cover
Contact Name
Tri Wardhani
Contact Email
twd@widyagama.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
agrika@widyagama.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
AGRIKA
Published by Universitas Widyagama
ISSN : 19075871     EISSN : 25416529     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Jurnal Agrika mempublikasikan hasil-hasil penelitian dalam bidang ilmu pertanian meliputi penelitian di bidang budidaya pertanian, agrobisnis dan teknologi pengolahan hasil pertanian, juga menginformasikan berbagai paket teknologi, ulasan ilmiah, komunikasi singkat dan informasi pertanian.
Arjuna Subject : -
Articles 15 Documents
Search results for , issue "Vol 17, No 1 (2023)" : 15 Documents clear
PENGARUH KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR PAKU AIR (Azolla sp.) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SELADA HIJAU (Lactuca sativa L. var. Grand Rapids) HIDROPONIK RAKIT APUNG Nanda Guluh Pangestika; Nugraheni Widyawati
Agrika Vol 17, No 1 (2023)
Publisher : Badan Penerbitan Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31328/ja.v17i1.4600

Abstract

Selada memiliki nilai gizi yang baik bagi tubuh. Selada memiliki nilai ekonomis yang tinggi dan memiliki prospek yang bagus untuk dibudidayakan. Sempitnya lahan produksi di Indonesia mempengaruhi produksi tanaman, sehingga diperlukan budidaya tanaman dengan memanfaatkan lahan yang ada secara optimal. Hal ini dapat dilakukan dengan cara budidaya hidroponik sistem rakit apung. Salah satu faktor penting pada budidaya tanaman secara hidroponik rakit apung adalah ketersediaan nutrisi dalam bentuk larutan. Azolla termasuk salah satu jenis tumbuhan yang berpotensi menjadi sumber nutrisi dalam bentuk pupuk organik cair. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji pengaruh perbedaan konsentrasi pupuk organik cair (POC) Azolla terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman selada hijau (Lactuca sativa L. var. Grand Rapids) secara hidroponik rakit apung. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Penelitian ini dilakukan dengan 5 perlakuan dan 5 kali ulangan, yaitu P0 = AB mix 10 ml/l, P1= POC Azolla 25 ml/l, P2= POC Azolla 35 ml/l, P3 = POC Azolla 45 ml/l, dan P4 = POC Azolla 55 ml/l.  Data dianalisi secara statistik melalui Sidik Ragam (uji F 5%) dan dilanjutkan uji BNJ 5%. Perlakuan P0 (AB mix) memberikan pertumbuhan dan hasil selada tertinggi, sedangkan nutrisi yang bersumber dari POC Azolla menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata pada semua konsentrasi. Lettuce contain good nutrients for the body. Lettuce has high economic value and has good prospects for cultivation. The narrow production land in Indonesia affects crop production, so it is necessary to cultivate plants by optimally utilizing existing land. This can be done by hydroponic cultivation with a floating raft system. One important factor in hydroponic floating raft cultivation is the availability of nutrients in solution form. Azolla is one type of plant that has the potential to be a source of nutrition in the form of liquid organic fertilizer. The purpose of this study was to examine the effect of different concentrations of Azolla liquid organic fertilizer (LOF) on the growth and yield of  lettuce (Lactuca sativa L. var. Grand Rapids) hydroponically floating rafts. This study used a randomized block design (RBD). This research was conducted with 5 treatments and 5 repetitions, namely P0 = AB mix 10 ml/l, P1 =  Azolla LOF 25 ml/l, P2 = Azolla LOF 35 ml/l, P3 = Azolla LOF 45 ml/l, and P4 = Azolla LOF 55 ml/l. The data were analyzed statistically through analysis of variance (5% F test) and continued with the 5% Tukey test. The P0 (AB mix) treatment gave the highest growth and yield of lettuce, while the nutrients from Azolla LOF showed results that were not significantly different at all concentrations.  
RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PETSAI DAN BUNCIS TERHADAP PENGGUNAAN BAHAN AGROKIMIA RENDAH Pb Yekti Sri Rahayu; Mikael Adri Budi Sulistyo
Agrika Vol 17, No 1 (2023)
Publisher : Badan Penerbitan Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31328/ja.v17i1.4567

