cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surakarta,
Jawa tengah
INDONESIA
PROSIDING : Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science, Education,
Arjuna Subject : -
Articles 146 Documents
Pembelajaran Sains Berbasis Kearifan Lokal Zuhdan Kun, Prasetyo
PROSIDING : Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : PROSIDING : Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (328.481 KB)

Abstract

Tidak dapat dipungkiri, hingga kini pun guru-guru dipandang tetap sebagai orator verbalist dalam pembelajaran, termasuk pembelajaran sains. Mengacu pada fenomena para guru yang cenderung stagnan sebagai orator verbalist, perlu upaya-upaya yang mampu mengubah peran guru tersebut menjadi guru yang memiliki kemampuan menciptakan suasana dan lingkungan belajar yang kondusif. Untuk memenuhi hal tersebut, Semiawan (1991) mengemukakan bahwa “Pemenuhan persyaratan guru profesional akan mengubah peran guru yang semula sebagai orator yang verbalistis menjadi yang berkekuatan dinamis dalam menciptakan suatu suasana dan lingkungan belajar yang kondusif”. Suasana dan lingkungan belajar yang kondusif seperti apa yang dapat diciptakan untuk pembelajaran sains tentu tidak terbatas atau dengan kata lain beragam, tetapi dalam salah satu sudut pandang, misalnya dalam sudut pandang ‘konteks’, siswa akan lebih tepat jika mengoptimalkan local genius, kearifan lokal atau keunggulan lokal. Akan tetapi justru nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat lokal yang penuh dengan nilai-nilai kearifan lokal diabaikan dalam berbagai pembelajaran, termasuk pembelajaran sains maupun fisika di sekolah (Suastra, 2005). Untuk itulah, dalam makalah ini dibicarakan tentang pembelajaran sains berbasis kearifan lokal mengacu pada “Landasan Yuridis Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal” dalam upaya mengembalikannya sebagai modal berharga dalam pembelajaran agar belajar dan mengajar sains menjadi lebih bermakna.
PEMBELAJARAN IPA BERBASIS BUDAYA JAWA Sarwanto, Sarwanto
PROSIDING : Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika Vol 1, No 3 (2013)
Publisher : PROSIDING : Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (158.901 KB)

Abstract

KGPAA Mangkunegara IV telah memberikan landasan pembelajaran dalam Serat Wedhatama. Ilmu diperoleh melalui sebuah proses (laku) yang sungguh-sungguh, akan menghasilkan (produk) yang memberikan kebermanfaatan (aplikasi). Menuntut ilmu dengan kesadaran (sikap) yang kokoh akan menaklukkan dapat menaklukkan angkara murka  Landasan ini sejalan dengan pembelajaran IPA yang memiliki hakikat proses, produk, sikap dan aplikasi. Perkembangan IPA di Jawa didasarkan pola pembelajaran yang diajarkan oleh KGPAA Mangkunegara IV, namun dalam perjalanannya Serat Wedhatama oleh orang jawa dianggap sebagai sebuah kitab, sehingga perkembangan IPA di Jawa sangat lambat. Kata kunci: ethnoscience, Wedhatama, Hakikat IPA, Sains Jawa
DARU MENJAGA KEARIFAN LOKAL KABUPATEN KLATEN MELALUI PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN METODE NYAMANTIK Prapti, Daru
PROSIDING : Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika Vol 1, No 2 (2013)
Publisher : PROSIDING : Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (300.599 KB)

