cover
Contact Name
Zaqlul Iqbal, STP, M.Si
Contact Email
zaqluliqbal@ub.ac.id
Phone
+62341580106
Journal Mail Official
-
Editorial Address
Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya Jl. Veteran, Malang, 65145
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem
Published by Universitas Brawijaya
ISSN : -     EISSN : 2656243X     DOI : https://doi.org/10.21776/ub.jkptb
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem (JKPTB) (ISSN: 2656-243X) has published the state-of-art articles which focus on both fundamental studies and applied engineering including Power and Agricultural Machinery, Mechatronics and Agro-industrial Machinery, Food and Post-Harvest Technology and Soil and Water Engineering. By providing an update issue and current topic in agricultural technology field, JKPTB becomes the reference for many scientist and stakeholders who work on Agricultural Engineering
Articles 344 Documents
Penggunaan Fotobioreaktor Sistem Batch Tersirkulasi terhadap Tingkat Pertumbuhan Mikroalga Chlorella vulgaris, Chlorella sp. dan Nannochloropsis oculata Tri Nurhayati; Musthofa Lutfi; Mochammad Bagus Hermanto
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 1, No 3 (2013)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (477.976 KB)

Abstract

Mikroalga adalah tanaman yang paling efisien dalam menangkap dan memanfaatkan energi matahari dan CO2 untuk keperluan fotosintesis. Ekplorasi yang besar-besaran perlu ditunjang dengan peralatan yang digunakan untuk mengembangbiakkan mikroalga. Salah satu peralatan yang digunakan adalah fotobioreaktor dengan sistem batch tersirkulasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan fotobioreaktor dengan sistem batch tersirkulasi terhadap kepadatan mikroalga. Serta dapat menganalisis variabel pertumbuhan yang mempengaruhi proses produksi mikroalga Chlorella vulgaris, Chlorella sp. dan Nannochloropsis oculata. Berdasarkan percobaan yang dilakukan, kadar lipid dan laju pertumbuhan untuk Chlorella vulgaris sebesar 1,92 %; 0,311, dan Nannochloropsis oculata sebesar 4,29%; 1,834. Variabel pertumbuhan yang mempengaruhi proses produksi mikroalga secara umum yang diamati yaitu suhu, intensitas cahaya, kadar oksigen terlarut, pH, RH dan salinitas masing-masing dengan kisaran nilai 25-32°C; 570-1610 lux; 5,48-9,22 gr/ml; 7,08-8,56; 58-95% dan 31,5-32 ‰. Nannochloropsis oculata, dapat bertahan hidup lebih lama dibandingkan dengan mikroalga jenis Chlorella vulgaris dan Chlorella sp. Variabel pertumbuhan yang diamati memberikan pengaruh terhadap proses produksi mikroalga Chlorella vulgaris, Chlorella sp. dan Nannocloropsis oculata. Kata Kunci: Fotobioreaktor sistem batch tersirkulasi, Tingkat Pertumbuhan, Chlorella vulgaris, Chlorella sp. dan Nannocloropsis oculata    
Efektivitas Penambahan Plant Growth Promoting Bacteria (Azospirillum sp) dalam Meningkatkan Pertumbuhan Mikroalga (Chlorella sp) pada Media Limbah Cair Tahu Setelah Proses Anaerob Taif Maharsyah; Musthofa Lutfi; Wahyunanto Agung Nugroho
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 1, No 3 (2013)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (313.759 KB)

Abstract

Chlorella sp is one of microalgae  that is used as a raw material for biofuels. Hence research that has been committed ( Luz e. De-bashan et al. , 2008 ) Chlorella sp start cultivated by using bacteria supporting plant growth of Azospirillum brasiliense which produces growth hormone IAA.. According to the description, the researcher want to replace species of bacteria and medium, with including a species of bacterium Azospirillum sp and medium tofu wastewater after the anaerobic process. Where the purpose of this study was to determine the effect of adding a dose of bacteria Azospirillum sp on the rate of growth of Chlorella sp carried out in liquid medium waste after anaerobic process. Each treatment is A0 (without the addition of bacteria), A2 (addition bacteria Azospirillum sp 2 x 108 cfu/ ml), A4 (addition of Azospirillum sp 4 x 108 cfu/ml), A6 (addition of Azospirillum sp 6 x 108 cfu/ml ), A8 (addition Azospirillum sp  of 8 x 108 cfu/ml), A10 (addition of Azospirillum sp 109 cfu/ml). From the data obtained indicate the giving of different doses of Azospirillum sp will give the maximum growth rate (μmaks) populations Chlorella sp different also. So the regression test showed a significant effect on the addition or dose rate of growth of bacteria on microalgae. Average of the highest growth rate obtained with the A10 treatment (μmaks) as much as (0.463347sel/hari) and average lowest growth rate obtained with A0 (μmaks) as much as (0.327467 cells / day). While the results of the regression test for support parameters obtained significant results. So dose the addition of different bacteria affect the temperature, pH, and water quality (including nitrate, ammonium, orthophosphate).Kata Kunci: Mikroalga, Chlorella sp, Azospirillum sp, Limbah cair tahu setelah proses anaerob
Uji Kinerja Berbagai tipe Bajak Singkal dan Kecepatan Gerak Maju Traktor Tangan Terhadap hasil Olah pada Tanah Mediteran Effect of Various Moulboard Type and Operating Speed on Mediterranean Soil Physical Properties Hayyu Latiefuddin; Musthofa Lutfi; Wahyunanto Agung Nugroho
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 1, No 3 (2013)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (381.297 KB)