Abstract

Sejumlah bahan kimia yang rutin diaplikasikan pada lahan pertanian sebagai pupuk dan pestisida dapat meningkatkan kadar logam berat terutama Cd, Pb dan As, di dalam tanah. Diperlukan upaya untuk meminimalisir paparan Pb di dalam tanah dan tanaman budidaya di lahan pertanian. Percobaan lapang ini bertujuan mengetahui pengaruh penggunaan bahan-bahan agrokimia rendah Pb terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sayuran. Percobaan menggunakan Rancangan Split Split Plot yang terdiri atas 3 faktor yaitu jenis tanaman (T): petsai dan buncis; jenis pestisida (D): rendah Pb dan tanpa Pb; dan jenis pupuk (P): rendah Pb dan Tanpa Pb, dimana masing-masing kombinasi perlakuan diulang tiga kali. Hasil percobaan menunjukkan bahwa pemberian pestisida dan pupuk rendah Pb maupun tanpa Pb, mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman petsai dan buncis. Tanaman petsai dan buncis yang diberi pestisida dan pupuk berkadar Pb rendah menghasilkan bobot kering total lebih rendah tinggi yaitu 112, 6 g/tanaman pada petsai dan 73,67 g/tanaman pada buncis, dibanding yang diberi pestisida dan pupuk tanpa Pb. Tanaman petsai yang diberi pestisida dan pupuk berkadar Pb rendah rata-rata menghasilkan bobot segar krop per tanaman 43,48% lebih tinggi dibanding yang diberi pestisida dan pupuk tanpa kadar Pb. Pada buncis, hasil bobot segar buah/polong yang diberi pestisida dan pupuk dengan kadar Pb rendah dan tanpa Pb tidak menunjukkan perbedaan. Agrochemicals that are routinely applied to lands as fertilizers and pesticides can increase the levels of heavy metals, especially Cd, Pb and As, in the soil. The Efforts are needed to minimize Pb exposure in soil and crop. The field experiment conducted to determine the effect of using low-lead agrochemicals on the growth and yield of vegetable crops. The experiment used a Split Split Plot Design which consisted of 3 factors, namely the type of plant (T): Chinese cabbage and beans; type of pesticide (D): low Pb and no Pb; and fertilizer type (P): low Pb and no Pb, where each treatment combination was repeated three times. The results showed that applying pesticides and fertilizers with low or no Pb affected the growth and yield of Chinese cabbage and green beans. Chinese cabbage and beans that were given pesticides and fertilizers with low Pb level produced a lower total dry weight namely 112.6 g/plant on Chinese cabbage and 73.67 g/plant on beans, compared to those that were given pesticides and fertilizers without Pb. Chinese cabbage treated with pesticides and fertilizers with low Pb levels produced an average fresh weight of heads per plant 43.48% higher than those given pesticides and fertilizers without Pb content. Beans treated with pesticides and fertilizers with low Pb levels showed no difference in producing a fresh weight of fruit/pods than treated without Pb.
PENGARUH MACAM ZAT PENGATUR TUMBUH PADA PEMBIBITAN TANAMAN NILAM (Pogostemon cablin Benth) Elik Murni Ningtias Ningsih; Yuni Agung Nugroho
Agrika Vol 17, No 1 (2023)
Publisher : Badan Penerbitan Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31328/ja.v17i1.4630

Abstract

Tanaman nilam (Pogostemon cablin Benth) merupakan salah satu penghasil minyak atsiri yang berprospek cerah secara ekonomi. Indonesia merupakan salah satu produsen nilam terbesar di dunia. Untuk menjaga produksi nilam Indonesia dibutuhkan bibit stek nilam yang berkualitas dan bertunas lebat yang jumlah banyak. Untuk itu perlu kajian macam pengaruh zat pengatur tumbuh (ZPT) alami yang diaplikasikan pada bibit stek tanaman nilam. Macam ZPT memiliki kandungan dalam kadar yang berbeda-beda.  Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan berupa faktor tunggal terdiri dari 5 taraf. Masing-masing perlakuan diulang 4 kali. Macam perlakuan yaitu  Z0 = tanpa ZPT; Z1 = IAA 100 ppm, Z2 = Giberellin 100 ppm, Z3 = air kelapa konsentrasi 50%, Z4 = air kelapa konsentrasi 100%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perendaman stek nilam dalam berbagai ZPT mempengaruhi tinggi tanaman, jumlah daun dan jumlah cabang tanaman nilam. Perlakuan perendaman stek dengan giberellin 100 ppm,  air kelapa 50% dan air kelapa 100%  memberikan pengaruh yang sama pada berat basah dan berat kering tanaman nilam pada umur 60 HST. Patchouli plant (Pogostemon cablin Benth) is one of the essential oil producers with bright prospects economically. Indonesia is one of the largest patchouli producers in the world. In order to maintain Indonesia's patchouli production, a large number of high-quality cuttings of patchouli  are needed. For this reason, it is necessary to study the various effects of natural growth regulators (ZPT) applied to patchouli plant cuttings. Kinds of ZPT contain ingredient in different levels. This study used a completely randomized design (CRD). Treatment in the form of a single factor consists of 5 levels. Each treatment was repeated 4 times. Kinds of treatment, namely Z0 = without ZPT; Z1 = 100 ppm IAA, Z2 = 100 ppm Giberellin, Z3 = 50% concentration coconut water, Z4 = 100% concentration coconut water. The results showed that immersing patchouli cuttings in various PGRs affected plant height, number of leaves and number of branches of patchouli plants. The treatment of soaking cuttings with gibberellin 100 ppm, coconut water  50% and coconut water on of 100%  had the same effect on the fresh weight and dry weight of patchouli plants at the age of 60 HST.
PENGUJIAN MUTU PERKECAMBAHAN DAN BIBIT TIGA JENIS KOPI (Coffea sp.) PADA BEBERAPA KOMBINASI TEKNIK PEMATAHAN DORMANSI Yudha Hermawan; Bejo Suroso; Insan Wijaya; Ari Wibowo
Agrika Vol 17, No 1 (2023)
Publisher : Badan Penerbitan Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31328/ja.v17i1.4581

