cover
Contact Name
Wahyu Wiji Astuti
Contact Email
ahyu_wiji@yahoo.com
Phone
+6281375372028
Journal Mail Official
wahyu_wiji@yahoo.com
Editorial Address
Medan tembung
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
BAHAS
ISSN : 24427594     EISSN : 24427594     DOI : https://doi.org/10.24114/bhs.v32i1
Jurnal BAHAS memuat kajian-kajian tentang bahasa, sastra, seni dan budaya. Jurnal ini dikelola oleh Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Medan.
Articles 549 Documents
Pemertahanan Nilai-nilai Budaya Di Era Disrupsi 4.0 Melalui Video Pembelajaran Edukatif Juli Rachmadhani
BAHAS Vol 29, No 4 (2018): BAHAS
Publisher : BAHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bhs.v29i4.13337

Abstract

ABSTRACTThe disruption era has affected all aspects of human life and cannot be separated from all human activities. Technological progress which is one of the effects of the disruption era has influenced the young generation of Indonesia to behave. The shift in cultural values such as the lack of politeness of the young generation is the real evidence that Indonesian is facing a moral crisis. The current phenomenon that is being faced by Indonesian is the language politeness of Indonesian generation that has begun to be broken. Only some of young people still maintain language politeness in daily life. In fact, language politeness is not innate, but there are certain factors that can affect someone's politeness. As Reiter in Murni (2018: 2) states that Language politeness is not innate but it is the result of socialization and construction of socio-cultural and history process of a nation. From his quote, we know that the main factor of language politeness of someone is because of socialization. The effect of technological progress has brought many effects to young generations’ behavior. They tend to follow the culture that is being trend setter which they see in their smartphones, and they forget the cultural values that their country has. This article deals with the preservation of cultural values in the disruption era 4.0 through educational learning videos. This educational learning video will show the cultural values of Indonesian behavior. This educational video is expected to be a medium of moral learning and regrow the cultural values that have been eroded by the times, since the cultural values that upholds the idea of language politeness is formed by a social setting. By this educational learning videos, the young generation of Indonesia will uphold the cultural values that are left behind in this disruption era.Keywords: cultural values, educational videos, disruption era.                              
PENGAJARAN KETERAMPILAN BERBAHASA MELALUI KAJIAN SASTRA Asti Purbarini; Amalia Saleh
BAHAS No 81 TH 38 (2011): BAHAS
Publisher : BAHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bhs.v0i81 TH 38.2499

Abstract

Berkembangnya pendekatan komunikatif pada tahun 80 an berdampak pad pengajaran bahasa Prancis sebagai bahasa asing. Karya sastra dianggap sebagai sumber belajar bahasa karena karya sastra merupakan komunikasi antara pengarang dan pembaca. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk memerikan pengajaran keterampilan berbahasa melalui kajian sastra. Karya sastra berupa teks berbentuk puisi, prosa dapat dijadikan materi belajar bahasa untuk meningkatkan keterampilan berbahasa. Sebuah karya sastra baik itu berupa puisi maupun prosa dapat dijadikan sumber belajar bahasa melalui tahap kegiatan belajar  yang terdiri dari Memahami (Comprendre), Menganalisa (Analyser) dan Menulis (Ecrire). Melalui kegiatan Memahami (Comprendre), mahasiswa dapat meningkatkan kemampuan pemahamannya terhadap wacana lisan dan tertulis. Kemampuan menganalisa wacana terdapat pada kegiatan Menganalisa (Analyser). Pada tahap ini bukan saja kemampuan kebahasaan, seperti kemampuan tata bahasa, kosa kata, kemampuan berbicara dapat ditingkatkan namun kemampuan untuk mengapresiasi sebuah karya sastra sebagai salah satu bentuk komunikasi dapat ditingkatkan. Tugas kepada mahasiswa berupa permintaan untuk membuat  rangkuman (resume), mentransformasi sebuah wacana deskriptif menjadi wacana narasi merupakan salah satu kegiatan yang dapat dilaksanakan pada tahap Menulis (Ecrire). Tahap Menulis (Ecrire) merupakan muara dari seluruh keterampilan berbahasa.   Kata Kunci : keterampilan berbahasa, karya sastra, komunikasi
PSIKOANALISIS SIGMUND FREUD PADA ANTOLOGI CERPEN KARYA SENO GUMIRA AJIDARMA Mhd. Anggie Januarsyah Daulay
BAHAS Vol 27, No 1 (2016): BAHAS
Publisher : BAHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bhs.v27i1.5678

