cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Kedokteran Diponegoro
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : -     EISSN : 25408844     DOI : -
Core Subject : Health,
JKD : JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO ( ISSN : 2540-8844 ) adalah jurnal yang berisi tentang artikel bidang kedokteran dan kesehatan karya civitas akademika dari Program Studi Kedokteran Umum, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro Semarang dan peneliti dari luar yang membutuhkan publikasi . JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO terbit empat kali per tahun. JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO diterbitkan oleh Program Studi Kedokteran Umum, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro Semarang.
Arjuna Subject : -
Articles 175 Documents
Search results for , issue "Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO" : 175 Documents clear
HUBUNGAN GANGGUAN TIDUR DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN DAN HIPERAKTIVITAS (GPPH) Melysa Br. Sitepu; Tun Paksi Sareharto
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (348.634 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.14817

Abstract

Latar Belakang : Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (GPPH) merupakan gangguan perkembangan pada anak yang umum terjadi. Salah satu masalah yang dialami oleh anak dengan GPPH adalah gangguan tidur. Karbohidrat dan protein yang dihubungkan dengan kondisi status gizi diduga berhubungan dengan gangguan tidur.Tujuan : Mengetahui hubungan antara gangguan tidur dengan status gizi pada anak dengan GPPH.Metode : Penelitian observasional analitik dengan desain cross sectional. Subyek penelitian adalah anak dengan GPPH usia 4-15 tahun di Kota Semarang. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner Sleep Disturbance Scale for Children (SDSC), perhitungan indeks masa tubuh (IMT) dengan mengukur berat dan tinggi badan menggunakan timbangan berat badan serta stadiometer. Cara pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Uji statistik menggunakan uji korelasi Spearman.Hasil : Jumlah sampel penelitian 17 responden anak GPPH terdiri dari 15 laki-laki dan 2 perempuan yang mengalami gangguan tidur. Jenis gangguan tidur terbanyak adalah gangguan memulai dan mempertahankan tidur. Sebanyak 11 responden (64,7%) memiliki status gizi yang normal. Setelah dilakukan uji korelasi Spearman didapatkan nilai korelasi (r=0,193) yang sangat lemah.Kesimpulan : Tidak terdapat hubungan antara gangguan tidur dengan status gizi pada anak dengan GPPH (r=0,193).
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK JINTAN HITAM (Nigella sativa) TERHADAP KADAR KOLESTEROL LDL SERUM TIKUS SPRAGUE DAWLEY SETELAH PEMBERIAN PAPARAN ASAP ROKOK Lalita Kahirunnisa; Dwi Ngestiningsih; Ammallia N. Setyawati
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (408.372 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.14805

Abstract

Latar belakang : Kolesterol low density lipoprotein (LDL) memiliki peran besar dalam perkembangan penyakit kardiovaskuler. Peningkatan kolesterol LDL dipengaruhi oleh berbagai hal, salah satunya adalah paparan asap rokok. Jintan hitam (Nigella sativa) merupakan tanaman herbal dengan berbagai khasiat, misalnya memperbaiki profil lipid termasuk kadar kolesterol LDL serum.Tujuan : Mengetahui pengaruh pemberian ekstrak jintan hitam terhadap kadar kolesterol LDL serum tikus Sprague Dawley yang diberi paparan asap rokok.Metode : Penelitian ini bersifat true experimental dengan post test only control group design. Setelah diadaptasi, 24 ekor tikus Sprague Dawley dibagi dalam 4 kelompok. Semua kelompok diberi pakan standar dan air ad libitum selama 28 hari. Kelompok K1 merupakan kontrol negatif, K2 diberi paparan asap rokok 4 batang/hari, P1 diberi paparan asap rokok 4 batang/hari dan 500 mg ekstrak jintan hitam, P2 diberi paparan asap rokok 4 batang/hari dan 0,2 mg simvastatin. Kadar kolesterol LDL serum diukur dengan metode enzimatik pada hari ke-29. Uji statistik menggunakan uji one way Anova.Hasil : Rerata kadar kolesterol LDL serum kelompok K1 sebesar 25,20 ± 2,63, K2 sebesar 26,60 ± 3,35, P1 sebesar 23,78 ± 2,05, dan P2 sebesar 26,75 ± 2,28. Hasil uji one way Anova tidak didapatkan perbedaan yang signifikan antar kelompok K1, K2, P1, dan P2 (p > 0,05). Temuan menarik penelitian ini adalah kadar kolesterol LDL serum yang lebih rendah pada pemberian ekstrak jintan hitam dibandingkan dengan pemberian simvastatin, sehingga ekstrak jintan hitam dapat dijadikan terapi adjuvan.Simpulan : Ekstrak jintan hitam berpengaruh secara tidak signifikan terhadap kadar kolesterol LDL serum tikus Sprague Dawley yang diberi paparan asap rokok.
PENGARUH PENAMBAHAN BEDAK PADAT TERHADAP JUMLAH LESI AKNE VULGARIS (PENELITIAN KLINIS PADA MAHASISWI PENDERITA AKNE VULGARIS YANG DIBERI TERAPI STANDAR TRETINOIN 0,025% + TSF 15) Olivia Jovina Priyanto; Puguh Riyanto
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (329.749 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.15600