Abstract

Peranan guru sebagai pembimbing adalah dengan cara membimbing anak agar dapat menemukan berbagai potensi yang dimilikinya, membimbing anak yang memiliki keunikan yang berbeda agar dapat mencapai dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan mereka sehingga tumbuh dan berkembang sebagai individu yang mandiri dan produktif. Selain itu peranan guru sebagai komunikator pembangunan masyarakat diharapkan dapat berperan aktif dalam pembangunan di segala bidang yang sedang dilakukan. Sebagai pengagas guru bisa mengkomunikasikan ide-ide untuk membangun masyarakat, guru bisa menjadi agen perubahan di dalam masyarakat.  Dalam membangun masyarakat Kabupaten Klaten yang memiliki warisan budaya berupa lurik tradisional, pada masa kepemimpinan Bupati Klaten Sunarno SE,Mhum Pemkab Klaten menempuh kebijakan dalam Surat Edaran no 05/575/2008 tanggal 25 juni 2008, tentang keharusan pemakaian lurik bagi 17.000 PNS setiap Kamis saat jam kerja. Harapan Pemkab Klaten untuk melestarikan budaya tenun lurik agar bisa mengentaskan usaha para perajin tenun lurik tradisional akan kandas manakala banyak PNS beralih dari pemakaian lurik tradisional menjadi lurik pabrik moderen. Untuk itu konsistensi, kesungguhan dan keberlanjutan kebijakan menjadi hal penting  dilaksanakan yang antara lain ditempuh dengan menumbuhkan kebanggaan dan kecintaan produk lokal.  Karakter daru (disiplin, aktif, realistis dan unik) dibutuhkan untuk menjaga kearifan lokal kabupaten Klaten dalam hal melestarikan budaya lurik tradisional serta menjawab tantangan mengajar mata pelajaran IPA fisika di sebuah Madrasah Tsanawiyah (setara SMP) guna memenuhi beban mengajar guru sebanyak  24 jam tatap muka. MTs Negeri Trucuk yang sedang mengalami sengketa interen semula berlokasi di desa Kradenan, Trucuk, Klaten harus pindah menempati gedung bekas SD Negeri 1 Palar,Trucuk yang mengalami regrouping dengan SD N 2 Palar Trucuk. Pembelajaran IPA fisika materi gerak melalui metode nyamantik ( bernyanyi, permainan ular tangga dan melukis batik lurik) sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan di MTs Negeri Trucuk pada kelas VII semester 2 tahun pelajaran 2012/2013. Karena tahapan perkembangan anak usia 6-12 tahun pada anak yang sehat ditandai dengan pengembangan belajar, memperluas keahliannya melalui bermain aktif, dan bekerjasama dengan orang lain.  Kata kunci:  karakter daru,  pembelajaran fisika, metodenyamantik
Bumi Berotasi, Pendekatan Teks Wahyu Matahari Tidak Mungkin Mendahului Bulan Purwanto, Agung
PROSIDING : Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika Vol 1, No 4 (2013)
Publisher : PROSIDING : Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (305.156 KB)

