cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
jurnal.kespro@gmail.com
Editorial Address
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Gedung 5 lt. 4 Jl. Percetakan Negara no. 29 Jakarta 10560 Indonesia 
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Kesehatan Reproduksi
ISSN : 2087703X     EISSN : 23548762     DOI : https://doi.org/10.22435
Core Subject : Health,
Jurnal Kesehatan Reproduksi (Journal of Reproductive Health) offers a specific forum for advancing scientific and professional knowledge of the reproductive health field among practitioners as well as academics in public health and researchers. Coverage includes a vast range of reproductive health issues, such as: 1.Woman and child’s health 2.Male reproductive health 3.Youth and elderly health 4.Family planning 5.Sexually transmitted infections and HIV-AIDS 6.Prevention and control of abortion 7.Gender issues 8.Infertility 9.Other reproductive health issues in terms of clinical and public health.
Articles 57 Documents
ANALISA PROSES PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI: STUDI KASUS DI RUMAH SAKIT SWASTA X DAN RUMAH SAKIT PEMERINTAH Y DI JAKARTA Novianti Novianti; Mujiati Mujiati; Nurillah Amaliah
Jurnal Kesehatan Reproduksi Vol 9 No 2 (2018): JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI VOLUME 9 NO. 2 TAHUN 2018
Publisher : Puslitbang Upaya Kesehatan Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (522.098 KB) | DOI: 10.22435/kespro.v9i2.90.125 - 133

Abstract

Latar Belakang: Inisiasi Menyusu Dini (IMD) merupakan permulaan menyusu dini dimana bayi mulai menyusu dengan sendirinya segera setelah lahir. IMD merupakan hal penting untuk menunjang keberhasilan ASI Eksklusif. Tujuan: Penelitian ini ditujukan untuk menilai gambaran praktik pelaksanaan IMD di Rumah Sakit Pemerintah dan Rumah Sakit Swasta di Jakarta. Metode: Desain penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam terhadap 15 informan ibu yang masih dirawat di ruang perawatan ibu nifas dimasing-masing Rumah Sakit. Hasil: Penelitian ini pada akhirnya menunjukkan bahwa sebagian besar informan di RS Swastaberhasil melakukan proses IMD, dan hanya sebagian kecil informan yang gagal melakukan proses IMD. Pada RSUD sebagian besar informan gagal melakukanproses IMD sesaat setelah persalinan. Hanya ada seorang informan yang berhasil melakukan proses IMD sampai kurang lebih 2 jam. Kesimpulan: Implementasi peraturan pelaksanaan IMD harus dievaluasi kembali terkait dengan pengawasan dari Kementerian Kesehatan selaku pembuat kebijakan terhadap institusi kesehatan. Sebaiknya harus ada peraturan khusus yang mengatur mengenai pelaksanaan IMD pada semua metode persalinan
DETERMINAN BERAT BAYI LAHIR DI PUSKESMAS PRINGSEWU, LAMPUNG: LAPORAN KOHORT IBU TAHUN 2016-2017 Hikmah Ifayanti; Khoidar Amirus; Nurhalina Sari
Jurnal Kesehatan Reproduksi Vol 9 No 2 (2018): JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI VOLUME 9 NO. 2 TAHUN 2018
Publisher : Puslitbang Upaya Kesehatan Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (157.856 KB) | DOI: 10.22435/kespro.v9i2.416.99 - 107

