cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota banjarmasin,
Kalimantan selatan
INDONESIA
JURNAL PHARMASCIENCE
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal Pharmascience memuat naskah hasil penelitian dan artikel review bidang kefarmasian. Naskah dapat berasal dari mahasiswa, dosen, peneliti, dan lembaga riset. Setiap naskah yang diterima redaksi Jurnal Pharmascience akan ditelaah oleh Mitra Bebestari dan Anggota Redaksi. Jurnal Pharmascience terbit 2 (dua) kali dalam setahun yaitu Februari dan Oktober. Redaksi menerima pemesanan Jurnal Pharmascience untuk berlangganan atau pembelian setiap terbitan. ISSN-Print : 2355-5386. ISSN-Online : 2460-9560. Telp. (0511) 4773112. Fax. (0511) 4782899. CP: 0852-924-65264. Email: jps@unlam.ac.id
Arjuna Subject : -
Articles 54 Documents
Review Rheumatoid Arthritis: Terapi Farmakologi, Potensi Kurkumin dan Analognya, serta Pengembangan Sistem Nanopartikel Chabib, Lutfi; Ikawati, Zullies; Martien, Ronny; Ismail, Hilda
JURNAL PHARMASCIENCE Vol 3, No 1 (2016): JURNAL PHARMASCIENCE
Publisher : JURNAL PHARMASCIENCE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rheumatoid arthritis  (RA) adalah  penyakit  autoimun  yang menyebabkan  peradangan  kronis  pada sendi. Penatalaksanaan RA harus agresif dan sedini mungkin sehingga mampu meningkatkan hasil jangka pendek maupun panjang penderita. Rheumatoid arthritis akibat reaksi autoimun dalam jaringan sinovial yang melibatkan proses fagositosis. Tujuan dari pengobatan rheumatoid arthritis tidak hanya mengontrol gejala penyakit, tetapi juga penekanan aktivitas penyakit untuk mencegah kerusakan permanen. Penderita RA memulai pengobatan mereka dengan DMARDs (Disease Modifying Anti-Rheumatic Drugs) seperti metotreksat, sulfasalazin dan leflunomid. Alternatif pengobatan yang dapat dijadikan salah satu pilihan dalam penanganan RA yaitu senyawa kurkumin dan analognya. Sistem nanopartikel mampu meningkatan efektifitas dalam pengobatan terutama keadaan RA. Kata kunci : rheumatoid arthritis, Disease Modifying Anti-Rheumatic Drugs, kurkumin, nanopartikel.
Tanaman dengan Aktivitas Anti-Asma Rizki, Muhammad Ikhwan; Chabib, Lutfi; Nabil, Akhmad; Yusuf, Baharudin
JURNAL PHARMASCIENCE Vol 2, No 1 (2015): JURNAL PHARMASCIENCE
Publisher : JURNAL PHARMASCIENCE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak            Asma merupakan gangguan inflamasi kronis pada saluran pernafasan ditandai episode berulang mengi, sesak nafas, sesak dada, dan batuk.  Berbagai sel inflamasi berperan terutama sel mast, eosinofil, sel limfosit T, makrofag, neutrofil dan sel epitel. Masyarakat di Indonesia turun temurun secara tradisional menggunakan bahan alam dalam mengatasi berbagai penyakit. Tanaman dapat menghasilkan metabolit sekunder yang memiliki banyak khasiat dalam mengatasi berbagai penyakit disebabkan adanya efek sinergisme antar senyawa metabolit sekunder dan polivalent activity, sehingga memungkinkan mengatasi berbagai penyakit. Berdasarkan hal tersebut, asma dapat diatasi dengan menggunakan bahan alam diantaranya Putri Malu (Mimosa pudica, Linn.), Kelor (Moringa oleifera), Jintan Hitam (Nigella sativa L.), Rumput Fatimah (Labisia pumila), Ciplukan (Physalis minima L), Senggugu (Clerodendrum  serratumat), Jeringau (Acorus gramineus), dan