Abstract

ABSTRAK Tanaman kopi (Coffea sp.) menjadi komoditas ekspor unggulan yang dilestarikan oleh Indonesia karena memiliki nilai ekonomis bernilai tinggi di pasaran dunia. Saat proses budidaya kopi sering terjadi pada biji yang mengalami dormansi atau masa istirahat sehingga sulit dapat berkecambah meskipun ditempatkan pada situasi yang ideal. Perlu dilakukan pemberian perlakuan teknik pemecahan dormasi untuk mempercepat proses perkecambahan. Penelitian bertempat di Laboratorium Pemuliaan Tanaman Puslitkoka. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial (RALF) yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertaman tiga jenis kopi (Coffea sp.) terdiri dari J1 (Arabika), J2 (Robusta), J3 (Liberika).Faktor kedua adalah beberapa kombinasi teknik pematahan dormansi T0 (kontrol), T1 (Giberelin 100 ppm), T2 (Suhu 40ºC + Giberelin 100 ppm), T3 (H2SO4 + giberelin 100 ppm), T4 (KNO3 + Giberelin 100 ppm). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Interaksi jenis benih kopi dan teknik pematahan dormansi berpengaruh nyata terhadap waktu perkecambahan dan indeks vigor benih, tetapi tidak berpengaruh nyata pada indeks mutu bibit kopi. Perlakuan J1T4 (kopi Arabika yang diberi perlakuan KNO3 + giberelin 100 ppm) merupakan perlakuan terbaik pada parameter waktu perkecambahan dan indeks vigor benih, berturut-turut sebesar 4,8 hari dan 614,0.  Indeks mutu bibit kopi Liberika (J3) memiliki nilai tertinggi yaitu 0,034 sedangkan terendah pada kopi Arabika (J1) yaitu 0,016.  ABSTRACT The coffee plant (Coffea sp.) is a leading export commodity which is conserved by Indonesia because it has high economic value in the world market. During the coffee cultivation process, seeds often experience dormancy or a resting period, making it difficult to germinate even if placed in an ideal situation. It is necessary to give dormancy breaking technique treatment to speed up the germination process. The research took place at the Puslitkoka Plant Breeding Laboratory. The study used a Completely Randomized Factorial Design (RALF) which consisted of 2 factors. The first factor was three types of coffee (Coffea sp.) consisting of J1 (Arabika), J2 (Robusta), J3 (Liberika). The second factor was several combinations of dormancy breaking techniques T0 (control), T1 (Giberelin 100 ppm), T2 (temperature 40ºC + Gibberellin 100 ppm), T3 (H2SO4 + gibberellin 100 ppm), T4 (KNO3 + Gibberellin 100 ppm). The results showed that the interaction between coffee seed types and dormancy breaking techniques had a significant effect on germination time and seed vigor index, but had no significant effect on coffee seedling quality index. The J1T4 treatment (Arabica coffee treated with KNO3 + gibberellin 100 ppm) was the best treatment in terms of germination time and seed vigor index parameters, respectively 4.8 days and 614.0. The Liberika coffee seed quality index (J3) has the highest value, namely 0.034, while the lowest is for Arabica coffee (J1), namely 0.016.
RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KAILAN TERHADAP PUPUK UREA DAN BAKTERI FOTOSINTESIS Victor Bintang Panunggul
Agrika Vol 17, No 1 (2023)
Publisher : Badan Penerbitan Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31328/ja.v17i1.4645