Abstract

Latar belakang: Neonatus dengan berat lahir di atas atau di bawah indeks kurva normal memiliki risiko tingkat morbiditas dan mortalitas yang lebih tinggi. Di Provinsi Lampung, kejadian berat lahir rendah tahun 2015 sebesar 2,5 persen dan tahun 2016 menjadi 2,03 persen. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai faktor-faktor yang berhubungan langsung dan tidak langsung dengan berat bayi lahir di wilayah kerja Puskesmas Pringsewu Kabupaten Pringsewu tahun 2016-2017. Metode: Penelitian menggunakan desain studi cross sectional dengan sampel sebanyak 213 bayi lahir hidup dari laporan kohort ibu pada bulan Oktober 2016 sampai Desember 2017. Analisis data dengan model analisis jalur. Hasil: Kunjungan antenatal care (ANC) berhubungan tidak langsung dengan berat bayi lahir melalui masa gestasi, sedangkan ukuran lila ibu dan masa gestasi berhubungan langsung dengan berat bayi lahir. Setiap kenaikan 1 kali jumlah kunjungan ANC maka masa gestasi akan naik sebesar 0,35 minggu. Setiap kenaikan lingkar lengan atas (LiLA) ibu 1 cm, maka berat bayi akan naik sebesar 0,25 gram dan setiap kenaikan masa gestasi 1 minggu maka berat bayi akan naik sebesar 0,49 gram. Kesimpulan: Kunjungan ANC, masa gestasi, ukuran LiLA ibu berhubungan dengan berat bayi lahir. Disarankan kepada Puskesmas Pringsewu untuk dapat mengoptimalkan program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi, melakukan penyuluhan gizi persiapan kehamilan, dan sosialisasi gerakan hidup sehat.
IMPLEMENTASI PROGRAM DAN ALTERNATIF STRATEGI MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN BAYI BERBASIS SOSIAL BUDAYA Yulfira Media
Jurnal Kesehatan Reproduksi Vol 10 No 1 (2019): JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI VOLUME 10 NO. 1 TAHUN 2019
Publisher : Puslitbang Upaya Kesehatan Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (288.577 KB) | DOI: 10.22435/kespro.v10i1.453

Abstract

Abstract Background: One of the problems and strategic issues of regional development in West Sumatra Province is the high infant mortality rate (IMR). Objective: an overview of the implementation of programs and constraints related to maternal and child health services and the formulation of alternative strategies for reducing socio-cultural based IMR. Methods: The study was conducted in 10 districts/cities in West Sumatra Province with qualitative methods. Research informants: mothers with infant mortality cases; pregnant women/child; traditional birth attendant; public figure; stake holders. Research themes; program implementation; performance coverage and constraints; alternative strategies to reduce IMR based on social culture. Data analysis with content analysis and SWOT analysis. Results: Barriers to the implementation of programs/activities to reduce IMR are: low access to health services; socio-cultural problems in the utilization of health services. Alternative efforts to reduce IMR based on socio-culture through health promotion strategies and community empowerment as well as strengthening the capacity of health resources that have the competency and based on local socio-culture. Conclusion: Socio-cultural barriers in West Sumatra are still limited knowledge, the existence of habits and community beliefs related to maternal/child health. The results of the SWOT analysis as an alternative strategy are health promotion and community empowerment and strengthening the capacity of health resources that have the competence and are based on local socio-culture. Key words: strategy, social culture, infant mortality Abstrak Latar Belakang: Salah satu masalah dan isu srategis pembangunan daerah Provinsi Sumatera Barat adalah masih tingginya Angka Kematian Bayi (AKB). Tujuan: gambaran pelaksanaan program dan hambatan terkait pelayanan kesehatan ibu dan anak serta perumusan alternatif strategi upaya penurunan AKB berbasis sosial budaya. Metode: Penelitian dilaksanakan pada 10 Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat dengan metode kualitatif (Focus Group Discussion, wawancara mendalam dan observasi). Informan penelitian: ibu dengan kasus kematian bayi; ibu hamil/balita; dukun beranak; tokoh masyarakat; dan pemegang program. Tema penelitian; pelaksanaan program/kegiatan; output kinerja program dan hambatannya; alternatif strategi dalam upaya menurunkan AKB berbasis sosial budaya. Analisis data dengan content analysis dan analisis SWOT. Hasil: Hambatan pelaksanaan program/kegiatan penurunan AKB adalah: belum optimalnya akses layanan kesehatan; masalah sosial budaya dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu dan anak. Alternatif upaya penurunan AKB berbasis sosial budaya melalui strategi promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat serta penguatan kapasitas sumber daya kesehatan yang mempunyai kompetensi dan berbasis sosial budaya lokal. Kesimpulan: Hambatan sosial budaya di Sumatera Barat adalah masih terbatasnya pengetahuan, adanya kebiasaan serta kepercayaan masyarakat terkait dengan kesehatan ibu/bayi. Hasil analisis SWOT sebagai strategi alternatif adalah promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat dan penguatan kapasitas sumber daya kesehatan yang mempunyai kompetensi serta berbasis sosial budaya lokal. Kata kunci: strategi, sosial budaya, kematian bayi
HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU, INTENSITAS PEMERIKSAAN KEHAMILAN, DAN FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN YANG DITERIMA DENGAN KEPATUHAN PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI DI INDONESIA Hadi Ashar; Noviati Fuada; Basuki Rachmat; Totih Ratna Sondari Setiadi
Jurnal Kesehatan Reproduksi Vol 9 No 1 (2018): JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI VOL 9 NO.1 TAHUN 2018
Publisher : Puslitbang Upaya Kesehatan Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (208.683 KB)

