cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Intuisi
ISSN : 25412965     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Social,
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah is the scientific publication media to accommodate ideas and innovation research results of psychology academicians and other experts who are interested in the field of Psychology. Vision intuition is to encourage the development of science-based psychology, indigenous psychology.
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue " Vol 9, No 1 (2017): Maret 2017" : 10 Documents clear
Family Resilience pada Keluarga yang Memiliki Anak dengan Spektrum Autistik – Ditinjau dari Perspektif Ibu Maulidia, Fachrun Naja; Kinanthi, Melok Roro; Permata, Atari Suci; Fitria, Nurindah
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 9, No 1 (2017): Maret 2017
Publisher : Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak. Memiliki anak dengan spektrum autistik merupakan tantangan tersendiri bagi sebuah keluarga. Bagaimana respon keluarga dalam menghadapi tantangan tersebut akan menentukan perkembangan keluarga selanjutnya. Dibutuhkan respon yang adaptif dan kemampuan untuk bangkit dari situasi sulit bagi keluarga, atau family resilience agar keluarga tetap dapat berfungsi secara optimal. Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk melihat gambaran family resilience dari perspektif  ibu selaku caregiver utama yang paling banyak berinteraksi dengan anak yang memiliki spektrum autistik. Partisipan penelitian ini adalah 148 ibu yang memiliki anak autistik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan alat ukur Walsh Family Resilience Questionnaire sebagai instrumen untuk mengukur family resilience pada partisipan. Hasil penelitian ini menunjukkan mayoritas partisipan (75%) mempersepsikan tingkat family resilience yang dimiliki keluarganya berada pada kategori sedang. Selanjutnya, sebanyak 11% partisipan mempersepsi family resilience dalam kategori rendah, dan 14% kategori tinggi. Hasil ini menunjukkan bahwa sebagian besar partisipan mempersepsikan keluarganya cukup mampu beradaptasi dan bangkit dari situasi sulit yang dihadapi walaupun belum cukup optimal. Family resilience yang dimiliki keluarga partisipan merupakan modal bagi keluarga untuk dapat memaksimalkan kualitas hidupnya. Dengan reseliensi yang cukup baik, maka tingkat stres keluarga serta dampak negatif lainnya yang mungkin terjadi akan berkurang sehingga secara otomatis akan berpengaruh pada peningkatan kualitas hidup keluarga.  Abstract. Having an autistic child was quite challenging. It took adaptive responses and the ability to be resilient for the family so that they able to function optimally in their life. This descriptive study aimed to gain information regarding the potrait of family resilience among families with autistic child. Participants of this study were 148 mothers who have autistic child. With quantitative approach used as methodology paradigm, this study applied Walsh Family Resilience Questionnaire to measure the participants family resilience. The results of this study revealed that most of participants (75%) perceived the level of their family resilience as moderate level; while 11% of participants perceived it as low level, and the remains (14%) as high level. These results indicated that most participants perceived his family as quite able to adapt and quite resilient to overcome difficult situation, although still less optimal. By knowing the level of family resilience among those who have autistic child, we can manage it as a resource to encrease their quality of life.
