cover
Contact Name
Wahyu Wiji Astuti
Contact Email
ahyu_wiji@yahoo.com
Phone
+6281375372028
Journal Mail Official
wahyu_wiji@yahoo.com
Editorial Address
Medan tembung
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
BAHAS
ISSN : 24427594     EISSN : 24427594     DOI : https://doi.org/10.24114/bhs.v32i1
Jurnal BAHAS memuat kajian-kajian tentang bahasa, sastra, seni dan budaya. Jurnal ini dikelola oleh Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Medan.
Articles 549 Documents
CARTOON STORY MAKER AS THE DEVELOPED LEARNING MEDIA IN WRITING DESCRIPTIVE TEXT FOR JUNIOR HIGH SCHOOL STUDENTS Bahagia Saragih
BAHAS Vol 30, No 3 (2019): BAHAS
Publisher : BAHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bhs.v30i3.17179

Abstract

Abstract  The aim of this study was to develop learning media in Writing Descriptive Text. This study was conducted at junior high school level students by applying six stages; gathering information and data, analyzing data, designing materials, validating by experts, revising, and final product.. The data were gathered  by administering interview to English teacher and distributing questionnaire to 30 respondents to get the students’ needs. The interview and questionnaire results prove that the students needs English learning media which can motivate the students to understand about the descriptive writing. The product has been validated by experts. The result of the product was videos that contain audio-visual media to be used in mastering the descriptive text writing. Keywords: Cartoon Story Maker,Learning Media, Descriptive Text
ANALISIS DEIKSIS BAHASA JERMAN Herlina Jasa Putri Hrp.
BAHAS No 75TH XXXVI (2009): BAHAS
Publisher : BAHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bhs.v0i75TH XXXVI.2522

Abstract

Artikel ini membicarakan deiksis dalam konteks wacana tulis bahasa Jerman yang bersumber dari buku  Themen Neu I, II, dan III karangan Hartmurt Aufderstasse (1993). Artikel ini  didasarkan pada kajian linguistik fungsional sistemik (LFS) yang dikembangkan oleh Halliday (1994), Saragih (2003), Sinar (2003) dan teori pragmatik yang dikembangkan oleh Yule (1996). Hasil temuan menunjukan ada lima jenis deiksis yang terdapat pada wacana tulis bahasa Jerman yaitu deiksis personal, deiksis tempat, deiksis waktu, deiksis sosial, dan deiksis textual/ wacana. Dari kelima jenis deiksis tersebut yang paling dominan adalah deiksis waktu . Hal ini terjadi karena sebahagian teks membicaraan peristiwa khususnya peristiwa yang direalisasikan oleh proses material seperti kommen ”datang”, reisen ”berpergian”, fahren ”pergi” dan sebagainya. Proses material itu terjadi pada benda atau partisipan khususnya yang dikenal seperti kata kota Berlin, negara Jerman, Istana Kepresidenan, dan lain sebagainya. Peringkat kedua diduduki deiksis personal , peringkat ketiga diduduki oleh deiksis tempat. Peringkat keempat diduduki oleh deiksis wacana, dan peringkat kelima/terakhir diduduki oleh deiksis sosial. Kata Kunci: deiksis, konteks, wacana tulis
MODUS SUBJUNGTIF DALAM BAHASA PRANCIS BALDUIN PAKPAHAN
BAHAS No 86 TH 39 (2013): BAHAS
Publisher : BAHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bhs.v0i86 TH 39.2400

Abstract

Modus subjungtif ialah modus dengan kala kini dan kala lampau dalam bentuk presen, passé composé, imparfait dan plus-que-parfait. Tujuan penelitian ialah mendeskripsikan penggunaan modus subjungtif. Metode penelitian ialah metode deskriptif dengan menggunakan teori linguistik struktural Peytard dkk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan modus subjungtif pada klausa bebas tidak sesering pada klausa subordinatif. Kata kunci: penggunaan modus subjungtif, sistem KAM
Marriage Aspects Of Minangkabau Matrilineal Systems In Hamka’s Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck SYAMSUL BAHRI
BAHAS Vol 25, No 3 (2014): BAHAS
Publisher : BAHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bhs.v25i3.2546

