cover
Contact Name
Muh. Nurjati Hidayat
Contact Email
jurnalpengairan@ub.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
anggara.wws@ub.ac.id
Editorial Address
Jurnal Teknik Pengairan Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Jl. MT. Haryono 167 Malang
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources Engineering
Published by Universitas Brawijaya
ISSN : 20861761     EISSN : 24776068     DOI : 10.21776
Core Subject : Engineering,
Jurnal Teknik Pengairan is a scientific journal published regularly twice per year by Faculty of Engineering, Universitas Brawijaya. The paper submitted in this journal covers the fields of Water Resources Information System, Water Resources Conservation, Water Resources Utilization and Efficiency, Water Structure Engineering Planning and Water Resources Engineering Basic Knowledge. The submitted paper can be a summary of research reports or scientific literature review. The language used in this journal is either English or Indonesian.
Arjuna Subject : -
Articles 304 Documents
Studi Efektifitas Penurunan Kadar Bod, Cod dan Nh3 pada Limbah Cair Rumah Sakit dengan Rotating Biological Contactor Sayekti, Rini Wahyu; Haribowo, Riyanto; Vivit, Yohana; Prabowo, Agung
Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources Engineering Vol 2, No 2 (2011)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (448.637 KB)

Abstract

Rotating Biological Contactor (RBC) adalah suatu proses pengolahan air limbah secara biologis yang terdiri atas disc melingkar yang diputar oleh poros dengan kecepatan tertentu. RBC mempunyai beberapa keuntungan, antPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas kemampuan reaktor RBC dalam mengolah limbah cair rumah sakit dengan berbagai variasi. Variasi yang digunakan adalah kecepatan putaran disc, yaitu 2 rpm dan 5 rpm serta luas area terendam disc, yaitu 40% dan 70%. Sedangkan sampel yang digunakan adalah air limbah Rumah Sakit Umum Daerah Kepanjen Malang. Parameter yang diteliti adalah BOD, COD, dan NH3.Dari penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa variasi yang paling efektif dalam menurunkan kadar BOD, COD, dan NH3 adalah dengan kecepatan putaran disc 2 rpm dan luas area terendam disc 70% dengan input sampel limbah berbeda untuk setiap variasi percobaan. Prosentase penurunan tertinggi adalah 96,681% untuk BOD, 97,373% untuk COD, dan 96,124% untuk NH3. Kadar BOD, COD dan NH3 effluent memenuhi baku mutu untuk limbah cair rumah sakit sesuai dengan Kep.Gub. No. 61 Tahun 1999 dan memenuhi baku mutu air limbah golongan III yang digunakan untuk mengairi pertanaman sesuai dengan Peraturan Pemerintah Indonesia No. 82 tahun 2001 Tentang Pengolahan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.Kata kunci : RBC, Penurunan Kadar, BOD, COD, NH3
Faktor Penyebab Inflasi Terhadap Biaya Pekerjaan Tanah di Wilayah Propinsi Nusa Tenggara Timur Sutirto, Sutirto
Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources Engineering Vol 2, No 2 (2011)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (57.09 KB)

