cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Intuisi
ISSN : 25412965     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Social,
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah is the scientific publication media to accommodate ideas and innovation research results of psychology academicians and other experts who are interested in the field of Psychology. Vision intuition is to encourage the development of science-based psychology, indigenous psychology.
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue " Vol 8, No 1 (2016): Maret 2016" : 10 Documents clear
EKSPLORASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR Martiarini, Nuke
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 8, No 1 (2016): Maret 2016
Publisher : Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penanaman nilai-nilai luhur pendidikan karakter akan efektif jika ada konsistensi antara nilai-nilai yang ditanamkan pada masa usia dini, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah, sampai dengan Perguruan Tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (melalui eksplorasi), nilai-nilai karakter yang dipahami guru dan upaya untuk menanmkannya kepada siswa. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Subjek penelitian ini adalah guru Sekolah Dasar negeri dan swasta yayasan agama di wilayah Gunungpati Semarang. Pengambilan data dilakukan melalui dua tahap, yaitu melaui focused group discussion (FGD) kemudian dilanjutkan dengan wawancara mendalam. Hasilnya adalah, nilai-nilai karakter yang dipahami oleh subjek mencakup kesesuaian dengan visi misi sekolah (membentuk pribadi yang cerdas dan beriman), pentingnya menggunakan bahasa lokal (Jawa) untuk menanamkan nilai-nilai menghargai (yang lebih muda dan setara) dan menghormati (yang lebih tua), pentingnya menanamkan nilai kejujuran (ada beberapa temuan tentang ketidakjujuran), nilai kepedulian terhadap sesama, dan untuk menanamkan nilai-nilai tersebut diperlukan contoh konkret (teladan) dari guru, dan secara makro perlu kontrol (hierarkis) dari dinas pendidikanThe values of character education will be effective if there is consistency between the values instilled in early childhood, primary school, high school, to the university. This study aims to determine the values of the characters that are understood by teachers to students. This type of research is qualitative with phenomenological approach. The subjects were elementary school teachers of public and private school Gunungpati Semarang. Data were collected through two stages, first collected by focused group discussion (FGD), then by in depth interviews.The result are,the values of characters must be connected with the vision and mission of the school (forming personal intelligent and faithful),the importance of using local languages (Java) to instill the values of respect,the importance of instilling the values of honesty (there are several findings of dishonesty), the value of caring for others,and to instill the values of the required concrete examples (example)of the teachers, and all of them need to control by department of education.
MELEGALKAN PERKAWINAN SESAMA JENIS DI INDONESIA? Aryanata, Nyoman Trisna
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 8, No 1 (2016): Maret 2016
Publisher : Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract. Lately appeared the issue of same-sex marriage in the Indonesian media that is triggered by the issue of foreign funds to support the existence of gays in Indonesia. Many parties issued their public statement in respond to the issue, including professional organizations in the field of psychiatry and psychology. This paper is going to discuss the issue of same-sex marriage through a review on the legal and socio-cultural aspects of homosexual existence and gay marriage in Indonesian context. The implications of gay marriage to the functioning of family will also be discussed.