Sirih (Piper betle Linn.). Kata Kunci: Tanaman, Anti-Asma AbstractAsthma is a chronic inflammatory disorder of the airways characterized by recurrent episodes of wheezing, breathlessness, chest tightness, and coughing. Various inflammatory cells play a role, especially mast cells, eosinophils, T lymphocytes, macrophages, neutrophils and epithelial cells. Indonesia people used natural materials to overcome various diseases. Plants can produce secondary metabolites that have many benefits in addressing a variety of diseases caused by the synergism between the effects of secondary metabolites and polivalent activity, making it possible to overcome various diseases. Based on this, asthma can be overcome by using natural medicines including Putri Malu (Mimosa pudica, Linn.), Kelor (Moringa oleifera), Jintan Hitam (Nigella sativa L.), Rumput Fatimah (Labisia pumila), Ciplukan (Physalis minima L), Senggugu (Clerodendrum  serratumat), Jeringau (Acorus gramineus), Sirih (Piper betle Linn.)Keywords: Asthma, Plants
PENGEMBANGAN FORMULASI DAN EVALUASI GUMMY CANDIES PARASETAMOL UNTUK ANAK-ANAK Chabib, Lutfi; Rizki, Muhammad Ikhwan; Aprianto, Aprianto; Zahrah, Aghna Mafruha
JURNAL PHARMASCIENCE Vol 1, No 1 (2014): JURNAL PHARMASCIENCE
Publisher : JURNAL PHARMASCIENCE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

INTISARIGummy candy parasetamol adalah sediaan permen kenyal mengandung parasetamol yang ditujukan untuk hancur dan larut di dalam mulut. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh variasi campuran pemanis sorbitol dan glukosa cair terhadap sifat fisik sediaan gummy candy parasetamol. Pembuatan sediaan menggunakan metode cetak tuang. Perbandingan konsentrasi sukralos dengan sorbitol, manitol, stevia, serta xylitol masing masing 25:75%. Data yang diperoleh dianalisis dengan deskriptif non analitik. Hasil uji sifat fisik dan uji stabilitas fisik sediaan dengan parameter bentuk, rasa, aroma, tekstur, pengamatan kekakuan, pengamatan kristal, dan pH sediaan. Formula 4 (25:75%) memiliki rasa yang sedikit manis dan stabil dalam penyimpanan selama sebulan di climatic chamber suhu 25º dibandingkan formula yang lain. Hasil persentase uji hedonik (bentuk, rasa dan aroma) pada 28 responden memilih formula 4. Kombinasi pemanis sukralose dan stevia (25:75%) dapat menutupi rasa pahit dari parasetamol.Kata kunci : parasetamol, gummy candy,pemanis, sukralos.ABSTRACTGummy candy paracetamol is candy containing paracetamol that to disintegrate and dissolve in the mouth. The aim of research to determine influence of variation mixed sorbitol and liquid glucose on the physical properties of paracetamol dosage form gummy candy. Preparations used molding method. Concentration ratio sukralose with sorbitol, manitol, and xylitol 25:75%. Data were analyzed descriptive non analytic. Test results of physical properties and physical stability dosage form with parameter shape, taste, odor, texture, stiffness, crystal, and pH of dosage form. Formula 4 (25:75%) had a sweet taste and stable in storage for a month in the climatic chamber temperature of 25ºC compared to other formula. Concentration ratio sukralos and stevia (25:75%) could mask the bitterness of paracetamol.Key word: paracetamol, gummy candy, sweetener, sukralos.