Abstract

Latar Belakang: Akne vulgaris (AV) adalah suatu penyakit multifaktorial yang mengenai folikel pilosebasea dengan karateristik komedo, papul, pustul, nodul, kista. Penyakit ini mengenai hampir 80% remaja dan dewasa muda. Tingginya angka kejadian Akne vulgaris tidak lepas dari penggunaan kosmetik dalam kehidupan sehari-hari, terutama bedak padat. Terkadang bedak padat mengandung bahan komedogenik. Namun hal ini tidak sesuai dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan penggunaan bedak tidak berpengaruh terhadap AV. Oleh sebab itu, perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh penambahan bedak padat terhadap jumlah lesi Akne vulgaris.Tujuan: Membuktikan adanya pengaruh penambahan bedak padat terhadap jumlah lesi Akne vulgaris.Metode Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan desain penelitian Randomized Controlled Trial. Subjek penelitian berjumlah 40 orang yang dibagi dalam dua kelompok, yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Masing-masing kelompok terdiri dari 20 mahasiswi. Kelompok perlakuan diberi bedak padat dan Tretinoin 0,025%+TSF15 sementara kelompok kontrol hanya diberi Tretinoin 0,025%+TSF15. Pada awal penelitian dilakukan perhitungan jumlah lesi AV, kemudian setelah diberi perlakuan selama 4 minggu sesuai kelompok dilakukan perhitungan kembali jumlah lesi AV di akhir penelitian.Uji statistik menggunakan uji T berpasangan dan uji T tidak berpasangan.Hasil : Rata-rata usia subjek baik kelompok perlakuan maupun kontrol adalah 21 tahun. Tidak ada perbedaan usia bermakna antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol (P=0,767). Dengan uji T tidak berpasangan dan Mann whitney, analisis rerata komedo, papul, pustul, serta jumlah lesi total antara kelompok perlakuan dan kontrol pada awal penelitian maupun akhir penelitian tidak ada perbedaan bermakna (P>0,05). Dengan uji T berpasangan, terdapat perbedaan bermakna rerata komedo (P=0,000) dan jumlah lesi AV (P=0,001) berupa penurunan lesi antara awal dan akhir penelitian pada kelompok perlakuan. Namun tidak didapatkan perbedaan yang bermakna pada lesi papul (P=0,975) dan pustul (P=0,233). Pada kelompok kontrol, tidak didapatkan perbedaan bermakna lesi komedo (P=0,118), papul (P=0,701), pustul (P=0,382), dan jumlah lesi (P=0,056) antara awal dan akhir penelitian. Tidak ada perbedaan yang bermakna selisih komedo, papul, pustul, nodul, serta jumlah total lesi secara keseluruhan antara kelompok perlakuan dan kontrol (P>0,05).Kesimpulan: Terdapat pengaruh penambahan bedak padat terhadap jumlah lesi Akne vulgaris.
FAKTOR RISIKO KOLONISASI STREPTOCOCCUS PNEUMONIAE PADA NASOFARING BALITA DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) Anngi Vita Shelma Siany; Helmia Farida; Rina Pratiwi
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (336.864 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.14238