GAMBARAN CYBERBULLYING PADA REMAJA PENGGUNA JEJARING SOSIAL DI SMA NEGERI 1 DAN SMA NEGERI 2 UNGARAN Wiryada, Okik Adishya Banu; Martiarini, Nuke; Budiningsih, Tri Esti
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 9, No 1 (2017): Maret 2017
Publisher : Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak. Jejaring sosial merupakan media komunikasi yang digunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain tanpa kegiatan tatap muka secara langsung atau berkomunikasi menggunakan internet. Penggunaan internet jejaring sosial dapat memberikan efek negatif bagi penggunanya, seperti tindakan kekerasan simbolik yang tidak menimbulkan luka fisik, dilakukan seseorang terhadap orang lain melalui jejaring sosial dengan tujuan untuk menyakiti atau merugikan orang lain. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kuantitatif berjenis deskriptif kuantitatif. Subjek penelitian ini adalah siswa SMAN 1 Ungaran dan SMAN 2 Ungaran, Kabupaten Semarang. Sampel yang diambil berjumlah 622 siswa dengan menggunakan teknik Purposive sampling. Alat ukur dalam penelitian ini menggunakan angket, yaitu angket cyberbullying. Hasil penelitian ini adalah Hasil penelitian ini adalah 1) Gambaran cyberbullying pada remaja menunjukan bahwa subjek yang menjadi korban memiliki kategori tinggi. 2) Gambaran cyberbullying di SMAN 1 Ungaran dan SMAN 2 Ungaran menunjukan bahwa subjek yang menjadi korban memiliki kategori tinggi. 3) Gambaran cyberbullying pada jenis kelamin laki-laki dan perempuan menunjukan bahwa subjek yang menjadi korban memiliki kategori tinggi. 4) Gambaran cyberbullying pada usia 15 tahun, 16 tahun dan 17 tahun menunjukkan bahwa subjek yang menjadi korban memiliki kategori tinggi. Abstract. Social networking are used by people to communicate with the other people without face to face communication or communication with internet. Social networking are used by people to communicate with the other people without face to face communication or communication with internet. But, there are some users in social networking are deviate and use their account as not as it should be. This study is a quantitative research with quantitative descriptive method. The quantitative descriptive type of research with analysis only at the level of description. Samples taken amounted to 622 students by using purposive sampling technique. Measuring instrument in this research using a questionnaire, the questionnaire about cyberbullying. The results of this study were 1) Overview of cyberbullying among adolescents showed that subjects who are victims have a higher category. 2) A description of cyberbullying in SMAN 1 and SMAN 2 Ungaran Ungaran showed that subjects who are victims have a higher category. 3) A description of cyberbullying on gender men and women showed that subjects who are victims have a higher category. 4) A description of cyberbullying at the age of 15 years old, 16 years old and 17 years old are showed that subjects who are victims have a higher category.
Dinamika Psikologis Perubahan Citra Tubuh Pada Wanita Pada Saat Kehamilan Juliadilla, Risa
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 9, No 1 (2017): Maret 2017
Publisher : Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak. Kehamilan merupakan fase penting bagi para wanita karena sebagai periode perubahan bagi penampilan dan berat badan. Sebagian wanita mampu menerima perubahan bentuk tubuhnya  dan merasa senang dengan perubahan saat kehamilan, namun juga terdapat beberapa wanita tidak merasa puas dengan bentuk badannya. Penelitian ini bertujuan untuk  memahami dinamika psikologis pada wanita hamil yang mengalami perubahan pada bentuk tubuhnya. Subjek pada penelitian ini adalah dua wanita yang sedang hamil trisemester 2 dan 3 serta  mengalami perubahan berat badan diluar rekomendasi ahli kesehatan (bidan atau dokter). Data diperoleh dari melalui wawancara pada subjek dan informan yang sering berinteraksi dengan subjek. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, obeservasi dan asesmen diri. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi.. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data  model Miles & Huberman yaitu reduksi data,  penyajian data,  penarikan kesimpulan dan verifikasi. Pengujian validitas menggunakan triangulasi data dan teori, diskusi bersama dengan rekan sejawat dan mengadakan member check hasil wawancara untuk mengetahui kesesuaian data dengan subjek. Pengujian reliabilitas menggunakan uji depenability yaitu memastikan koherensi  dengan diskusi mengenai temuan dan analisis pada orang lain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wanita saat hamil juga sering  merasa tidak puas dengan citra tubuh selama masa kehamilan. Berdasarkan hasil dinamika psikologis pada kedua subjek, proses skema merupakan penentuan penafsiran individu mengenai dirinya termasuk perubahan citra tubuh yang dialaminya. Penafsiran negatif pada diri subjek akan mempengaruhi emosi individu dan terwujudkan dalam bentuk sikap. Disamping itu juga terdapat kontribusi penilaian dan perbandingan dari pihak eksternal sehingga menimbulkan penilaian serta penafsiran pada masing-masing subjek.  