Perbandingan Daya Hambat Antibakteri Ekstrak Kulit Batang Kasturi (Mangifera casturi Kosterm) dengan Ekstrak Daun Sirih (Piper betle L.) Terhadap Pertumbuhan Streptococcus mutans 2302-Unr Secara In Vitro Syarifuddin, Nur Indriyani; Badruzsaufari, Badruzsaufari; Ni’mah, Malikhatun
JURNAL PHARMASCIENCE Vol 1, No 2 (2014): JURNAL PHARMASCIENCE
Publisher : JURNAL PHARMASCIENCE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Penyakit infeksi bakteri pada rongga mulut, seperti karies gigi memiliki prevalensi yang tinggi di Indonesia. Salah satu bakteri flora normal pada rongga mulut manusia adalah Streptococcus mutans (S. mutans). Bakteri tersebut berperan dalam pembentukan karies gigi dan dapat menginfeksi organ lain seperti jantung, ginjal, otot, mata, dan kulit. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan daya hambat yang dihasilkan dari ekstrak kulit batang kasturi dan ekstrak daun sirih terhadap pertumbuhan S. mutans. Kasturi (Mangifera casturi Kosterm) adalah flora khas Kalimantan Selatan yang memiliki aktivitas antibakteri seperti daun sirih. Senyawa antibakteri yang terkandung pada kulit batang kasturi yaitu saponin, steroid, dan tanin. Pada penelitian ini telah dilakukan uji perbandingan daya hambat antibakteri ekstrak kulit batang kasturi dan ekstrak daun sirih. Pengujian dilakukan dengan menggunakan metode difusi cakram Kirby bauer untuk menentukan minimum inhibitory concentration (MIC). Hasil MIC ekstrak kulit batang kasturi sebesar 0,94% sedangkan MIC ekstrak daun sirih sebesar 0,9%. Berdasarkan penghitungan statistik uji t antara MIC ekstrak kulit batang kasturi dan ekstrak daun sirih, dapat disimpulkan bahwa ekstrak kulit batang kasturi memiliki daya hambat terhadap pertumbuhan S. mutans yang sama besar dengan daya hambat ekstrak daun sirih, sehingga ekstrak kulit batang kasturi dapat dijadikan alternatif antibakteri S. mutans dalam sediaan farmasi. Kata kunci : Antibakteri, Daun sirih (Piper betle L.), Karies gigi, Kulit batang kasturi (Mangifera casturi Kosterm), Streptococcus mutans. Abstract Bacterial infectious diseases of the oral cavity, such as dental caries has a high prevalence in Indonesia. One of the bacteria flora normal in the human oral cavity is Streptococcus mutans (S. mutans). The bacteria play a role in the formation of dental caries and can infect other organs such as the heart, kidneys, muscles, eyes, and skin. This study was conducted to compare the inhibitory power generated from the stem bark extract kasturi and betel leaf extract on the growth of S. mutans. Kasturi (Mangifera casturi Kosterm) is the typical flora of South Kalimantan which has antibacterial activity such as betel leaf. Antibacterial compounds contained in the kasturi bark are saponins, steroids, and tannins. In this research, comparative tests were conducted inhibition of antibacterial kasturi bark extract and betel leaf extract. The test  used Kirby Bauer disc diffusion method for determining the minimum inhibitory concentration (MIC). MIC results kasturi bark extract of 0.94% while MIC of betel leaf extract 0.9%. Based on the calculation of the statisttic t-test between MIC kasturi bark extract and betel leaf extract, it can be concluded that the kasturi bark extract had inhibition on the growth of S. mutans which is equal to the inhibition of betel leaf extract, so that the stem bark kasturi extract can be used as an alternative antibacterial S. mutans in pharmaceutical products. Keyword : Antibacterial, Betel leaf (Piper betle L.), Dental Caries, Kasturi bark (Mangifera casturi Kosterm), Streptococcus mutans.