Abstract

Estimasi Biaya / Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) merupakan jumlah total biaya untuk melaksanakan rangkaian kegiatan, yang di dalamnya terdapat seluruh rangkaian item pekerjaan yang akan di laksanakan. Di dalam perhitungan Rencana Anggaran Biaya di kalangan jasa konstruksi yang di hitung terdapat 4 (empat) komponen penting yang harus diperhitungkan yaitu, biaya langsung, biaya tak langsung, biaya tak terduga dan biaya profit. Dengan kepandaiannya para estimator dari ke empat komponen tersebut di masukkan dalam perhitungan RAB yang kadang – kadang tidak nampak dalam perhitungan.Untuk ketelitian perhitungan Estimasi Biaya diperlukan seorang Estimator yang berpengalaman baik di kantor maupun di lapangan. Hal ini memperkecil kesalahan untuk mengambil langkah – langkah pemikiran yang akan diterapkan dalam bentuk biaya. Keakuratan dalam menganalisis rangkaian pekerjaan dari estimator mempengaruhi dan berdampak terhadap hasil jumlah Rencana Anggaran Biaya ( RAB ). Sering terjadi dan di jumpai pada saat pelaksanaan di lapangan biaya item pekerjaan di estimasi biaya tidak terhitung, padahal pekerjaan tersebut harus di kerjakan.Hal ini yang menjadi penyebab kurangnya keakuratan dalam menganalisis seluruh rangkaian kegiatan (pekerjaan) pada saat menghitung estimasi dalam pengajuan biaya. Perhitungan yang kurang akurat dalam perhitungan Rencana Anggaran Biaya akan menimbulkan kendala pada saat pelaksanaan di lapangan. Bagi estimator yang menjadi kendala pada saat menghitung harga satuan pekerjaan galian tanah, urugan tanah kembali khususnya untuk di pakai di Wilayah NTT akan menyulitkan dalam menganalis perhitungan supaya sesuai harga yang akan dipakai lapangan. Biaya lain adalah biaya – biaya yang tidak boleh nampak dalam RAB, seperti pembayaran galian C, pembayaran Asuransi Tenaga Kerja (Astek) serta biaya pengurusan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) yang semuanya dibebankan kepada pelaksana konstruksi ( kontraktor ).Faktor – faktor tersebut sebagai penyebab kerugian bagi para jasa kontruksi (kontraktor), dengan demikian akan mempunyai dampak terhadap mutu dan kualitas pekerjaan di lapangan karena nilai total biaya yang diusulkan harus semua dikerjakan baik yang nampak maupun yang tidak nampak. Bilamana ada klaim dari Pihak kontraktor kepada pihak bouwher, pihak bouwher akan selalu memberi arahan dan petunjuk kompensasi.Kata Kunci : Estimasi Biaya, faktor penyebab kerugian bagi para jasa kontruksi (kontraktor), mutu dan kualitas pekerjaan.
OPTIMASI DAN SIMULASI SISTEM PENYEDIAAN JARINGAN AIR BERSIH DI KECAMATAN KADEMANGAN KABUPATEN BLITAR Lufira, Rahmah Dara; Suhardjono, Suhardjono; Marsudi, Suwanto
Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources Engineering Vol 3, No 1 (2012)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1330.888 KB)

Abstract

The purpose of this study was to determine how the effects in terms of technical and economic optimization if done the pipe and the pump head and the simulation of water pricing on water supply systems network in the Kademangan District Blitar Regency. While the purpose of this study contribute ideas to the relevant agencies so that it can be used as a reference whether for optimization and simulation of network systems providing clean water, decent built or not.The method used in this study is the analysis of water network with watercad software in order to obtain the total project cost incurred economic analysis was then performed to determine the magnitude of benefits that can be obtained after the project was built involved the comparison of Benefit Cost Ratio (B/C = 1), Net present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), the breakeven point of investment and sensitivity analysis can then be used as the basis for tariff setting water prices.Based on the results of simulation and optimization of the selected alternatives are technically and economically feasible are alternative 2, which consists of GIP pipes with diameters ranging from 300 mm up to 2.54 km of water sources and PVC pipe 250 mm starting from the end of the pipe to the reservoir with GIP distance of 3.12 km. With a pump head of 130 m using a pump Grundfos SP 125 type 5A with a capacity of 25 l/s in 2 units. The total cost of investment needed to build a network of water supply system is Rp. 18,428,996,200 with the price of water that is suitable and economically viable is Rp. 10,500.Key Word: optimation, pipe system, simulation, alternative price of water
PENGARUH PERUBAHAN IKLIM TERHADAP OPTIMASI KETERSEDIAAN AIR DI DAERAH IRIGASI GOLEK KECAMATAN PAKISAJI KABUPATEN MALANG DENGAN MEMPERGUNAKAN PROGRAM LINIER Serang, Rudi
Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources Engineering Vol 3, No 1 (2012)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1745.483 KB)

Abstract

Global climatechangeaffects to temperature, relativehumidity, solarradiationlength, wind speed, rainfall andriverdischarge. Due to climatechangethe high of rainfallintensity impact onriver dischargefluctuationsin the wet anddry season. Floods anddroughtsas anatural eventaremoreoften occurredat this time. Golek kananIrrigationareahas a117hectares command area consistingofthefourtertiary those are 5hectares Karangdurentertiary, 100hectaresSutojayantertiary, 10hectaresPakisajitertiaryand2 hectares Glanggangtertiary, thereforetodeal with that extremeimpact,required a systematically irrigationmanagement plansin order tobe still profitable, especially for farmers.The methodology usedin the analysis ofirrigation water availability optimization at Golek kanan command area using theSimplexLinearProgrammingthatwill be obtained cropping area (A), discharge (Q)andmaximum benefit of agricultural production.Based on theanalysisresults indicatesthat has occurred the climate changeonGolek kanancommand area in 2001 that is markedbya shifted inthe rainyanddryseasonsand increasedthe amount ofannualrainfall. Increasing the amount ofrainfallhas an impactonthevolume availability of water intakechanges,before the climate change, the volume availability of water intheintake(cropping season) are MTI =706000 m3, MTII = 686000 m3andMTIII =764000 m3. While from thestudy resultalsoshowedthatafter theoccurrence ofclimatechange, volume ofwater availablein theintakeareMTI =1420000 m3, MTII = 690000 m3andMTIII =570000 m3. Volumeof water availability fromtheoptimizationofthe existing cropping pattern atGolek kananboth beforeand afterclimatechangeis stillsufficient to water requirement for everycropping seasonandthe difference inprofitis 98.525.000 rupiahs peryearwhichis obtainedfromagricultural production.Keywords: Climate Change, WaterAvailability, Linear Programming.
PENGARUH PERUBAHAN IKLIM TERHADAP OPTIMASI KETERSEDIAAN AIR DI IRIGASI WAY MITAL PROPINSI MALUKU Hukom, Edison; Limantara, Lily Montarcih; Andawayanti, Ussy
Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources Engineering Vol 3, No 1 (2012)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1513.313 KB)