Abstract

Pengolahan tanah merupakan usaha manipulasi tanah dengan menggunakan tenaga mekanis untuk menciptakan kondisi tanah yang sesuai bagi pertumbuhan tanaman. Salah satu usaha dalam pengolahan tanah tersebut adalah pembajakan tanah. Bajak singkal sebagai salah satu alat pengolahan tanah dipandang sebagai peralatan mekanis yang dirancang terutama untuk menciptakan sistem mekanis yang dapat mengontrol pemakaian gaya, sehingga menyebabkan terjadinya perubahan dalam tanah seperti penggemburan, pembalikan dan pemotongan serta pergerakan tanah. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh perbedaan bentuk bajak dan kecepatan maju terhadap beberapa sifat fisik tanah dan mengetahuikualitas tipe bajak yang baik untuk tanah Mediteran. Hasil dari penelitian ini adalah mengacu pada perbedaan bentuk bajak dan kecepatan maju traktor pada pengolahan tanah yang mana mempengaruhi beberapa sifat fisik tanah diantaranya adalah kadar air tanah, berat isi tanah, massa jenis tanah,  porositas tanah dan distribusi agregat tanah. Kadar air tanah paling tinggi adalah pada pengolahan tanah dengan tipe bajak B3 dengan nilai 8.47 % dan yang paling rendah ditunjukkan oleh pengolahan tanah dengan tipe bajak B2 dengan nilai sebesar 7.25 %. Berat isi tanah (bulk density) paling tinggi ditunjukkan oleh pengolahan tanah dengan tipe bajak B3 dengan nilai sebesar 1.162 g/cm3 dan yang paling rendah ditunjukkan oleh pengolahan tanah dengan tipe bajak B2 dengan nilai sebesar 1.148 g/cm3. Massa jenis tanah (true density) hasil pengolahan tanah memiliki rata-rata nilai yang sama, yaitu sebesar 2,4 g/cm3. Porositas tanah paling tinggi ditunjukkan oleh pengolahan tanah dengan tipe bajak B1 dengan nilai sebesar 52.25 % dan yang paling rendah ditunjukkan oleh pengolahan tanah dengan tipe bajak B3 dengan nilai sebesar 51.45 %. Sedangkan pada distribusi ukuran agregat atau Mean Weight Diameter (MWD), diameter yang paling kecil diperoleh pada pengolahan tanah dengan tipe bajak B2 yaitu 25.28 mm, sedangkan yang paling besar adalah pada pengolahan tanah dengan tipe bajak B1 yaitu 38.68 mm. Diantara ketiga jenis bajak tersebut yang paling baik dan cocok digunakan untuk pengolahan lahan kering pada jenis tanah mediteran adalah jenis bajak singkal B2, yaitu bajak singkal implemen dari traktor Yanmar.Kata Kunci: Kecepatan Maju; Sifat Fisik Tanah; Bajak Singkal 
Perancangan Alat Sortasi Otomatis Buah Apel Manalagi (Malus sylvestris Mill) Menggunakan Mikrokontroler AVR atmega 16 Arga Anugrahandy; Bambang Dwi Argo; Bambang Susilo
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.344 KB)