Penafsiran  tersebut mempengaruhi komponen persepsi, sikap dan perilaku subjek mengenai citra tubuhnya selama masa kehamilan. Abstract. Pregnancy is an important phase for women because as a period of change for appearance and weight. Some women are able to accept changes in body form and was pleased with the changes during pregnancy, but there are also some women do not feel satisfied with her body shape.This research is aimed to understand the psychological dynamic happening to pregnant women into experience the changing of their bodies. The subjects of this research are two women who are second and third tri semester of their pregnancies and they face the changing of their weights beyond the health expert recomendation (midwife or doctor). Data were obtained from interviews on the subject and informants who often interact with the subject. Data collection techniques used were interviews, observation and self assessment.This research uses qualitative method with phenomenalogical approach. This study uses data analysis techniques model of Miles & Huberman of data reduction, data presentation, conclusion and verification. Testing the validity of using triangulation of data and theory, discussions with colleagues and holding member check on the interview to determine the suitability of the data subject. Reliability testing using depenability test is to ensure coherence with the discussions on the findings and analysis on others. The result of this research shows that pregnant women often feel not satistfied with their body’s image during their pregnancy periods. Based on the psychological dynamic results on those two subjects, schema process is the well as the experience of the changing of their body’s image. Negative intepretation of the subjects themselves will influences their individual emotions and will be shown through their attitude. Beside that, there also the assesment contribution and the comparison from external side that cause assesment interpretation to each subject.The interpretation influences components of perception, attitude and behavior of body’s image changing through pregnancy period. 
TEXT MINING DAN SENTIMEN ANALISIS TWITTER PADA GERAKAN LGBT Hartanto, Hartanto
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 9, No 1 (2017): Maret 2017
Publisher : Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan frekuensi opini kicauan di Twitter terkait pro dan kontra terhadap gerakan LGBT. Riset ini termasuk dalam penelitian data mining kuantitatif dan terbagi dalam dua tahap. Pertama, analisis text mining wordclouds dan dilanjutkan analisis sentiment dalam tweet. Pendekatan sub metode bags of word dilakukan untuk merangkai sentiment dari twitter. Negative dan positive words murni melakukan perubahan dari sentiment lexicon Bing Liu dengan melakukan adaptasi ke bahasa Indonesia. Stop words yang merupakan bagian dari analisis text mining juga disesuaikan untuk kebutuhan analisis. Hasil yang didapat mengenai gerakan LGBT cukup konsisten dengan kondisi terkini, hasil dari wordclous simetris dengan histogram analisis sentiment, dimana frekuensi kata seperti “kumpul kebo”, “moral”, “Indonesia”, “perbincangan”, “dibui”, “pindah”, “ditantang”, “garis batas” terbilang tinggi, dan sebanyak 379 tweet beropini netral, 79 menyatakan positif dengan gerakan LGBT dan 27 menyatakan sikap negative. Abstract. Aim of this study is to describe the frequency of tweets on Twitter opinion related to the pros and cons of the LGBT movement. The core method research on text mining and sentiment analysis wordclouds with R was aplicated for this research. Bags of word method is done to assemble the sentiment of twitter. Negative and positive word of pure change of sentiment lexicon Bing Liu are adapted to Indonesian. Stop words that are part of the analysis of text mining is also made to meet up the needs of analysis. The results of the LGBT movement is quite consistent with the current conditions, the results of wordclous symmetrical with the analysis of sentiment, where the frequency of words such as "cohabiting", "moral", "Indonesia", "conversation", "jail", "move", " challenged "," borderline "is high, and as many as 379 is neutral tweet opinion, 79 expressed positive with the LGBT movement and 27 expressed negative attitudes toward it.
