cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Pengembangan Kota
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Jurnal Pengembangan Kota (ISSN: 2337-7062) adalah jurnal ilmiah berisi hasil penelitian dan telaah kritis teoritis mengenai pengembangan perkotaan meliputi: Arsitektur Perkotaan; Perancangan Kota; Ekonomi Pembangunan Wilayah dan Kota; Perumahan dan Permukiman; Perencanaan Transportasi; Perencanaan Pariwisata; Lingkungan; Pengembangan Sosial-Masyarakat Kota; dan Bidang lainnya yang terkait dengan perencanaan, pembangunan dan pengembangan Wilayah dan Kota.
Arjuna Subject : -
Articles 180 Documents
OPTIMALISASI PENGELOLAAN RUSUNAWA DI KOTA SEMARANG Boy Pardamean Mahulae; S Sunarti
Jurnal Pengembangan Kota Vol 9, No 2: Desember 2021
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1418.325 KB) | DOI: 10.14710/jpk.9.2.245-258

Abstract

Rusunawa merupakah salah satu program untuk mengatasi permasalahan keterbatasan lahan dan ketidakmampuan MBR untuk menjangkau fasilitas hunian. Seiring dengan pembangunan rusunawa saat ini, terdapat beberapa permasalahan pasca pembangunan, salah satunya tentang pengelolaannya. Pengelolaan rusunawa di Kota Semarang secara umum sudah tidak sesuai lagi dengan tujuan penyediaan rusunawa, yaitu memberikan hunian yang layak, sehat, dan terjangkau untuk MBR. Ketidaksesuaian tersebut antara lain kondisi bangunan mulai rusak, kualitas lingkungan menurun dan terdapat pelanggaran terhadap sistem sewa maupun pemanfaatan bangunan. Salah satu faktor terjadinya permasalahan ketidaksesuaian tersebut yaitu belum optimalnya pengelola dalam menjalankan peran dan fungsinya. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis optimalisasi pengelolaan rusunawa di Kota Semarang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan menggunakan analisis skoring pembobotan. Responden pada penelitian ini berjumlah 28 yang merupakan ketua paguyuban pengelola rusunawa di Kota Semarang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan rusunawa di Kota Semarang masih belum optimal berdasarkan peran dan fungsi masing-masing pengelola. Skor optimalisasi yang diperoleh yaitu Paguyuban (7,7), Disperkim (7,4), dan UPTD (6,4). Oleh karena itu, diperlukan peningkatan pengelolaan terhadap penghuni dan hunian rusunawa seperti (1) pemeliharaan dan perbaikan fasilitas, monitoring dan evaluasi target capaian pengelolaan, serta pembinaan dan pengawasan terkait kebersihan lingkungan oleh Disperkim; (2) Melakukan pembinaan terhadap penghuni dan hunian, menjalankan prosedur pengelolaan dan monitoring untuk mengurangi pelanggaran tata tertib oleh UPTD; (3) Melakukan pengorganisasian paguyuban dalam pengoperasionalan rusunawa agar memudahkan koordinasi antarpihak dalam mengatasi permasalahan dan meningkatkan kualitas rusunawa.
INDIKASI FAKTOR-FAKTOR PENGARUH KEBERHASILAN TRANSFER OF DEVELOPMENT RIGHTS (TDR) DI KAWASAN PECINAN KEMBANG JEPUN, SURABAYA DAN KETANDAN, YOGYAKARTA Gusti Aditya Rahadyan; Doddy Aditya Iskandar
Jurnal Pengembangan Kota Vol 9, No 2: Desember 2021
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1315.672 KB) | DOI: 10.14710/jpk.9.2.180-191

