cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Kedokteran Diponegoro
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : -     EISSN : 25408844     DOI : -
Core Subject : Health,
JKD : JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO ( ISSN : 2540-8844 ) adalah jurnal yang berisi tentang artikel bidang kedokteran dan kesehatan karya civitas akademika dari Program Studi Kedokteran Umum, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro Semarang dan peneliti dari luar yang membutuhkan publikasi . JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO terbit empat kali per tahun. JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO diterbitkan oleh Program Studi Kedokteran Umum, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro Semarang.
Arjuna Subject : -
Articles 175 Documents
Search results for , issue "Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO" : 175 Documents clear
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KUNYIT ASAM (Curcuma domestica-Tamarindus indica) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN SKELETON FETUS MENCIT BALB/C DALAM PERIODE GESTASI Ade Arini Riana Ridla; Herman Kristanto
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (413.078 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.14197

Abstract

Latar Belakang: Kunyit asam merupakan jamu yang dibuat dengan bahan baku utama campuran dari rimpang kunyit (Curcuma domestica) dan daging buah asam jawa (Tamarindus indica), termasuk jamu yang masih sering dikonsumsi oleh ibu hamil. Banyak artikel yang memang tidak merekomendasikan jamu kunyit asam dikonsumsi oleh ibu hamil dan menyusui, dikhawatirkan ibu hamil mengalami risiko abortus, kontraksi prematur, perdarahan uterus, dan spasme uterus.Tujuan: Mengetahui pengaruh pemberian ekstrak kunyit asam terhadap pertumbuhan dan perkembangan skeleton fetus mencit Balb/c dalam periode gestasi.Metode: Penelitian eksperimental murni “post test only control group design” menggunakan 20 ekor mencit Balb/c yang terbagi menjadi 4 kelompok. Kelompok kontrol (K) tidak diberikan intervensi apapun dan kelompok perlakuan I, II, dan III (P1, P2, P3) diberikan ekstrak kunyit asam secara oral dengan dosis 1.365 mg/kgBB/hari, 4.095 mg/kgBB/hari, dan 12.285 mg/kgBB/hari. Ekstrak kunyit asam diberikan hari ke 8-17 kebuntingan, pada hari ke-18 mencit diterminasi untuk pengambilan fetus. Pertumbuhan dan perkembangan skeleton diamati setelah dibuat preparat wholemount dengan pewarnaan Alizarin Red-Alcian Blue, meliputi jumlah ruas komponen tulang dan tingkat osifikasi skeleton aksial dan apendikular.Hasil: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok kontrol dengan semua kelompok perlakuan pada pengamatan skeleton aksial, sedangkan pada pengamatan skeleton apendikular terjadi perbedaan signifikan hanya pada kelompok perlakuan III (P3).Simpulan: Ekstrak kunyit asam dapat menyebabkan hambatan pertumbuhan dan perkembangan skeleton apendikular berupa penurunan jumlah ruas tulang carpal dan tarsal dan keterlambatan osifikasi tulang panjang ekstremitas.
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN PEPAYA (CARICA PAPAYA L.) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI PSEUDOMONAS AERUGINOSA SECARA IN VITRO Rasyidia Laksmita Putri; YL Aryoko Widodo S.; V. Rizke Ciptaningtyas
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (491.174 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.15816

Abstract

Latar Belakang: Pseudomonas aeruginosa adalah bakteri yang sering menjadi penyebab dalam infeksi pada ulkus diabetikum. Pengobatan infeksi P. aeruginosa adalah dengan antibiotik kombinasi yang mempunyai kemampuan bakterisidal. Zat alamiah tertentu juga mempunyai kemampuan bakterisidal, salah satunya adalah daun pepaya (Carica papaya L).Tujuan: Mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun pepaya (Carica papaya L.) terhadap bakteri P. aeruginosa secara in vitro.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Terdapat 9 beda perlakuan yaitu dengan memberi 6 dosis (5%, 20%, 35%, 50%, 65%, 80%) dan kelompok kontrol. Sumuran dibuat pada media MH, kemudian diteteskan ekstrak daun pepaya dan diinkubasikan selama 18-24 jam dalam suhu 35o. Diameter hambat pada media MH dihitung dengan menggunakan jangka sorong.Hasil: Rata-rata perhitungan diameter hambat pada kelompok kontrol adalah 29,5 mm untuk antibiotik ciprofloxacin dan 32,5 mm untuk antibiotik ceftazidime. Diameter hambat pada 6 kelompok perlakuan seluruhnya adalah 0 mm.Kesimpulan: Tidak terdapat aktivitas antibakteri ekstrak daun pepaya (Carica papaya L.) dengan bakteri Pseudomonas aeruginosa.
PERBEDAAN PENGARUH INTERVAL TRAINING DAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP VO2MAX SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA UNDIP Bayu Rachmawan; Sumardi Widodo; Endang Kumaidah
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (407.747 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.14254