PENOLAKAN SEKOLAH PADA SISWA SEKOLAH DASAR Pipit HS, Armytalia Nur; Hendriyani, Rulita
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 8, No 1 (2016): Maret 2016
Publisher : Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Berangkat sekolah biasanya merupakan suatu hal yang menyenangkan bagi kebanyakan anak – anak, namun tidak semua anak merasakan hal yang sama. Bahkan terdapat beberapa anak yang tidak dapat menikmati aktivitas bersekolah dengan baik, sebagian ada yang menolak untuk pergi ke sekolah dengan berbagai macam alasan, ada juga yang memperlihatkan ketakutan, cemas, dan bahkan panik jika harus pergi ke sekolah (school refusal). Pada siswa Sekolah Dasar (SD) kecenderungan perilaku untuk tidak hadir di sekolah disertai dengan ketakutan yang tidak irasional (emosi yang tinggi, seperti menangis, temper tantrum, atau keluhankeluhan fisik seperti sakit perut, pusing, mual,dan lain sebagainya) dan terjadi dengan periode dan alasan yang bervariasi yang berlangsung secara konsisten, dan dipengaruhi oleh beberapa penyebab. Penelitian ini bertujuan mengungkap gambaran penolakan sekolah pada siswa SD. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi dan tes psikologis. Data dianalisis melalui tiga tahapan yaitu : reduksi data, display data dan kesimpulan. Penelitian ini melibatkan satu subjek sebagai narasumber utama dan empat subjek narasumber sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penolakan sekolah yang dilakukan berawal dari perubahan kondisi keluarga karena ayah meninggal, dan sejak saat itu subjek mulai menunjukkan perilaku yang negatif salah satunya adalah melakukan penolakan sekolah. Penolakan sekolah yang dilakukan subjek termasuk dalam tingkat kategori Chronic school refusal behavior, yaitu penolakan sekolah yang berlangsung lebih dari satu tahun.School has become essential that the environment can not be separated from the child’s life because most of the time children spent in school activities. Going to school is usually a fun thing for most kids - children, but not all children feel the same way. In fact, there are some children who can not enjoy a good education activities, some have refused to go to school for various reasons, there is also a show of fear, anxiety, and even panic if you have to go to school. Rejection of schools (school refusal) is a disorder of emotion shown by behavioral tendencies to not be present in schools occurs in children or adolescents accompanied by fear of the irrational (high emotion, such as crying, temper tantrums, or physical complaints such as abdominal pain, dizziness, nausea, etc.) and occurs with a period and varied reasons that take place consistently, and is influenced by a number of causes. This study aims to reveal the picture of school refusal on elementary school students. the method used in this study is a qualitative approach case study. The technique of collecting data using interview techniques, observation and psychological tests. Data analysis through three stages: data reduction, data display, and conclusion. In this study only one subject and four secondary sources. The results showed that school refusal of the subject originated from changes in family circumstances because the father died, and since that time the subject began to show negative behavior that one is doing school refusal. School refusal of the subject included in the category level of Chronic school refusal behavior, namely the rejection of the school that lasted more than one year.
PENGARUH CBT (COGNITIVE BEHAVIOR THERAPY) TERHADAP NURANI PADA REMAJA DENGAN PERILAKU AGRESIF Astuti, Dwi; Ahyani, Latifa Nur
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 8, No 1 (2016): Maret 2016