Abstract

This study explores the cultural elements found in the literary work of Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck in the  form of Novel written by Buya Hamka. It utilizes an extrinsic approach in which there are some interpretations and explanations about cultural elements in Hamka’s  Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck. It describes the aspects of marriage based on Minangkabau custom especially practiced in Batipuh, West Sumatera that still hold fast to the tradition and culture very much concerned to the female (matrilineal) lineage. There are several elements of culture on the marriage of Minangkabau matrilineal systems in the novel of  Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, namely ; 1.Mamak (mother’s brother) whether he is eldest or youngest ,he has a huge role and responsibility to preserve the tradition of Minangkabau Matrilineal systems in the family of Minangkabau,West Sumatera and he will bring the matters of custom     into the meeting of Niniak Mamak .2. If a man wants to marry a woman, Niniak Mamak from the man directly has to come to the family of the women asking about the marriage . 3. Someone who has a right to receive or deny a proposal of marriage is not the woman or even the parents or aunt (mandeh) of the woman. Mamak (uncle), mother’s brother has a big role for it and then he brings it into the meeting ofNiniak Mamak in order to get a decision to receive or not. 4. Mamak (uncle) of a Minangkabau woman will just receieve a man from Minangkabau who has a clan from lineage of mother (Piliang,Sikumbang,or Chaniago etc ) will be accepted being a husband for niece . Mamak will not accept a mixed race  man  to be a husband for a niece in the conservative society of Minangkabau Matrilineal systems,West Sumatera         Keywords: Marriage, Matrilineal System, Minangkabau, Tenggelammnya Kapal Van Der Wijck
cover dan daftar isi no 84 TH 38 2012 BAHAS Zainuddin .
BAHAS No 84 TH 38 (2012): BAHAS
Publisher : BAHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bhs.v0i84 TH 38.3098

Abstract

ABSTRAK Tulisan ini berkenaan dengan ihwal teoretis morfologi generatif dalam proses pembentukan kata dan pendekatanya dalam proses morfofonemik bahasa Gayo (BG). Teori Morfologi Generatif model Halle (1973), menyatakan  satuan-satuan dasar leksikon adalah ”morfem” dan menurut leksikalis Aronoff berpendapat bahwa ”kata” adalah dasar semua derivasi. Menurut Halle dalam analisis proses morfofonemik terdiri dari empat subkomponen yang saling terpisah: 1) Daftar Morfem, 2) Kaidah Pembentukan Kata, 3) Saringan, 4) Kamus. Dalam DM semua morfem diidentifikasikan ke dalam kategori-kategori tertentu, yakni dua kategori utama atau kelas utama: 1) Kata pangkal (Kp) dan Afiks, dan 2) Kata pangkal bebas atau kata pangkal terikat. Seperti nomina pangkal, verba pangkal dan adjektiva pangkal. Dalam komponen kedua kaidah pembentukan kata (KPK) bagaimana morfem-morfem di susun dalam gugus tertentu untuk membentuk kata-kata baru dalam hal ini proses morfofonemik untuk menghasilkan kata yang berterima dan yang tidak berterima. Dalam komponen filter menanggani proses pembentukan kata secara fonologis, morfologis dan sintaksis dan penurunan kata dari bentuk struktur asal menjadi struktur lahir dalam proses morfofonemik. Pada komponen kamus merupakan komponen terakhir model morfologi generatif untuk menghimpun kata-kata yang telah melalui filter. Pendekatan analisis teori morfologi generatif dalam proses morfofonemik BG menunjukkan bahwa terdapat rumusan struktur asal (SA) dan struktur lahir (SL) dalalm proses morfofonemik dan kaidah morfofonologis yaitu : (a) kaidah pelesapan fonem nasal  Velar /n/ dengan ciri-ciri [+nasal,-anterior,-koronal,+bersuara]. (b) kaidah asimilasi fonem nasal Velar /ŋ/ dan pelesapan konsonan hambat velar /k/ dengan ciri-ciri [+nasal,-anterior, dan –koronal].   Kata Kunci : Morfologi Generatif, Teoretis.
STRATEGI KESANTUNAN TINDAK TUTUR REQUÊTE PADA BUKU VERSION ORIGINALE Elvi Syahrin
BAHAS Vol 31, No 4 (2020): BAHAS
Publisher : BAHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bhs.v31i4.21904