Potensi Agar-Agar Berbahan Kulit Pisang Mauli (Musa Sp. AA) Khas Kalimantan Selatan Sebagai Antihiperlipidemia Nugroho, Kukuh Bagus; Sari, Destria Indah; Ni’mah, Malikhatun
JURNAL PHARMASCIENCE Vol 3, No 1 (2016): JURNAL PHARMASCIENCE
Publisher : JURNAL PHARMASCIENCE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pisang mauli (Musa sp. AA) adalah pisang khas Kalimantan Selatan. Kulit buah pisang mauli mengandung flavonoid yang berperan sebagai antihiperlipidemia. Berdasarkan kandungan flavonoid tersebut ekstrak dan agar-agar kulit pisang mauli memiliki potensi sebagai salah satu terapi antihiperlipidemia. Tujuan penelitian ini adalah menentukan kadar flavonoid total, aktivitas antioksidan dan efek antihiperlipidemia dari ekstrak dan agar agar kulit pisang mauli. Penentuan kadar flavonoid total dilakukan dengan metode kolorimetri menggunakan AlCl3. Sedangkan aktivitas antioksidan ditentukan dengan metode DPPH. Penentuan efek antihiperlipidemia dilakukan pada tikus Wistar jantan yang diinduksi dengan Propiltiourasil, tikus dibagi menjadi lima kelompok : kelompok kontrol normal (Na-CMC), kelompok kontrol positif (Simvastatin 40 mg/70Kg BB), kelompok kontrol negatif, kelompok ekstrak 240 mg/Kg BB dan kelompok agar-agar 1 gram/Kg BB. Ekstrak dan agar-agar diberikan secara oral selama delapan hari. Pada hari berikutnya dilakukan pengukuran kadar kolesterol total dan trigliserida. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak dan agar-agar kulit pisang mauli mengandung flavonoid sebanyak 0,8339 dan 0,2021 mg kuersetin/100 mg sampel. Ekstrak dan agar-agar kulit pisang memiliki nilai % inhibisi terhadap DPPH sebesar 58,6794 dan 25,4792 %. Efek antihipelipidemia pada ekstrak 240 mg/kg BB lebih kuat daripada agar-agar 1 gram/Kg BB. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kadar flavonoid total, aktivitas antioksidan dan efek antihiperlipidemia ekstrak lebih tinggi dan kuat daripada agar-agar. Kata kunci : Kulit pisang mauli, ekstrak, agar-agar, kadar flavonoid total, aktivitas antioksidan, antihiperlipidemia
Validasi Metode dan Analisis Penetapan Kadar Sibutramin HCl Pada Jamu Pelangsing dengan KCKT Fase Terbalik Triyasmono, Liling; Safitri, Rahmi; Ni’mah, Malikhatun
JURNAL PHARMASCIENCE Vol 2, No 1 (2015): JURNAL PHARMASCIENCE
Publisher : JURNAL PHARMASCIENCE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Sibutramin hidroklorida (sibutramin HCl) merupakan bahan kimia obat yang sering ditambahkan pada jamu pelangsing. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan memvalidasi metode penetapan kadar sibutramin HCl pada jamu pelangsing di Banjarmasin dengan menggunakan RP HPLC dengan detektor UV-Vis. Kondisi analisis menggunakan kolom Eurospher (5 µm, 250mm x 4,6 mm), fase gerak campuran dari kalium dihidrogen fosfat 50 mM dengan asetonitril (pH 5,5 dengan menambahkan asam ortofosfat 10%) (30:70 v/v), kecepatan alir 1 mL/menit pada panjang gelombang 225 nm. Waktu retensi dari sibutramin HCl adalah 4,69 menit. Hasil validasi metode dari linieritas, akurasi dan presisi telah sesuai dengan persyaratan validitas. Linieritas memperoleh koefisien korelasi (r)= 0,998 pada kisaran konsentrasi analisis 100 ppm sampai 300 ppm. Akurasi memperoleh nilai 99,02% hingga 103,73%, dan presisi 3,34% hingga 6,84%. Batas deteksi (LOD) dan batas kuantifikasi (LOQ) masing-masing 16 ppm dan 53 ppm. Hasil menunjukan bahwa metode validasi ini akurat dan baik diaplikasikan untuk penetapan kadar sibutramin HCl pada jamu pelangsing. Metode penetapan kadar menunjukkan bahwa jamu pelangsing merek A dan merek B mengandung sibutramin HCl dengan kadar masing-masing 15,39 mg/kapsul dan 12,83 mg/kapsul. Kata Kunci: KCKT, Fase Terbalik, validasi metode, sibutramin HCl Abstract Sibutramine hydrochloride (sibutramine HCl) is usually found in slimming traditional medicine as adulterant. The aims of this study were identification and validation method of quantitative determination of sibutramine HCl in slimming traditional medicine in Banjarmasin by reverse phase HPLC (High performance liquid chromatography) with UV-Vis detector. Condition analysis were used a Eurospher column (5 µm, 250 mm x 4,6 mm), mobile phase mixed buffer potassium dihydrogen phosphate 50 mM with acetonitrile (pH 5,5 adjusted with 10% Orthophosphoric acid) (30:70v/v), flow rate 1 mL/minute in 225 nm wave length. The retention time of sibutramine HCl was 4,69 minutes.Validation method result on linierity, accuracy, precision, limit of detection and quantification were effectively performed. The linierity was obtained with a correlation coefficient of 0.998 for analitycal range from 100 ppm to 300 ppm. Accuracy was 99.02% to 103.73%, and precision 3.34% to 6.84%. Limit of detection (LOD) and limit of quantification (LOQ) were found to be 16 ppm and 53 ppm. The results indicated that this validation method were accurate and successfully applied for quantitative determination of sibutramine HCl in slimming traditional medicine. Quantitative determination method showed the slimming traditional medicine brand A and brand B contain sibutramine HCl of 15.39 mg/capsule and 12.83 mg/capsule respectively. Keywords: RP HPLC, method validation, sibutramine hydrochloride.