Publisher : Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Agresifitas yang dilakukan oleh anak-anak dengan latar belakang sekolah disebabkan adanya nurani yang kurang berkembang pada anak, kurangnya kontrol terhadap impuls dan kurangnya sensitivitas terhadap nilai moral. Penelitian ini bertujuan untuk untuk menguji secara empiris pengaruh CBT (Cognitif Behavior Therapy) terhadap nurani pada remaja dengan perilaku agresif. Desain eksperimen dalam penelitian ini adalah penelitian ini menggunakan model The Untreated Control Group Design with Pretest and Posttest. Metode analisis data yang digunakan secara statistik melalui uji beda (t). Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Ada perbedaan tingkat pencapaian nurani remaja dan perilaku agresif sebelum mendapatkan Cognitive Behavior Therapy dan setelah mendapatkan penyampaian nilai-nilai nurani melalui CBT. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala nurani yang memodifikasi skala nurani dan perilaku agresif. Subjek penelitian adalah siswa SMP X dan SMP Y di Kudus. Karakter sekolah yang menjadi syarat untuk dipilih sebagai tempat penelitian adalah sekolah bukan sekolah favorit, memiliki fasilitas yang terbatas, siswa di sekolah tersebut sering melakukan perilaku agresif. Sampel penelitian ditetapkan dengan tidak random atau non random yaitu melalui penunjukan. Siswa yang menjadi sampel penelitian adalah siswa SMP B berperilaku agresif. Jumlah siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sama, masing masing 14 peserta. Hasil penelitian ini menunjukkan (a) CBT sebagai stimulasi berperan dalam menurunkan perilaku agresif dan meningkatkan empati pada remaja yang menjadi siswa di sekolah dengan fasilitas terbatas dan bukan sekolah favorit. Tingkat agresifitas setelah mendapatkan CBT lebih rendah dibandingkan tingkat agresifitas sebelum mendapatkan CBT. Berdasarkan nilai partial eta squared ( η2 ) diketahui besarnya sumbangan CBT dalam menurunkan perilaku agresif pada remaja adalah 23,7 %. Tingkat nurani setelah mendapatkan perlakuan CBT lebih tinggi dibandingkan sebelum mendapatkan perlakuan CBT. Berdasarkan nilai partial eta squared ( η2 ) diketahui besarnya sumbangan CBT terhadap nurani adalah 34,4 %. ; (b) tahapan pelaksanan terapi CBT kurang lebih 6 sesi pertemuan selama 2 bulan. Berdasarkan hasil analisis data maka hipotesis dalam penelitian ini diterima. CBT dapat meningkatkan nurani dan menurunkan tingkat agresifitas pada remaja.Aggression committed by children against the background of school due to lack of conscience that develop in children, lack of impulse control and a lack of sensitivity to moral values. This study aimed to test empirically the effect of CBT (cognitive Behavior Therapy) against conscience in teenagers with aggressive behavior. Design of experiments in this study is that the study uses a model The untreated control group design with pretest and posttest. Methods of data analysis used in statistics through different test (t). The hypothesis of this study are as follows: There is a difference in the level of achievement of conscience teenager and aggressive behavior before getting delivery of the values of conscience through CBT and after getting delivery of the values of conscience through CBT. Measuring instruments used in this research is to modify the scale Scale conscience and aggressive behavior. Subjects were junior high school students of X and Y in the sanctuary. Character of the school which is required to be selected as a place of research is not a favorite school school, has limited facilities, students in these schools are often aggressive behavior. The research sample set is not random or non-random is by appointment. Students were selected as sample are junior high school students and behaved aggressively. Number of students in the experimental group and the control group equally, each 14 participants. The results showed (a) CBT as stimulating role in reducing aggressive behavior and increase empathy in adolescents who become students in schools with limited facilities and not a favorite school. The level of aggressiveness after getting CBT lower than the level of aggressiveness before getting CBT. Based on the partial eta squared (η2) note the contribution of CBT in reducing aggressive behavior in adolescents was 23.7%. The level of conscience after getting CBT treatment is higher than before to get CBT treatment. Based on the partial eta squared (η2) note the contribution of CBT against conscience is 34.4%. ; (B) the implementation phase of approximately 6 CBT therapy sessions for two months. Bererdasarkan results of data analysis the hypothesis in this study received. CBT can increase conscience and decrease aggression in adolescents.
