cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Kedokteran Diponegoro
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : -     EISSN : 25408844     DOI : -
Core Subject : Health,
JKD : JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO ( ISSN : 2540-8844 ) adalah jurnal yang berisi tentang artikel bidang kedokteran dan kesehatan karya civitas akademika dari Program Studi Kedokteran Umum, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro Semarang dan peneliti dari luar yang membutuhkan publikasi . JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO terbit empat kali per tahun. JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO diterbitkan oleh Program Studi Kedokteran Umum, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro Semarang.
Arjuna Subject : -
Articles 175 Documents
Search results for , issue "Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO" : 175 Documents clear
HUBUNGAN ANTARA OLAHRAGA DENGAN DISMENOREA PADA MAHASISWI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG TAHUN 2016 Wizurai Hakim; Yuli Trisetiyono; Dodik Pramono
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (352.517 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.15987

Abstract

Latar belakang: Olahraga teratur dan aktivitas fisik telah diperkenalkan sebagai metode yang efektif untuk pencegahan dan pengobatan dismenorea. Berolahraga dapat meningkatan hormon endorphin menyebabkan peningkatan ambang nyeri dan mengurangi aktivitas sistem simpatis, sehingga terjadi penurunan gejala dismenorea.Tujuan: Membuktikan adakah hubungan antara olahraga dengan dismenorea pada mahasiswi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang tahun 2016.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan belah lintang. Sebanyak 78 mahasiswi FIK Unnes yang memenuhi kriteria inklusi selama April 2016 sampai Mei 2016 telah mengisi kuesioner. Data jenis olahraga, frekuensi, durasi serta kejadian dismenorea diperoleh melalui wawancara dengan kuesioner yang dibuat khusus untuk penelitian ini. Data dideskripsikan dalam bentuk tabel dan gambar, dilakukan uji Chi-square dan uji korelasi Gamma dan sommers’d, analisis data menggunakan program computer.Hasil: Sebanyak 12 subjek (15,4%) dari 78 sampel mahasiswi tidak mengalami dismenorea. Pada penelitian ini didapatkan nilai p>0.05 atau tidak bermakna pada variabel frekuensi, durasi, dan jenis olahraga terhadap dismenorea pada mahasiswi FIK Unnes 2016.Simpulan: Tidak terdapat hubungan antara olahraga dengan dismenorea pada mahasiswi FIK Unnes tahun 2016.
HUBUNGAN ANTARA DIMENSI KURSI DAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH MAHASISWA FK UNDIP Gina Silvia Pamungkas; RM Soerjo Adjie; Darmawati Ayu Indraswari
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (330.771 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.14454

Abstract

Latar Belakang : Nyeri punggung bawah (NPB) adalah masalah kesehatan yang umum di seluruh dunia. Salah satu faktor risiko terjadinya NPB adalah akibat duduk dalam waktu yang lama dan posisi duduk yang salah. Posisi duduk yang salah dapat dipengaruhi oleh dimensi atau desain kursi yang tidak sesuai dengan antropometri duduk.Tujuan : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah hubunganantara dimensi kursi dan munculnya keluhan NPB mahasiswa Fakultas Kedokteran Undip.Metode :Penelitian ini adalah penelitian observasional menggunakan pendekatan belah lintang yang dilakukan pada bulan Maret – April 2016 dengan subjek penelitian adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Undip yang duduk di kursi kelas selama 4 jam. Penelitian ini dilakukan menggunakan kuesioner DASS 42 sebagai alat ukur status psikologi dan skala pengukuran numerik (SPN) untuk mengukur intensitas nyeri yang dirasakan. Analisis data menggunakan uji Chi- square.Hasil :Jumlah responden sebanyak 64 orang. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara dimensi kursi dan keluhan nyeri punggung bawah pada mahasiswa FK Undip (p=0,114).Kesimpulan :Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara dimensi kursi dan munculnya keluhan NPB mahasiswa Fakultas Kedokteran Undip.
PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO TERJADINYA KETOMBE PADA POLISI LALU LINTAS KOTA SEMARANG Mitha Ismi Istiqomah; Prasetyowati Subchan; Aryoko Widodo S.
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (337.853 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.15491