PREVALENSI, KARAKTERISTIK PASIEN, DAN PROFIL TERAPI HIPERTENSI PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK STADIUM AKHIR DI RSUD RATU ZALECHA, MARTAPURA, KALIMANTAN SELATAN Srikartika, Valentina Meta; Intannia, Difa; Nurlely, Nurlely
JURNAL PHARMASCIENCE Vol 1, No 1 (2014): JURNAL PHARMASCIENCE
Publisher : JURNAL PHARMASCIENCE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

INTISARIHipertensi merupakan komplikasi yang paling sering terjadi pada pasien dengan penyakit ginjal kronis (PGK). Hipertensi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan keparahan kondisi ginjal dari pasien PGK itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi, karakteristik pasien dan profil terapi hipertensi pada pasien PGK stadium akhir di RSUD Ratu Zalecha, Martapura, Kalimantan Selatan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode pengumpulan data retrospektif melalui rekam medik pasien rawat jalan yang menjalani hemodialisis. Data yang didapat dianalisis menggunakan statistika deskriptif (Frequency dan cross-tabulation) dengan program SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 92.16% dari 51 pasien PGK mengalami hipertensi, dimana 61.70% dari pasien hipertensi adalah perempuan, dan 63,80% berumur 41-65 tahun. Berdasarkan tingkat keparahan hipertensi, 40.63% pasien mengalami hipertensi stage-1, dan masing-masing 24.22% pasien mengalami hipertensi stage-2 dan pra-hipertensi. Terapi obat tunggal merupakan terapi yang paling banyak diberikan kepada pasien (63.30%), disusul dengan terapi kombinasi 2 obat (32.1%), kombinasi 3 obat (3.9%), dan kombinasi 4 obat (0.8%). Terapi tunggal yang paling banyak diberikan adalah Amlodipin (52.3%%), Furosemid (4.7%), dan Captopril (3.1%). Sedangkan kombinasi 2 obat dan 3 obat yang paling banyak berturut-turut adalah kombinasi Amlodipin-Captopril (28.9%), dan kombinasi Bisoprolol-Furosemid-Telmisartan (3.1%). Terdapat peresepan anti hipertensi yang menggunakan kombinasi 4 obat yaitu Amlodipin-Diltiazem-Furosemid-Valsartan sebanyak 0.8%.Kata kunci: hipertensi, penyakit ginjal kronik, profil terapiABSTRACTHypertension is the most common complication in patients with chronic kidney disease (CKD). Uncontrolled hypertension can lead to kidney condition severity of CKD patients themselves. This study aimed to determine the prevalence, patient characteristics and treatment profile of hypertension in patients with CKD stage late in Ratu Zalecha Hospital, Martapura, South Kalimantan. This study is a descriptive study with retrospective data collection methods through the medical records of patients undergoing outpatient hemodialysis. The data obtained were analyzed using descriptive statistics with SPSS. The results showed that 92.16% of the 51 patients with CKD have hypertension, where 61.70% of hypertensive patients are women, and 63.80% aged 41-65 years. Based on the severity of hypertension, 40.63% of patients had hypertension stage-1, and 24.22% respectively of patients had stage-2 hypertension and pre-hypertension. Single drug therapy is the most widely therapy given to patients (63.30%), followed by 2 drug combination therapy (32.1%), a combination of 3 drugs (3.9%), and a combination of 4 drugs (0.8%). Single therapy is the most widely prescribed amlodipine (52.3 %%), furosemide (4.7%), and captopril (3.1%). While the combination of 2 drugs and the drug most widely 3 in a row is a combination of amlodipine-Captopril (28.9%), and the combination of Bisoprolol-Furosemide-Telmisartan (3.1%). There prescribing the use of antihypertensive medication is a combination of 4-Diltiazem-furosemide amlodipine-valsartan as much as 0.8%.Keywords: hypertension, chronic kidney disease, therapeutic profile