APAKAH ORANG MISKIN TIDAK BAHAGIA? STUDI FENOMENOLOGI TENTANG KEBAHAGIAAN DI DUSUN DELIKSARI Ashari, Okiana Budi; Dahriyanto, Luthfi Fathan
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 8, No 1 (2016): Maret 2016
Publisher : Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi oleh banyaknya masyarakat yang hidup dibawah garis kemiskinan dan rendahnya kemampuan untuk bisa memenuhi kebutuhan pokok atau kebutuhan sehari-hari. Berdasarkan wawancara awal, Warga Deliksari yang mengemukakan bahwa mereka masih bisa merasakan kebahagiaan dengan bisa menghargai apa saja yang ada pada diri sendiri, berkumpul dengan keluarga, dan bersyukur. Dengan keadaan yang serba kekurangan seperti itu, apakah orang miskin bahagia? Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kebahagiaan, faktor yang mempengaruhi kebahagiaan, dan makna kebahagiaan pada masyarakat miskin di Dusun Deliksari. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan pendekatan fenomenologi. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara kepada 5 subjek utama penelitian, observasi partisipan, dan angket kuesioner tertutup. Keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dengan empat narasumber sekunder. Hasil penelitian menunjukan bahwa meskipun berada dalam kondisi miskin ditemukan bahwa mereka mampu menemukan kebahagiaan dengan taat beribadah, menerima keadaan (nrimo), bersyukur dan kebersamaan dengan keluarga. Selanjutnya penelitian ini menemukan faktor penentu kebahagiaan antara lain kebersamaan dengan keluarga, tolong-menolong, bangga diberikan kesehatan, taat beribadah, bersyukur, humoris, pantang menyerah, menerima keadaan, dan bahagia di mulai dari diri sendiri.This research is motivated by a number of lot people still living below the poverty line and lack the ability to meet basic needs or daily needs. Researchers conducted pre eliminary study to Deliksari citizens who told that they can still feel the happiness to be able to appreciate what they have in themself, gathering with family, and grateful. With the state of deprivation like that, whether poor people are happy? This researches aims to describe happiness, factors affecting the happiness and the meaning of happiness in poor communities in the hamlet Deliksari. The variable in this study is the happiness that has seven aspects; self, family, peers, health, finances, work, leisure, and religious. This study used qualitative methods, research design phenomenology. There are 5 main subject. Data collection method used is semi-structured interviews, participant observation, and closed questionnaires. The validity of the data using a triangulation with four secondary sources. The results showed that despite being in poor condition it was found that they were able to find happiness with the pious, receive state (nrimo), being grateful and being together with family. Furthermore, the study found the determining factors of happiness, among others, together with family, mutual assistance, given pride of health, pious, grateful, humorous, unyielding, receive state, and happiness started by themselves.
STUDI KASUS : DERAJAT SOCIAL ANXIETYPADA NARAPIDANA DI LAPAS BREBES Kusumaningsih, Luh Putu Shanti
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 8, No 1 (2016): Maret 2016
Publisher : Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Permasalahan dalam penelitian ini adalah seberapa besar derajat social anxiety pada narapidana yang akan kembali ke masyarakat. Tujuannya adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan derajat social anxiety pada narapidana yang akan kembali ke masyarakat apakah berada pada tahap kecemasan rendah, sedang dan tinggi. Pendekatan dalam penelitian ini adalah studi kasus (Metode kualitatif). Metode analisis data yang digunakan adalah organisasi data, kategorisasi pada tiap jawaban subjek, dan interpretasi. Uji kredibilitas dilakukan dengan menggunakan metode triangulasi. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan wawancara. Variabel yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah derajat social anxiety dengan indikator lebih suka menyendiri ; mengeluarkan pernyataan jika dianggap penting ; tidak fokus dan terbata-bata saat berbicara ; menghindari pembicaraan tentang diri dan berusaha menyembunyikan atau mengurangi informasi tentang diri ; dan mengetahui dengan pasti penyebab kecemasannya sehingga tidak melibatkan diri sama sekali dalam situasi yang menimbulkan kecemasan. Lokasi penelitian adalah Lapas Brebes Jawa Tengah. Populasi penelitian adalah seluruh narapidana di Lapas Brebes dengan menggunakan Purposive Sampling. Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini adalah narapidana yang akan dinyatakan bebas dalam jangka waktu 3 bulan saat pengambilan data ; dan baru pertama kali menyandang status sebagai narapidana. Hasil penelitian menunjukkan derajat social anxiety yang tinggi pada narapidana. Artinya subjek mengalami kecemasan tidak rasional yang tinggi dan memiliki perasaan sangat direndahkan oleh lingkungan sosialnya sehingga memiliki usaha yang lebih untuk menghindari berbagai aktivitas yang berarti dalam kehidupannya.The problem in this research is the degree of social anxiety in prisoners who will return to the community. The purpose is to know and describe the degree of social anxiety to the inmates who will return to society is at the stage of anxiety low, medium and high. The approach in this study is a case study (qualitative method). Data analysis method used is the data organization, categorization on each subject answers, and interpretation.Credibility test conducted by using a triangulation method. Data collected through observation and interviews. The variable into focus of this research is the degree of social anxiety with indicators rather be alone; issued a statement if it is considered essential; unfocused and stammered as he spoke; avoid talking about self and try to hide or mitigate information about his self ; and ascertain the cause of his anxiety so that no part at all in situations that cause anxiety. The research location is Lapas Brebes, Central Java. The population is all inmates in Lapas Brebes with purposive sampling technique. The criteria for the sample in this study is the inmate who was declared free within 3 months of the retrieval of data; and first-time status as prisoners The result showed a high degree of social anxiety to the inmates. This means that subjects experienced high anxiety irrationally and has a feeling very humbled by their social environment so that it has greater efforts to avoid activities which means in life.
