cover
Contact Name
buhari
Contact Email
pend.sejarah.fkip@uho.ac.id
Phone
+6285241919232
Journal Mail Official
pend.sejarah.fkip@uho.ac.id
Editorial Address
Kampus Hijau Bumi Tridharma Andounohu Kendari, Sulawesi Tenggara – Indonesia Telp Kantor/HP : 04013127180 / 085241919232
Location
Kota kendari,
Sulawesi tenggara
INDONESIA
Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO
Published by Universitas Halu Oleo
ISSN : 25026666     EISSN : 25026674     DOI : https://doi.org/10.36709/jpps
Core Subject : Education, Social,
Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO diterbitkan oleh Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo. Jurnal ini terbit empat kali dalam setahun yaitu pada bulan Februari, Mei, Agustus dan November. Terbitan awal Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO yaitu Volume 1 nomor 1 Maret 2016. Tujuan dari adanya publikasi pada jurnal ini adalah untuk menyebarluaskan pemikiran konseptual dan hasil penelitian. Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO merupakan wadah ilmiah untuk mempublikasikan berbagai hasil penelitian mahasiswa, dosen, maupun guru, dengan Ruang lingkup Jurnal memuat tentang kajian Pendidikan Sosial-Budaya khususnya aspek: Pendidikan Sejarah, Etnopedagogik, Kajian Sejarah Lokal, Kajian kearifan lokal sebagai modal pendidikan dan penguatan karakter.
Articles 208 Documents
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS IVA SD NEGERI 12 POASIA KENDARI Rusuli, La
Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO Vol 2, No 1 (2017): Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO
Publisher : Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (403.821 KB) | DOI: 10.36709/jpps.v2i1.8472

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini sebagai action research atas permasalahan yang dialami di kelas baik dari aspek sisiwa maupun guru. Olehnya itu tujuan penelitian ini bahwa melalui penerapan model kooperatif tipe STAD diharapkan dapat (1). Peningkatan aktivitas guru, (2) peningkatan  aktivitas siswa, (3) meningkatkan hasil belajar siswa. Secara metodologi penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan metode atau langkah-langkah pembelajaran IPS di kelas IV A SD Negeri 12 Poasia dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dalam bentuk kolaborasi  dengan guru lain yang dilaksanakan selama dua siklus pada semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015. Tujuan utama dari penelitian ini adalah merumuskan langkah-langkah pembelajaran IPS secara kooperatif tipe STAD. Hasil dari penelitian ini, menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa pada siklus I interaksi belajar antar siswa masih kurang hal ini berimplikasi pada prestasi belajarnya, namun pada pelaksanaan siklus II frekuensi siswa saling membantu dan bertanya pada siswa lain sehingga berimplikasi pada prestasi belajarnya. Hasil dari penelitian ini, menunjukkan bahwa prestasi belajar IPS siswa meningkat secara signifikan dengan nilai rata – rata 76,83 pada siklus II dan ini lebih baik jika dibandingkan dengan nilai rata – rata 60,75 pada siklus I. Pada siklus II pula sebanyak 35 siswa (87,5%) yang telah mencapai ketuntasan belajar. Aktivitas belajar siswa juga mengalami peningkatan dari 6 kelompok (60%) yang aktif pada siklus I menjadi 9 kelompok (90%) yang aktif pada siklus II. Sebagai implikasi yang diperoleh dari hasil penelitian ini, disarankan agar pembelajaran IPS secara kooperatif khususnya pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat dijadikan alternatif pembelajaran IPS yang berpusat kepada siswa, dan dilaksanakan dengan pendekatan kontekstual  . Kata Kunci: Model Kooperatif Tipe STAD, Peningkatan, dan Hasil Belajar
PENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA MELALUI METODE BERVARIASI DI KELAS V SD NEGERI 5 KATOBU TAHUN PELAJARAN 2013/2014 DARMA, KARIM
Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO Vol 2, No 1 (2017): Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO
Publisher : Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (493.445 KB) | DOI: 10.36709/jpps.v2i1.8480

Abstract

ABSTRAKFokus dari penelitian ini dirumukan dalam bentuk masalah penelitian yaitu apakah kemampuan menulis Puisi siswa Kelas V SD Negeri 5 Katobu Tahun Pelajaran 2013/2014 dapat ditingkatkan melalui Metode Bervariasi? Dengan demikian tujuan dari penelitian ini secara spesifik untuk mengetahui perubahan kemampuan menulis Puisi siswa Kelas V SD Negeri 5 Katobu Tahun Pelajaran 2013/2014 melalui Metode Bervariasi, sehingga terlihat jelas tingkat peningkatan kemampuan menulis siswa yang terakumulasi dalam nilai bahasa Indonesia.  Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri 5 Katobu pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014 bulan Maret sampai April 2012. Instrument yang digunakan adalah tes tertulis, untuk tes awal (sebelum tindakan), tes siklus I dan II (setelah pemberian tindakan); lembar observasi bagi guru dan murid untuk kondisi pelaksanaan tindakan; serta jurnal refleksi diri. Metode bervariasi yang digunakan adalah: pemberian tugas, kerja kelompok, penemuan terbimbing, diskusi, tanya jawab dan pembiasan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pertama, dari segi proses baik aktivitas siswa maupun aktivitas guru menunjukan peningkatan dan daya motivasi siswa yang tinggi, dengan semua skenario perencanaan pembelajaran telaksana 100 % pada siklus II. Sedangkan kedua, dari segi hasil yang dilihat dari hasil belajar siswa yang mengalami ketuntasan belajar  dari 18 orang siswa sebanyak 72,22% kemudian mengalami peningkatan pada siklus II dengan persentase ketuntasan sebesar 88,89% dengan rata-rata nilai 78,78. Artinya hasil ini telah megalami ketuntasan kalasikal dan penelitian juga dianggap telah berhasil.  Kata kunci : Metode Bervariasi, Peningkatan, dan Kemampuan Menulis
BUDAYA RENGNGENG PADA MASYARAKAT DESA SALOSA KECAMATAN POLEANG KABUPATEN BOMBANA TAHUN 1960-2005 G, Ilham; Suleiman, H. Abdul Rauf
Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO Vol 1, No 2 (2016): Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO
Publisher : Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (494.523 KB) | DOI: 10.36709/jpps.v1i2.6098