Pengujian Daya Cerna Protein Ikan Haruan (Channa striata) Asal Kota Banjarmasin Nurlely, Nurlely; Muslimah, Muslimah; Triyasmono, Liling
JURNAL PHARMASCIENCE Vol 1, No 2 (2014): JURNAL PHARMASCIENCE
Publisher : JURNAL PHARMASCIENCE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak            Ikan haruan banyak dimanfaatkan oleh masyarakat kota Banjarmasin untuk membantu proses penyembuhan luka karena mengandung protein yang tinggi. Tujuan penelitian ini adalah menentukan kadar protein tercerna secara in vitro daging ikan haruan asal kota Banjarmasin. Ikan haruan yang digunakan memiliki berat 250-400 g dengan panjang 25-38 cm. Serbuk daging ikan dibuat dengan pengeringan 40ºC. Hasil uji pendahuluan protein dengan metode millon dan xantoprotein dari serbuk daging ikan haruan menunjukkan hasil positif. Hasil analisis protein tercerna dari uji daya cerna protein secara in vitro adalah 98,486±0,1031% dengan %RSD 0,1047%. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa ikan haruan asal kota Banjarmasin memiliki daya cerna protein yang tinggi.Kata kunci: Ikan haruan (Channa striata),  daya cerna protein  AbstractSnakehead fish is so much used by the people in Banjarmasin in order to help the healing process due to possessing high protein content. The purpose of this study was to determine the digestible protein content by in vitro analysis in snakehead fish from Banjarmasin. Snakehead fish samples weighing 250-400 g with a length of 25-38 cm. Fillet powder was dried at 40ºC. Preliminary test results of protein from fillet powder using Millon and xantoprotein methods showed positive results. The result of the in vitro protein digestibility was 98.486±0.1031% with %RSD of 0.1047%. Therefore, it can be concluded that snakehead fish from Banjarmasin possesses high protein digestibility.Keywords: Snakehead fish (Channa striata), protein digestibility.
Pengaruh Edukasi Penggunaan OAINS Sebagai Terapi Dismenore Primer Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pada Siswi SMA Negeri Ngaglik Sleman Febrianti, Yosi; Ningrum, Vitarani Dwi Ananda; Maulana, Ishar
JURNAL PHARMASCIENCE Vol 1, No 2 (2014): JURNAL PHARMASCIENCE
Publisher : JURNAL PHARMASCIENCE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak            Dismenore primer adalah menstruasi yang disertai dengan rasa nyeri. OAINS merupakan terapi farmakologi untuk menangani dismenore primer. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh edukasi penggunaan OAINS sebagai terapi pencegahan terhadap penurunan intensitas nyeri dan mengetahui pengaruh faktor pengganggu berupa kecemasan, dukungan keluarga, dan keletihan terhadap intensitas nyeri pada dismenore primer. Penelitian ini menggunakan rancangan eksperimental semu yang bersifat non randomized control goup pretest postest design yang dilaksanakan pada bulan September sampai November 2013. Data diperoleh dari pengisian kuesioner dan wawancara langsung dengan responden. Metode edukasi yang diberikan dengan lisan dan tulisan selama 15 menit. Penilaian skor intensitas nyeri menggunakan Numeric Rating Scale (NRS). Sebanyak 72 siswi yang bersedia mengikuti penelitian yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu siswi SMA Negeri 1 sebagai kelompok kontrol dan SMA Negeri 2 sebagai kelompok perlakuan. Hasil uji Chi Square menunjukan bahwa ada pengaruh edukasi terhadap penurunan intensitas nyeri. Faktor pengganggu yang memiliki hubungan signifikan terhadap peningkatan intensitas nyeri adalah