Abstract

The purpose of this research is to describe character’s personality structures in anthology short story “’Aku Kesepian, Sayang.’, ‘Datanglah, Menjelang Kematian.’” Made by Seno Gumira Ajidarma. The personality structures consist of id (desire and needs), ego (distribution), and superego (balancer/control/normative). This research’s analysis used personality structures theory in study of psychoanalysis by Sigmund Freud. The source of data in this research consists of three short stories, such as “’Aku Kesepian, Sayang.’, ’Datanglah, Menjelang Kematian.’”, ”Legenda Wongasu” and ”Penjaga Malam dan Tiang Listrik”. Each of these short stories has one main character. The collected data consist of sentences and paragraphs which collected from the techniques of character’s establishment in literature. The result of research showed (1) “’Aku Kesepian, Sayang.’, ’Datanglah, Menjelang Kematian’” short stories used two technique, discourse and feeling and thought technique, (2) “Lengenda Wongasu” short story used one technique, character’s response technique, (3) “Penjaga Malam dan Tiang Listrik” short story used two techniques, such as discourse/other characters’ response technique and character’s response technique. The result of personality structure research consist of id, ego, and superego that main characters’ experienced, make two final result, such as superego successfully work (positive) and superego does not work. The two of short stories which have the superego (positive) personality character that parallel with the final function as normative are ”’Aku Kesepian, Sayang.’, ’Datanglah, Menjelang Kematian.’”, ”Legenda Wongasu”, Whereas one short story which has negatif superego of personality character is”Penjaga Malam dan Tiang Listrik”   Keywords: psychoanalysis: personality structure, character
ANALISIS MORFOLOGIS NOMINA BAHASA JERMAN Jujur Siahaan
BAHAS No 69TH XXXV (2008): BAHAS
Publisher : BAHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bhs.v0i69TH XXXV.2380

Abstract

  Tulisan ini mendeskripsikan morfologi nomina, yang membahas tentang bagaimana kategori dan proses morfologis pembentukan nomina bahasa Jerman. Metode yang digunakan dalam analisis ini  adalah metode kualitatif deskriptif. Data kepustakaan seperti: buku teks ( Themen neu, Wieso nicht ?, Sprachkurs Deutsch), Jurnal ( Scala, Journal für Deutschland, Europa Magazin ) dan majalah Jugend, die Mitmach Gesellschaft serta Juma merupakan sumber data. Data yang sudah terkumpul melalui teknik studi pustaka dan pencatatan  dianalisis sesuai  proses pembentukan nomina bahasa Jerman. Dari  hasil  analisis  data, diperoleh  bahwa  kategori  nomina   bahasa Jerman terdiri dari nomina pokok dan nomina turunan.  Dan proses morfologis yang terjadi adalah proses afiksasi, komposisi, konversi, akronim, klipping dan proper names. Diantara proses morfologis, afiksasi  dalam hal ini sufiks sangat banyak ditemukan dalam proses pembentukan nomina bahasa Jerman. Sedangkan prefiks tidak. Kata Kunci: Nomina ditinjau dari segi bentuk dan proses morfologis
CARTOON STORY MAKER AS THE DEVELOPED LEARNING MEDIA IN WRITING DESCRIPTIVE TEXT FOR JUNIOR HIGH SCHOOL STUDENTS Bahagia Saragih
BAHAS Vol 30, No 4 (2019): BAHAS
Publisher : BAHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bhs.v30i4.18576

Abstract

The aim of this study was to develop learning media in Writing Descriptive Text. This study was conducted at junior high school level students by applying six stages; gathering information and data, analyzing data, designing materials, validating by experts, revising, and final product.. The data were gathered  by administering interview to English teacher and distributing questionnaire to 30 respondents to get the students’ needs. The interview and questionnaire results prove that the students needs English learning media which can motivate the students to understand about the descriptive writing. The product has been validated by experts. The result of the product was videos that contain audio-visual media to be used in mastering the descriptive text writing. Keywords: Cartoon Story Maker,Learning Media, Descriptive Text .
PENEMPATAN PESERTA DIDIK (STUDENTS’POSITIONING) DALAM PROSES BELAJAR DAN MENGAJAR DIHUBUNGKAN DENGAN PELAYANAN PRIMA SEBAGAI SALAH SATU UNSUR PEMBENTUKAN KARAKTER Fauziah Khairani Lubis
BAHAS No 75TH XXXVI (2009): BAHAS
Publisher : BAHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bhs.v0i75TH XXXVI.2532

Abstract

Dulu kita hanya mendengar ada dua jenis sekolah yaitu sekolah negeri dan sekolah   swasta. Menilik perkembangan sekolah-sekolah pada zaman ini, kita kerap mendengar jenis-jenis  sekolah lain yang bermunculan, seperti sekolah nasional plus, selain sekolah berstandar internasional yang sedang giat-giatnya dikembangkan oleh pemerintah Indonesia. Perlu sangat diperhatikan, perkembangan pendidikan modern haruslah ditunjang oleh pendidik yang mampu menjawab kebutuhan pendidikan masa kini.   Kata Kunci: perkembangan, sekolah berstandar internasional, pendidik, kebutuhan  
KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CRUSH WORD (TEBAK KATA)SISWA KELAS VIII SMP TAMAN SISWA LUBUK PAKAM TAHUN PEMBELAJARAN 2018/2019 Ester Meriati Hasibuan; Basyaruddin Basyaruddin
BAHAS Vol 31, No 1 (2020): BAHAS
Publisher : BAHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bhs.v31i1.18585