Abstract

Latar belakang: Perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi ibu hamil merupakan salah satu upaya mengurangi risiko komplikasi persalinan. Kepatuhan perencanaan persalinan diantaranya dipengaruhi oleh faktor karakteristik ibu, intensitas pemeriksaan kehamilan (ANC) dan fasilitas pelayanan kesehatan yang diterima. Tujuan: Diketahuinya besar hubungan antara variabel karakteristik ibu, intensitas ANC dan fasilitas pelayanan kesehatan yang diterima terhadap kepatuhan perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi. Metode: Sumber data adalah SIRKESNAS 2016. Variabel terikat adalah karakteristik ibu hamil, intensitas ANC, fasilitas pelayanan kesehatan yang diterima. Variabel bebas adalah perencanaan persalinan dan penceganan komplikasi. Analisis data dengan regresi logistik. Hasil: Uji regresi logistik (nilai p<0,05); ibu hamil berpendidikan tinggi 2,2 kali untuk patuh melakukan perencanaan persalinan dan komplikasi persalinan dibandingkan ibu berpendidikan dasar; Ibu yang melakukan ANC lengkap akan patuh terhadap perencanaan persalinan dan komplikasi persalinan 2,3 kali dibandingkan ibu yang tidak ANC lengkap; ibu yang mendapat fasilitas pelayanan kesehatan lengkap saat pemeriksaan kehamilan lebih patuh terhadap perencanaan persalinan dan komplikasi persalinan 2,2 kali dibandingkan ibu dengan pelayanan kesehatan yang tidak lengkap. Kesimpulan: Secara umum ibu dengan pendidikan tinggi, ibu yang mendapat ANC lengkap dan ibu dengan fasilitas pelayanan kesehatan lengkap saat pemerikasaan kehamilan akan patuh sebesar 2,2 sampai 2,3 kali terhadap perencanaan persalinan dan komplikasi persalinan.
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KELUARGA BERENCANA DAN PERSEPSI TERHADAP ALAT KONTRASEPSI DENGAN POLA PENGGANTIAN METODE KONTRASEPSI DI NUSA TENGGARA BARAT Yuli Amran; Rita Damayanti
Jurnal Kesehatan Reproduksi Vol 9 No 1 (2018): JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI VOL 9 NO.1 TAHUN 2018
Publisher : Puslitbang Upaya Kesehatan Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (221.897 KB)