Abstract

Latar Belakang : VO2max merupakan indikasi daya tahan kardiorespirasi seseorang. Ada berbagai faktor yang mempengaruhi nilai VO2max, salah satunya latihan fisik. Beberapa contoh latihan fisik yaitu interval training dan circuit training. Queen’s College Step Test merupakan salah satu cara untuk mengukur nilai VO2max.Tujuan : Mengetahui perbedaan pengaruh interval training dan circuit training terhadap VO2max siswa Sekolah Sepak Bola Undip.Metode : Jenis penelitian ini adalah quasi-experimental. Sampel penelitian adalah siswa Sekolah Sepak Bola Undip (n = 10 tiap kelompok) yang diukur VO2max-nya dengan metode Queen’s College Step Test. Uji normalitas Saphiro-Wilk menunjukkan distribusi data yang tidak normal sehingga uji hipotesis yang digunakan adalah Mann-Whitney.Hasil : Rerata nilai VO2max kelompok interval training adalah 51,52 ± 1,80 ml/kg/menit dengan nilai terendah 49,17 ml/kg/menit dan nilai tertinggi 54,21 ml/kg/menit. Rerata nilai VO2max kelompok circuit training adalah 53,03 ± 1,95 ml/kg/menit dengan nilai terendah 49,17 ml/kg/menit dan nilai tertinggi 55,89 ml/kg/menit. Rerata nilai peningkatan VO2max kelompok circuit training lebih besar dibandingkan rerata nilai peningkatan VO2max kelompok interval training (p = 0,008)Simpulan : Rerata nilai peningkatan VO2max kelompok circuit training lebih besar dibandingkan kelompok interval training, hal tersebut bermakna secara statistik.
PENGARUH STIMULASI MEDIA INTERAKTIF TERHADAP PERKEMBANGAN BAHASA ANAK 2-3 TAHUN Wida Rahmawati; Arwinda Nugraheni; Farid Agung Rahmadi
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (341.251 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.15982

Abstract

Latar Belakang: Perkembangan bahasa merupakan indikator dari seluruh gangguan perkembangan. 80 % gangguan perkembangan disebabkan oleh kurangnya stimulasi. Media interaktif merupakan salah satu stimulasi di era digital ini. Media interaktif merupakan media audio visual yang diperkirakan dapat meningkatkan kemampuan bahasa anak 2-3 tahun. Media ini dapat meningkatakan kosa kata, fonasi serta kemampuan anak untuk memahami warna, dan angka.Tujuan: Menganalisis perkembangan bahasa anak setelah pemberian stimulasi media interaktifMetode: Penelitian ini berjenis quasi eperimental dengan rancangan pre test dan post test design. Sampel dipilih dengan mengunakan teknik purposive sampling. Sampel merupakan siswa dari Toddller Setulus Hati dan Tadika Puri Kota Semarang (n=30). Pemberian intervensi media interaktif dilakukan selama 3 minggu (2 kali dalam satu minggu) dengan durasi 30 menit setiap pemberian intervensi. Perkembangan bahasa dinilai sebelum dan sesudah pemberian intervensi selama 3 minggu dengan menggunakan instrument Capute Scale.Hasil: Didapatkan peningkatan perkembangan yang bermakna sebelum dan sesudah pemberian intervensi media interaktf dengan nilai (P = 0,0001)Simpulan: Terdapat peningkatan perkembangan bahasa anak sesudah stimulasi media interaktif
PERBEDAAN ANTARA KESEIMBANGAN TUBUH SEBELUM DAN SESUDAH SENAM PILATES PADA WANITA USIA MUDA Gerry Risangdiptya; Endang Ambarwati
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (345.035 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.14452