HUBUNGAN ANTARA KESESAKAN DENGAN PRIVASI PADA MAHASISWA YANG TINGGAL DI PONDOK PESANTREN Maimunah, Wakhidati; Hariyadi, Sugeng
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 8, No 1 (2016): Maret 2016
Publisher : Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kesesakan (crowding) dengan privasi pada mahasiswa yang tinggal di Pondok Pesantren. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional. Populasi penelitian ini adalah mahasisaw yang tinggal di Pondok Pesantren Durrotu Aswaja. Jumlah anggota sampel dalam penelitian ini adalah 150 orang dengan menggunakan teknik Simple Random Sampling. Data penelitian diambil menggunakan skala privasi dan skala kesesakan. Penelitian ini menggunakan tryout terpakai, di mana semua anggota sampel dijadikan subjek tryout dan penelitian sekaligus. Tryout skala privasi terdiri dari 20 item, 16 item valid dengan koefisien validitas mulai 0,071 sampai 0,872. Sedangkan skala kesesakan terdiri dari 25 item, 24 item valid dengan koefisien validitas 0,215. Koefisien reliabilitas skala privasi adalah 0,500 dan skala kesesakan adalah 0,937. Metode analisis data dalam penelitian ini adalah analisis korelasi Product Moment. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan negatif antara kesesakan (crowding) dengan privasi pada mahasiswa yang tinggal di Pondok Pesantren Durrotu Aswaja (nilai r = 0,396 dengan p < 0,000).This study aims to determine the correlation between crowding with privacy on the students who live in Pondok Pesantren. This research is correlational. The study population was students who live in Pondok Pesantren Durrotu Aswaja. Number of members of the sample in this study was 150 people by using simple random sampling technique. The research data were taken using a scale of privacy and crowding scale. This study uses a tryout used, in which all members of the sample were subjected tryout and research as well. Tryout privacy scale consists of 20 items, 16 items valid with validity coefficients ranging 0.071 to 0.872. While the crowding scale consists of 25 items, 24 items valid with validity coefficient 0.215. Privacy scale reliability coefficient was 0.500 and crowding scale was 0.937. Methods of data analysis in this research is the analysis of product moment correlation. The results showed a negative correlation between crowding with privacy on the students who live in Pondok Pesantren Durrotu Aswaja (r = 0.396, p <0.000).