Abstract

ABSTRAKKailan bergizi tinggi, memiliki prospek bagus dan disukai masyarakat. Produksi kailan semakin berkurang sehingga diperlukan upaya untuk meningkatkan produksinya, di antaranya adalah dengan pemupukan. Pemanfaatan pupuk anorganik berperan untuk membantu proses budidaya tanaman, namun perlu diimbangi dengan senyawa organik untuk menjaga kesehatan tanah. Air limbah kolam ikan selama ini belum dimanfaatkan padahal masih memiliki peluang untuk diolah menjadi pupuk dalam bentuk bakteri fotosintesis. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji pengaruh pupuk urea dan bakteri fotosintesis terhadap komponen pertumbuhan dan produksi tanaman kailan. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial. Faktor pertama adalah pupuk urea dan faktor kedua adalah dosis bakteri fotosintesis. Faktor pertama terdiri dari R0= kontrol; R1= 5 g/polibag dan R2= 10 g/polibag. Faktor kedua terdiri dari B0 = 0 ml; B1 =10 ml / 2 liter per polibag dan B2 = 20 ml/2 l per polibag. Setiap perlakuan diulang tiga kali. Interaksi antara perlakuan urea dan bakteri fotosintesis menunjukkan pengaruh yang nyata hanya pada tinggi tanaman kailan. Tanaman kailan paling tinggi diperoleh pada interaksi perlakuan R2B1 dan R2B2, yaitu 20,14 dan 19,53. Tanaman kailan paling rendah terdapat pada perlakuan R0B1 dan R1B1 yaitu sebesar 17,46 dan 17,26. Aplikasi pupuk urea  tidak berpengaruh nyata pada variabel pertumbuhan dan produksi tanaman kailan. Aplikasi bakteri fotosintesis berbeda nyata terhadap parameter jumlah daun dan luas daun  serta bobot segar akar tanaman kailan. Aplikasi bakteri fotosintesis B2 (20 ml) memberikan jumlah daun, luas daun dan bobot segar akar yang lebih besar dibanding kontrol. ABSTRACT Kailan is highly nutritious, has good prospects and is liked by the community. Kailan production is decreasing so efforts are needed to increase its production, one of which is by fertilizing. The use of inorganic fertilizers plays a role in helping the process of cultivating plants, but it needs to be balanced with organic compounds to maintain soil health. So far, fish pond wastewater has not been utilized even though it still has the opportunity to be processed into fertilizer in the form of photosynthetic bacteria. The purpose of this study was to examine the effect of urea fertilizer and photosynthetic bacteria on the growth and production components of cauliflower. The experimental design used was a factorial randomized block design (RBD). The first factor is urea fertilizer and the second factor is the dose of photosynthetic bacteria. The first factor consists of R0 = control; R1 = 5 g/polybag and R2 = 10 g/polybag. The second factor consists of B0 = 0 ml; B1 = 10 ml / 2 liters per poly bag and B2 = 20 ml / 2 l per poly bag. Each treatment was repeated three times. The interaction between urea and photosynthetic bacteria showed a significant effect only on kailan plant height. The highest kailan plants were obtained in the interaction of the R2B1 and R2B2 treatments, namely 20.14 and 19.53. The lowest kailan plants were found in the R0B1 and R1B1 treatments, namely 17.46 and 17.26. The application of urea fertilizer had no significant effect on the growth and yield of cauliflower. The application of photosynthetic bacteria significantly differed on the parameters of the number of leaves and leaf area as well as fresh weight of roots of cauliflower. The application of photosynthetic bacteria B2 (20 ml) gave a greater number of leaves, leaf area and root fresh weight than the control.
IDENTIFIKASI HAMA DAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DENGAN APLIKASI PUPUK LIMBAH ULAT SUTRA Rujirmus Bobi; Hidayati Karamina; Erwin Ismu Wisnubroto
Agrika Vol 17, No 1 (2023)
Publisher : Badan Penerbitan Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31328/ja.v17i1.4577