Abstract

Latar Belakang : Olahraga merupakan serangkaian aktivitas fisik yang berfungsi untuk menjaga serta meningkatkan kesehatan baik fisik maupun rohani. Salah satu olahraga yang sedang populer di Indonesia khususnya pada kaum wanita adalah senam pilates. Penekanan pada latihan pilates adalah pada pernafasan, kordinasi, serta keseimbangan tubuh.Tujuan : Mengetahui perbedaan antara keseimbangan tubuh sebelum dan sesudah melakukan senam pilates pada wanita usia muda.Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah Quasi Experimental dengan rancangan one group pre-test post-test design. Sampel penelitian adalah wanita usia 18-25 tahun dengan besar sampel 16 orang. Pemeriksaan keseimbangan tubuh menggunakan Standing Stork Test. Uji normalitas menggunakan uji Saphiro-Wilk dan uji hipotesis menggunakan uji t berpasangan.Hasil : Rerata nilai SST subjek penelitian sebelum senam pilates adalah 4,46 ± 2,47 detik dengan nilai terendah adalah 1,5 detik dan nilai tertinggi adalah 9,05 detik, sedangkan rerata nilai SST subjek penelitian sesudah senam pilates adalah 14,15 ± 8,93 detik dengan nilai terendah adalah 3,58 detik dan nilai tertinggi 37,14 detik. Ada perbedaan yang bermakna antara keseimbangan tubuh sebelum dan sesudah senam pilates pada wanita usia muda (p<0,001).Kesimpulan : Ada perbedaan yang bermakna antara keseimbangan tubuh sebelum dan sesudah senam pilates pada wanita usia muda.
PERBEDAAN TEAR FILM BREAK UP TIME PADA PASIEN RETINOPATI DIABETIKA NONPROLIFERATIF DIBANDINGKAN RETINOPATI DIABETIKA PROLIFERATIF Michelle Abigail; Arief Wildan; Andrew Johan
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (258.994 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.15489

Abstract

Latar Belakang: Terdapat banyak pasien retinopati diabetika yang mengeluhkan sindroma mata kering, dimana akibat dari sindroma mata kering tersebut akan memperparah keluhan yang dialami oleh  pasien retinopati. Oleh karena itu penulis ingin mengetahui dan menganalisis perbedaan tear film break up time(TBUT) pada retinopati diabetika nonproliferatif (RDNP) dibandingkan dengan retinopati diabetika proliferative(RDP) di Indonesia.Tujuan : Mengetahui perbedaan tear film break up time pada retinopati diabetika nonproliferatif dan retinopati diabetika proliferatif.Metode : Penelitian ini merupakan penelitian observational analitik dengan desain penelitian belah lintang, yang menggunakan data primer. Sampel adalah 25 pasien RDNP dan 25 pasien RDP. TBUT adalah waktu yang dibutuhkan sejak mata berkedip terakhir sampai muncul bintik kering pertama setelah pemberian fluoroscein. Uji statistik yang digunakan adalah uji Mann-Whitney.Hasil : Sebanyak 58% berjenis kelamin perempuan. Rata-rata usia sampel adalah 53,88 untuk RDNP dan 55,84 untuk RDP. Lama menderita DM untuk setiap kelompok adalah 10,04 untuk RDNP dan 12,4 untuk RDP. Dari 50 pasien retinopati diabetika 26 pasien termasuk dalam kategori marginal dan 24 sampel dalam kategori normal. Uji  Mann-Whitney menunjukkan adanya perbedaan bermakna (p=0,049) antara TBUT pasien RDNP dengan pasien RDP. Kesimpulan : Terdapat perbedaan TBUT pada retinopati diabetika nonproliferatif dan retinopati diabetika proliferatif.
HUBUNGAN ANTARA TERJADINYA KANDIDIASIS VULVOVAGINALIS DENGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI HORMONAL Priscilla Jessica; Widyawati Widyawati; Desy Armalina
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (382.52 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.15646