Abstract

Latar Belakang : Koloni Streptococcus pneumoniae di nasofaring merupakan suatu tahap patogenesis yang berperan dalam patogenesis berbagai penyakit pada anak, tetapi tidak selalu menimbulkan gejala klinis. Terdapat hubungan antara kolonisasi S. pneumoniae dengan ISPA. Berbagai faktor diperkirakan berpengaruh pada proses kolonisasi S. pneumoniae pada nasofaring anak dengan ISPA.Tujuan : Membuktikan faktor-faktor yang mempengaruhi kolonisasi S. pneumoniae pada nasofaring balita dengan ISPA, yaitu ISPA berulang, ASI eksklusif, paparan asap rokok, dan kepadatan hunian.Metode : Penelitian ini menggunakan metode cross-sectional. Subyek anak ISPA diambil dari BKPM Semarang secara consecutive sampling. Faktor risiko diidentifikasi dengan wawancara orang tua. Kolonisasi S. pneumoniae menggunakan kultur sampel swab nasofaring anak ISPA pada agar darah domba + gentamycin 5%, lalu dilanjutkan dengan tes optochin.Hasil : Didapatkan 63 sampel, dengan prevalensi kolonisasi S. pneumoniae pada anak ISPA sebesar 26,98%. Setelah dilakukan analisis multivariat regresi logistik, ISPA berulang (p=0,917), ASI eksklusif (p=0,772), paparan asap rokok (p=0,831), dan kepadatan hunian (p=0,960) tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan.Kesimpulan : ISPA berulang, ASI eksklusif, paparan asap rokok, dan kepadatan hunian bukan faktor risiko kolonisasi S. pneumoniae pada nasofaring anak dengan ISPA.
PENGARUH BERMAIN VIDEO GAME KINETIK SIMULASI TARI SEBAGAI EXERGAME TERHADAP KELINCAHAN Sarah Fauzianisa; Tanjung Ayu Sumekar; Arinta Puspita Wati
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (364.71 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.15943

Abstract

Latar Belakang Exergame mengharuskan pemainnya untuk menggerakkan fisiknya secara aktif. Simulasi tari merupakan exergame yang populer dan menuntut pemainnnya untuk memiliki koordinasi visual dan motorik, dengan salah satu parameter yang bisa diukur untuk mengevaluasi adalah kelincahan.Tujuan Membuktikan pengaruh bermain video game kinetik simulasi tari terhadap kelincahan.Metode Penelitian eksperimental dengan two-groups pre-test and post-test design ini dilakukan di Semarang pada bulan Januari 2016 terhadap 18 mahasiswi FK yang dibagi menjadi 9 subjek kelompok perlakuan dengan latihan bermain exergame selama 30 menit, 2 kali tiap minggu dan 9 subjek kelompok kontrol tanpa exergame. Pengambilan data terhadap kedua kelompok dilakukan pada minggu ke-0 dan akhir minggu ke-8.Hasil Kelompok yang bermain exergame memiliki rerata kelincahan yang lebih baik (17,8±1,68 detik pre, 12,0±1,06 detik post; p=0,008) dibandingkan kelompok tanpa exergame (17,7±1,91 detik pre, 16,9±1,65 detik post; p=0,008). Nilai post-test kelincahan kelompok perlakuan juga lebih baik (12,0±1,06 vs 16,9±1,65 detik; p<0,001). Kelompok perlakuan juga memiliki indeks kelincahan yang lebih baik yaitu 7(38,9%) subjek dengan nilai sangat baik dan 2(11,1%) subjek dengan nilai di atas rata-rata, sementara pada kelompok kontrol, 7(38,9%) subjek tergolong rata-rata dan 2(11,1%) tergolong rata-rata. (p<0,001).Kesimpulan Bermain video game kinetik simulasi tari sebagai exergame berpengaruh terhadap kelincahan. Terdapat perbedaan kelincahan yang bermakna antara mahasiswi yang bermain exergame dengan yang tidak.
HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN HIV/AIDS DI RSUP.DR.KARIADI SEMARANG Elyana Hapsari; Widodo Sarjana; Muchlis Achsan Udji Sofro
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (429.46 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.14341