Abstract

Latar Belakang : Infeksi jamur pada kulit sering diderita oleh masyarakat yang tinggal di negara tropis seperti Indonesia. Infeksi jamur yang sering diderita salah satunya adalah ketombe. Ketombe adalah suatu gangguan kulit kepala yang ditandai dengan adanya skuama atau sisik berwarna putih atau abu-abu pada rambut kepala dengan jumlah yang bervariasi. Profesi polisi lalu lintas (Polantas) diperkirakan memiliki resiko tinggi terkena ketombe. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui angka kejadian dan faktor resiko ketombe pada Polantas di Semarang.Metode : Penelitian ini bersifat belah lintang dengan subjek penelitian 58 Polantas di Semarang pada bulan Mei 2016. Diagnosis ketombe berdasarkan pemeriksaan klinis oleh residen penyakit kulit kelamin dan kerokan kulit kepala. Data diambil dengan kuesioner meliputi higiene perorangan dan tempat penyimpanan topi polisi. Analisa data menggunakan uji regresi logistik dengan tingkat kemaknaan p < 0,05; Interval Kepercayaan 95%.Hasil : Pada penelitian ini didapatkan 14 dari 58 polisi lalu lintas kota Semarang terdiagnosa ketombe. Dari hasil analisis kuesioner higiene perorangan (p = 0,145) dan tempat penyimpanan topi polisi (p = 0,750) secara statistik  tidak bermakna karena p> 0,05.Simpulan : Prevalensi kejadian ketombe pada polisi lalu lintas kota Semarang sebanyak 24,1%.  Higiene perorangan yang buruk dan tempat penyimpanan topi polisi bukan merupakan faktor risiko kejadian ketombe pada polisi lalu lintas kota Semarang.
GAMBARAN HISTOPATOLOGI PADA SALURAN NAPAS BAWAH INTRAVITAL, PERIMORTEM DAN POSTMORTEM MENCIT BALB/C YANG DIBERI PAPARAN API Qhastalani Aurima F. Sugianto; Intarniati Nur Rohmah; Ika Pawitra Miranti
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (426.173 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.15779

Abstract

Latar Belakang : Luka bakar merupakan salah satu cedera yang paling luas yang berkembang di dunia dan merupakan suatu jenis trauma dengan morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Kejadian luka bakar yang semakin luas menimbulkan tantangan bagi investigator, ahli forensik dan penegak hukum untuk membedakan apakah luka bakar terjadi saat korban masih hidup, sesaat setelah korban meninggal atau saat korban sudah meninggal.Tujuan : Mengetahui perbedaan gambaran histopatologi saluran napas bawah intravital, perimortem, dan postmortem mencit Balb/c yang diberi paparan api.Metode : Penelitian eksperimental dengan Post Test-Only Control Group Design. Sampel terdiri dari 49 mencit Balb/c jantan yang terbagi menjadi 7 kelompok. Kelompok K tidak diberi perlakuan. Kelompok P1 diberi paparan api intravital selama 10 detik. Kelompok P2 diberi paparan api intravital selama 20 detik. Kelompok P3 diberi paparan api perimortem selama 10 detik. Kelompok P4 diberi paparan api perimortem selama 20 detik. Kelompok P5 diberi paparan api postmortem 10 detik. Kelompok P6 diberi paparan api postmortem 20 detik. Setelah intervensi, dilakukan pembuatan preparat paru dan pemeriksaan gambaran mikroskopis. Uji analisis menggunakan uji Kruskal-Wallis dan Mann-Whitney.Hasil : Uji Kruskal-Wallis menunjukkan perbedaan bermakna pada seluruh kelompok dilatasi vaskuler dengan nilai p bronkus = 0,022; nilai p bronkiolus = 0,010; dan nilai p alveolus = 0,000. Pada kelompok sel radang menunjukkan perbedaan bermakna dengan nilai p bronkus = 0,005; nilai p bronkiolus = 0,024; dan nilai p alveolus = 0,002. Pada kelompok jelaga menunjukkan perbedaan yang bermakna dengan nilai p bronkus = 0,005; dan nilai p alveolus = 0,002, dan tidak bermakna pada bronkiolus yaitu dengan nilai p = 0,709.Kesimpulan : Terdapat perbedaan bermakna pada bronkus, bronkiolus dan alveolus untuk parameter dilatasi vaskuler dan sel radang, sedangkan untuk parameter jelaga didapatkan perbedaan bermakna pada bronkus dan alveolus, namun tidak bermakna pada bronkiolus.
FAKTOR – FAKTOR PREDIKTOR MORTALITAS SEPSIS DAN SYOK SEPSIS DI ICU RSUP DR KARIADI Astrid Vivianni; Nur Farhanah
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (479.315 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.14246