Abstract

Abstrak  Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan menulis teks eksposisi siswa kelas VIII SMP Taman Siswa Lubuk Pakam. Metode yang digunakan dalam penelitian  ini adalah metode quasi eksperimen dengan desain one group pre-test post-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata kemampuan menulis teks eksposisi siswa kelas VIII SMP Taman Siswa Lubuk Pakam tahun pembelajaran 2018/2019 sebelum menggunakan metode Crush Word (tebak kata) berada dalam kategori cukup dengan nilai rata-rata 62,8 dan kemampuan menulis teks eksposisi setelah menggunakan metode Crush Word (tebak kata) berada pada kategori baik dengan nilai rata-rata 75,3. Kemampuan siswa kelas VIII SMP Taman Siswa Lubuk Pakam dalam menulis teks eksposisisebelum menggunakan metodecrush word(tebak kata) menunjukkan rata-rata 62,8. Sesudah dilakukan pembelajaran menggunakan metodecrush word(tebak kata) terjadi peningkatan kemampuan menulis teks eksposisi siswa dengan rata-rata 75,3. Identifikasi hasil sesudah diterapkan metodecrush word (tebak kata) pada pembelajaran menulis teks eksposisi termasuk dalam ketegori baik. Kata Kunci: metode crush word, menulis, teks eksposisi
kesenian Didong Banan Pada Masyarakat Gayo, Aceh Tengah Hirza Herna
BAHAS Vol 29, No 4 (2018): BAHAS
Publisher : BAHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bhs.v29i4.13335

Abstract

AbstrakDidong merupakan salah satu kesenian yang sangat popular bagi kalangan masyarakat Gayo, Aceh Tengah. Didong memiliki berbagai macam dan jenis antara lain adalah Didong Rawan, Didong Jalu, dan Didong Banan. Didong Banan merupakan didong yang dimainkan oleh khusus para wanita Gayo yang memiliki keahlian dan kelihaiyan dalam bernyanyi dan juga bermain didong. Ada tiga jenis ritem yang digunakan di dalam Didong Banan antara lain: Tingkah, Geratak, dan Tepok Bantal. Didong berfungsi sebagai hiburan antara lain sebagai penyambutan tamu atau tokoh adat, juga sebagai hiburan pada acara pernikahan (yang dilaksanakan pada malam hari hingga menjelang pagi). Didong Banan merupakan bentuk permainan musik tanpa menggunakan alat musik, melainkan menggunakan tepukan telapak tangan dan kepalan tangan sebagai alat musiknya. Didong Banan sangat menarik untuk dimainkan juga menarik untuk ditonton. Penampilan Didong Banan  selalu ditunggu-tunggu oleh banyak masyarakat Gayo dan sekitar.      Kata kunci: Didong banan, Tingkah, Geratak, Tepok Bantal
Kontribusi phonetische Zeichen terhadap Keterampilan Berbicara Mahasiswa Bahasa Jerman JUJUR SIAHAAN
BAHAS No 86 TH 39 (2013): BAHAS
Publisher : BAHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bhs.v0i86 TH 39.2412

Abstract

Pedoman fonetik  alphabet bahasa Jerman dapat mengurangi jumlah mahasiswa yang enggan berbicara bahasa Jerman karena takut salah bunyi (Aussprache) atau takut tidak mendapat tanggapan dari si pendengar. Pedoman itu disebut Internationales Phonetisches Alphabet (IPA). Bagaimana mengucapkan setiap lambang bunyi baik itu vokal, diftong dan konsonan, telah ditranskripsikan dengan jelas. Untuk mampu berbicara bahasa Jerman  dengan benar sesuai hakekatnya, diharapkan lebih dulu memahami alphabet bahasa Jerman maupun artikulasi yang tepat yang disusun dalam IPA. (Zur Beschreibung der gesprochenen Sprache, d.h. seiner Laute (Vokale, Konsonanten) und seiner prosodischen Merkmale (Intonation, z.B. Wort und Satzakzent), bedient man sich der Lautschrift, des Zeichensystem IPA (“Internationales Phonetisches Alphabet”) (Kaunzner, Ulrike A. 1997). Berpedoman pada kriteria IPA dengan mengaplikasikannya melalui phonetische Zeichen, maka mahasiswa akan lebih trampil berbicara bahasa Jerman dan dapat dipahami oleh si pendengar. Sehingga pesan atau ide apa yang disampaikan akan segera mendapat tanggapan dan komunikasi dapat berjalan lancar. The primary function of language is for interaction and communication (Setiyadi: 2006). Apabila mahasiswa telah mampu berkomunikasi dengan baik, hal ini berarti bahwa keterampilan berbicara mahasiswa telah tercapai yang menjadi sebagai tujuan utama dari program studi pendidikan bahasa Jerman. Keywords:  phonetische Zeichen dan  ketrampilan berbicara
MODEL PEMBELAJARAN NETWORKED TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS NASKAH PIDATO SISWA Rumasi Simaremare
BAHAS No 83 TH 38 (2011): BAHAS
Publisher : BAHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bhs.v0i83 TH 38.2561