Abstract

Latar belakang: Kandidiasis vulvovaginalis (KVV) merupakan infeksi pada vulva dan/atau vagina dikarenakan pertumbuhan yang tidak terkendali dari jamur Candida sp., terutama Candida albicans. Salah satu faktor predisposisi yang diduga menyebabkan KVV adalah penggunaan kontrasepsi hormonal. Data statistik menunjukkan pengguna kontrasepsi hormonal jenis suntik sebanyak 48,56%, pil sebanyak 26,60%, dan implan sebanyak 9,23% dari total 8,5 juta perempuan pemakai kontrasepsi di Indonesia. Pada penelitian ini dilakukan analisa hubungan antara terjadinya KVV dengan penggunaan kontrasepsi hormonal.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik korelatif dengan rancangan cross sectional, menggunakan sampel 51 pasien Puskesmas Mangkang Semarang yang memenuhi kriteria inklusi (merupakan pengguna kontrasepsi hormonal, berusia 20-30 tahun, mengalami keputihan). Data yang dikumpulkan merupakan data primer dengan pengambilan sekret/duh vagina pasien yang kemudian diperiksa secara mikrobiologis menggunakan pengecatan gram di Laboratorium Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP Dr. Kariadi Semarang. Analisis data dilakukan dengan uji chi-square, dengan tingkat kemaknaan p<0,05.Hasil penelitian: Dari 51 subjek penelitian, 34 pasien (66,7%) di antaranya merupakan pengguna kontrasepsi hormonal jenis suntik, 13 pasien (25,5%) pengguna jenis pil, serta 4 pasien (7,8%) pengguna jenis implan/susuk. Tidak ada hubungan antara penggunaan kontrasepsi hormonal dengan kejadian KVV (p=0,636).Kesimpulan: Jenis kontrasepsi hormonal yang paling banyak digunakan oleh masyarakat adalah kontrasepsi jenis suntik (66,7%). Tidak ada hubungan antara penggunaan kontrasepsi hormonal dengan kejadian KVV.
PERBEDAAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANSIA HIPERTENSI DENGAN DAN TANPA DIABETES MELLITUS Ashari Adi Abimantrana; Charles Limantoro; Yosef Purwoko
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (338.516 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.14244

Abstract

Latar Belakang : Diabetes mellitus dapat memperburuk gangguan fungsi kognitif melalui mekanisme vaskular dan non vaskular.Tujuan : Menilai perbedaan fungsi kognitif pada lansia hipertensi dengan diabetes mellitus dan tanpa diabetes mellitusMetode : Jenis penelitian adalah penelitian observasional dengan desain belah lintang. dilaksanakan di poliklinik penyakit dalam dan instalasi rawat jalan geriatri RSUP Dr. Kariadi Semarang pada bulan Maret sampai bulan Mei 2016. Subjek penelitian adalah pasien lansia rawat jalan geriatri dan penyakit dalam dengan hipertensi (n=30). Subjek kemudian dibagi menjadi 2 kelompok berdasarkan status diabetes mellitusnya. Status diabetes mellitus dan hipertensi diketahui dari catatan medik rawat jalan, sedangkan fungsi kognitif diukur dengan kuesioner Montreal Cognitive Assessment versi Indonesia (MoCA-Ina).Hasil : Hasil pemeriksaan fungsi kognitif yang dilakukan pada 30 subjek didapatkan rerata 23,80±2,27 pada kelompok lansia hipertensi tanpa DM dan 21,80±2,24 pada kelompok lansia hipertensi dengan DM (p=0,022). Domain kognitif yang terganggu pada kelompok lansia hipertensi dengan DM bila dibandingkan dengan kelompok hipertensi tanpa DM adalah domain delayed recall (p=0,009). Semua domain kognitif pada kelompok hipertensi tanpa DM lebih baik bila dibandingkan dengan kelompok hipertensi dengan DM.Kesimpulan : Diabetes mellitus memperburuk fungsi kognitif, khususnya domain delayed recall pada lansia hipertensi.
PENGARUH IRIGASI HIDUNG TERHADAP DERAJAT SUMBATAN HIDUNG PADA PEROKOK Syaffa Sadida Zahra; Anna Mailasari; Dwi Marliyawati
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (334.074 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.15964