Abstract

Latar belakang: Penggantian metode kontrasepsi merupakan hal yang wajar dan sering terjadi dalam siklus penggunaan kontrasepsi. Pemakaian kontrasepsi yang rasional, efektif dan efisien perlu dipertimbangkan saat mengganti metode. Namun, saat penggantian metode kontrasepsi, hanya sebesar 22,87 persen peserta lama memilih Metode Jangka Panjang. Tujuan: Mengetahui sejauh mana keterkaitan antara persepsi terhadap alat kontrasepsi, dan perubahan motivasi Keluarga Berencana dengan pola penggantian metode kontrasepsi. Metode: Studi ini menggunakan data Improving Contraceptive Method Mix (ICMM) 2013. Desain studi yang digunakan potong lintang dan subjek penelitian adalah 5197 Wanita Usia Subur (WUS) yang bertempat tinggal di Nusa Tenggara Barat, menikah dan menggunakan alat kontrasepsi. Tahapan analisis data adalah univariat dan bivariat (kai kuadrat) dan multivariat (Regresi Logistik Multinomial). Hasil: Sebagian besar (77,2%) WUS, mengganti metode kontrasepsi mereka, masih dalam lingkup non MKJP. Sementara, WUS yang beralih dari non MKJP menjadi MKJP tidak mencapai 10%. Diketahui, faktor perubahan motivasi Keluarga Berencana (KB), persepsi terhadap efek samping, ketidaknyamanan, dan kesulitan menggunakan alat kontrasepsi terbukti signifikan berhubungan dengan pola penggantian metode kontrasepsi. Kesimpulan: Penggunaan non MKJP masih tinggi dan diminati pada pemakaian saat ini atau di masa yang akan datang. Disarankan melakukan peningkatan promosi dan konseling agar dapat memilih metode kontrasepsi yang rasional, efisien dan efektif.
PENINGKATAN EMPATI BIDAN MELALUI PEMERIKSAAN LEOPOLD DENGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL (MODIFIKASI OYOG) DI PUSKESMAS KALIBUNTU KABUPATEN CIREBON Suharmiati Suharmiati; Suratmi Suratmi; Elit Pebryatie
Jurnal Kesehatan Reproduksi Vol 9 No 1 (2018): JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI VOL 9 NO.1 TAHUN 2018
Publisher : Puslitbang Upaya Kesehatan Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (248.767 KB)

Abstract

Latar belakang: Puskesmas Kalibuntu merupakan salah satu puskesmas di wilayah kerja Kabupaten Cirebon, dengan cakupam Persalinan Tenaga Kesehatan (linakes) sebesar 86,5 persen dan 13,5 persen masih ditolong oleh tenaga tradisional. Kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi seperti perdarahan, infeksi tali pusat dan lain lain. Hasil Riset Etnografi Kesehatan Tahun 2014 di tempat yang sama, salah satu budaya yang memungkinkan untuk diadop sebagai upaya untuk meningkatkan linakes adalah oyog. Oyog adalah pijatan pada ibu hamil yang umumnya dilakukan oleh dukun bayi untuk memberikan sedikit goyangan sesuai posisi ideal janin. Tujuan: untuk meningkatkan empati bidan melalui pemeriksaan Leopold dengan modifikasi oyog di Puskesmas Kalibuntu Kabupaten Cirebon. Metode: penelitian ini adalah experimental non randomized pre and post test with control group design. Sampel penelitian adalah bidan masing-masing 10 orang untuk kelompok kontrol dan kasus. Intervensi adalah pelatihan pemeriksaan Leopold dengan komunikasi internal. Empati bidan diukur dengan kuesioner IRI (Interpersonal Reactivity Indeks) Hasil: Ada perbedaan empati pada bidan antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol (p-value 0,040 dan 0,032). Kesimpulan: Terdapat peningkatan empati bidan melalui pemeriksaan Leopold dengan modifikasi oyog. Metode ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu upaya untuk mendekatkan hubungan antara bidan dengan pasien sehingga penerimaan pasien terhadap bidan menjadi lebih baik.
PREGNANCY INTENTION AND UTILIZATION OF MATERNAL AND CHILD HEALTH CARE SERVICES IN INDONESIA Ika Saptarini; Diahhadi Setyonaluri
Jurnal Kesehatan Reproduksi Vol 9 No 1 (2018): JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI VOL 9 NO.1 TAHUN 2018
Publisher : Puslitbang Upaya Kesehatan Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (354.389 KB)