Abstract

AbstractThis research-based writing focuses on the application of Brown & Levinson's (1987) politeness strategies in the speech act of requête (request) of the Version Originale; the French learning book used in many universities and French language learning centres in Indonesia. The analysis of this textbook uses qualitative methods and data collection is conducted by using documentation techniques. This book included a lot of speech acts of request in the form of dialogue. The results showed that the prominent politeness strategy of request in the Méthode de français Version Originale is the Negative Politeness Strategy. Negative politeness strategies are formal politeness strategies that refer to respecting the personal interests (privacy) of the hearer. The fact that this negative politeness strategy is mostly used in Version Originale confirms the statement of Kerbrat-Orecchioni (2001) stating that there is no doubt that negative politeness strategy are very much present in French conversations.Keywords: Politeness, speech-acts, request, Version Originale AbstrakTulisan berbasis penelitian ini berfokus pada aplikasi strategi kesantunan Brown & Levinson (1987) dalam tindak tutur requête (meminta) pada Méthode de français Version Originale yang dipakai di berbagai universitas dan pusat pembelajaran bahasa Prancis di Indonesia. Analisis buku teks ini menggunakan metode kualitatif dan penjaringan data dilakukan dengan teknik dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa buku ini banyak memasukkan tindak tutur requête dalam teks dialog. Selanjutnya strategi kesantunan tindak tutur requête yang paling banyak pada Méthode de français Version Originale adalah strategi kesantunan negatif (Negative Politeness Strategy). Strategi kesantunan negatif adalah strategi kesantunan yang bersifat formal yang merujuk pada tindakan menghormati kepentingan pribadi (privacy) dari mitra tutur. Fakta bahwa strategi kesantunan negatif ini merupakan strategi kesantunan yang paling banyak digunakan dalam buku metode pembelajaran bahasa Prancis version originale sesuai dengan pernyataan Kerbrat-Orecchioni (2001) yang menyatakan bahwa tidak diragukan lagi bahwa strategi kesantunan negatif sangat banyak terdapat pada percakapan di Prancis. Kata Kunci: kesantunan, tindak tutur, requête, version originale
PENGEMBANGAN VIDEO PEMBELAJARAN DENGAN APLIKASI CAMTASIA PADA MATA KULIAH SERIGRAFI PADA MAHASISWA PRODI SENI RUPA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN Mus lim
BAHAS Vol 28, No 3 (2017): BAHAS
Publisher : BAHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bhs.v28i3.10078

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menghasilkan video pembelajaran Serigrafi berdasarkan kriteria kualitas media pembelajaran yang baik.(2) untuk mengetahui hasil belajar efektif terhadap media video pembelajaran Serigrafi. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan yang menggunakan model pengembangan produk Borg and Gall yang dipadu dengan model desain pembelajaran dari Dick and Carey. Metode penelitian ini terdiri dari dua tahapan, yang mana pada tahap I merupakan tahap uji coba produk yang terdiri dari: (1) validasi ahli materi pelajaran, (2) validasi ahli desain pembelajaran, (3) validasi ahli media pembelajaran, (4) uji coba perorangan, (5) uji coba kelompok kecil, dan (6) uji coba lapangan terbatas. Hasil penelitian menunjukkan: (1) uji ahli materi berada pada kualifikasi sangat baik (76.26%), (2) uji ahli desain pembelajaran berada pada kualifikasi sangat baik (85,12%), (3) uji ahli media pembelajaran berada pada kualifikasi sangat baik (81,80%), (4) uji coba perorangan berada pada kualifikasi sangat baik (91,00%), (5) uji coba kelompok kecil berada pada kualifikasi sangat baik (89,14%), dan (6) uji coba lapangan terbatas berada pada kualifikasi sangat baik (93,00%).Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar mahasiswa yang dibelajar tanpa menggunakan media dengan hasil belajar mahasiswa yang belajar menggunakan media. Hal ini ditunjukkan berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh  t hitung > t tabel atau 7.99 > 2.03 atau dengan kata lain Hi ditolak dan Ho diterima.  
MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PUISI Mursini Mursini
BAHAS No 69TH XXXV (2008): BAHAS
Publisher : BAHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bhs.v0i69TH XXXV.2442