Abstract

LatarBelakang : Sepsis dan syok sepsis merupakan suatu sindroma kompleks dan multifaktorial, yang insidensi, morbiditas, dan mortalitasnya masih tinggi di dunia. Faktor - faktor yang mempengaruhi dan memperberat perjalanan penyakit sepsis diantaranya usia, jenis kelamin, fokus infeksi, skor APACHE II, skor qSOFA, jumlah leukosit, kadar hemoglobin, kadar hematokrit, jumlah trombosit, kadar glukosa, kadar albumin, kadar kreatinin serum, sistolik, denyut jantung, laju pernafasan, PaO2/FiO2, dan komorbid.Tujuan : Mengetahui faktor – faktor prediktor mortalitas sepsis dan syok sepsisMetode : Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan metode kasus kontrol yang dilakukan mulai April-Mei 2016. Kasus adalah penderita sepsis dan syok sepsis yang meninggal setelah dirawat di ICU RSUP Dr. Kariadi, sedangkan kontrol adalah penderita sepsis dan syok sepsis yang bertahan hidup setelah dirawat di ICU atau bangsal RSUP Dr. Kariadi. Data diambil dari catatan medik pasien dan kemudian dianalisis menggunakan univariat dan bivariat dengan SPSS 21.Hasil : Pada penelitian ini didapatkan 40 pasien sebagai kasus dan 7 pasien sebagai kontrol. Setelah dilakukan uji Fisher’s exact diperoleh nilai kemaknaan hubungan antara variabel dengan kematian sebagai berikut : usia (p = 0.553 [OR = 1.346]), jenis kelamin (p = 0.623 [OR = 1.091]), fokus infeksi (p = 0.285 [OR = 2.222]), skor APACHE II (p = 0.488 [OR = 2.056]), skor qSOFA (p = 0.501 [OR = 0.667]), jumlah leukosit (p = 0.291 [OR = 2.250]), kadar hemoglobin dan hematokrit (p = 0.473 [OR = 0.5]), jumlah trombosit (p = 0.574 [OR = 1.206]), kadar glukosa (p = 0.394 [OR = 1.750]), kadar albumin (p = 0.357), kadar kreatinin serum (p = 0.606 [OR = 0.831]), sistolik (p = 0.190 [OR = 3.056]), denyut jantung (p = 0.525 [OR = 0.75]), laju pernafasan (p = 0.499 [OR = 1.393]), PaO2/FiO2 (p = 0.426 [OR = 1.630]), dan komorbid (p = 0.660 [OR = 0.786]).Kesimpulan : Variabel yang diteliti tidak berhubungan bermakna dengan kejadian kematian pada sepsis maupun syok sepsis. Hasil ini memiliki kelemahan berupa jumlah sampel yang sedikit sehingga tidak dapat mewakili populasi. Selain itu ada beberapa variabel lain yang diperkirakan berpotensi menjadi prediktor mortalitas sepsis maupun syok sepsis tetapi tidak diteliti karena keterbatasan data.
HUBUNGAN LINGKAR LEHER DAN TEBAL LEMAK BAWAH KULIT (SKINFOLD) TERHADAP PROFIL LIPID PADA REMAJA Tiara Aris Dahriani; Etisa Adi Murbawani; Binar Panunggal
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (393.316 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.15967