Abstract

Global climate change affects to temperature, relative humidity, solarradiation length, wind speed, rainfall and river discharge. Due to climate change the high of rainfall intensity impact on river discharge fluctuations in the wet anddry season. Floods and droughts as anatural event are more often occurred at this time. Waymital Irrigation area has a127 hectares command area consisting of the fourtertiary those are 7 hectares Kairatutertiary, 10 hectares Gembatertiary, 10 hectares Hatusuatertiary and 100 hectares way Mitaltertiary, therefore to deal with that extreme impact, required a systematically irrigation management plansin order to be still profitable, especially for farmers.The methodology used in the analysis of irrigation water availability optimization at Mital Way command area using the Simplex Linear Programming that will be obtained cropping area, discharge and maximum benefit of agricultural production.Based on the analysis results indicates that has occurred the climate change on Way mital command area in 2009 that is marked by a shifted in the rainy and dry seasons and increased the amount of annual rainfall. Increasing the amount of rainfall has an impact on the volume availability of water intake changes, before the climate change, the volume availability of water intheintake (cropping season) are MTI =699000 m3, MTII = 444 000 m3and MTIII =502 000 m3. While from the study result also showed that after the occurrence of climate change, volume of water available in the intake are MTI =715000 m3, MTII = 487000 m3and MTIII =537000 m3. Volume of water availability from the optimization of the existing cropping pattern at Way Mitalboth before and after climate change is still sufficient to water requirement for everycropping season and the difference inprofit is 418.875.000 rupiahs peryear which is obtained from agricultural production.Keywords: Climate Change, WaterAvailability, Linear Programming.
PENENTUAN KINERJA IRIGASI PADA 16 BANGUNAN UTAMA (SECARA SERI) DI DAERAH IRIGASI JILU, KABUPATEN MALANG Sayekti, Rini Wahyu; Soetopo, Widandi; Agisaqma, La Ode
Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources Engineering Vol 3, No 1 (2012)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (499.478 KB)

Abstract

Irrigation is necessary in the management are of determining the existence of an effort to assess the performance of a Regionnal Irrigation that in the future can be evaluated for better performance. At the time Jilu Irrigation Region there are 16 irrigation and served the rice irrigation area of 992 ha.In this study of irrigation performance assessment of physical and non physical condition. Where the physical assassement include the condition of building ang irrigation channels on each network, where as the non physical assessment procedures include the application of cropping pattern and techniques of water. The techniques here is the uniformity of water delivery, water delivery efficiency, and adequacy. The data used is the physical data of buildings on time Jilu Irrigation Region, the Global Plan of planning, rainfall data 2001 to 2011, discharge data on intake in the year 2001 to 2011.The result on condition assessment of the Jilu Irrigation Region time overall result obtained for 72,6% obtained from the percentage of the physical condition of 78,09% the percentage of cropping pattern of the application of 64,582, and the percentage of assessment techniques for 75,358% of water, then from the results analysis is performed of determining the overall performance of irrigation.Based on standart guidelines regarding the performance of irrigation areas. Research and Development Center of Water Resources in 2003 mentions irrigation performance assessment result is good if > 70%, is enough if the results of the assessment range from 50% to 70% and said to be badly damaged or if the results of assessment < 50% . Of the parameters that already axists then the overall performance of the Jilu Irrigation Region time said to be good with the percentage value of 72,6%Keywords: assessment of physical, the application of cropping pattern, adequacy, the uniformity, water delivery efficiency, Research and Development Center of Water Resources.
SIMULASI POLA OPERASI TANDON AIR UNTUK PENYEDIAAN AIR BERSIH PADA KECAMATAN LAPE KABUPATEN SUMBAWA BESAR Taufiq, Mohammad; WS, Anggara W.; Siswoyo, Hari
Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources Engineering Vol 3, No 1 (2012)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (479.503 KB)