POLA ASUH KERAS PADA AYAH DARI ANAK USIA DINI: STUDI DESKRIPTIF Tea, Maria Erista; Thoomaszen, Friandry Windisany; Kiling-Bunga, Beatriks Novianti; Kiling, Indra Yohanes
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 8, No 1 (2016): Maret 2016
Publisher : Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kasus kekerasan kepada anak yang terjadi di provinsi Nusa Tenggara Timur terbilang tidak sedikit. Perilaku ini banyak dipengaruhi oleh pola asuh yang bertumpu pada pemberian hukuman terutama oleh ayah. Pola asuh keras adalah bentuk pola asuh yang saat bentuk agresi dari orang tua ke anak yang bertujuan untuk menghukum perilaku anak, juga menyebabkan anak mengalami rasa sakit atau tidak nyaman. Studi ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang pola asuh keras dari ayah di Kota Kupang. Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan accidental sampling sebagai teknik pengambilan sampel. Partisipan penelitian adalah 159 orang ayah yang memiliki anak usia dini. Data dijabarkan secara deskriptif dan ditabulasi silang dengan data demografik. Hasil penelitian menunjukkan ayah di Kota Kupang memiliki perilaku terkait pola asuh keras yang berada dalam tingkatan sedang dari lima tingkatan dengan persentase 36,47%. Beberapa pola sebaran data dijelaskan di penelitian ini. Keadaan Kota Kupang yang sedang diprogramkan untuk menjadi Kota Layak Anak membuat kesadaran orangtua terutama ayah semakin bertambah untuk menjauhi pola asuh keras yang dapat berujung ke kekerasan pada anak usia dini.Child violence cases happened in East Nusa Tenggara province are more than just a few. These behaviours are influenced by parenting that relies on punishment especially from father. Harsh parenting is a form of parenting when an agression from parent to child that has objective of punishing child’s behaviour, also resulted in pain and discomfort in the child. This study’s objective was to describe the pattern of harsh parenting from fathers in Kupang City. Method used was quantitative descriptive with accidental sampling as the sampling technique. Participants were 159 fathers who have young child. Data were descriptively briefed and cross tabulated with demographic factors. The results showed that fathers in Kupang City have moderate level of harsh parenting from total five levels, with percentage of 36,47%. Some data distribution’s patterns were explained in this research. Kupang City as a city that is being programmed as a child-friendly city made parents’ awareness especially fathers to increase, in order to avoid harsh parenting practices that could leads to violence to young children.
SELF ESTEEM PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH INKLUSI Wibowo, Satrio Budi; Nurlaila, Siti
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 8, No 1 (2016): Maret 2016
Publisher : Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sebagaimana pada anak normal se-usia, ABK memiliki tugas perkembangan untuk berusaha mendapatkan jawaban mengenai siapa dirinya, dengan cara membandingkan dirinya dengan anak lain. Sayangnya, ABK memiliki berbagai kekurangan dibanding anak normal, perbandingan yang dilakukan terkadang membuat self-esteem nya menjadi negatif (Mulholand, 2008). Hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa kemampuan akademik berhubungan dengan self- esteem (Black, 1974; Rogers, Smith, & Coleman, 1978). Self-esteem menjadi salah satu faktor penting bagi keberhasilan perkembangan anak. Sehingga penting untuk melihat faktor yang dapat mempengaruhi self-esteem pada ABK. Penelitian ini akan dilakukan pada Sekolah Dasar (SD) Inklusi dan Sekolah Menengah (SMP) Inklusi yang ditunjuk oleh dinas pendidikan Kota Metro. Terdapat 5 SD dan 3 SMP yang ditetapkan sebagai sekolah inklusi. Subyek penelitian adalah siswa SD inklusi dan SMP inklusi yang dideteksi sebagai ABK oleh guru, serta memiliki kemampuan untuk memahami pertanyaan dengan baik. Hasil analisis menunjukkan bahwa stigma negatif (diskriminasi dan penolakan) tidak memberikan pengaruh langsung terhadap self-esteem ABK (estimate = 0,063, C.R = 0,280, p > 0,05). Stigma negatif baru memberikan pengaruh terhadap self-esteem ABK, jika setelah ABK mendapatkan stigma negatif dari temannya, direspon dengan afek negatif/ perasaan negatif oleh ABK (Stigma --> Afek, estimate = 0,725, C.R = 5,351, p < 0,001, dan Afek --> Self Esteem, estimate = 0,596, C.R = 3,018, p < 0,01), atau ABK