Abstract

Latar Belakang: Masalah profil lipid tidak hanya terkait pada usia tua saja, tetapi juga pada usia remaja. Untuk menguji masalah tersebut dapat dilakukan dengan pengukuran lingkar leher dan tebal lemak bawah kulit (skinfold).Tujuan: Menganalisis hubungan antara lingkar leher dan tebal lemak bawah kulit (skinfold) terhadap profil lipid pada remaja.Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional. Subjek penelitian adalah remaja berusia 16-18 tahun, kelas XI SMA Negeri 9 Semarang. Subjek dipilih dengan consecutive sampling. Sebanyak 61 remaja setuju mengikuti penelitian dan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Analisis data dengan menggunakan uji korelasi Pearson Product Moment, Rank Spearman, Mann-Whitney, dan Kruskal-Wallis.Hasil: Tidak terdapat hubungan antara lingkar leher terhadap kolesterol total (p=0,633 ; r=0,62), trigliserida (p=0,307 ; r=0,133), LDL (p=0,411 ; r=0,107) dan HDL (p=0,091 ; r= -0,219). Tebal lemak bawah kulit (skinfold) yang diubah kedalam bentuk persen lemak tubuh bermakna terhadap kolesterol total (p=0,037 ; r=0,268 ), LDL (p=0,037 ; r=0,268), dan HDL (p=0,047 ; r= -0,256) dengan kekuatan korelasi lemah. Sedangkan persen lemak tubuh tidak memiliki hubungan yang bermakna terhadap trigliserida (p=0,269 ; r=0,144).Simpulan: Tidak terdapat hubungan antara lingkar leher terhadap profil lipid pada remaja. Terdapat hubungan antara tebal lemak bawah kulit (skinfold) terhadap profil lipid (kolesterol total, LDL, HDL) pada remaja.
RASIO NEUTROFIL LIMFOSIT DARAH TEPI SEBAGAI INDIKATOR OUTCOME PADA STROKE ISKEMIK AKUT Fauzia Chaira Ummah; Maria Belladonna; Retnaningsih Retnaningsih
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (435.16 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.14430

Abstract

Latar Belakang: Keterkaitan proses inflamasi pada stroke iskemik yaitu melalui kondisi inflamasi akut yang mengancam penumbra di area sekitar sel nekrotik serta kerusakan jaringan akibat inflamasi yang meningkatkan kejadian mortalitas dan disabilitas. Peran penanda inflamasi cukup besar dalam menilai perjalanan stroke iskemik, salah satunya rasio neutrofil limfosit/neutrophil lymphocyte ratio (NLR) yang menggabungkan neutrofil sebagai komponen inflamasi aktif serta limfosit sebagai regulator dan komponen protektif dalam satu kesatuan parameter. Penilaian NLR diharapkan dapat mengindikasikan keluaran stroke dengan lebih cermat.Tujuan: Membuktikan bahwa NLR darah tepi dapat digunakan sebagai indikator outcome stroke iskemik akut.Metode: Rancangan penelitian kohort pada pasien stroke iskemik akut yang dirawat di RSUP Dr.Kariadi Semarang yang diambil dengan consecutive sampling. Tiga puluh satu pasien yang mengalami stroke iskemik akut dengan onset <72 jam dilakukan penghitungan NLR dan skor National Institutes of Health Stroke Scale (NIHSS), pada hari ke 7 perawatan dilakukan penilaian skor NIHSS ulang. Hubungan antar variabel dianalisis dengan uji Chi Square, uji t berpasangan, uji Pearson, kurva ROC, dan uji sensitivitas serta sensibilitas.Hasil: Didapatkan 31 subjek penelitian. Terdapat hubungan yang bermakna antara nilai NLR dengan perubahan skor NIHSS (p = 0,001) dengan koefisien korelasi adalah -0,581. Dengan analisis kurva ROC didapatkan cut-off-point NLR saat masuk sebagai indikator perubahan keluaran stroke adalah 5,35 (95% CI=0,6 s/d 0,9). Hasil uji spesifisitas dan sensitivitas dengan data responden yang ada didapatkan sensitifitas 80,00% spesifitas 72,72 %.Kesimpulan: Pemeriksaan NLR darah tepi saat penderita masuk merupakan indikator keluaran stroke iskemik akut yang cukup baik.
PENGARUH PEMBERIAN KOPI TERHADAP MOTILITAS SPERMATOZOA TIKUS WISTAR YANG DIPAPAR SINAR ULTRAVIOLET Koo Melyza Hartono; Mahayu Dewi Ariani; Dhega Anindita Wibowo
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (328.198 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.14804