Abstract

Pengajaran sains alamiah (natural science) bukan perkara mudah apalagi remeh. Sebabnya bukan saja karena materi sains yang relatif lebih berat dibanding sains sosial atau humaniora tetapi juga karena faktor budaya dan agama. Sejarah mencatat bagaimana peralihan gagasan geosentris ke heliosentris di abad pertengahan mengalami kesulitan karena konsep ini telah menjadi bagian dari doktrin keagamaan. Kesulitan ini ternyata bukan hanya fenomena abad pertengahan tetapi juga fenomena dunia modern. Pemahaman umum yang diterima luas tentang fenomena siang dan malam adalah disebabkan oleh rotasi Bumi. Tetapi terdapat sebagian masyarakat, guru dan sekolah khususnya sekolah berbasis agama Islam, berdasardalil dan pemahaman keagamaan, menolak pandangan ini dan mengatakan bahwa Bumi diam dan Matahari serta Bulan yang bergerak mengelilingi Bumi.  Artikel ini memberi pemahaman baru bahwa Bumi tidak diam melainkan berotasi berdasar teks Al-Quran surat Yaasin ayat 40  dan fenomena Bulan sabit yang terus naik pada hari pertama, kedua, ketiga dan seterusnya bulan Qomariyah. Pendekatan ini sangat tepat dan cukup mendesak diberikan di sekolah-sekolah islam. Kata Kunci : Bulan Sabit, Matahari, al-Quran
PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIVITAS Angraeni, Lia; Sarwanto, Sarwanto; Sunarno, Widha
PROSIDING : Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika Vol 1, No 2 (2013)
Publisher : PROSIDING : Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (354.075 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh metode pembelajaran Problem Solving dan Problem Posing ditinjau dari kemampuan berpikir kritis dan kreativitas, dan interaksinya terhadap prestasi belajar fisika. Penelitian menggunakan metode eksperimen dan dilakukan pada bulan Desember – Januari 2013. Populasi dari penelitian ini adalah mahasiswa pendidikan fisika semester 2 STKIP PGRI Pontianak Propinsi Kalimantan Barat tahun akademik 2012/2013. Penentuan sampel menggunakan teknik cluster random sampling, sampel terdiri dari 2 kelas yaitu kelas A Pagi dan A Sore. Kelas A pagi menggunakan metode Problem Solving dan kelas A Sore menggunakan metode Problem Posing. Data prestasi belajar diambil menggunakan instrumen tes kemampuan berpikir kritis, dan kreativitas menggunakan angket, serta afektif dan psikomotorik menggunakan lembar observasi. Analisis data yang digunakan adalah anava tiga jalan dengan desain faktorial 2x2x2 dan dilanjutkan dengan uji Scheffe.Hasil penelitian menunjukkan: 1) ada pengaruh pembelajaran metode Problem Solving dan Problem Posing pada prestasi belajar kognitif, afektif, dan psikomotorik;2) ada pengaruh kreativitas tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar kognitif, afektif dan psikomotorik;3) ada pengaruh kemampuan berpikir kritis terhadap prestasi belajar kognitif, afektif dan psikomotorik; 4) tidak ada interaksi antara metode Problem Solving dan Problem Posing dengan kreativitas pada prestasi belajar kognitif, afektif dan psikomotorik; 5) ada interaksi antara model pembelajaran Problem Solving dan Problem Posing dengan kemampuan berpikir kritis pada prestasi belajar kognitif, tetapi tidak ada interaksi pada prestasi belajar afektif dan psikomotorik; 6) tidak ada interaksi antara kreativitas dengan kemampuan berpikir kritis pada prestasi belajar kognitif dan afektif, tetapi ada interaksi pada prestasi belajar psikomotorik; 7) tidak ada interaksi antara metode Problem Solving dan Problem Posing dengan kreativitas dan kemampuan berpikir kritis pada prestasi belajar kognitif, afektif, dan psikomotorik. Kata Kunci: Problem Solving, Problem Posing, Kemampuan Berpikir Kritis, Kreativitas 
PENDIDIKAN SAINS BERLANDASKAN BUDAYA LOKAL TRI KAYA PARISUDHA Istri Agung Rai, Sudiatmika
PROSIDING : Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : PROSIDING : Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (313.311 KB)