kecemasan sedangkan dukungan keluarga dan keletihan tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap peningkatan intensitas nyeri.Kata kunci: Dismenorea primer, Edukasi, Numeric Rating Scale (NRS) AbstractPrimary dysmenorrhea is menstrual periods accompanied by pain. NSAIDs are pharmacological therapy to deal with primary dysmenorrhea. The purpose of this study is to determine the effect of the education on the use of NSAIDs as a preventive therapy to decrease pain intensity and determine the effect of confounding factors such as anxiety, family support, and fatigue to pain intensity in primary dysmenorrhea. This study used a quasi-experimental design that are non- randomized control goup pretest posttest design conducted in September through November 2013. Data were obtained from questionnaires and interviews with the respondents. Educational methods were given by written and spoken for 15 minutes. Assessment of pain intensity scores use the Numeric Rating Scale ( NRS ). A total of 72 students who are willing to follow the study were divided into 2 groups: SMA Negeri 1 as a control group and SMAN 2 as the treatment group. Chi Square test results showed that there was the influence of education on the reduction of pain intensity. Confounding factors that have a significant relationship with the increase in the intensity of pain is anxiety and fatigue while family support did not have a significant relationship with pain intensity.Keywords: Primary Dysmenorrhea, Education,  and Numeric Rating Scale (NRS).
Hubungan Kuantitatif Struktur-Aktifitas dan Doking Molekular Senyawa Meso-Tetraphenylporphyrin dan Meso-Tetraphenylchlorin sebagai Fotosensitizer untuk Terapi Fotodinamik Djalil, Asmiyenti Djaliasrin; Saputri, Nurul Fadhilah Deni; Suparman, Suparman; Hamad, Alwani
JURNAL PHARMASCIENCE Vol 3, No 1 (2016): JURNAL PHARMASCIENCE
Publisher : JURNAL PHARMASCIENCE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Terapi fotodinamik (Photodynamic Therapy/PDT) merupakan metode alternatif pengobatan kanker yang selektif. Terapi ini memerlukan fotosensitizer yang diberi penyinaran dalam lingkungan oksigen sehingga dihasilkan oksigen singlet yang mampu menghancurkan sel kanker dan merusak jaringan. Meso-tetraphenylchlorin (MTPP) dan meso-tetraphenylporphyrin (MTPC) adalah fotosensitizer yang memiliki struktur molekul yang mirip, hanya berbeda kejenuhan pada satu cincin pirolnya. MTPP adalah tetrapirol makrosiklik dengan cincin pirol tidak tereduksi sedangkan struktur MTPC tereduksi pada salah satu cincin pirolnya. Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi hubungan antara struktur tetrapirol makrosiklik terhadap aktivitasnya secara in silico. Analisis hubungan kuantitatif-struktur aktifitas (HKSA) menggunakan serangkaian senyawa turunan porfirin dilakukan untuk memperoleh persamaan yang secara statistik memiliki kemampuan korelatif dan prediktif. Perangkat lunak Molecular Operating Environment (MOE) digunakan untuk melakukan analisis HKSA. Doking molekul dilakukan terhadap human serum albumine (HSA) dan  peripheral benzodiazepine receptor (PBR) untuk memperoleh energi doking yang berhubungan dengan energi afinitas antara ligan dan reseptor. Simulasi doking dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak AutoDock. Hasil menunjukkan bahwa MTPC memiliki energi doking terhadap HSA dan PBR yang paling baik. Analisis HKSA yang diperoleh  menunjukkan bahwa MTPC lebih potensial sebagai fotosensitizer yang ditunjukkan dengan nilai IC50 yang lebih kecil.  Kata kunci: doking molekular, fotosensitizer, HKSA, MTPC, MTPP, PDT