Abstract

ABSTRAKProduktivitas bawang merah di Indonesia masih rendah sebesar 9,24 ton/ha. Hal ini karena penggunaan bibit yang kurang bermutu, media tanam yang kurang baik dan akibat serangan hama penyakit. Penggunaan insektisida secara intensif membahayakan konsumen. Salah satu metode pengendalian hama dan penyakit adalah metode kultur teknis. Maraknya budidaya ulat sutra mengakibatkan limbah ulat sutra juga banyak. Jika limbah tidak dikelola dengan baik dapat mengakibatkan penyakit bagi ulat sutra dan mencemari lingkungan. Oleh karena itu dilakukan penelitian menggunakan pupuk limbah kotoran ulat sutra untuk mengurangi pengunaan dosis pupuk kimia tanpa menurunkan pertumbuhan dan produksi bawang merah serta dapat menekan serangan hama pada tanaman bawang merah. Penelitian dilaksanakan di screen house, Science Techno Park Unitri pada Agustus-Oktober 2022. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 10 perlakuan pupuk limbah ulat sutra dan NPK 16-16-16. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan P2 (pupuk limbah ulat sutra:sekam bakar (1:1) dosis 200 g/polybag + NPK 16-16-16 100 kg/ha = 4,5 g/polybag) dan P6 (pupuk limbah ulat sutra: sekam bakar (2:1) dosis 200 g/polybag + NPK 16-16-16 dosis 100 kg/ha = 4,5 g/polybag) memiliki bobot umbi bawang merah/rumpun lebih besar dibanding perlakuan lainnya,  berturut-turut 35,46 g/rumpun dan 28,04 g/rumpun. Hama yang terdapat pada bawang merah adalah Agrotis ipsilon, Spodoptera litura, Spodoptera exigua dan penyakit  yang ditemukan pada bawang merah adalah penyakit bercak yang diakibatkan  Alternaria porri dan Fusarium oxysporum. Pada perlakuan P2 hama yang menyerang sebesar 33,33% dan pada perlakuan P6 hama yang menyerang sebesar 11,11%. Pada kedua perlakuan tersebut  tetapi tidak ada penyakit yang menyerang. ABSTRACTThe productivity of shallots in Indonesia is still low at 9.24 tonnes/ha. This is due to the use of inferior quality seeds, poor planting media and pests and diseases. The intensive use of insecticides endangers consumers. One of the pest and disease control methods is the technical culture method. The rise of silkworm cultivation resulted in a lot of silkworm waste. If waste is not managed properly it can cause disease for silkworms and pollute the environment. Therefore, research was carried out using silkworm manure to reduce the use of chemical fertilizer doses without reducing the growth and production of shallots and suppressing pest attacks on shallots. The research was conducted at the screen house, Science Techno Park Unitri in August-October 2022. The research used a Randomized Block Design (RBD) with 10 treatments of silkworm waste fertilizer and NPK 16-16-16. The results showed that treatment P2 (silkworm waste fertilizer: roasted husks (1:1) dose of 200 g/polybag + NPK 16-16-16 100 kg/ha = 4.5 g/polybag) and P6 (silkworm waste fertilizer : roasted husks (2:1) dose of 200 g/polybag + NPK 16-16-16 dose of 100 kg/ha = 4.5 g/polybag) had a greater weight of shallot bulbs/clump compared to other treatments, respectively 35.46 g/clump and 28.04 g/clump. The pests found on shallots are Agrotis ipsilon, Spodoptera litura, Spodoptera exigua and the diseases found on shallots are spotting disease caused by Alternaria porri and Fusarium oxysporum. In the P2 treatment the attacking pests were 33.33% and in the P6 treatment the attacking pests were 11.11%. In both treatments, there was no disease that attacked.
UJI EFIKASI EKSTRAK KASAR UMBI TEKI (Cyperus rotundus L.) DALAM MENGHAMBAT MIKROBA Propionibacterium acne Helda Syahfari; Marisi Napitupulu; Febi Irfandi
Agrika Vol 17, No 1 (2023)
Publisher : Badan Penerbitan Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31328/ja.v17i1.4601