Abstract

Puisi merupakan jenis karya sastra yang bentuknya dipilih dan ditata dengan cermat sehingga mampu mempertajam kesadaran orang akan suatu pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus  melalui bunyi, irama, dan makna khusus. Di dalam puisi diungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif  dan disusun dengan mengonsentrasikan struktur fisik dan struktur batin. Selain itu, Sayuti (2002:3) mengatakan bahwa puisi dirumuskan sebagai bentuk pengucapan bahasa yang memperhitungkan adanya aspek-aspek bunyi di dalamnya yang mengungkapkan pengalaman imajinatif, emosional, dan intelektual penyair yang ditimba dari kehidupan individual dan sosial kemudian diungkapkan dengan teknik tertentu dalam diri pembaca dan pendengarnya.  Pada kesempatan ini, Anda akan diajak untuk menyegarkan kembali ingatan Anda tentang berbagai aspek kesastraan bidang puisi yang pernah Anda pelajari sebelumnya. Di samping itu, kepada Anda akan diingatkan kembali tentang prinsip-prinsip pembelajaran puisi  seperti yang diamanatkan  dalam kurikulum. Yakinlah Anda bahwa Anda selama ini telah memahami hal itu sesuai dengan prinsip-prinsip yang dimaksud. Untuk itu Anda dapat mengamati model-model pembelajaran puisi yang terintegrasi dalam pembelajaran  keterampilan berbahasa dan sastra Indonesia.   Kata Kunci: Model Pembelajaran, Menulis, Puisi
PERUBAHAN SOSIAL EKOLOGI DAN PERUBAHAN BUDAYA LINGUAL DALAM SISTEM KEKERABATAN MELAYU LANGKAT Abdurahman Adisaputera
BAHAS No 77 TH 37 (2010): BAHAS
Publisher : BAHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bhs.v0i77 TH 37.2608

Abstract

Bahasa dan adat istiadat adalah dua unsur penting penanda identitas suatu etnik. Kedua unsur ini muncul dalam sistem kekerabatan. Pada komunitas Melayu Langkat, sistem kekerabatan mengacu pada garis keturunan ibu dan garis keturunan ayah. Sistem kekerabatan dapat dibedakan berdasarkan (1) lapisan sosial dan (2) lapisan keluarga. Panggilan kekerabatan pada lapisan sosial adalah tengku, wan, datuk, aja dan orang kaya, serta encek dan tuan. Pada lapisan keluarga, komunitas Melayu memiliki 8 panggilan (sapaan) kekeluargaan sesuai dengan urutan kelahiran yaitu ulong/yong, ngah, alang, uteh, andak, oda/uda, etam, dan suncu. Hasil pengujian terhadap 230 responden membuktikan bahwa sebagian komunitas remaja tidak memahami dan tidak lagi menggunakan sapaan ini.   Kata Kunci: komunitas melayu, sistem kekerabatan, perubahan sosial
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA PADA KOMPETENSI DASAR MENGUNGKAPKAN PENDAPAT TERHADAP PUISI PELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TPS (THINK PAIR SHARE) DI KELAS X-6 SMA NEGERI 12 MEDAN TAHUN AJARAN 2013/2014 Khairiah Khairiah
BAHAS Vol 26, No 2 (2015): BAHAS
Publisher : BAHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bhs.v26i2.5560