Abstract

Latar Belakang : Epidemi HIV AIDS saat ini telah melanda seluruh negara di dunia. Semarang adalah penyumbang angka HIV/AIDS terbesar di Jawa Tengah. Penyakit HIV AIDS telah menimbulkan masalah yang cukup luas terhadap individu yang terinfeksi yakni meliputi masalah fisik,sosial, dan emosional. Salah satu masalah emosional terbesar yang dihadapi ODHA adalah depresi. Kasus depresi pada ODHA ini diperkirakan mempunyai frekuensi mencapai 60% dari total kasus depresi yang ada. Depresi yang berkelanjutan akan menyebabkan penurunan kondisi secara fisikdan mental, sehinggasangat berpengaruh terhadap kualitas hidup ODHA.Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara depresi dengan kualitas hidup serta mengetahui apakah terdapat hubungan antara faktor demografi dengan kualitas hidup pasien HIV/AIDS di RSUP Dr. Kariadi Semarang.Metode : Penelitian ini merupakan penelitian observasional denganrancangan penelitian Cross sectiona). Tingkat depresi dan kualitas hidup diukur dari skor pada kuesioner BDI dan WHO-QOL. Sampel penelitian berjumlah 92 orang yaitu pasien HIV/AIDS di Poli Penyakit Tropis dan Infeksi RSUP. Dr. Kariadi Semarang yang memenuhi kriteria inklusi. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan metode non probability sampling melalui consecutive sampling. Analisis data penelitian menggunakan uji Chi Square.Hasil : Dari hasil analisis menunjukkan adanya hubungan antara depresi dengan kualitas hidup pada domain lingkungan (p =0,037 , α = 0,05), serta didapatkan pula adanya hubungan antara lama menderita dengan kualitas hidup pada domain psikologis (p =0,009 , α = 0,05).Kesimpulan : Terdapat hubungan yang bermakna antara depresi dengan kualitas hidup pada domain lingkungan dan hubungan yang bermakna antara lama menderita dengan kualitas hidup domain psikologis.
PENGARUH PEMBERIAN INJEKSI KETOROLAC INTRAPERITONEAL TERHADAP PENYEMBUHAN FRAKTUR KRURIS TIKUS WISTAR DEWASA Ivandy Fam; Yan Wisnu Prajoko; Ani Margawati
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (338.401 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.14482

Abstract

Latar belakang: Obat anti inflamasi non-steroidal (NSAID) terbukti efektif dalam menangani nyeri fraktur. Namun, berbagai penelitian telah membuktikan bahwa pemberian NSAID jangka panjang dapat menghambat penyembuhan fraktur. Ketorolac, NSAID non-spesifik, merupakan salah satu obat yang paling banyak digunakan pada kasus fraktur. Durasi penggunaan ketorolac dianjurkan maksimal 5 hari, karena penggunaan lebih lama diasosiasikan dengan efek samping berat. Belum diketahui apakah penggunaan ketorolac dalam 5 hari dapat menghambat penyembuhan fraktur.Tujuan: Mengetahui pengaruh pemberian injeksi ketorolac intraperitoneal terhadap penyembuhan fraktur kruris tikus wistar dewasa.Metode: Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan post-test only control group design. Sampel tikus wistar dewasa sejumlah 20 ekor dibagi acak menjadi kelompok kontrol dan perlakuan. Dilakukan frakturisasi tertutup pada kruris kanan tikus, dan difiksasi dengan bidai gips. Kelompok kontrol diberikan pakan dan minum standar selama 21 hari, sedangkan kelompok perlakuan diberikan injeksi ketorolac 5mg/kgBB selama 5 hari pertama, kemudian dilanjutkan dengan pakan dan minum standar sampai hari yang ke 21. Pada hari ke 22 tikus diterminasi dengan overdosis chloroform, dan tulang kruris kanan di diseksi. Kalus fraktur kemudian dibuat preparat histologi menggunakan pengecatan HE, dan dibaca menggunakan mikroskop cahaya. Penilaian maturasi kalus fraktur menggunakan scoring Allen yang telah dimodifikasi.Hasil: Kelompok perlakuan menunjukkan penghambatan penyembuhan fraktur yang signifikan, dengan rerata skor maturasi kalus 3.67±0.27, dibanding dengan kelompok kontrol dengan rerata skor 44.38±0.302. Hasil uji independent t-test menunjukkan perbedaan yang bermakna dengan p=0.001.Simpulan: Pemberian injeksi ketorolac intraperitoneal selama 5 hari dapat menghambat penyembuhan fraktur kruris tikus wistar dewasa.
PENGARUH SUPLEMENTASI ZINK TERHADAP KELUARAN KLINIS PASIEN STROKE ISKEMIK AKUT Naafi Rizqi Rahmawati; Arinta Puspita Wati; Retnaningsih Retnaningsih
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (334.574 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.15558