Abstract

Sebagai proses transformasi budaya, pendidikan diartikan sebagai kegiatan pewarisan budaya dari suatu generasi ke generasi berikutnya. Bentuk transformasi tersebut berupa nilai-nilai kebenaran. Landasan  etika  dalam agama Hindu dipedomani oleh Tri Kaya Parisudha (tiga jenis perbuatan yang benar), antara lain: manacika (berpikir yang benar),  wacika (berkata yang benar), kayika (berbuat yang benar). Hal ini selaras dengan proses sains yang diungkapkan oleh OECD (1999), yang mencakup keterampilan berpikir ilmiah, keterampilan praktik dan keterampilan mengkomunikasikan. Hal ini menginspirasikan  satunya pikiran (satya hrdaya), satunya perkataan (satya wacana), dan satunya perbuatan (satya laksana), karena dengan  adanya  pikiran yang benar akan menimbulkan perkataan yang benar sehingga mewujudkan perbuatan yang benar pula.  Oleh karena itu, Tri kaya Parisudha dapat digunakan sebagai landasan dalam pembelajaran sains.    Pendidikan ini tidak hanya menawarkan agar siswa mudah memahami materi yang diajarkan, tetapi juga menawarkan nilai-nilai kebenaran serta cinta akan budaya lokal.
POTRET PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS EMPAT PILAR PENDIDIKAN DI SMA Fauzi, Ahmad; Supurwoko, Supurwoko; Wiyono, Edy
PROSIDING : Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika Vol 1, No 3 (2013)
Publisher : PROSIDING : Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (201.255 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan pembelajaran fisika berbasis empat pilar di SMA (Sekolah Menengah Atas). Pengambilan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara dan angket. Observasi dan  wawancara dilakukan untuk mengungkap proses pembelajaran yang diselenggarakan di kelas yang menjadi subyek pengembangan model pembelajaran berbasis empat pilar pendidikan dengan aplikasi Spreadsheet. Angket digunakan untuk menggali persepsi guru fisika dan siswa terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran fisika dan penerapan pembelajaran berbasis empat pilar pendidikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya pembelajaran fisika belum sepenuhnya menggunakan prinsip-prinsip empat pilar pendidikan. Hal ini terlihat dari beberapa indikator, diantaranya (1) pembelajaran fisika cenderung monoton dimana guru cenderung menggunakan teknik ceramah dalam pembelajaran, siswa hanya mencatat dan mendengarkan, (2) kegiatan praktikum jarang dilakukan (kegiatan praktikum yang dilakukan bersifat verifikatif belum sampai kegiatan yang bersifat penemuan/inkuiri dengan frekuensi 1-2 kali tiap semester), (3) guru jarang sekali menggunakan metode diskusi dalam pembelajaran, (4) rendahnya aktivitas sains menyebabkan rendahnya sikap ilmiah siswa. Berdasarkan hasil wawancara, dapat disimpulkan bahwa  belum diterapkannya prinsip-prinsip pembelajaran berbasis empat pilar pendidikan  karena : (1) masih minimnya pemahaman guru tentang pembelajaran berbasis empat pilar pendidikan karena kurangnya sosialisasi dan pelatihan, (2) terlalu banyaknya materi yang harus diajarkan sehingga guru memilih cara yang dianggap paling efektif yakni metode ceramah, (3) keterbatasan alat laboratorium, dan (4) keterbatasan waktu yang dimiliki guru untuk mempersiapkan dan melakukan kegiatan praktikum dengan pendekatan inkuiri.    Kata Kunci: pembelajaran, fisika, empat pilar pendidikan. 
DESAIN SIGNAL GENERATOR UNTUK UJI KELISTRIKAN TUBUH Siti Aminah, Nonoh; Jamzuri, Jamzuri
PROSIDING : Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika Vol 1, No 2 (2013)
Publisher : PROSIDING : Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4308.537 KB)

Abstract

Fenomena fisik yang melibatkan listrik dan magnet telah diamati sejak zaman dulu sekali. Namun, hanya dalam dua abad terakhir para ilmuwan mulai memahaminya. 300 tahun yang lalu, kita tidak akan pernah mengalami kontak dengan listrik buatan manusia selama hidup kita. Perkembangan luar biasa dalam bidang ilmu ini telah diterapkan banyak sekali, sehingga sekarang sulit membayangkan hidup tanpa listrik.Bioelektrisitas seperti elektrokardiogram diketahui hampir satu abad sebelum biomagnetisme ditemukan. Orang telah mengenal adanya ikan listrik (Torpedo dan belut) berabad-abad sebelum listrik secara ilmiah dipelajari. Pada tahun 1786, Luigi Galvani seorang ahli anatomi dari italia, menemukan bukti pertama bahwa listrik berperan dalam kontraksi otot. Ia mendapatkan bahwa apabila dua potong logam yang berbeda dihubungkan dan ujung – ujung dari keduanya disentuhkan ke beberapa bagian otot seekor kodok yang telah mati, otot kodok akan berkontraksi. Alessandro Volta meneliti fenomena ini dan dalam prosesnya ia menemukan baterai. Temuan tersebut merupakan sumber arus listrik tetap yang pertama. Dan merupakan salah satu penemuan terpenting dalam sejarah Fisika. Kelistrikan memegang peranan penting dalam bidang kedokteran. Ada 2 aspek kelistrikan dan magnetis dalam bidang kedokteran yaitu listrik dan magnet yang timbul dalam tubuh manusia, serta penggunaaan listrik dan magnet pada permukaan tubuh manusia.             Kata kunci : biolistrik
Kajian Pustaka Pengaruh Porositas Buatan Pada Adsorber Terhadap Kualitas Transfer Panas Dan Massa Melani Permatasari, Shinta; Harjunowibowo, Dewanto
PROSIDING : Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika Vol 1, No 4 (2013)
Publisher : PROSIDING : Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (989.446 KB)