Abstract

Apel manalagi (Malus sylvestris mill) merupakan salah satu varietas apel  yang sudah dikenal luas di Indonesia, karena memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Salah satu cara meningkatkan nilai ekonomis buah apel terutama untuk pasar ekspor adalah dengan proses sortasi sebelum dilakukan pengiriman ke pasar. Proses penyortiran dengan menggunakan alat/mesin sortasi perlu diarahkan menuju sebuah desain alat/ mesin sortasi yang memiliki prestasi kerja yang baik, efektif dan efisien Pada penelitian ini proses perancangan alat sortasi didesain dengan bagian utama berupa mekanik alat dan elektronik. Bagian mekanik alat terdiri atas sistem hopper, sistem ruang pengumpan buah, dan pintu output hasil sortasi. Sedangkan pada bagian elektronik alat terdiri atas sistem kontrol dengan mikrokontroller ATMega 16 dan perangkat komputer dengan program Delphi 7.0 untuk pengolahan data ukuran diameter buah. Hasil pengujian kapasitas kerja alat didapatkan data rata-rata sebesar 20 buah/222.67 detik atau sama dengan 324.57 buah/jam. Hal ini masih dibawah kapasitas kerja efektif yang bisa didapatkan pada alat sortasi buah ini yaitu sebesar 600 buah/jam. Kata kunci: Alat sortasi buah otomatis, Apel manalagi, Mikrokontroler ATMega 16
Rancang Bangun dan Tata Letak Instrumen Terkendali pada Pembudidayaan Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus) Juworo, Riandy; Lutfi, Musthofa; Hermanto, Mochamad Bagus
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (254.747 KB)

Abstract

Jamur Tiram adalah salah satu jenis jamur kayu, jenis jamur kayu ini sangat banyak dikomsumsi oleh masyarakat. Tubuh buah jamur tiram berbentuk seperti kulit kerang (tiram). Jamur tiram termasuk jenis jamur serbaguna. Selain dikomsumsi dalam bentuk masakan , jamur tiram juga dapat dikomsumsi dalam keadaan mentah/ segar. Konsumen setempat ataupun perusahaan catering  dan rumah makan setiap hari membutuhkan jamur tiram sebagai hidangan makananan. Tujuan penelitian ini adalah mendesain dan merancang bangun rumah jamur tiram serta mengatur kondisi suhu, kelembaban dan mengatur tatak letak instrumentasi yang dikontrol sebagai sistem minimum.Hasil pengujian menyatakan bahwa nilai suhu dan kelembaban yang berada didalam rancang bangun ini berkisar antara suhu 24-28 oC dan nilai kelembabannya 80% dalam kurun waktu selama 3 hari serta tidak terpengaruh terhadap udara luar yang dapat mengganggu pertumbuhan jamur. Kata kunci: kayu, Fiber,  Paranet, Plastik UV, Mikrokontroler AT89S52
Rancang Bangun Sistem Penyerap Karbon dioksida (CO2) Pada Aliran Biogas Dengan Menggunakan Larutan Ca(OH)2 Aris Prasetya Masyhuri; Ary Musthofa Ahmad; Gunomo Djojowasito
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (236.744 KB)