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan berbahasa siswa dengan menggunakan model pembelajaran TPS (Think Pair Share) pada Pelajaran Bahasa Indonesia di kelasX-6. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Objek penelitian dalam skripsi ini adalah antusias siswa dalam kegiatan pembelajaran, pelafalan bunyi bahasa, ketepatan intonasi, pemilihan kata, penyusunan kalimat, ketenangan, kesopanan, kekompakan dan  topik pembicaraan. Subjek penelitian sebanyak 41 orang siswa. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah observasi yang dilakukan pada siswa.               Berdasarkan Observasi hasil penelitian persentase tingkat kemampuan berbahasa siswa meningkat dari 41 orang siswa terdapat 24,4% siswa yang memiliki kemampuan berbahasa sangat baik, 61% siswa yang memiliki kemampuan berbahasa baik dan  14,6 siswa tingkat kemampuan berbahasa cukup. Persentase hasil tingkat ketuntasan kemampuan berbahasa siswa dari 41 orang siswa pada siklus I pertemuan I mencapai 24,4% siswa yang tuntas dan 75,6% siswa tidak tuntas. Siklus I pertemuan II terdapat 41,5% siswa yang tuntas dan 58,5% siswa yang tidak tuntas. Pada siklus II pertemuan I terdapat 58,5% siswa yang tuntas dan 41,5% siswa yang tidak tuntas sedangkan pada siklus II pertemuan II meningkat menjadi 100% atau 41 orang siswa yang tuntas. Dengan demikian dengan menggunakan model pembelajaran TPS dapat meningkatkan kemampuan berbahasa siswa. Kata Kunci : model pembelajaran TPS dan  kompetensi mengungkapkan pendapat terhadap puisi

Page 4 of 55 | Total Record : 549


Filter by Year

2007 2023


Filter By Issues
All Issue Vol 34, No 1 (2023): BAHAS Vol 33, No 4 (2022): BAHAS Vol 33, No 3 (2022): BAHAS Vol 33, No 2 (2022): BAHAS Vol 33, No 1 (2022): BAHAS Vol 32, No 4 (2021): BAHAS Vol 32, No 3 (2021): BAHAS Vol 32, No 2 (2021): BAHAS Vol 32, No 1 (2021): BAHAS Vol 31, No 4 (2020): BAHAS Vol 31, No 3 (2020): BAHAS Vol 31, No 2 (2020): BAHAS Vol 31, No 1 (2020): BAHAS Vol 30, No 4 (2019): BAHAS Vol 30, No 3 (2019): BAHAS Vol 30, No 2 (2019): BAHAS Vol 30, No 1 (2019): BAHAS Vol 29, No 4 (2018): BAHAS Vol 29, No 3 (2018): BAHAS Vol 29, No 2 (2018): BAHAS Vol 29, No 1 (2018): BAHAS Vol 28, No 4 (2017): BAHAS Vol 28, No 3 (2017): BAHAS Vol 28, No 2 (2017): BAHAS Vol 28, No 1 (2017): BAHAS Vol 27, No 4 (2016): BAHAS Vol 27, No 3 (2016): BAHAS Vol 27, No 2 (2016): BAHAS Vol 27, No 1 (2016): BAHAS Vol 26, No 4 (2015): BAHAS Vol 26, No 3 (2015): BAHAS Vol 26, No 2 (2015): BAHAS Vol 26, No 1 (2015): BAHAS Vol 25, No 4 (2014): BAHAS Vol 25, No 3 (2014): BAHAS No 89 TH XL (2014): BAHAS No 86 TH 39 (2013): BAHAS No 85 TH 39 (2013): BAHAS No 85 TH 37 (2012): bahas No 84 TH 38 (2012): BAHAS No 83 TH 38 (2011): BAHAS No 82 TH 38 (2011): BAHAS No 81 TH 38 (2011): BAHAS No 80 TH 38 (2011): BAHAS No 80 TH 37 (2011): BAHAS No 79 TH 37 (2010): BAHAS No 78 TH 37 (2010): BAHAS No 77 TH 37 (2010): BAHAS No 76 TH 37 (2010): BAHAS No 75TH XXXVI (2009): BAHAS No 74TH XXXVI (2009): BAHAS No 73TH XXXVI (2009): BAHAS No 72TH XXXVI (2009): BAHAS No 69TH XXXV (2008): BAHAS No 65TH XXXIV (2007): JURNAL BAHAS More Issue