Pengukuran Ego Depletion Berbasis Indigenous Psychology Undarwati, Anna; Mahabati, Aini; Khaerani, Andewi Cahaya; Hapsari, Ayu Dyah; Kristanto, Andreas Agung; Stephany, ndah Sasmitohening; Prawitasari, Johana Endang
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 9, No 1 (2017): Maret 2017
Publisher : Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak. Ego Depletion adalah kondisi individu merasa tertekan, terlalu lelah dan terbatas. Penelitian ini mengeksplorasi dan mengembangkan skala ego depletion berdasarkan konsep indigenous psychology. Data dikumpulkan melalui focus group discussion (FGD) untuk mengeksplorasi aspek ego depletion. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ego depletion didefinisikan sebagai kelelahan psikologis (41%), kelelahan fisik (20%), dan berdaya (13%). dapat disimpulkan bahwa ego depletion adalah kondisi ketika orang memiliki kelelahan psikologis dan fisik, energi yang terbatas yang mempengaruhi masalah kognitif, pasif, tugas menjadi tidak optimal dan menyebabkan reaksi negatif dan masalah sikap. 60 aitem skala ego depletion diberikan kepada 60 mahasiswa. Hasil menunjukkan, validitas dan reliabilitas ynag cukup tinggi, dengan kisaran skor rix = 0111 - rix = 0.700 dan Alpha-Cronbach = 0.939. Hanya 8 aitems tidak valid. Selanjutnya, aitem disederhanakan, dari 60 menjadi 30 aitem saja, dan hasi analisis statistik menunjukkan keandalan sebesar 0.918 dengan validitas rix = 0310 - rix = 0.700.Abstract. Ego Depletion is condition feel underpressured, overly tired and limited  resources. In these research, we explore and develop ego depletion scale based on indigenous psychology. We collect data by focus group discussion  (FGD) to explore ego depletion aspects. Finding research has shown that ego depletion is defined as psychological exhaustion ( 41%), phisical exhaustion (20%), and powerless (13%). Participants conclude  than ego depletion is condition when people have psychological and physical exhaustion ,  limited energy that influence cognitive problem, passive, inoptimal task and cause negative reaction and attitude problem. Sixty aitems of ego depletion scale were given to 60 students. Result indicate that scale has high validity and reliability, with corrected aitem total corelation range are rix = 0,111 – rix = 0,700 and Alpha-Cronbach = 0,939. Only 8 aitems invalid . We summarize the aitems into 30 aitems and statistical result shown that reliability are 0,918 with corrected aitem total corelation range are rix = 0,310 – rix = 0,700.
MEMBEDAH INSTAGRAM: ANALISIS ISI MEDIA SOSIAL PARIWISATA BALI Surijah, Edwin Adrianta; Kirana, Cokorda Tesya; Wahyuni, Ni Putu Julian Dian; Yudi, Putu Chrisna; Astini, Ni Komang Budi
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 9, No 1 (2017): Maret 2017
Publisher : Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak. Instagram dan media sosial bertautan erat dengan perkembangan dunia pariwisata. Penelitian deksriptif kualitatif ini mencermati akun media sosial yang fokus pada pariwisata di Bali dan menganalisis bagaimana interaksi pengguna Instagram dengan muatan yang diunggah oleh akun tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif analisis isi  (content analysis) yang dilakukan terhadap sepuluh akun media sosial dengan pengikut terbanyak dan seratus unggahan terakhir masing-masing akun. Gambar, keterangan gambar, dan hashtag yang dipakai kemudian dibandingkan dengan memperhatikan preferensi pengguna Instagram. Sebagai uji silang, komparasi terhadap hasil focus group discussion dilakukan untuk meningkatkan keyakinan terhadap temuan data. Hasil riset mengungkap berbagai tipe gambar yang diunggah. Preferensi pengguna atau pengikut akun cenderung mengarah pada gambar yang menunjukkan kesan alamiah, sederhana, serta memiliki keterangan yang informatif. Abstract. Instagram and social media are loosely inter-related with tourism development. This descriptive qualitative research aims to investigate social media accounts which focus on Bali tourism. It analyzed interaction between Instagram users activity and uploaded posts by those accounts. This research employed qualitative content analysis approach which was addressed towards ten major accounts with most followers and one hundred recent posts from each account. Pictures, captions, and hashtags are alligned with users preferences. As a cross-check, focus group discussion were held to increase confidence. Results show various types of picture. Users or followers incline to prefer pictures with more naturalistic and simplistic feel while also retaining detailed information.