Abstract

Pada mesin pendingin tenaga panas, efisiensi kerja mesin sangat dipengaruhi oleh kemampuan adsorber dalam menyerap refrigeran dalam jumlah yang banyak dan melepaskannya dalam waktu yang singkat. Kecepatan tersebut akan meningkat jika memiliki kecepatan transfer panas dan massa yang tinggi.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi besar pori-pori adsorber padat terhadap laju transfer massa dan panas pada karbon aktif. Metode penelitian ini menggunakan kajian pustaka dari berbagai sumber atau referensi yang relevan.Hasil penelitian pustaka yang diperoleh adalah bahwa semakin besar volume pori menyebabkan transfer massanya dan panas tinggi namun terlalu banyak pori menjadikan volume adsorber menjadi kecil sehingga transfer massa mencapai titik maksimal dan menurun. Kata Kunci : karbon aktif, pair adsorber, mesin pendingin
PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN BERUPA KIT PERCOBAAN PEGAS BAGI SISWA TUNANETRA KELAS XI SEMESTER 1 Waskithaningtyas Utami, Wiyogi; Budiawanti, Sri
PROSIDING : Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika Vol 1, No 3 (2013)
Publisher : PROSIDING : Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (453.124 KB)

Abstract

Makalah ini bertujuan untuk (1) Menjelaskan pembuatan kit percobaan pegas bagi siswa tunanetra yang memenuhi kriteria baik. (2) Menjelaskan hasil uji coba terbatas kit percobaan pegas terhadap siswa tunanetra.Prosedur penelitian didalam pembuatan kit percobaan pegas ini melalui beberapa tahap, yaitu: analisis kebutuhan siswa tunanetra dengan memberikan angket kepada guru dan siswa tunanetra, tahap perencanaan dilakukan pembuatan rancangan kit percohaan pegas, tahap pembuatan dilakukan pemilihan alat dan bahan yang tepat untuk pembuatan kit percobaan pegas dan pembuatan rancangan yang sesuai untuk siswa tunanetra, selanjutnya tahap validasi. Validasi dilakukan oleh dosen Pendidikan Luar Biasa Universitas Sebelas Maret dan Guru SMA Muhammadiyah 5 Karanganyar sebagai ahli media dan dosen Pendidikan Fisika Universitas Sebelas Maret sebagai ahli materi. Uji coba terbatas siswa tunanetra dilakukan kepada siswa tunanetra SMA Muhammadiyah 5 Karanganyar.Kit percobaan pegas bagi siswa tunanetra terdiri dari penggaris Braille, beban Braille, statif dan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang ditulis menggunakan huruf Braille. Pembuatan penggaris menggunakan alumunium yang memiliki ketebalan 0,18 mm dan penulisan angka skala penggunakan stilus (paku khusus untuk menulis pada papan pencetak huruf Braille) dan reglet (papan yang terdiri dari lubang-lubang yang digunakan untuk menulis huruf Braille) selanjutnya penggaris Braille ditempelkan pada statif yang terbuat dari kayu dan ditambah dengan penggaris awas (biasa) yang ditempel pada sisi lain sehingga dapat digunakan untuk siswa normal. Penggaris Braille yang dibuat pada kit percobaan pegas bagi siswa tunanetra memiliki ketelitian 0,25 cm. Beban Braille dibuat menggunakan botol bekas air zam-zam yang diisi dengan bijih besi dan diberi indikator huruf Braille sebagai penunjuk massa beban. Massa beban yang digunakan dalam kit percobaan pegas ini terdiri dari massa 40 gram dan 50 gram. Kit percobaan pegas bagi siswa tunanetra sudah dibuat memenuhi kriteria baik berdasarkan hasil validasi dari ahli media dan ahli materi. Hasil uji coba terbatas pada siswa tunanetra SMA Muhammadiyah 5 Karanganyar diperoleh konstanta pegas sebesar 6,53 N/m. Respon yang diberikan siswa tunanetra terhadap kit percobaan pegas baik,dilihat selama proses praktikum berlangsung.  Kata kunci: tunanetra, Braille, reglet dan stilus, konstanta pegas

Page 1 of 15 | Total Record : 146