ekstrak kulit manggis menyebabkan peningkatan kadar katalase tikus terpapar flufenazin dekanoat.
PERBANDINGAN PARAMETER FUNGSI PARU ATLET PUTRA CABANG OLAHRAGA TINJU DENGAN TAEKWONDO DI PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN PELAJAR JAWA TENGAH Putri Asyifa Rahman; Endang Kumaidah; Yosef Purwoko
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (312.356 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.15647

Abstract

Latar belakang: Aktivitas fisik yang dilakukan seperti pola latihan, metode latihan, intensitas latihan, dan durasi pertandingan mempengaruhi kapasitas vital paru seorang atlet. Salah satu cabang olahraga yang memiliki pola latihan dan metode latihan yang cukup berat adalah cabang olahraga beladiri seperti cabang olahraga Tinju dan Taekwondo. Kedua cabang olahraga tersebut membutuhkan parameter fungsi paru yang tinggi.Tujuan: Mengetahui perbandingan parameter fungsi paru atlet putra cabang olahraga Tinju dengan Taekwondo di PPLP Jawa TengahMetode: Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional. Sampel adalah 10 atlet putra usia 15-19 tahun pada cabang olahraga Tinju dan Taekwondo. Pengambilan data karakteristik berupa usia, tinggi badan, berat badan, lingkar dada, dan BMI. Nilai VC, FVC dan FEV1 dan PEF diukur menggunakan Spirometer spirolab II. Uji statistik menggunakan uji Kruskal- Wallis.Hasil: Rerata nilai VC atlet putra cabang olahraga Taekwondo dan Tinju adalah 3,7 ± 0,36 L dan 3,8 ± 0,29 L, Rerata nilai FVC atlet putra cabang olahraga Taekwondo dan Tinju adalah 3,6 ± 0,42 L dan 3,7 ± 0,33 L, Rerata nilai FEV1 atlet putra cabang olahraga Taekwondo dan Tinju adalah 3,4 ± 0,38 L dan 3,4 ± 0,25 L, Rerata nilai PEF atlet putra cabang olahraga Taekwondo dan Tinju adalah 6,9 ± 0,8 L/s dan 7,5 ± 1,43 L/s.Kesimpulan: Parameter fungsi paru pada atlet putra cabang olahraga Tinju lebih besar dari Taekwondo di PPLP Jawa Tengah tetapi perbedaan tersebut tidak bermakna secara statistik.
PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO TERJADINYA TINEA PEDIS PADA POLISI LALU LINTAS KOTA SEMARANG Astri N. Napitupulu; Prasetyowati Subchan; Y.L. Aryoko Widodo
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (409.918 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.14245

Abstract

Latar Belakang : Tinea pedis merupakan salah satu dermatofitosis yang sering terjadi. Tinea pedis menginfeksi sekitar 10% populasi dunia. Tinea pedis menginfeksi daerah tumit, sela-sela jari dan telapak kaki. Angka prevalensinya ditemukan meningkat pada pemakaian sepatu yang tertutup. Polisi lalu lintas diperkirakan memiliki resiko lebih tinggi terinfeksi tinea tedisTujuan : Mengetahui prevalensi dan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya tinea pedis pada polisi lalu lintas Kota SemarangMetode : Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Subjek penelitian ini adalah 41 polisi lalu lintas kota Semarang yang memenuhi kriteria inklusi. Data diambil dengan kuesioner meliputi higiene, lama masa bekerja dan durasi kerjaHasil : Angka kejadia tinea pedis pada polisi lalu lintas Kota Semarang adalah 41,5%.Kesimpulan : Lama masa kerja, durasi kerja dan tingkat higiene tidak berpengaruh pada kejadian tinea pedis.
PENGARUH PEMBERIAN RANITIDIN TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI PARU TIKUS WISTAR PADA PEMBERIAN METANOL DOSIS BERTINGKAT Terena Chintya Mardia Utama; Gatot Suharto; Saebani Saebani
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (332.131 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.15966