Abstract

Kawasan Pecinan Kembang Jepun di Kota Surabaya dan Ketandan di Kota Yogyakarta merupakan bagian dari kawasan permukiman etnis Tionghoa dan ditetapkan sebagai kawasan cagar budaya. Akibatnya, timbul kesulitan bagaimana menyetarakan hak memiliki dan hak membangun bagi pemilik lahan di kawasan tersebut. Untuk mengatasi hal tersebut, Pemerintah Kota Surabaya dan Yogyakarta telah merumuskan instrumen pengendalian pemanfaatan ruang salah satunya melalui pengalihan hak membangun (transfer of development rights/TDR). Agar dapat berfungsi sebagai kebijakan yang optimal, maka perlu diidentifikasikan faktor-faktor penentu keberhasilan pelaksanaan kebijakan tersebut. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan alat analisis delphi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 17 (tujuh belas) indikasi faktor-faktor yang secara signifikan dapat mempengaruhi keberhasilan penerapan TDR, yang terbagi pada beberapa aspek: pemerintah dan kebijakan, karakteristik program, kondisi pasar, kondisi sosial dan dukungan masyarakat.
DAMPAK REVITALISASI TERHADAP KARAKTERISTIK BERLOKASI PKL DI KOTA LAMA SEMARANG Dwirantika Maharani Putri Susetya; Santy Paulla Dewi
Jurnal Pengembangan Kota Vol 9, No 2: Desember 2021
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1209.563 KB) | DOI: 10.14710/jpk.9.2.192-203

Abstract

Revitalisasi Kota Lama Semarang yang dilakukan dalam rangka menghidupkan kembali kawasan turut mempengaruhi PKL dalam berlokasi di Kawasan tersebut. Penataan PKL yang dilakukan pasca revitalisasi tidak membuat PKL berhenti berjualan dan justru membuat PKL menyesuaikan kegiatannya agar tetap dapat berjualan. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis karakteristik berlokasi PKL pasca revitalisasi Kota Lama Semarang. Metode penelitian yang digunakan yaitu pendekatan kuantitatif dengan teknik analisis meliputi analisis deskriptif, analisis kebijakan penataan PKL pasca revitalisasi, dan analisis spasial berupa overlay. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik berlokasi PKL adalah pada trotoar, persimpangan jalan, taman, jalan utama dan jalan penghubung kawasan yang terdapat kepadatan pejalan kaki, pada lokasi yang memiliki berbagai aktivitas di sekitarnya, terdapat akumulasi pengunjung dan terdapat kelonggaran pengawasan petugas yang mengawasi PKL. Perubahan karakteristik PKL sebelum dan sesudah revitalisasi terlihat pada adanya penyesuaian (perubahan) dalam hal jenis dagangan, sifat layanan, sarana usaha, dan waktu operasional berjualan. Mayoritas merupakan PKL keliling menggunakan sarana usaha yang mudah dibawa, serta berjualan makanan minuman siap konsumsi dan barang non-makanan, dengan waktu operasional yaitu pada sore hingga malam hari.
STUDI DESKRIPTIF – EVALUATIF BENTUK TIPOLOGI KAWASAN (PEMBELAJARAN DARI KOTA SURABAYA) R Dimas Widya Putra; RM. Petrus Natalivan Indradjati
Jurnal Pengembangan Kota Vol 9, No 2: Desember 2021
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1656.578 KB) | DOI: 10.14710/jpk.9.2.124-142

Abstract

Kota berkembang secara dinamis, fenomena transformasi kota dipengaruhi oleh faktor yang tidak mungkin dihindari, antara lain urbanisasi, perluasan skala pelayanan dan pertumbuhan ekonomi. Adanya urbanisasi dan fungsi pelayanan menjadi penyebab munculnya berbagai jenis tipologi pembangunan kawasan di kota, antara lain: perkampungan, kawasan urban fringe, CBD dan kota baru. Kota Surabaya merupakan kota dengan berbagai bentuk tipologi kawasan, karena itu fenomena bentuk tipologi yang ada di Kota Surabaya menjadi sesuatu yang penting untuk diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi berbagai tipologi pembangunan di Surabaya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif evaluatif yang dilanjutkan dengan teknik kualitatif. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah pembacaan karakter yang di evaluasi berdasarkan pemahaman teori. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Kota Surabaya memiliki beberapa bentuk tipologi pembangunan kawasan, yaitu: CBD, kota baru dan kampung, urban fringe. Penyebab munculnya berbagai bentuk tipologi ini adalah pertumbuhan penduduk, skala pelayanan dan ekonomi.
IMPLIKASI PEMBANGUNAN KOTA BARU TERHADAP PERUBAHAN FISIK KAWASAN DAN SOSIAL-EKONOMI MASYARAKAT LOKAL: STUDI KASUS PEMBANGUNAN KOTA HARAPAN INDAH, BEKASI Rahmat Aris Pratomo; Susiyowati Indah Ayuni; Dwi Fitrianingsih
Jurnal Pengembangan Kota Vol 9, No 2: Desember 2021
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1177.299 KB) | DOI: 10.14710/jpk.9.2.204-214