Abstract

In effort to fulfill water needs in the Subdoistrict of Lape District of Sumbawa Besar harnesseda source of water wellsdug with the discharge capacity of 1.5 liters/sec. Services of water using a pump sistem with the storage water tower. Due to the small discharge capacity, then simulation of water conditions instorage water toweris used to determine the pattern to be used in the operation of water services.Keywords: Water, well dug, pump, reservoir, simulation
KAJIAN ALOKASI ANGGARAN BIAYA JARINGAN IRIGASI BERBASIS KINERJA IRIGASI DAN NILAI MANFAAT EKONOMI (STUDI KASUS D.I. PRAMBATAN KOTA BATU) Kesuma, Alex Wahyu; Trijuwono, Pitojo; Sayekti, Rini Wahyu
Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources Engineering Vol 3, No 1 (2012)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1119.812 KB)

Abstract

There are many factors that determined budget allocation in irrigation network: technical factor, policy, political factor, and local economic capacity to fund an activity.Budget allocation design is conducted by consider priority index factor and budget allocation index based on Budget (RAB) nominal value, irrigation network performance, economic benefit of agricultural activities, and land area of the irrigation network. With Analysis of priority index = 0,05(IRAB) + 0,8(1/IKSI) + 0,1(IME) + 0,05(ILBS), resulted that maintenance activities of JI Prambatan Kanan is the first priority with priority index value 1,334, and JI Prambatan Kiri is second priority with priority index value 1,315. Nominal value of the budget and budgetary plafond for annually costs of irrigation network is considered in the process of allocating budget to the maintenance activities.Keywords: Use value, irrigation, performance
ANALISA REMBESAN BENDUNGAN BAJULMATI TERHADAP BAHAYA PIPING UNTUK PERENCANAAN PERBAIKAN PONDASI Astuti, Yuli; Masrevaniah, Aniek; Marsudi, Suwanto
Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources Engineering Vol 3, No 1 (2012)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1903.896 KB)

Abstract

Kondisi geologi pondasi rencana bendungan Bajulmati yang lulus air (permeable) mengharuskan untuk dilakukan perbaikan pondasi agar rembesan yang terjadi tidak membahayakan keamanan bendungan. Dalam studi ini akan dianalisa pola aliran dan debit rembesan untuk beberapa alternatif perbaikan pondasi dengan menggunakan analisa numerik elemen hingga (software Seep/W) pada kondisi steady state, waduk pada kondisi muka air tinggi. Penyusunan hasil analisa dilakukan dalam 2 tahap, tahap pertama analisa dilakukan terhadap kondisi tanpa adanya perbaikan pondasi dan analisa tahap kedua terhadap beberapa alternatif perbaikan pondasi yaitu sementasi tirai (grouting), cutoff wall, alas kedap air hulu (upstream blanket).Hasil analisa pada kondisi tanpa perbaikan pondasi adalah sebagai berikut faktor keamanan terhadap piping 2,113 < 4.Lokasi yang diindikasikan berbahaya terhadap piping adalah pada dasar inti dan dasar lereng hilir timbunan bendungan. Berdasarkan pola aliran yang terjadi, maka debit rembesan diperiksa terhadap beberapa lokasi yaitu Q1 (dibawah lereng hulu), Q2 (di bawah inti), Q3 (di bawah lereng hilir), Q4( kaki bendungan hilir). Kuantitas debit rembesan Q1 = 0,021 m3/det, Q2 = 0,277 m3/det, Q3 = 6,423 m3/ det, Q4 = 0,023 m3/det lebih besar dari kuantitas debit rembesan yang diijinkan (Qijin) yaitu 0,022 m3/det. Hasil analisa pada kondisi dengan perbaikan pondasi dijelaskan pada penjelasan di bawah ini. Alternatif 1, perbaikan pondasi dengan sementasi tirai (curtaingrouting), faktor keamanan terhadap piping adalah 10,6> 4, kuantitas debit rembesan pada Q1, Q4 dan Q3> Qijin, tetapi Q4< Qijin, namun terjadi penurunan 68,00% s/d 94,73% dari Q tanpa perbaikan. Alternatif 2, perbaikan pondasi dengan cutoff wall, faktor keamanan terhadap piping adalah 10,6 > 4, kuantitas debit rembesan Q1, Q2, dan Q4< Qijin, tetapi pada Q3> Qijin, namun terjadi penurunan 94,87% s/d 99,39% dari Q tanpa perbaikan. Alternatif 3, perbaikan pondasi dengan alas kedap air hulu (upstream blanket), faktor keamanan terhadap piping adalah 2,65> 4, kuantitas debit rembesan pada dasar pondasi (Q1, Q2, Q4) > Qijin, tetapi Q4< dari Qijin, namun terjadi penurunan 0,45% s/d 0,71% dari Q tanpa perbaikan.Dari beberapa alternatif perbaikan pondasi di atas, maka alternatif 2 merupakan alternatif yang paling efektif untuk mencegah bocoran dari waduk dan mengurangi bahaya piping.Kata kunci: permeable, Seep/W, perbaikan pondasi, debit rembesan, piping
STUDI PENENTUAN SKALA PRIORITAS PENINGKATAN KINERJA JARINGAN IRIGASI PADA DAERAH IRIGASI BODOR KABUPATEN NGANJUK Utaya Kusuma, Olvi Pamadya; Rispiningtati, Rispiningtati; Sayekti, Rini Wahyu
Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources Engineering Vol 3, No 1 (2012)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1594.775 KB)