Abstract

Latar belakang: Penyalahgunaan metanol menyebabkan keracunan toksik di dalam tubuh yaitu organ paru dan asidosis format. Terapi asidosis yaitu dengan mensupresi enzim alkohol dehidrogenase (ADH) sebagai inhibitor untuk mencegah pembentukan asam format. Ranitidin memiliki aktivitas inhibitor gastic alcohol and enzim hepatic dehydrogenase.Tujuan: Membuktikan pengaruh pemberian ranitidin terrhadap gambaran histopatologi paru tikus wistar pada pemberian metanol dosis bertingkat.Metode: True experimental post test only with controlled group design. Sampel sebanyak 35 ekor tikus wistar jantan usia 2-3 bulan, berat badan 150-250 gram dibagi menjadi 7 kelompok, yaitu kelompok kontrol (K) yang hanya diberi makan dan minum standar, kontrol positif 1 (K1) yang diberi dosis ¼ LD-100 metanol, kontrol positif 2 (K2) yang diberi dosis ½ LD-100 metanol, kontrol positif 3 (K3) yang diberi dosis 1 LD-100 metanol, kelompok perlakuan 1 (P1) diberi ¼ LD-100 metanol dan ranitidin 30 mg/kgBB, perlakuan 2 (P2) diberi ½ LD-100 metanol dan ranitidin 30 mg/kgBB dan perlakuan 3 (P3) diberi 1 LD-100 metanol dan ranitidin 30 mg/kgBB. Penelitian dilakukan selama 8 hari. Pada hari ke-8, tikus diterminasi untuk diambil parunya serta dilakukan pengamatan histopatologi.Hasil: Pada kelompok kontrol positif dan perlakuan ditemukan gambaran histopatologi oedema alveolus, destruksi septum interalveolaris dan infiltrasi sel radang dengan uji statistic Mann Whitney dan Independent Samples T-Test. Uji statistik kelompok antara K2 dan P2 gambaran edema dan destruksi menunjukkan perbedaan bermakna (p<0,05), namun kelompok K1 dengan P1 dan K3 dengan P3 gambaran edema dan destruksi serta antar kelompok gambaran infiltrasi menunjukkan perbedaan tidak bermakna (p>0,05). Pada pengamatan antara kelompok P1, P2, P3 menunjukkan mikroskopis oedema, destruksi dan infiltrasi yang lebih berat dibanding K0, meskipun bermakna secara statistik (p<0,05).Simpulan: Pemberian ranitidin tidak berpengaruh terhadap gambaran histopatologi paru tikus wistar.
HUBUNGAN LATIHAN TAEKWONDO TERHADAP ATENSI PADA USIA REMAJA YANG DIUKUR DENGAN ATTENTION NETWORK TEST Fauzi Hestu Harmoni; Budi Laksono; Endang Kumaidah
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (357.434 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.14429