Abstract

Ketidakmampuan kota utama dalam menerima tekanan akibat peningkatan aktivitas perkotaan telah mendorong terjadinya perluasan pembangunan ke daerah pinggiran. Fenomena ini juga terlihat pada daerah pinggiran Kota Jakarta dan Kota Bekasi dengan adanya pembangunan Kota Harapan Indah (KHI) yang dianggap sebagai solusi untuk memecahkan permasalahan perkotaan, memperluas ketersediaan perumahan dan infrastruktur, dan mengurangi disparitas antara kota utama dan daerah pinggiran kota. Pembangunan skala besar selain mengubah fisik kawasan pinggiran, juga tampak memberikan konsekuensi terhadap kondisi sosial-ekonomi masyarakat lokal. Mereka yang awalnya mendiami dan menggantungkan kehidupannya pada kawasan tersebut tampak mengalami pemindahan baik secara langsung (primary displacement) maupun tidak langsung (secondary displacement). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dampak pembangunan kota baru terhadap perubahan fisik kawasan dan kondisi ekonomi masyarakat yang mengalami pemindahan akibat pembangunan. Selain itu penelitian ini juga menginvestigasi bagaimana hubungan antara karakteristik ekonomi masyarakat lokal yang mengalami pemindahan dengan tipe dan penyebab pemindahan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan memanfaatkan GIS untuk overlay data spasial dan pengujian statistik chi-square. Hasil temuan membuktikan bahwa terjadi perubahan fisik kawasan berupa perubahan penggunaan lahan yang signifikan untuk pemenuhan kebutuhan perumahan dan infrastruktur perkotaan. Selain itu, sebesar 89% masyarakat lokal mengalami tipe pemindahan langsung akibat pembangunan kota baru. Hasil statistik memperlihatkan bahwa tipe pemindahan berkorelasi kuat dengan jenis pekerjaan setelah pemindahan maupun jumlah pendapatan setelah pemindahan. Sedangkan penyebab masyarakat lokal mengalami pemindahan berhubungan erat dengan jenis pekerjaan setelah pemindahan, serta pendapatan baik sebelum dan setelah pemindahan.
PENCAPAIAN TUJUAN PROGRAM KAMPUNG TEMATIK BERBASIS PENGARUSUTAMAAN GENDER DI KAMPUNG SENTRA BANDENG Erika Saragih; Landung Esariti; Hadi Wahyono
Jurnal Pengembangan Kota Vol 9, No 2: Desember 2021
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (878.449 KB) | DOI: 10.14710/jpk.9.2.143-153

Abstract

Saat ini Kota Semarang menghadapi permasalahan kawasan kumuh (112,49 Ha) dan pengentasan kemiskinan (4,14%). Program kampung tematik bertujuan meningkatkan kualitas fisik lingkungan kumuh dan mengurangi penduduk miskin. Pelaksanaan program kampung tematik sebaiknya menerapkan strategi pengarusutamaan gender, sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 9 tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional. Artikel ini menjelaskan apakah pelaksanaan program kampung tematik telah menerapkan pengarusutamaan gender. Penelitian dilakukan secara kuantitatif dengan teknik analisis skoring dan deskriptif. Indikator pengarusutamaan gender yang digunakan yaitu akses, partisipasi, manfaat, dan kontrol. Hasil analisis menemukan bahwa skor pencapaian tujuan program cukup baik (1,89 atau setara dengan 63%). Maka, dapat disimpulkan tujuan pelaksanaan program yang sudah tercapai yaitu peningkatan kualitas fisik dan yang belum tercapai adalah pengentasan kemiskinan. Hal ini dikarenakan bantuan sumber daya yang diperoleh peserta program belum merata dan tidak terdapat tempat pemasaran bersama sehingga peserta sulit mengembangkan usaha pengolahan bandeng.
PRAKTIK KERUANGAN DAN KETERASINGAN: STUDI WARUNG KOPI DI KOTA PURWOKERTO, BANYUMAS JAWA TENGAH Arizal Mutahir; Aidatul Chusna; Muhammad Taufiqurrohman; Joko Santoso
Jurnal Pengembangan Kota Vol 9, No 2: Desember 2021
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1319.855 KB) | DOI: 10.14710/jpk.9.2.214-230