Abstract

Background: Antenatal care, delivery by skilled birth attendants postnatal care and completed immunization help improve maternal and child health. Objective: This study investigates the association between pregnancy intention and utilization of mother and child health care. Method: The study used The Indonesian Demographic Health Survey 2012. Four regression models were used to identify the association between pregnancy intention and continuum of care for mothers and their children. Results: More than one-fifth (25.5%) of the respondents received the five types of maternal and child health care. Fifteen percent of women reported that their last pregnancy was undesirable. Pregnancy intention was significantly associated with receiving adequate antenatal care (OR: 0.53, 95% CI, 0.46-0.60), utilization of antenatal care and delivery by skilled birth attendants (OR: 0.62, 95% CI, 0.55-0.71), utilization of antenatal care, skilled birth attendance and postnatal care (OR: 0.82, 95% CI, 0.72-0.93), but not for utilization of antenatal care, skilled birth attendance, postnatal care and completed immunization (OR: 1.06, 95% CI, 0.91-1.22) after controlling for socio-demographic variables and obstetric factors. Conclusion: Interventions are needed to reduce unintended pregnancies such as improving access to family planning services.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI DESA CIPASUNG KABUPATEN KUNINGAN TAHUN 2017 Indrayani Indrayani; Sudarto Ronoatmodjo
Jurnal Kesehatan Reproduksi Vol 9 No 1 (2018): JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI VOL 9 NO.1 TAHUN 2018
Publisher : Puslitbang Upaya Kesehatan Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (228.103 KB) | DOI: 10.22435/kespro.v9i1.892.69-78

Abstract

Latar belakang: Peningkatan populasi lansia berdampak pada berbagai aspek kehidupan baik sosial, ekonomi dan terutama kesehatan. Pada masa lanjut usia terjadi berbagai perubahan fisik, kognitif maupun psikologis. Harapan hidup dan kualitas hidup merupakan hal yang sangat penting bagi lansia. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi kualitas hidup lansia. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup lansia. Metode: Desain penelitian adalah cross-sectional. Subjek penelitian berjumlah 242 orang lansia yang diperoleh dengan cara random dari populasi yang berjumlah 349 lansia. Variabel dependen adalah kualitas hidup, variabel independen adalah karakteristik, dukungan keluarga dan fungsi keluarga. Pengumpulan data dengan wawancara menggunakan kuesioner WHOQOL-BREF, kuesioner dukungan keluarga dan fungsi keluarga. Analisis data dilakukan dengan uji Chi-square dan uji Regresi Logistik. Hasil: Variabel yang memiliki hubungan yang signifikan dengan kualitas hidup lansia adalah pendidikan (OR=4,9, p-value=0,022), pekerjaan (OR=3,5, p-value=0,000) dan dukungan keluarga (OR=5,7, p-value=0,000). Kesimpulan: Faktor yang paling dominan berhubungan dengan kualitas hidup lansia adalah dukungan keluarga dengan nilai OR 5,7.
ANALISIS PELAKSANAAN DAN GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU SISWA TENTANG BUKU RAPOR KESEHATANKU DI SEKOLAH DASAR TERPILIH DI DKI JAKARTA Siti Masitoh; Anissa Rizkianti; Tin Afifah
Jurnal Kesehatan Reproduksi Vol 9 No 1 (2018): JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI VOL 9 NO.1 TAHUN 2018
Publisher : Puslitbang Upaya Kesehatan Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (291 KB)