PERILAKU KOPING PADA LANSIA YANG MENGALAMI PENURUNAN GERAK DAN FUNGSI Fatmawati, Veni; Imron, Muhammad Ali
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 9, No 1 (2017): Maret 2017
Publisher : Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak. Menua adalah suatu kondisi yang pasti terjadi pada setiap orang. Kondisi ini ditandai dengan terjadinya banyak penurunan baik secara fisik, maupun psikis. Terjadinya penurunan ini akan membuat lansia melakukan koping terhadap penurunan yang terjadi pada diri mereka. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi secara mendalam mengenai bentuk-bentuk perilaku koping pada lansia yang mengalami penurunan gerak dan fungsi. Adapaun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara langsung terhadap 4 orang lansia yang ada di desa guwosari Bantul DIY. Hasil yang diperoleh dalam penelitian adalah secara umum lansia yang menjadi subjek dalam penelitian ini mengalami 2 permasalahan, yaitu fisik dan psikis. Pertama, permasalahan fisik; stroke, nyeri dari pinggang menjalar ke kaki, sering kesemutan pada kaki dan tangan, darah tinggi, sering pusing, pola tidur terganggu, dan kolestrol. Adapun perilaku koping yang dilakukkan lansia untuk mengatasi permasalahan fisik tersebut adalah; Planful problem solving, Distancing, Self-control, dan Positive reappraisal. Kedua, permasalahan  psikis, yaitu; merasa kesepian dan sedih. Adapun bentuk koping yang mereka lakukan; Seeking social support, Escape-avoidance, dan Positive reappraisal. Secara garis besar perilaku koping lansia yang mengalami penurunan gerak dan fungsi dapat dikelompokkan menjadi 2 bentuk; (1) Problem focused copying, dengan bentuk; Planfull problem solving,  Seeking social support, Positive reappraisal  dan  (2) Emotion focused copying dengan bentuk ; Distancing, Self control, Escape  avoidance.Abstract. Aging is a condition that must happen to everyone. This condition is characterized by the occurrence of many decline both physically, and psychologically. The decrease will make the elderly to cope against the decline that occurred to them. The purpose of this study was to explore in depth the forms of coping behaviors in elderly decreased motion and function. The methods used in this study is a direct interview to four elderly people in the village of Bantul DIY Guwosari. Results obtained in the study were generally elderly people who become subjects in the study had two problems: physical and psychological. First, the physical problems; stroke, pain radiating to the leg of the waist, often tingling in the feet and hands, high blood pressure, dizziness, disturbed sleep patterns, and cholesterol. The elderly coping behaviors undertaken to overcome the physical problems are; Planful problem solving, distancing, self-control, and Positive reappraisal. Second, psychological problems, namely; feel lonely and sad. The forms of coping that they did; Seeking social support, Escape-avoidance, and Positive reappraisal. Broadly speaking elderly coping behavior decreased motion and function can be classified into two forms; (1) Problem focused copying, with the form; Planfull problem solving, seeking social support, Positivereappraisal and (2) Emotion focused copying the shape; Distancing, self control, avoidance Escape.