percaya (belief) terhadap stigma negatif yang ditujukan pada nya (Stigma --> Belief, estimate = 0,558, C.R = 5,430, p Self Esteem, estimate = 0,285, C.R = 2,755, p < 0,01).As in normal children suit, child with special need (ABK) has a developmental task for trying to get an answer as to who he was, by comparing himself with other children. Unfortunately, ABK has various drawbacks compared to normal children, sometimes make self-esteem becomes negative (Mulholand, 2008). Results of previous studies show that the academic skills related to self-esteem (Black, 1974; Rogers, Smith, & Coleman, 1978). Self-esteem is becoming an important factor for the success of a child’s development. So it is important to look at the factors that can affect self-esteem at ABK. The research will be conducted on elementary school (SD) Inclusion and Junior oHigh School (SMP) Inclusion appointed by the education department of Metro City. There are five elementary schools and 3 junior high schools are designated as inclusion. Subjects were students of elementary and junior inclusion are detected as ABK by teachers, as well as having the ability to understand the questions properly. The results showed that the negative stigma (discrimination and rejection) does not give a direct influence on self-esteem ABK (estimate = 0.063, CR = 0.280, p> 0.05). Stigma give negative influence on self-esteem ABK, if after ABK get negative stigma of his friend, responded with negative affective / negative feelings by ABK (stigma -> Afek, estimate = 0.725, CR = 5.351, p Self Esteem, estimate = 0.596, CR = 3.018, p Belief, estimate = 0.558, CR = 5.430, p Self Esteem, estimate = 0.285, CR = 2.755, p <0.01).
RESPON MAHASISWA TERHADAP PRAKTIK PEER COUNSELING PADA MATA KULIAH KETRAMPILAN DASAR KONSELING Muslikah, Muslikah
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 8, No 1 (2016): Maret 2016
Publisher : Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemberian pengalaman praktik merupakan komponen penting dari program pendidikan konselorPengalaman praktik konseling dalam pendidikan konselor diharapkan bisa membantu mahasiswa untuk bisa lebih menguasai materi yang dipelajarinya dalam mata kuliah Ketrampilan Dasar Konseling (KDK). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui respon mahasiswa terhadap praktik peer counseling pada mata kuliah Ketrampilan Dasar Konseling. Penelitian ini merupakan jenis pre-eksperimental design dengan menggunakan one shoot case study design dan teknik one stage cluster random sampling. Analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif prosentase. Hasil analisis data menunjukkan respon positif sebesar 91.76%; baik dari indikator persepsi 95.12%, sikap penerimaan 89.02%, sikap persetujuan 93.90%, sikap kecocokan 94.20%, minat 86.88% dan motivasi 91.46%. Berdasarkan data tersebut bisa disimpulkan bahwa mahasiswa memberi respon yang baik atas aktivitas praktik peer counseling sebagai media pengalaman praktik konseling dalam mata kuliah Ketrampilan Dasar Konseling. Atas dasar simpulan penelitian ini bisa disarankan kepada pengajar atau dosen mata kuliah Ketrampilan Dasar Konseling sebaiknya mempertahankan model peer counseling sebagai media pengalaman praktik konseling pada mata kuliah Ketrampilan Dasar Konseling.Giving practical experience is an important component of counselor education program. Counseling practice experience in counselors education are expected to help students to be more competent in basic counseling skills subject. The aim of this research are evaluating the effectiveness of peer counseling practice. This study is a pre-experimental design using shoot one case study design and the sampling technique used is one stage cluster random sampling. Descriptive analysis percentage used as data analysis methode. Results of percentage data analysis student to the peer counseling model showed a positive response at 91.76%, from indicators of perception 95.12%, acceptance 89.02%, approval attitude 93.90%, suitability attitude 94.20%, interest 86.88%, and motivation 91.46%. Thus, it means that the hypothesis is accepted that students respond positively to peer counseling practices and effective as media experience counseling practice . Suggestions from this research that peer counseling model should be applied as a model of peer counseling media experience counseling practice in the subject of KDK .

Page 1 of 1 | Total Record : 10