Abstract

Latar Belakang : WHO menyatakan bahwa kurangnya aktivitas fisik telah diidentifikasi sebagai faktor risiko keempat yang menyebabkan 3,2 juta kematian pertahun secara global. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak penelitian mengevaluasi beberapa aspek dari beladiri yang mengindikasikan dapat meningkatkan kebugaran. Taekwondo merupakan seni beladiri yang berasal dari Korea yang perkembangannya terhitung pesat baik di dunia termasuk di Indonesia. Penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa berlatih Taekwondo dalam rentang waktu satu tahun dapat meningkatkan fungsi kognitif.Tujuan : Mengetahui pengaruh latihan Taekwondo terhadap atensi.Metode : Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan menggunakan rancangan belah lintang yang dilaksanakan di Kampus STIMART AMNI Semarang. Sampel penelitian adalah mahasiswa STIMART AMNI Semarang (n=48) yang terbagi atas kelompok yang mengikuti latihan Taekwondo dan kelompok yang tidak mengikuti latihan Taekwondo, kemudian diukur atensinya menggunakan software Attention Network Test. Aspek atensi alerting dan executive antara kelompok non olahraga aerob rutin dan kelompok olahraga aerob rutin dianalisis menggunakan uji Mann-Whitney. Sedangkan aspek atensi orienting menggunakan uji t-tidak berpasangan.Hasil : Pada pemeriksaan atensi ditemukan rerata peningkatan atensi pada fungsi alerting, orienting, dan executive sampel penelitian yang mengikuti latihan Taekwondo. Uji Mann-Whitney diperoleh hasil bermakna yaitu alerting p= 0,041 dan executive p= 0,003. Namun uji t-tidak berpasangan diperoleh hasil tidak bermakna yaitu orienting p= 0,481.Kesimpulan : Terdapat perbedaan atensi pada fungsi alerting dan executive yang bermakna pada sampel yang mengikuti latihan Taekwondo dibandingkan sampel yang tidak mengikuti latihan Taekwondo.
ANALISIS PELAKSANAAN SIJARIEMAS DI IGD RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO KABUPATEN BANYUMAS Karina Prawestisita; Budi Palarto Soeharto; Arwinda Nugraheni
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (397.881 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.14803

Abstract

Latar Belakang : Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia ataupun di Kabupaten Banyumas tetap tinggi dan tidak mencapai target MDG’s. Ada banyak program untuk menurunkan AKI, antara lain program EMAS. Salah satu komponen program EMAS adalah SIJAREIAMS (Sistem Informasi Jejaring Rujukan Maternal dan Neonatal). Diharapkan dengan adanya SIJARIEMAS dapat menurunkan AKI melalui pencegahan ‘3 Terlambat’ khususnya terlambat merujuk dan mendapat penanganan.Tujuan : Mengetahui pelaksanaan SIJARIEMAS dari segi sumber daya manusia, ketersediaan sarana dan prasarana, serta prosedur di IGD RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo.Metode : Penelitian menggunakan metode campuran parallel. Pengumpulan data kuantitatif menggunakan checklist dan pengumpulan data kualitatif dengan wawancara mendalam dan observasi.Hasil : Petugas ruangan penjawab rujukan dan super admin SIJARIEMAS tidak mengalami hambatan yang berarti. Sedangkan dari segi pengguna dan penggunaan khusus SIJARIEMAS masih terdapat permasalahan. Belum terdapat tenaga khusus yang menjalankan tugas operator. Sarana dan prasarana kurang lengkap karena tidak ada handphone yang tersedia untuk pengiriman informasi SIJARIEMAS dengan media telepon. Pelaksanaan prosedur di rumah sakit sudah lancar dan baik. Hanya saja pengguna SIJARIEMAS masih belum sepenuhnya menjalankan prosedur dengan benar.Kesimpulan : Pelaksanaan SIJARIEMAS di IGD RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo sudah baik, tetapi belum optimal.

Filter by Year

2016 2016


Filter By Issues
All Issue Vol 12, No 6 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 12, No 5 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 12, No 4 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 12, No 3 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 12, No 2 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 12, No 1 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 6 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 5 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 4 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 3 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 2 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 1 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 6 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 5 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 4 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 3 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 2 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 1 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 9, No 6 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (Jurnal Kedokteran Diponegoro) Vol 9, No 4 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL ( Jurnal Kedokteran Diponegoro ) Vol 9, No 3 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL ( Jurnal Kedokteran Diponegoro ) Vol 9, No 2 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL ( Jurnal Kedokteran Diponegoro ) Vol 9, No 1 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL ( Jurnal Kedokteran Diponegoro ) Vol 8, No 4 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 8, No 3 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 8, No 2 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 8, No 1 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 7, No 4 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 7, No 1 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 6, No 4 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 6, No 3 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 6, No 2 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 6, No 1 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 6 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 5, No 3 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 5, No 2 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 5, No 1 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO More Issue