Abstract

Biogas adalah gas campuran metana (CH4), karbondioksida (CO2) dan gas lainnya yang didapat dari hasil penguraian material organik seperti kotoran hewan, kotoran manusia, tumbuhan oleh bakteri pengurai metanogen pada sebuah biodigester. Jadi, Untuk menghasilkan biogas, dibutuhkan pembangkit biogas yang disebut biodigester. Proses penguraian material organik terjadi secara anaerob (tanpa oksigen). Biogas terbentuk pada hari ke 4 – 5 sesudah biodigester terisi penuh, dan mencapai puncak pada hari ke 20 – 25. Biogas yang dihasilkan oleh biodigester sebagian besar terdiri dari 50 – 70% metana (CH4), 30 % – 40% karbondioksida (CO2), dan gas lainnya dalam jumlah kecil. Kandungan CO2 pada biogas sulit dipisahkan dengan unsur metan (CH4), oleh karena itu perlu dibuat sistem pemisah  CO2 dari sistem aliran biogas yang kontinyu agar pemanfaatan biogas lebih berkualitas.  Minimal dapat menurunkan kadar CO2 dalam biogas. Keberadaan CO2 yang cukup besar tadi sangat mengganggu dalam proses pembakaran , karena CO2 sangat sulit untuk ikut terbakar bersama metana (CH4), oleh karena itu keberadaan CO2 perlu dikurangi. Kalsium hidroksida adalah senyawa kimia dengan rumus kimia Ca(OH)2. Larutan Ca(OH)2 disebut air kapur dan merupakan basa dengan kekuatan sedang. Larutan tersebut bereaksi hebat dengan berbagai asam, dan bereaksi dengan banyak logam dengan adanya air. Larutan tersebut menjadi keruh bila dilewatkan karbon dioksida, karena mengendapnya kalsium karbonat. Alat penyerap CO2 yang digunakan terdiri dari 3 bagian utama : 1. Saluran pemasukan yang terdapat nozel untuk membuat gelembung-gelembung, 2. Toples plastik sebagai tempat larutan Ca(OH)2, 3. Saluran pengeluaran. Penurunan  prosentase kandungan CO2 terbesar terjadi pada nozel berpori daripada nozel besar yaitu sebesar 8,904 % dari sample awal ke menit 30 (tahap I), dari menit 30 ke menit 60 sebesar 2,595 % (tahap II) dan dari menit 60 ke menit 90 sebesar 3,338 % (tahap III), sedangkan untuk nozel besar yaitu 8,883 % dari sample awal ke menit 30 (tahap I), dari menit 30 ke menit 60 sebesar 1,693 %  (tahap II) dan dari menit 60 ke menit 90 kandungan CO2 bertambah sebesar 0,261 % (tahap III), hal ini terjadi dikarenakan gelembung-gelembung gas yang dihasilkan oleh nozel berpori lebih banyak daripada nozel besar sehingga reaksi gas CO2 dengan larutan Ca(OH)2 pada nozel berpori lebih cepat dan lebih besar daripada reaksi pada nozel besar dan penambahan kadar CO2 pada nozel besar dari menit 60 ke menit 90 dapat diakibatkan karena larutan Ca(OH)2 mulai jenuh, sehingga kemampuan untuk bereaksi terhadap CO2 berkurang. Peningkatan prosentase kandungan gas metana terbesar terjadi pada nozel berpori yaitu dari 44,814 % menjadi 69,871 % hal ini dikarenakan gelembung-gelembung gas yang dihasilkan oleh nozel berpori lebih kecil ukurannya daripada nozel besar, sehingga gas CO2 yang terikat lebih banyak dan  metana yang lolos lebih besar daripada nozel besar. Kata kunci : Biogas, CO2, dan Ca(OH)2.
Pengolahan Limbah Daun Kelapa Sawit (Elaeis guineensis JACQ) Dan Ampas Singkong Sebagai Alternatif Pakan Tambahan Untuk Ternak Ruminansia Dwi Anggreini Asmandani; Sumardi Hadi Sumarlan; Bambang Susilo
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (264.627 KB)

Abstract

Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam. Sumber daya alam yang melimpah terkadang tidak dimanfaatkan secara optimal. Pengolahan limbah perkebunan khususnya kelapa sawit yaitu daun kelapa sawit dapat dimanfaatkan sebagai alternatif pakan ternak. Tujuan dari penelitian ini adalah 1) Mengetahui bagaimana tingkat kesukaan hewan ternak, terhadap prosentase penggunaan  daun sawit dan ampas singkong dengan penambahan komposisi bahan pelengkap serta analisa prosesnya. 2) Mengetahui pengaruh penggunaan  daun kelapa sawit dan ampas singkong dengan penambahan komposisi bahan pelengkap terhadap pertambahan berat ternak. Penelitian ini menggunakan metode rancanga acak lengkap (RAL) dengan dua faktor,  faktor pertama yaitu konsentrasi  yang terdiri dari  daun kelapa sawit 50%, 60%, 70%, 80% faktor kedua yaitu ampas singkong 0% dan 10%. Proses pelaksanaan penelitian terdiri dari pembersihan, penggilingan, pengayakan dan pemberian pakan untuk mengetahui bagaimana tingkat kesukaan ternak dan pertambahan berat ternak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa respon ternak mempengaruhi pertambahan berat badan ternak pada, respon ternak nilai tertinggi dari skala 0.00 sampai dengan 1.00 respon yang ditunjukan memiliki range 0.5 kg sampai dengan 0.6 kg dan respon tertinggi sebesar 0.596 kg sedangkan pada pertambahan berat badan dari skala 0 sampai dengan 10 pertambahan menunjukan range 5 kg sampai dengan 9 kg dengan berat tertinggi sebesar 160.6 kg dan hasil analisa anova juga BNJ (5%) didapatkan hasil yang signifikan pada perlakuan daun kelapa sawit dan interaksi antara daun kelapa sawit dan ampas singkong. Kata Kunci: Pakan Ternak,Daun Kelapa Sawit, Ampas singkong, Respon Ternak, Pertambahan Berat Badan Ternak
Pasteurisasi Non-Termal Pada Susu Sapi Segar untuk Inaktivasi Bakteri Staphylococcus aureus Berbasis Pulse Electric Field (PEF) Choirul Muslim; La Choviya Hawa; Bambang Dwi Argo
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (721.863 KB)