PERBEDAAN KEMANDIRIAN REMAJA YANG TINGGAL DI PONDOK PESANTREN DENGAN YANG TINGGAL DI RUMAH BERSAMA ORANG TUA (Studi Komparatif pada siswa kelas 9 MTs Al Asror Semarang) Sari, Merdiah Dwi Permata; Deliana, Sri Maryati
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 9, No 1 (2017): Maret 2017
Publisher : Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak. Latar belakang penelitian ini adalah kemandirin yang merupakan aspek penting dalam perkembangan pada diri remaja dimana mereka bisa bertindak sesuai dengan keinginannya tetapi tetap bertanggung jawab terhadap tindakannya tersebut. Kemandirian tentu diharapkan oleh orang tua terdapat pada diri anaknya. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kemandirian remaja. Lingkungan pendidikan dapat meliputi pendidikan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Oleh karena itu adakah perbedaan kemandirian pada remaja yang tinggal di pondok pesantren dan remaja yang tinggal di rumah. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif komparatif bertujuan untuk mengetahui perbedaan kemandirian remaja yang tinggal di pondok pesantren dan remaja yang tinggal di rumah. Subjek pada penelitian ini berjumlah 80 subjek. 40 subjek yang tinggal di pondok pesantren dan 40 subjek yang tinggal di rumah. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling. Data penelitian diambil menggunakan skala kemandirian berdasarkan aspek kemandirian Steinberg. Metode analisis data yang digunakan adalah teknik statistik independent sample t-test. Skala kemandirian terdiri dari 45 item dengan koefisien alpha cronbach reliabilitasnya 0,663. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan tidak ada perbedaan kemandirian antara remaja yang tinggal di pondok pesantren dan remaja yang tinggal di rumah. Kedua kelompok remaja tersebut sama-sama pada kategori tinggi. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka baik orang tua ataupun pengasuh pondok ditingatkan lagi lingkungan yang baik untuk remaja mengembangkan kemandiriannya agar kemandirian yang dimiliki lebih baik lagi. Hasil penelitian ini memiliki keterbatasan antara lain adalah peneliti tidak memasukkan variabel-variabel utama yang dapat mempengaruhi kemandirian pada remaja.  Abstract. Background of this research was that autonomy is an important aspect in the development in adolescents where they can act in accordance with his wishes but still be held responsible for his actions. Autonomy certainly expected by parents there on his son. Education is one of the factors that could affect the autonomy of adolescents. Environmental education can include family education, school, and community. Therefore is there any difference in autonomy on teens who live in boarding schools and adolescents who live in the House. This research is a comparative quantitative research aims to find out the difference autonomy an adolescents living in boarding schools and adolescents who live in the house. The subject of this research totalled 80 subject. 40 subjects living in boarding schools and 40 subject who lives at home. Sampling in this study using simple random sampling. Research data taken using scale autonomy based on aspect autonomy of Steinberg. Methods of data analysis statistical techniques used are independent sample t-test with the help of program data processing. Scale autonomy consists of 33 items with alpha cronbach coefficient of reliability 0,869. Based on the results of the study showed no difference between the autonomy of adolescents living in boarding schools and adolescents who live in the house. Two groups of adolescents that are equally on the high category. Based on the results of this research, then either the parents or caretakers cottage increases the longer a good environment for teens to develop his autonomy so that autonomy owned better again. The results of these studies have limitations, among others, are the researchers did not include major variables that can affect in adolescents autonomy.
PENINGKATAN KEMAMPUAN SENSORI INTEGRASI MELALUI PEMBERIAN STIMULASI NEUROKINESTETIK PADA ANAK 6-8 TAHUN Yuniati, Rosita; Andriani, Prilya Shanty
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 9, No 1 (2017): Maret 2017
Publisher : Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak. Neurokinestetik adalah bagian dari neuroscience terapan yang merupakan salah satu bentuk stimulasi yang dapat merangsang sel-sel otak anak untuk berkembang dengan baik dan membentuk kecerdasan kinestetik sehingga dapat mendukung berkembangnya kecerdasan majemuk. Penelitian ini dilakukan untuk melihat keefektifan stimulasi neurokinestetik terhadap peningkatan kemampuan sensori integrasi anak 6-8 tahun. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian eksperimen semu jenis non randomized pre-test-post-testcontrol group design. Teknik analisis data menggunakan uji Mann Whitney. Hasil olah data pre-test dan post-test menunjukkan nilai z sebesar -2,814 (p < 0,05) yang berarti ada perbedaan kemampuan sensori integrasi antara hasil pre-test dan post-test. Hasil uji hipotesis menunjukkan besarnya z sebesar -2,024 (p < 0,05) yang berarti ada perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen memiliki kemampuan sensori integrasi yang lebih baik dibandingkan kelompok kontrol. Hal tersebut menunjukkan bahwa stimulasi neurokinestetik berpengaruh secara signifikan untuk meningkatkan kemampuan sensori integrasi pada anak. Abstract. Neurokinestetik is part of neuroscience applied which is one form of stimulation to stimulate the childs brain cells to develop well and form a kinesthetic intelligence so as to support the development of multiple intelligences of children. This study was conducted to look at the effectiveness of the stimulation of sensory integration neurokinestetik on the ability of children aged 6-8 years. This quatutative research using quasi experimental research of non randomized pretest-posttest control group design. Mann-Whitney test use to elicit the output . The results of the analysis of the pre-test and post-test research subjects showed that the magnitude of z is -2.814 with a p-value of 0.005, which means that there are differences in sensory integration capabilities pre-test score and post-test score. While the results of hypothesis test shows the amount z of -2.024 with p-value of 0.043, which means there is a difference between the experimental group and control group. The experimental group had sensory integration capabilities better than the control group. It shows that stimulation neurokinestetik significant effect to improve the ability of sensory integration. 