Abstract

Teki (Cyperus rotundus L.) mempunyai kandungan senyawa bioaktif pada umbi dan daunnya. Senyawa bioaktif tersebut dapat digunakan sebagai penolak serangga, antifungus, antimikroba, toksin dan menjadi pertahanan bagi tumbuhan terhadap predator. Saponin pada umbi teki termasuk kelompok antibakteri yang dapat mengganggu permeabilitas membran sel mikroba, yang mengakibatkan kerusakan membran sel dan menyebabkan keluarnya berbagai komponen penting dari dalam mikroba. Uji daya antibakteri ekstrak umbi teki terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis dan Propionibacterium acne menunjukkan adanya zona hambat di sekitar kertas cakram pada konsentrasi 20%, 40%, 60%, 80%, 100%, dan kontrol positif, sehingga ekstrak umbi teki berpotensi sebagai antibakteri Staphylococcus epidermidis dan Propionibacterium acne. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kandungan fitokimia umbi teki dan uji efikasi antimikroba serta mengetahui konsentrasi hambat minimum dari ekstrak kasar umbi teki terhadap pertumbuhan mikroba Propionibacterium acne. Umbi gulma rumput teki diambil dari sekitar perkebunan warga Talang Sari Kota Samarinda. Kemudian dilanjutkan dengan pembuatan simplisia, pembuatan ekstrak kasar ethanol, skrining fitokimia umbi rumput teki (kandungan alkaloid, flavonoid, fenolik, triterpenoid, saponin) serta uji aktivitas antimikroba (Propionibacterium acne). Hasil uji fitokimia menunjukkan bahwa senyawa bioaktif yang terkandung dalam ekstrak kasar ethanol umbi teki adalah fenolik, flavonoid dan triterpenoid. Hasil uji aktivitas antibakteri diperoleh bahwa ekstrak kasar umbi teki yang diujikan pada bakteri Propionibacterium acne dengan konsentrasi 6%, 8%, 10%, 12%, 15% menghasilkan diameter zona hambat berturut-turut  8,6 mm, 10 mm, 11 mm, 11,6 mm, dan 12,6 mm. Nilai Minimum Inhibitory Concentration (MIC) adalah 6%. Teki (Cyperus rotundus L.) contains bioactive compounds in its tubers and leaves. These bioactive compounds can be used as insect repellents, antifungals, antimicrobials, toxins and as a defense for plants against predators. Saponins in teki tubers are an antibacterial group that can interfere with the permeability of microbial cell membranes, resulting in damage to cell membranes and causing the release of various important components from the microbes. Antibacterial activity test of teki extract against Staphylococcus epidermidis and Propionibacterium acne showed an inhibition zone around the disc paper at concentrations of 20%, 40%, 60%, 80%, 100%, and positive control, so that the nutmeg extract has the potential as an antibacterial for Staphylococcus. epidermidis and Propionibacterium acnes. The purpose of this study was to determine the phytochemical content of teki tuber and antimicrobial efficacy test and to determine the minimum inhibitory concentration of the crude extract of teki tuber on the growth of Propionibacterium acne microbes. The sedge weed bulbs were taken from around the plantations of Talang Sari residents, Samarinda City. Then proceed with the manufacture of simplicia, manufacture of crude ethanol extract, screening of nutgrass tuber phytochemicals (contains of alkaloids, flavonoids, phenolics, triterpenoids, saponins) and testing of antimicrobial activity (Propionibacterium acne). The results of the phytochemical tests showed that the bioactive compounds contained in the crude ethanol extract of teki tubers were phenolics, flavonoids and triterpenoids. The results of the antibacterial activity test showed that the crude extract of teki tubers tested on Propionibacterium acne bacteria with concentrations of 6%, 8%, 10%, 12%, 15% produced inhibition zone diameters of 8.6 mm, 10 mm, 11 mm, respectively. 11.6mm, and 12.6mm. Minimum Inhibitory Concentration (MIC) value was 6%. 
PENGARUH PUPUK NPK DAN PUPUK KANDANG AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN CABAI KERITING (Capsicum annuum L.) Ngei M. Fatima; Amir Hamzah; Hidayati Karamina
Agrika Vol 17, No 1 (2023)
Publisher : Badan Penerbitan Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31328/ja.v17i1.4448