Abstract

Latar belakang : Zink ikut berperan dalam patofisiologi stroke iskemik akut. Pasien stroke iskemik akut memiliki kadar zink serum yang signifikan lebih rendah dibandingkan kontrol orang sehat. Status penurunan zink dihubungkan dengan keluaran klinis neurologis yang buruk pada pasien stroke iskemik akut.Tujuan : Mengetahui pengaruh suplementasi zink terhadap keluaran klinis pasien stroke iskemik akutMetode : Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan double blind randomize clinical trial dengan rancangan two groups parallel pre and post test control group design. Subjek penelitian ini adalah pasien stroke iskemik akut yang dirawat di Unit Stroke Rajawali 1A RSUP Dr Kariadi Semarang. Sebanyak 40 pasien stroke iskemik akut yang setuju mengikuti penelitian dan memenuhi kriteria inklusi terbagi menjadi dua kelompok, perlakuan dan kontrol. Pada hari pertama penelitian kedua kelompok sama-sama diukur keluaran klinis awal dan kadar zink serum awal. Kelompok perlakuan (20orang) diberi suplemen zink 20 mg/8 jam selama 7 hari, sedangkan kelompok kontrol (20 orang) diberi terapi sesuai prosedur yang ada di rumah sakit. Pada hari ketujuh kedua kelompok sama-sama diukur kembali keluaran klinisnya dan kadar zink serum setelah mendapat perawatan.Uji statistik menggunakan uji t-berpasangan, wilxocon, dan spearman.Hasil : Terjadi peningkatan kadar zink serum pada kelompok perlakuan. Rata-rata peningkatan kadar zink serum pada kelompok perlakuan sebesar 36,2 μg/dl. Hasil tersebut secara statistik merupakan nilai yang bermakna yaitu 0,000. Terjadi perbaikan keluaran klinis pada kelompok perlakuan. Rata-rata peningkatan keluaran klinis pada kelompok perlakukan adalah 14. Hasil tersebut secara statistik merupakan nilai yang bermakna yaitu 0,000. Terdapat nilai yang bermakna antara pemberian suplementasi zink dengan keluaran klinis pasien stroke iskemik akut yaitu 0,000 dan terdapat korelasi positif yaitu 0,797.Kesimpulan : Pemberian suplementasi zink berpengaruh terhadap keluaran klinis pasien stroke iskemik akut
HUBUNGAN USIA TERHADAP DERAJAT DIFERENSIASI KANKER PAYUDARA PADA WANITA Ali Akbar Firasi; Eka Yudhanto
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (357.03 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.14218

Abstract

Latar Belakang : Kanker payudara memiliki angka kejadian yang tinggi, terutama wanita dengan angka insidensi 100 kali lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki, adanya hubungan antara usia dengan insidensi kanker payudara, adanya hubungan antara usia dengan status ER, PR, HER-2, angka harapan hidup, dan adanya hubungan antara ER, PR, dan HER-2 terhadap derajat diferensiasi kanker payudara.Tujuan : Mengetahui hubungan derajat diferensiasi kanker payudara wanita pada usia < 40 tahun dan ≥ 40 tahun, membuktikan teori sebelumnya bahwa dilihat dari derajat diferensiasinya kanker payudara pada usia muda memiliki prognosis yang buruk dibandingkan usia tua.Metode : Penelitian observasional analitik komparatif kategorik tidak berpasangan dengan pendekatan cross sectional. Sampel merupakan rekam medik pasien kanker payudara wanita di Laboratorium Patologi Anatomi RSUP dr. Kariadi Semarang yang memenuhi kriteria inklusi, dibagi menjadi golongan usia < 40 tahun dan ≥ 40 tahun. Berdasarkan WHO, penentuan derajat diferensiasi kanker payudara wanita menggunakan metode Elston dan Ellis. Uji statistik yang digunakan adalah uji Chi-square.Hasil : Analisis antara usia dengan derajat diferensiasi menunjukkan tidak terdapat hubungan yang bermakna dengan nilai p=0,189. Analisis antara ER dengan derajat diferensiasi menunjukkan tidak terdapat hubungan yang bermakna dengan nilai p=0,491. Analisis antara PR dengan derajat diferensiasi menunjukkan tidak terdapat hubungan yang bermakna dengan nilai p=0,229. Analisis antara HER-2 dengan derajat diferensiasi menunjukkan tidak terdapat hubungan yang bermakna dengan nilai p=0,218.Simpulan : Usia tidak memiliki hubungan yang bermakna terhadap derajat diferensiasi kanker payudara pada wanita.
PENGARUH PEMBERIAN INJEKSI KETOROLAC TROMETHAMINE INTRAPERITONEAL TERHADAP GAMBARAN MIKROSKOPIS GASTER TIKUS WISTAR DEWASA DENGAN FRAKTUR KRURIS Rifqi Raihan Haris; Ani Margawati; Abdul Mughni
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (425.574 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.15912