Abstract

Metode kejut listrik intensitas tinggi atau Pulse Electric Field (PEF) adalah salah satu metode pengolahan pangan nonthermal dengan menggunakan kejutan listrik intensitas tinggi yang diaplikasikan pada makanan cair seperti susu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi tegangan (20-80 kV) dengan waktu yang konstan terhadap kematian mikroba Staphylococcus aureus, serta pengaruhnya terhadap perubahan sifat fisik, sifat kimia dan kandungan gizi dalam susu. Penelitian yang dilakukan menggunakan variasi tegangan (V) dan waktu (t) yang konstan. Penelitian ini memakai tegangan 20 kV, 40 kV, 60 kVdan 80 kV dengan 3 kali pengulangan. Waktu yang digunakan adalah 90 detik untuk masing-masing tegangan Hasil pengujian menggunakan PEF mampu menurunkan jumlah mikroba Staphylococcus aureus dengan jumlah awal mikroba sebanyak 1,6.103 CFU/ml. Penurunan terendah terjadi pada tegangan 20 kV mencapai 27,7% dengan jumlah mikroba 1,157.103 CFU/ml, dan penurunan tertinggi terjadi pada tegangan 80 kV mencapai 75,2% dengan jumlah mikroba 3,97.102 CFU/ml. Laju kematian mikroba Staphylococcus aureus tiap detik (lethal rates) sebesar 13,4 CFU/ml pada tegangan 80 kV. Hasil uji tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan sifat fisik susu meliputi kadar air berkisar 89,51 - 90,06%, berat jenis berkisar 1,0183 - 1,0205 g/ml, titik didih berkisar 99,2 – 99,7 °C, titik beku berkisar -8,995 s/d -10,37 °C, dan viskositas berkisar 0,9797 - 0,9917 cp. Sifat kimia seperti pH berkisar 6,573 - 6,59. Serta nilai gizi dalam susu yang meliputi vitamin C berkisar 0,288 - 0,31  mg/100g dan protein berkisar 2,12 - 2,881%.   Kata kunci: pasteurisasi, susu, pulse electric field
Penentuan Tingkat Kerusakan Buah Alpukat pada Posisi Pengangkutan Dengan Simulasi Getaran yang Berbeda Khusna Fauzia; Musthofa Lutfi; La Choviya Hawa
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (194.82 KB)

Abstract

Buah  alpukat  merupakan  buah  klimaterik  yaitu  buah  yang  memiliki  laju respirasi  meningkat tajam  selama  periode pematangan.  Salah  satu sifat  fisik  buah adalah  kekerasan  (tekstur).  Kerusakan  diakibatkan  dari  getaran  dan  tumbukan selama  pengangkutan.  Simulasi  transportasi  menggunakan  meja  getar  dengan tingkat  getaran  yang  berbeda  dan  variasi  posisi  pengangkutan  buah.  Pengukuran kekerasan  dengan  menggunakan  penetrometer  PCE- PTR  200  dalam  satuan  kuat tekan  kg/cm².  Penelitian  ini  memberikan  informasi  tentang  per lakuan  tingkat getaran dan  posisi  buah yang  lebih  baik  dalam proses pengangkutan  buah alpukat.   Kata kunci : Alpukat, Transportasi, Getaran
Rancang Bangun dan Uji Coba Solar Tracker pada Panel Surya Berbasis Mikrokontroler ATMega16 Simatupang, Sandos; Susilo, Bambang; Hermanto, Mochamad Bagus
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (291.926 KB)

Abstract

Energi surya adalah energi yang luar biasa karena tidak menimbulkan polusi dan merupaka energi terbesar yang diterima dibumi. Indonesia menerima energi surya sekitar 4,5 kWh/m2/hari di daerah barat dan 5,1 kWh/m2/day untuk daerah timur. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendesain dan membangun solar tracker dua axis pada panel surya 10 Wp yang akan mengkonversi sinar matahari menjadi energi listrik. Solar panel akan didesain dengan sistem solar tracker yang dikontrol dengan mikrokontroler ATMega 16. Dengan menggunakan sistem solar tracker akan bertambah efektifitas panel surya, karena energi terbesar yang diterima oleh solar panel adalah arah radiasi matahari yang tegak lurus dengan bidang solar panel. Jadi solar tracker diperlukan untuk mendapatkan sudut yang benar sesuai dengan arah radiasi matahari yang datang. Servo motor digunakan untuk menggerakkan solar panel ini agar didapatkan sudut yang sesuai. Hasil pengukuran menunjukkan energi surplus sebesar 4.22% dari sistem yang tidak menggunakan solar tracker dengan pengaruh dari kondisi atmosfer.   Kata kunci: Energi surya, panel surya, solar tracker, mikrokontroller AVR ATMega 16

Page 3 of 35 | Total Record : 344