Abstract

Keberadaan warung kopi di Kota Purwokerto telah begitu marak. Fenomena tersebut dapat menjadi penanda perubahan ruang kota. Warung kopi menjadi ruang sosial baru bagi masyarakat Kota Purwokerto. Dalam warung kopi terkandung berbagai lapisan makna. Dalam warung kopi terjadi interaksi individu maupun kelompok yang membentuk makna berupa wacana, simbol, maupun citra untuk merepresentasikan diri, relasi yang dijalin, dan juga ruang atau situs terjadinya interaksi. Dalam warung kopi terjadi proses produksi ruang. Tujuan tulisan ini adalah berusaha menggali lapisan makna dalam praktik keruangan di warung kopi. Menggunakan metode kualitatif, tulisan ini mengambil data melalui cara observasi dan wawancara mendalam. Tulisan ini berdasarkan pemahaman bahwa warung kopi merupakan wujud perubahan dari pengembangan ruang kota di Kota Purwokerto. Dalam warung kopi terjadi dialektika beragam gerak, interkoneksi, interaksi uang, orang dan komoditas. Tulisan ini berpendapat bahwa warung kopi merupakan ruang persepsual hasil dari proses pengembangan ruang kota yang dikonstruksi beragam elemen dan kepentingan. Alih-alih menjadikan manusia yang menghidupi ruang hidup mereka, pertumbuhan warung kopi menghasilkan manusia yang teralienasi. 
PENGUATAN PELAKSANAAN PENERTIBAN PEMANFAATAN RUANG PASCA TERBITNYA UNDANG-UNDANG CIPTA KERJA Sutaryono Sutaryono; Arsan Nurrokhman; Novita Dian Lestari
Jurnal Pengembangan Kota Vol 9, No 2: Desember 2021
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (817.362 KB) | DOI: 10.14710/jpk.9.2.154-165

Abstract

Pelaksanaan penegakan hukum/penertiban pemanfaatan ruang saat ini memiliki kecenderungan berhenti pada temuan adanya indikasi pelanggaran pemanfaatan ruang. Pengenaan sanksi yang merupakan hasil rekomendasi audit tata ruang masih jarang dilaksanakan. Hal tersebut memperlihatkan bahwa penegakan hukum di bidang penataan ruang masih belum optimal. Di sisi lain, muncul tantangan baru pelaksanaan penertiban pemanfaatan ruang pasca penetapan Undang-Undang Cipta Kerja (UUCK) di tahun 2020. Penelitian ini bertujuan untuk menemukenali permasalahan pelaksanaan penertiban pemanfaatan ruang untuk kemudian merumuskan strategi penguatan pelaksanaan penertiban pemanfaatan ruang pasca ditetapkannya UUCK. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode desk study yang mengutamakan content analysis. Content analysis dilakukan terhadap regulasi penertiban pemanfaatan ruang dan salah satu laporan hasil audit tata ruang. Data yang dikumpulkan berupa data indikasi pelanggaran pemanfaatan ruang dari hasil audit dan pelaksanaan tindaklanjutnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan penertiban pemanfaatan ruang tidak efektif. Ketidakefektifan tersebut disebabkan oleh (a) muatan dalam regulasi belum sepenuhnya bisa operasional; (b) pelaksanaan pengawasan di lapangan terbatas; (c) peran masyarakat dalam pengawasan adanya pelanggaran terhadap tata ruang belum optimal; (d) fungsi koordinasi antar organisasi perangkat daerah dalam peran masing-masing belum maksimal dilakukan; dan (e) kondisi dan status PPNS yang belum kuat. Ketidakefektifan tersebut dapat di atasi dengan strategi kebijakan penertiban pemanfaatan ruang yang berupa penguatan regulasi, penguatan sumberdaya manusia, penataan kelembagaan, dan pengalokasian anggaran yang memadai.
INDIKATOR KETIMPANGAN DALAM PEMBANGUNAN DAN PENYEBARAN PANDEMI COVID-19: STUDI KASUS KOTA DAN KABUPATEN DI PROVINSI JAWA BARAT DAN BANTEN Paramita Rahayu; Erma Fitria Rini; Isti Andini; Rufia Andisetyana Putri
Jurnal Pengembangan Kota Vol 9, No 2: Desember 2021
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1106.43 KB) | DOI: 10.14710/jpk.9.2.231-244