Abstract

Latar belakang: Penyakit dan kondisi abnormal dapat menimbulkan nyeri yang kuat, misalnya patah tulang. Diperlukan penatalaksanaan yang tepat, dimana opioid merupakan pilihan terbaik. Tetapi opioid memiliki efek ketagihan dan efek sentral merugikan, karenanya digunakan ketorolac tromethamine golongan OAINS, dengan efek analgesik yang cukup kuat. Namun OAINS memiliki efek samping menimbulkan lesi histopatologis pada gaster. Tujuan : Mengetahui pengaruh pemberian injeksi ketorolac tromethamine intraperitoneal terhadap gambaran mikroskopis gaster tikus Wistar dewasa dengan fraktur kruris.Metode : Penelitian eksperimental dengan rancangan post test only control group design. Sampel tikus Wistar 20 ekor dibagi menjadi 2 kelompok, kemudian difrakturisasi pada kruris kanan. Dimana 2 kelompok tersebut yaitu kelompok kontrol yang mendapat makanan dan minuman standar sejumlah 10 ekor, dan kelompok perlakuan yang diberi ketorolac tromethamine 5 mg/KgBB sejumlah 10 ekor. Ketorolac tromethamine diberikan secara injeksi intraperitoneal selama 5 hari awal pelitian. Pada hari ke-8, dilakukan terminasi pada tikus Wistar dengan pemberian choloroform overdose. Dilakukan pengambilan organ gaster dan dilakukan pembuatan preparat histologi menggunakan pengecatan HE. Setiap preparat dibaca pada 5 lapangan pandang dan dinilai integritas epitel mukosanya menggunakan mikroskop cahaya.Hasil : Rerata integritas epitel mukosa gaster kelompok kontrol adalah 0,50 ± 0,170, rerata integritas epitel mukosa gaster kelompok perlakuan adalah 1,240 ± 0,158. Pada uji Mann Whitney didapatkan perbedaan bermakna dengan nilai p=0,00012. Simpulan : Terdapat pengaruh pemberian injeksi ketorolac tromethamine intraperitoneal terhadap gambaran mikroskopis gaster tikus Wistar dewasa dengan fraktur kruris.

Page 3 of 18 | Total Record : 175


Filter by Year

2016 2016


Filter By Issues
All Issue Vol 12, No 6 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 12, No 5 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 12, No 4 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 12, No 3 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 12, No 2 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 12, No 1 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 6 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 5 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 4 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 3 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 2 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 1 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 6 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 5 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 4 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 3 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 2 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 1 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 9, No 6 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (Jurnal Kedokteran Diponegoro) Vol 9, No 4 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL ( Jurnal Kedokteran Diponegoro ) Vol 9, No 3 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL ( Jurnal Kedokteran Diponegoro ) Vol 9, No 2 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL ( Jurnal Kedokteran Diponegoro ) Vol 9, No 1 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL ( Jurnal Kedokteran Diponegoro ) Vol 8, No 4 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 8, No 3 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 8, No 2 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 8, No 1 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 7, No 4 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 7, No 1 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 6, No 4 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 6, No 3 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 6, No 2 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 6, No 1 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 6 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 5, No 3 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 5, No 2 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 5, No 1 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO More Issue