Penyesuaian Perkawinan Istri Terhadap Suami yang Baru Menjalani Commuter Marriage Setelah Menikah 10 Tahun Lutfiyah, Miftakhul Anis; Stanislaus, Sugiyarta
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 9, No 1 (2017): Maret 2017
Publisher : Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak. Tuntutan ekonomi dan tanggung jawab pada pekerjaan, serta keinginan untuk mengembangkan karier sering kali menjadi alasan mengapa commuter marriage dilakukan. Keadaan ini terjadi dikarenakan kurang terpenuhinya ekonomi keluarga, sehingga membuat suami dan istri harus berpisah sementara untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya. Bagi pasangan yang melakukan commuter marriage setelah usia pernikahan berjalan 10 tahun penyesuaian perkawinan istri terhadap suami yang baru melakukan commuter marriage akan terasa berbeda dengan pasangan yang dari awal sudah melakukan commuter marriage. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui penyesuaian perkawinan istri terhadap suami yang baru melakukan commuter marriage setelah 10 tahun menikah. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan studi kasus dimana istri menjadi subjek utama penelitian. Penelitian ini menggunakan metode wawancara dan observasi saat wawancara berlangsung. Subjek dalam penelitian ini adalah 3 istri yang baru melakukan commuter marriage setelah usia pernikahan 10 tahun. Berdasarkan penelitian, hasil yang didapatkan adalah penyesuaian perkawinan ketiga subjek berjalan baik, karena dari 3 peran utama yang dilakukan selama suami berada di luar kota mampu di lakukan oleh ketiga subjek. Pada peran publik 2 dari 3 subjek mampu melakukan perannya, pada peran sosial ketiga subjek mampu melakukan perannya dengan bantuan dari orang lain, sedangkan pada peran domestik, 2 dari 3 subjek mampu mengelola perannya dengan baik. Abstract. Economic demands and responsibilities on the job, as well as the desire to develop a career is often the reason why a commuter marriage do. This situation occurs because of lack of fulfillment of their family, thus making the husband and wife have to split up temporarily to meet the economic needs of their families. For couples who do commuter marriage after 10 years of marriage goes marital adjustment wives against husbands who are making commuter marriage will feel different with a couple of earlyve done commuter marriage. This study has the aim to determine the marital adjustment of wives against husbands who are making commuter marriage after 10 years of marriage. This study is a qualitative research with case studies approach which Sithri be the main subject of research. This study using interviews and observations during the interview. Subjects in this study were 3 new wife did commuter marriage after 10 years of marriage. Based on research, the results obtained are perkawina adjustment of three subjects running well, because of the three main roles performed during the husband is out of town were able to be undertaken by the three subjects. In public role 2 of 3 subjects were able to perform its role, the social role of the third subject is able to perform its role with the help of another person, while in the domestic role, two of the three subjects were able to manage his part well.

Page 1 of 1 | Total Record : 10