Abstract

Banyak penelitian telah dilakukan untuk menyelidiki penyebaran pandemi COVID-19. Salah satu fokusnya adalah pengaruh indikator pembangunan pada skala kewilayahan, terhadap jumlah terkonfirmasi COVID-19 maupun tingkat mortalitas. Studi sebelumnya sejauh ini banyak dilakukan di Eropa dan Amerika Serikat, dengan hasil yang bervariasi. Sebagai contoh, masyarakat dengan tingkat sosial ekonomi yang tinggi memiliki jumlah kasus terkonfirmasi yang lebih besar, ataupun sebaliknya.  Sehubungan dengan variasi hasil penelitian sebelumnya dan kurangnya penelitian serupa untuk konteks Indonesia, penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi untuk mengungkapkan kondisi empiris hubungan indikator pembangunan pada konteks Indonesia, dengan jumlah terkonfirmasi COVID-19. Studi kasus yang digunakan adalah kota dan kabupaten di Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Banten. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan statistik deskriptif yang dikombinasikan dengan regresi berganda sebagai teknik analisis. Regresi berganda dilakukan dengan menggunakan jumlah kasus terkonfirmasi COVID-19 di setiap kota dan kabupaten (y) terhadap dua puluh variabel yang merupakan indikator pembangunan wilayah, yang terkait dengan urbanisasi, struktur demografi, pembangunan dari aspek ekonomi, spasial, dan aspek pembangunan manusia (x). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat ketimpangan pembangunan antar kota dan kabupaten di Provinsi Jawa Barat dan Banten. Secara umum, kota berada pada tingkat pembangunan yang lebih baik. Selanjutnya, jumlah penduduk usia lanjut dan garis kemiskinan wilayah merupakan dua variabel yang berpengaruh pada jumlah kasus terkonfirmasi COVID-19 di kota dan kabupaten dalam wilayah administrasi Provinsi Jawa Barat dan Banten.
ANALISIS PENYEDIAAN LAYANAN MRT JAKARTA YANG BERKESEHATAN Priscilla Jocelyne Naretta; Okto Risdianto Manullang
Jurnal Pengembangan Kota Vol 10, No 1: Juli 2022
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1281.481 KB) | DOI: 10.14710/jpk.10.1.57-67

Abstract

Angkutan umum massal perkotaan menjadi salah satu kunci utama dalam mengatasi masalah kemacetan, terutama di kota-kota besar. Pembangunan MRT Jakarta dapat membantu masyarakat Kota Jakarta untuk melakukan perpindahan dari kendaraan pribadi menjadi angkutan umum. Namun, pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia pada tahun 2020 mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap keamanan dan kenyamanan MRT Jakarta. Hal ini berdampak pada penurunan penumpang MRT Jakarta yang mencapai 47,05%. Jika dilihat dari Peraturan Menteri nomor 63 Tahun 2019, dalam standar pelayanan minimum (SPM) belum menyebutkan adanya aspek kesehatan yang menjadi salah satu nilai penting dalam kondisi pandemi. Maka dari itu, studi ini akan menjawab pertanyaan penelitian mengenai bentuk aspek kesehatan seperti apa yang dibutuhkan saat ini dan di masa mendatang dalam penyediaan layanan MRT Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode CSI dan IPA, dimana hasil analisis menunjukkan adanya rasa puas terhadap layanan aspek kesehatan pada sarana dan prasarananya. Namun, masih terdapat atribut yang dianggap penting oleh pengguna, tetapi layanannya belum tersedia. Adapun atribut tersebut adalah tempat cuci tangan dekat pintu masuk stasiun dan hand sanitizer di ratangga (kereta). Mengacu pada kajian Protokol BANGKIT yang dikeluarkan oleh MRT Jakarta pada Tahun 2020, kedua atribut ini sudah seharusnya diterapkan semenjak diberlakukannya protokol kesehatan saat Pandemi COVID-19. Hasil akhir dalam penelitian dapat menjadi pertimbangan bagi PT. MRT untuk menyediakan layanan MRT Jakarta yang berkesehatan.