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi pengaruh pemberian pupuk NPK dan pupuk kandang ayam terhadap pertumbuhan tanaman cabai keriting. Penelitian dilaksanakan di Tlogomas Kota Malang pada ketinggian sekitar 450 m dpl pada Agustus 2021 hingga Februari 2022. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 2 faktor. Faktor pertama pupuk NPK (N) terdiri dari 4 taraf perlakuan N0: tanpa pupuk NPK (kontrol); N1: pupuk NPK 50 kg/ha (0,25 g/polybag); N2 : pupuk NPK 100 kg/ha (0,5 g/polybag); dan N3 : pupuk NPK 150 kg/ha (0,75 g/polybag). Faktor kedua adalah pupuk  kandang ayam (K) terdiri dari 4 taraf perlakuan K0: tanpa pemberian pupuk kandang ayam (kontrol); K1: pupuk kandang ayam 10 ton/ha (50 g/polybag); K2: pupuk kandang ayam 20 ton/ha (100 g/polybag); dan K3: pupuk kandang ayam 30 ton/ha (150 g/polybag). Hasil penelitian menunjukkan adanya interaksi pupuk NPK dan pupuk kandang ayam pada tinggi tanaman saat 4 dan 8 MST, tetapi tidak berpengaruh pada jumlah cabang maupun jumlah bunga. Perlakuan pupuk NPK secara tunggal hanya mempengaruhi jumlah bunga pada 12 MST. Pemberian pupuk kandang ayam secara tunggal dengan dosis 30 ton/ha mengakibatkan pertumbuhan terbaik pada tinggi tanaman saat 6 dan 8 MST berturut-turut 35,33 cm dan 38,21 cm; jumlah cabang pada 4 dan 8 MST berturut-turut sebesar  4,67  dan 53,96; serta jumlah bunga pada 8 MST yaitu sebanyak 6,75. The purpose of this study was to evaluate the effect of NPK fertilizer and chicken manure on the growth of curly chili plants. The research was conducted in Tlogomas, Malang City at an altitude of around 450 m asl from August 2021 to February 2022. The research used a Randomized Block Design (RBD) with 2 factors. The first factor was NPK fertilizer (N) consisted of 4 levels which were N0 treatment: without NPK fertilizer (control); N1: NPK fertilizer 50 kg/ha (0.25 g/polybag); N2 : NPK fertilizer 100 kg/ha (0.5 g/polybag); and N3 : NPK fertilizer 150 kg/ha (0.75 g/polybag). The second factor was chicken manure (K) consisting of 4 levels which were K0 treatment: without chicken manure (control); K1: chicken manure 10 tonnes/ha (50 g/polybag); K2: chicken manure 20 tonnes/ha (100 g/polybag); and K3: chicken manure 30 tonnes/ha (150 g/polybag). The results showed that there was an interaction between NPK and chicken manure on plant height at 4 and 8 WAP, but had no effect on the number of branches or the number of flowers. NPK fertilizer treatment  only affected the number of flowers at 12 WAP. Application of chicken manure at a dose of 30 tonnes/ha resulted in the best growth in plant height at 6 and 8 WAP respectively 35.33 cm and 38.21 cm; the number of branches at the 4th and 8th WAP were 4.67 and 53.96 respectively; and the amount of interest at 8 WAP was 6.75.
KASGOT LALAT TENTARA HITAM SEBAGAI PUPUK ORGANIK UNTUK PERTANIAN BERKELANJUTAN Edyson Edyson; Indawan Indawan; Ricky Indri Hapsari; Hidayati Karamina; Poppy Indri Hastuti
Agrika Vol 17, No 1 (2023)
Publisher : Badan Penerbitan Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31328/ja.v17i1.4652

Abstract

ABSTRAKTahun 2022 Indonesia menghasilkan sampah sebanyak 12.923.847 ton di mana 54,2% merupakan sampah sisa makanan, daun, ranting dan kayu. Berdasarkan sumber sampah, 50,6% merupakan sampah rumah tangga dan pasar tradisional. Jika tidak dikelola dengan baik, maka sampah akan menimbulkan berbagai pencemaran. Larva Black Soldier Fly (BSF)  sangat efektif dalam memakan sampah organik dan kotorannya (kasgot) dapat dimanfaatkan menjadi pupuk organik. Bahan penelitian diperoleh dari Bank Sampah Eltari M-230 Griya Maggot BSF Kelurahan Cemorokandang Kecamatan Kedungkandang Kota Malang 65138. Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan menyediakan kandang kawin BSF dan menganalisa kasgot mengenai kandungan unsur hara, logam berat dan cemaran bakteri.  Uji laboratorium menunjukkan bahwa kasgot telah memenuhi syarat SNI dan PTM, kecuali C-org sedikit melebihi standar yang ditetapkan, tidak mengandung logam berat Cd dan mengandung minimum logam berat Pb, Fe dan Zn. Kandungan cemaran bakteri Escherichia coli rendah yaitu kurang dari  3.00 MPN/g dan tidak mengandung Salmonella sp. ABSTRACTIn 2022 Indonesia produces 12,923,847 tons of waste, of which 54.2% is leftover food, leaves, twigs and wood. Based on the source of waste, 50.6% is household waste and traditional markets. If not managed properly, waste will cause various pollution. Black Soldier Fly (BSF) larvae are very effective in eating organic waste and their excrement (kasgot) can be used as organic fertilizer. The research material was obtained from the Eltari M-230 Griya Maggot BSF Waste Bank at Kelurahan Cemorokandang Kedungkandang District, Malang City 65138. The research was carried out by providing BSF mating cages and analyzing the kasgot for its nutrient content, heavy metals and bacterial contamination. Laboratory test results show that the kasgot has met the requirements of SNI and PTM, except that the C-org slightly exceeds the set standards, does not contain the heavy metal Cd and contains a minimum of the heavy metals Pb, Fe and Zn. The content of Escherichia coli bacteria contamination is low, namely less than 3.00 MPN/g and does not contain Salmonella sp. 
RESPON STEK PU CUK AGLAONEMA SNOW WHITE DENGAN PERLAKUAN MEDIA TANAM DAN PERENDAMAN ZAT PENGATUR TUMBUH AUKSIN Fatimah Nursandi; Fadiyah Azzam Bauzir; Machmudi Machmudi; Muhidin Muhidin; Erfan Dani Septia; Untung Santoso
Agrika Vol 17, No 1 (2023)
Publisher : Badan Penerbitan Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31328/ja.v17i1.4628