Abstract

Kabupaten Nganjuk merupakan daerah agraris, dimana sebagian besar penduduknya bekerja pada sektor pertanian. Pemerintah Kabupaten Nganjuk dalam hal ini adalah Dinas Pekerjaan Umum Pengairan setiap tahun, dalam pengalokasian anggaran untuk biaya jaringan irigasi dalam upaya peningkatan produksi pertanian terus mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan karena meningkatnya Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) . Dalam penentuan alokasi anggaran suatu kegiatan khususnya jaringan irigasi antara lain harus mempertimbangkan juga kinerja pada aspek kondisi prasarana fisik jaringan dan aspek penunjang yang terdiri dari produktifitas tanam, Sarana Penunjang, Organisasi Personalia, Dokumentasi, Petani Pemakai Air. Sebagai salah satu studi kasus dalam penentuan kinerja jaringan irigasi dalam hal ini penentuan skala prioritas penanganan maka diambil lokasi studi adalah di Daerah Irigasi Bodor yang berada pada Wilayah Kerja UPTD Dinas Pengairan Pace kabupaten Nganjuk dengan luas baku sawah 1886 ha .Pada Daerah Irigasi Bodor mempunyai tingkat kecukupan air sesuai dengan pola pemberian air eksisting pada Jaringan Irigasi Mlilir dengan luas areal tanam 795 ha mempunyai tingkat kecukupan air 55,55% , Jaringan Irigasi Ngrambe Kanan dengan luas areal tanam 112 ha mempunyai tingkat kecukupan air 91,67%, Jaringan Irigasi Ngrambe Kiri dengan luas areal tanam 292 ha mempunyai tingkat kecukupan air 55,55%, Jaringan Irigasi Banaran Kanan dengan luas areal tanam 174 ha mempunyai tingkat kecukupan air 50,00%, Jaringan Irigasi Banaran Kiri dengan luas areal tanam 513 ha mempunyai tingkat kecukupan air 55,55% dalam satu periode tanam.Penentuan Kinerja Jaringan irigasi pada Daerah Irigasi Bodor ditinjau dari aspek prasarana fisik, produktifitas tanam, sarana penunjang, organisasi personalia, dokumentasi, P3A dengan penilaian yang didasarkan pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum no 32/PRT/M/2007 tentang Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi diperoleh Jaringan Irigasi Mlilir 74,07 dengan kriteria kinerja baik, Jaringan Irigasi Ngrambe Kanan 79,14 dengan kriteria kinerja baik, Jaringan Irigasi Ngrambe Kiri 76,85 dengan kriteria kinerja baik, Jaringan Irigasi Banaran Kanan 74,51 dengan kriteria kinerja baik, Jaringan Irigasi Banaran Kiri 77,42 dengan kriteria kinerja baik. Penentuan skala prioritas berdasarkan evaluasi Faktor Indeks Kinerja maka ditentukan pada aspek fisik Jaringan Irigasi Mlilir dengan nilai prosentase 32,17 sebagai skala prioritas penanganan yang pertama, selanjutnya Jaringan Irigasi Banaran Kanan, Jaringan Irigasi Ngrambe Kanan, Jaringan Irigasi Ngrambe Kiri, dan Jaringan Irigasi Banaran Kiri.Kata kunci: Tingkat kecukupan air,kinerja irigasi,skala prioritas.

Page 5 of 31 | Total Record : 304