Abstract

Model Networked adalah pembelajaran terpadu yang bersumber dari masukan eksternal yang mengandung kebaruan, perluasan, ramalan terhadap kemungkinan yang terjadi dan penyaringan gagasan. Pada proses pencarian pengetahuan pelajar menjadi tergantung pada sebuah network atau jaringan kerja sama sebagai sumber utama tentang informasi yang mereka harus dapatkan dari pandangan mata yang dilihat secara langsung. Pada model pembelajaran terpadu networked, tidak sama dengan model yang terdahulu dikenalkan, pelajar langsung mengarahkan proses pengintegrasian melalui seleksi diri sendiri terhadap sesuatu yang dibutuhkan dalam suatu jaringan. Pelajarlah yang hanya dapat menginteraksikan pengetahuan dari dimensi bidang mereka, sehingga mereka dapat memnuhi target sumber daya yang diperlukan. Seperti yang lain, model pembelajaran networked berkembang dan tumbuh dari waktu ke waktu terhadap sesuatu yang langsung dapat menggerakkan pelajar dalam arah baru sebagai bentuk jawaban pemenuhan kebutuhan diri sendiri yang terus berkembang. Kata Kunci : “Model Networked, Menulis Naskah Pidato”

Page 2 of 55 | Total Record : 549


Filter by Year

2007 2023


Filter By Issues
All Issue Vol 34, No 1 (2023): BAHAS Vol 33, No 4 (2022): BAHAS Vol 33, No 3 (2022): BAHAS Vol 33, No 2 (2022): BAHAS Vol 33, No 1 (2022): BAHAS Vol 32, No 4 (2021): BAHAS Vol 32, No 3 (2021): BAHAS Vol 32, No 2 (2021): BAHAS Vol 32, No 1 (2021): BAHAS Vol 31, No 4 (2020): BAHAS Vol 31, No 3 (2020): BAHAS Vol 31, No 2 (2020): BAHAS Vol 31, No 1 (2020): BAHAS Vol 30, No 4 (2019): BAHAS Vol 30, No 3 (2019): BAHAS Vol 30, No 2 (2019): BAHAS Vol 30, No 1 (2019): BAHAS Vol 29, No 4 (2018): BAHAS Vol 29, No 3 (2018): BAHAS Vol 29, No 2 (2018): BAHAS Vol 29, No 1 (2018): BAHAS Vol 28, No 4 (2017): BAHAS Vol 28, No 3 (2017): BAHAS Vol 28, No 2 (2017): BAHAS Vol 28, No 1 (2017): BAHAS Vol 27, No 4 (2016): BAHAS Vol 27, No 3 (2016): BAHAS Vol 27, No 2 (2016): BAHAS Vol 27, No 1 (2016): BAHAS Vol 26, No 4 (2015): BAHAS Vol 26, No 3 (2015): BAHAS Vol 26, No 2 (2015): BAHAS Vol 26, No 1 (2015): BAHAS Vol 25, No 4 (2014): BAHAS Vol 25, No 3 (2014): BAHAS No 89 TH XL (2014): BAHAS No 86 TH 39 (2013): BAHAS No 85 TH 39 (2013): BAHAS No 85 TH 37 (2012): bahas No 84 TH 38 (2012): BAHAS No 83 TH 38 (2011): BAHAS No 82 TH 38 (2011): BAHAS No 81 TH 38 (2011): BAHAS No 80 TH 38 (2011): BAHAS No 80 TH 37 (2011): BAHAS No 79 TH 37 (2010): BAHAS No 78 TH 37 (2010): BAHAS No 77 TH 37 (2010): BAHAS No 76 TH 37 (2010): BAHAS No 75TH XXXVI (2009): BAHAS No 74TH XXXVI (2009): BAHAS No 73TH XXXVI (2009): BAHAS No 72TH XXXVI (2009): BAHAS No 69TH XXXV (2008): BAHAS No 65TH XXXIV (2007): JURNAL BAHAS More Issue