Abstract

Latar Belakang: Asap rokok dapat memicu respon inflamasi pada hidung sehingga mengakibatkan gejala sumbatan hidung. Irigasi hidung menggunakan larutan salin dapat mengurangi gejala hidung pada inflamasi kronis.Tujuan: Mengetahui pengaruh pemberian irigasi hidung terhadap derajat sumbatan hidung pada perokok.Metode: Penelitian ini berjenis true eksperimental dengan rancangan pretest posttest control group design. Sampel sebanyak 64 perokok dipilih dengan mengunakan teknik consecutive sampling dan dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok perlakuan (dengan irigasi hidung) dan kontrol (tanpa irigasi hidung). Kelompok perlakuan diberikan irigasi hidung menggunakan NaCl 0.9% satu kali sehari selama 14 hari. Masing-masing kelompok dinilai sumbatan hidungnya menggunakan kuesioner NOSE Scale sebelum dan setelah 14 hari.Hasil: Rerata delta derajat sumbatan hidung pada kelompok perlakuan (-1.69) dan kelompok kontrol (0.25). Uji Mann-whitney menunjukkan perbedaan yang bermakna pada delta derajat sumbatan hidung kelompok perlakuan dan kontrol (p=0.021).Simpulan:Irigasi hidung berpengaruh terhadap derajat sumbatan hidung pada perokok.
HUBUNGAN KADAR CARCINOEMBRYONIC ANTIGEN (CEA) DAN ALBUMIN SERUM DENGAN LOKASI KANKER KOLOREKTAL STUDI KASUS DI RSUP DR. KARIADI Fathoni Ridwan Permana; B. Parish Budiono; Helmia Farida
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (338.295 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.14428

Abstract

Latar belakang : Kolonoskopi masih menjadi alat deteksi utama untuk mengetahui lokasi kanker kolorektal. Diperlukan pemantuan petanda yang tidak invasif untuk membantu mengetahui lokasi kanker kolorektal. Kadar Carcinoembryonic antigen (CEA) dan albumin pada pasien kanker kolorektal dapat digunakan sebagai petanda lokasi dan prognosis.Tujuan : Untuk mengetahui hubungan kadar carcinoembryonic antigen (CEA) dan albumin serum dengan lokasi kanker kolorektal.Metode Penelitian : ini merupakan penelitian observasional dengan desain belah lintang. Data didapatkan dari rekam medik pasien kanker kolorektal di RSUP Dr. Kariadi dari Januari 2012-Desember 2015. Sejumlah 63 pasien menjadi subyek penelitian. Kadar CEA dan albumin dilihat dari hasil pemeriksaan laboratorium darah sebelum terapi. Lokasi tumor diketahui setelah pasien menjalani prosedur sigmoidoskopi atau kolonoskopi. Uji hipotesis yang digunakan adalah uji korelasi Spearman.Hasil : Subyek penelitian rerata berusia 50,50±13,69 tahun, dengan 49,2% pasien pria dan 50,8% wanita. Sebanyak 55,6% subyek penelitian mengalami peningkatan kadar CEA (>5 ng/mL). Sebanyak 52,4% subyek penelitian memiliki kadar albumin rendah, 46,0% memiliki kadar albumin normal, dan 1,6% memiliki kadar albumin tinggi. Lokasi tumor tersering berada di rektum (77,8%). Kadar CEA tidak berhubungan dengan lokasi tumor(rs = -0,019). Kadar albumin tidak berhubungan dengan lokasi tumor(rs= -0,060). Kadar CEA dan albumin tidak berhubungan dengan lokasi tumor(rs = -0,048).Kesimpulan : Tidak terdapat hubungan kadar CEA dan albumin dengan lokasi kanker kolorektal.

Page 8 of 18 | Total Record : 175


Filter by Year

2016 2016


Filter By Issues
All Issue Vol 12, No 6 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 12, No 5 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 12, No 4 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 12, No 3 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 12, No 2 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 12, No 1 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 6 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 5 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 4 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 3 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 2 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 1 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 6 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 5 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 4 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 3 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 2 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 1 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 9, No 6 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (Jurnal Kedokteran Diponegoro) Vol 9, No 4 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL ( Jurnal Kedokteran Diponegoro ) Vol 9, No 3 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL ( Jurnal Kedokteran Diponegoro ) Vol 9, No 2 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL ( Jurnal Kedokteran Diponegoro ) Vol 9, No 1 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL ( Jurnal Kedokteran Diponegoro ) Vol 8, No 4 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 8, No 3 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 8, No 2 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 8, No 1 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 7, No 4 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 7, No 1 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 6, No 4 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 6, No 3 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 6, No 2 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 6, No 1 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 6 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 5, No 3 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 5, No 2 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 5, No 1 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO More Issue