Abstract

Latar belakang: Kementerian kesehatan meluncurkan program Buku Rapor Kesehatanku (Buku RK) pada tahun 2015 sebagai upaya untuk meningkatkan perilaku, gaya hidup anak sejak dini dan status kesehatan anak melalui perbaikan pengetahuan. Saat ini belum diketahui sejauh mana pelaksanaan program buku RK. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan, pengetahuan, sikap dan perilaku (PSP) siswa terhadap buku RK. Metode: Penelitian ini menggunakaan desain potong lintang secara kuantitatif. Sampel penelitian adalah 208 siswa dari 6 SD di Kota Jakarta Pusat dan Kabupaten Kepulauan Seribu yang menjadi uji coba. Sampel dipilih secara proportional stratified random sampling. Variabel penelitian adalah karakteristik siswa, kepemilikan buku, observasi buku, pengetahuan, sikap dan perilaku siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara. Analisis data secara deskriptif. Hasil: Lebih dari separuh buku informasi kesehatan (60%) dan 90 persen buku catatan kesehatan disimpan di sekolah. Pengisian buku RK masih rendah. Persentase pengetahuan siswa tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), pengertian pubertas, pengetahuan tentang penyakit dan pengetahuan tentang cara mencegah kecelakaan di jalan raya masih bervariasi. Antara 83-95 persen siswa menyatakan setuju terhadap keberadaan buku RK. Perilaku siswa terkait dengan penggunaan buku RK; 14 persen siswa selalu membaca buku RK dan 71 persen selalu membawa buku RK saat pemeriksaan berkala. Perilaku terkait kesehatan reproduksi, pencegahan penyakit dan pencegahan kecelakaan di jalan raya adalah 77-93 persen. Kesimpulan: Pelaksanaan buku RK masih belum optimal. Pengetahuan siswa dari 5 aspek materi dalam buku RK (PHBS, gizi, kesehatan reproduksi, pengetahuan tentang penyakit dan pencegahan kecelakaan), masih perlu ditingkatkan. Siswa mempunyai sikap yang positif terhadap keberadaan buku RK, dan perilaku siswa mengenai PHBS dan gizi perlu ditingkatkan.
MASA REMAJA DAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI: ANALISIS SURVEI DEMOGRAFI KESEHATAN INDONESIA 2007 DAN 2012 Wisnu Fadila; Darojad N. Agung Nugroho
Jurnal Kesehatan Reproduksi Vol 9 No 1 (2018): JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI VOL 9 NO.1 TAHUN 2018
Publisher : Puslitbang Upaya Kesehatan Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (261.15 KB)

Abstract

Latar Belakang: Tren permulaan masa pubertas yang semakin dini menjadikan remaja semakin rentan terkena dampak negatif masalah kesehatan reproduksi dan seksual. Pengetahuan kesehatan reproduksi remaja (KRR) yang memadai dapat melindungi remaja dari masalah kesehatan reproduksi, kekerasan seksual, maupun eksploitasi seksual. Tujuan: Mengetahui tren mengenai masa pubertas, pengetahuan pubertas dan KRR, serta peran orang tua, sekolah, masyarakat, dan media terkait pengetahuan mengenai pubertas dan KRR berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 dan 2012. Metode: Analisis data sekunder SDKI 2007 dan 2012 dengan unit analisis responden perempuan dan laki-laki 15-24 tahun belum kawin, pengetahuan mengenai pubertas dan KRR serta sumbernya. Selanjutnya dilakukan analisis deskriptif dan analisis inferensial sederhana dengan menggunakan uji proporsi dua populasi. Hasil: Proporsi remaja perempuan dan laki-laki yang mengalami pubertas pada usia kurang dari 14 tahun meningkat (5,7% dan 5,2%). Proporsi remaja yang tidak mengetahui ciri-ciri pubertas sesuai dengan jenis kelaminnya mengalami penurunan, yaitu 8,6 persen pada remaja perempuan dan 6,5 persen pada remaja laki-laki. Peran guru terhadap pemberian informasi pubertas dan KRR meningkat baik pada kelompok remaja perempuan (20,2%) maupun remaja laki-laki (14%). Kesimpulan: Dalam periode 5 tahun, pubertas terjadi pada usia yang semakin dini. Terdapat tren yang positif terhadap tingkat pengetahuan remaja mengenai pubertas dan KRR dan peran guru dalam penyebaran informasi pubertas dan KRR, sebaliknya terjadi tren negatif pada peran orang tua. Peran teman masih cukup besar terhadap penyebaran informasi pubertas dan KRR. Disarankan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas konselor sebaya pada Pusat Informasi dan Konseling Remaja dan meningkatkan peran orang tua dan masyarakat dalam pemberian informasi pubertas dan KRR.