Abstract

Latar belakang : Sinar UV adalah salah satu penyebab timbulnya radikal bebas yang dapat mengganggu motilitas spermatozoa. Kafein yang terdapat dalam kopi dapat meningkatkan produksi cAMP untuk merangsang motilitas spermatozoa. Asam klorogenat pada kopi berperan sebagai antioksidan.Tujuan : Membuktikan pengaruh pemberian kopi terhadap motilitas spermatozoa tikus wistar jantan yang dipapar sinar ultraviolet.Metode : Penelitian ini mengunakan post test only control group design. Sampel terdiri dari 28 ekor tikus wistar jantan yang dikelompokkan menjadi 4 kelompok secara random. Kelompok K(-) adalah kelompok tanpa perlakuan. Kelompok K(+) hanya diberi paparan sinar UV. Kelompok P1 dipapar sinar UV dan diberi kopi dengan dosis 180mg/3ml/hari. Kelompok P2 dipapar sinar UV dan diberi kopi dengan dosis 360mg/3ml/hari. Perlakuan diberikan selama 30 hari dan pada hari ke-31 semua tikus diterminasi dan diperiksa motilitas spermatozoanya.Hasil : Rerata motilitas spermatozoa adalah kelompok K(-)= 32,5; kelompok K (+)= 11,67; kelompok P1= 40; kelompok P2= 51,67. Uji Oneway ANOVA didapatkan perbedaan bermakna pada motilitas spermatozoa pada semua kelompok. Uji Post Hoc menunjukan perbedaan yang bermakna antara kelompok K(-) dengan kelompok K(+) (p=0,002),kelompok K(+) dengan kelompok P1 (p=0,000), dan kelompok K(+) dengan kelompok P2 (p=0,000). Sedangkan antar kelompok perlakuan P1 dan P2 terdapat perbedaan yang tidak bermakna.Simpulan : Pemberian kopi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan motilitas spermatozoa tikus wistar jantan yang dipapar sinar UV.
FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA MENGENAI KELAINAN GENETIK PENYEBAB DISABILITAS INTELEKTUAL DI KOTA SEMARANG Oktarisa Khairiyah Ar-Rasily; Puspita Kusuma Dewi
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (479.52 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.15599