Abstract

Komposisi media tanam pada stek tanaman hias aglaonema sangat menentukan keberhasilan pertumbuhan stek. Media tanam yang dipakai untuk tanaman ekspor biasanya hanya menggunakan serbuk sabut kelapa (cocopeat), sementara media untuk tanaman pot aglaonema menggunakan campuran sekam, pupuk kendang dan tanah. Selain komposisi media,tanam, pemakaian zat pengatur tumbuh (ZPT) perangsang akar juga sering digunakan. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh media tanam dan kombinasi konsentrasi-lama perendaman ZPT terhadap pertumbuhan stek pucuk tanaman aglaonema snow white. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok faktorial (RAK). Faktor pertama yaitu komposisi media tanam dan faktor kedua adalah kombinasi konsentrasi ZPT dan lama perendaman. Hasil penelitian menunjukkan komposisi media tanam yang berbeda yaitu M1 (pukan+cocopeat+tanah+sekam+arang sekam) dan M2 (cocopeat+arang sekam) tidak menunjukkan perbedaan terhadap peubah stek berakar, jumlah dan panjang akar, tinggi tanaman, diameter batang, jumlah dan luas daun serta bobot basah tanaman. Konsentrasi ZPT dan lama perendaman hanya menunjukkan perbedaan pada peubah panjang akar yaitu perlakuan K1 (air perendaman 30 menit), K3 (rootone-F 0,5 g/l perendaman 60 menit) dan K5 (prokar10 ml/l perendaman 30 menit) mempunyai akar lebih panjang dibandingkan perlakuan lainnya. Peningkatan bobot basah tanaman umur 45 HST dan 90 HST pada perlakuan K4 (prokar 10 ml/l perendaman 15 menit) dan K5 (prokar10 ml/l  perendaman 30 menit) adalah sebesar 3,71 g dan 4,04 g lebih tinggi dibandingkan perlakuan lainnya yaitu hanya 0,03-0,83 g. The composition of the planting medium on aglaonema ornamental plant cuttings greatly determines the success of the growth of cuttings. The planting medium used for export crops usually only uses coconut husk powder (cocopeat), while the media for potted aglaonema plants uses a mixture of husks, manure and soil. In addition to the composition of the planting media, the use of root-stimulating growth regulators (GR) is also often used. The aim of the study was to determine the effect of growing media and the combination of concentration-time of soaking GR on the growth of shoot cuttings of Aglaonema snow white. The experimental design used was a factorial randomized block design (RBD). The first factor is the composition of the planting medium and the second factor is the combination of ZPT concentration and soaking time. The results showed that the composition of the different planting media, namely M1 (manure + cocopeat + soil + husk + husk charcoal) and M2 (cocopeat + husk charcoal) showed no difference in the variables of rooted cuttings, number and length of roots, plant height, stem diameter, number of and leaf area and plant wet weight. ZPT concentration and soaking time only showed differences in root length variables, namely treatments K1 (water soaking 30 minutes), K3 (rootone-F 0.5 g/l soaking 60 minutes) and K5 (prokar 10 ml/l soaking 30 minutes) had roots longer than other treatments. The increase in fresh weight of plants aged 45 DAP and 90 HST in treatment K4 (10 ml/l soaking 15 minutes) and K5 (10 ml/l soaking 30 minutes) was 3.71 g and 4.04 g higher than the other treatments i.e. only 0.03-0.83 g.

Page 1 of 2 | Total Record : 15