Abstract

Latar Belakang : Disabilitas intelektual (DI) disebabkan oleh beberapa faktor. Orang tua sangat berperan penting. Tingkat pengetahuan orang tua mengenai DI dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, paparan informasi, konsultasi kedokter, dan sosial budaya.Metode : Metode penelitian ini adalah observasional analitik dengan desain cross sectional. Sampel seluruh orang tua penderita DI. Lokasi di SLB-C Widya Bhakti Semarang, untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan orang tua mengenai penyebab DI. Sampel sebanyak 50 orang tua. Pengambilan data dengan wawancara. Data diuji menggunakan analisa Chi Square.Hasil : Tingkat pengetahuan orang tua tentang DI di kota Semarang baik (48%). Hasil konsultasi ke dokter (p=0,056) memiliki pengaruh yang bermakna terhadap tingkat pengetahuan orang tua mengenai kelainan genetik penyebab DI. Sedangkan faktor usia (p=0,144), tingkat pendidikan (p=0,575), tingkat pendapatan (p=0,976), paparan informasi (p=0,266), dan sosial budaya berupa agama (p=0, 606) dan pekerjaan (p=0,379) tidak berpengaruh.Kesimpulan : Faktor konsultasi ke dokter memiliki pengaruh yang bermakna terhadap tingkat pengetahuan orang tua mengenai kelainan genetik penyebab DI. Sedangkan faktor usia, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dan paparan informasi tidak memiliki pengaruh yang bermakna terhadap tingkat pengetahuan orang tua mengenai kelainan genetik penyebab DI.
PENGARUH EKSTRAK GYNURA DIVARICATA TERHADAP KADAR MDA DARAH TIKUS TERINDUKSI KANKER PAYUDARA Andreas Tigor Partomuan; Innawati Jusup
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (387.104 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.14237

Abstract

Latar Belakang : Kanker payudara merupakan penyakit keganasan dengan angka kasus sebesar 43,2% dan angka kematian 12,9% diantara penyakit keganasan lainnya pada tahun 2012. MDA merupakan salah satu marker biokimia yang dapat digunakan untuk penilaian profil kanker. Beberapa tahun terakhir terapi herbal bagi penyakit kanker banyak diteliti, salah satunya Gynura divaricata.Tujuan : Mengetahui pengaruh ekstrak daun Gynura divaricata terhadap kadar MDA darah tikus terinduksi kanker payudara.Metode : Penelitian eksperimental ini menggunakan rancangan post-test only control group design. 15 ekor tikus betina Sprague Dawley® dibagi 3 kelompok secara acak, yaitu selama 3 bulan, masing-masing kelompok kontrol negatif (K1) diberi diet standar, kelompok kontrol positif (K2) diberi pakan standar dan diinduksi kanker payudara, serta kelompok perlakuan (P) yang diberi pakan standar, kemudian diinduksi kanker payudara, lalu diberikan ekstrak Gynura divaricata dengan dosis 750 mg/kgBB setiap hari. Pada hari ke-15, darah dari masing-masing kelompok diambil untuk diteliti kadar MDA di dalamnya. Setelah itu, hasil penelitian diuji hubungannya secara statistik menggunakan metode one way ANOVAHasil : Rerata kadar MDA darah yang didapatkan adalah 2,671(K1), 4,088(K2), dan 3,233(P). Kadar MDA darah pada ketiga kelompok dianalisis menggunakan uji one way ANOVA dan mendapatkan hasil p=0,330.Kesimpulan : Terdapat pengaruh yang dari ekstrak Gynura divaricata terhadap kadar MDA darah tikus terinduksi kanker payudara. Namun, perbedaan yang didapatkan tidak signifikan.

Filter by Year

2016 2016


Filter By Issues
All Issue Vol 12, No 6 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 12, No 5 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 12, No 4 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 12, No 3 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 12, No 2 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 12, No 1 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 6 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 5 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 4 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 3 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 2 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 1 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 6 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 5 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 4 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 3 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 2 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 1 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 9, No 6 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (Jurnal Kedokteran Diponegoro) Vol 9, No 4 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL ( Jurnal Kedokteran Diponegoro ) Vol 9, No 3 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL ( Jurnal Kedokteran Diponegoro ) Vol 9, No 2 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL ( Jurnal Kedokteran Diponegoro ) Vol 9, No 1 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL ( Jurnal Kedokteran Diponegoro ) Vol 8, No 4 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 8, No 3 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 8, No 2 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 8, No 1 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 7, No 4 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 7, No 1 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 6, No 4 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 6, No 3 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 6, No 2 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 6, No 1 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 6 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 5, No 3 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 5, No 2 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 5, No 1 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO More Issue