Abstract

ABSTRAKPermasalahan yang menjadi acuan dalam penelitian ini (1) bagamaimana asal-usul budaya rengngeng pada masyarakat Salosa Kecamatan Poleang Kabupaten Bombana? (2) bagamaimana pelaksanaan budaya rengngeng padamasyarakat Salosa Kecamatan Poleang Kabupaten Bombana? (3) nilai-nilai apakah yang terkandung dalam budaya rengngeng bagi masyarakat Salosa Kecamatan Poleang Kabupaten Bombana? Tujuan dalam penelitian ini  adalah: (1) mendeskripsikan asal-usul budaya rengngeng pada masyarakat Salosa Kecamatan Poleang Kabupaten Bombana, (2) mendeskripsikan budaya rengngeng pada masyarakat Salosa Kecamatan Poleang Kabupaten Bombana, (3) menjelaskan nilai-nilai yang terkandung dalam budaya rengngeng bagi masyarakat Salosa Kecamatan Poleang Kabupaten Bombana. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Salosa, Kecamatan Poleang Kabupaten Bombana pada tanggal 10 Februari sampai dengan 10 Maret tahun 2016. Penelitian ini menggunakan pendekatan strukturis yang mempelajari dua domain yaitu domain peristiwa (event) dan domain struktur. Sumber data penelitian ini berasal dari tiga kategori sumber sejarah yaitu: sumber tertulis, sumber lisan, dan sumber visiual. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1) pengumpulan sumber (Heuristik), 2) kritik sumber eksternal dan internal, 3) penulisan (historiografi). Hasil Penelitian ini adalah (1) Budaya rengngeng adalah salah satu tradisi ketangkasan berburu dengan menunggang kuda yang digemari oleh bangsawan-bangsawan Bugis di masa lampau. Kemudaian tradisi itu berlanjut setelah kedatangan mereka di Desa Salosa Kecamatan Poleang. (2) Seiring dengan perkembangan zaman, budaya rengngeng ini mengalami perubahan dimana bukan hanya semata-mata permainan ketangkasan semata tetapi merupakan kegiatan sampingan masyarakat Salosa di samping kegiatan bertani dan perikanan. Alat yang digunakan pada saat berburu tradisional rengngeng, antara lain: tombak, senter, jerat, parang, anjing pemburu. Rengngeng dimulai pagi hari, dimulai dengan doa bersama, selanjutnya berangkat menuju hutan dan memburu hewan buruan. Setelah menangkap hewan buruan, tetua adat menyembelihnya, daging hewan dibagi secara adil kepada semua pemburu. Sebagian daging disisihkan oleh pemangku adat di kampung dan jika hasil buruan banyak disisihkan pula untuk fakir miskin dan anak yatim, (3) dalam budaya rengngeng terdapat beberapa nilai yang diperoleh masyarakat dari pelaksanaan berburu yaitu nilai: ekonomis, adat, religi, sosial, olah raga, dan nilai rekreasi.Kata Kunci Rengengeng, Budaya, Nilai
SEJARAH PEMERINTAHAN KABUPATEN MUNA TAHUN 1960-2015 Alif Utama, Muhammad Zulfian; Hayari, H.
Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO Vol 4, No 2 (2019): Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO
Publisher : Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (216.474 KB) | DOI: 10.36709/jpps.v4i2.9833

Abstract

ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan latar belakang terbentuknya pemerintahan Kabupaten Muna dan mendeskripsikan pemerintahan Kabupaten Muna tahun 1960 sampai 2015. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah menurut Helius Sjamsudin, dimana tata kerja metode ini adalah: (1) Pengumpulan sumber (Heuristik), (2) Kritik sumber (Verifikasi), (3) Penulisan sejarah (Historiografi).            Hasil penelitian menunjukkan bahwa:  (1) Latar belakang terbentuknya Pemerintahan Kabupaten Muna menjadi jelas setelah diadakan musyawarah antar daerah se-Sulawesi Tenggara di Kendari yang dihadiri utusan dari Kewedanan Buton, Muna, Kendari dan Kolaka. Melalui musyawarah ini disepakati bahwa Kabupaten Sulawesi Tenggara harus diperjuangkan pemekarannya sebagai provinsi dengan didukung empat daerah tingkat II yaitu Daerah Tingkat II Buton, Muna, Kendari dan Kolaka. Kabupaten Muna terbentuk pada tahun 1959 melalui Undang-Undang No. 29 tahun 1959. Berdasarkan ketetapan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah menetapkan Kepala Daerah Tingkat II Muna yaitu Drs. La Ode Abdul Kudus sebagai Bupati Muna yang pertama. (2) Pemerintahan Kabupaten Muna dalam perjalanannya selama 56 tahun (1960-2015) telah mengalami 11 kali pergantian Kepala Daerah Tingkat II sampai tahun 2015. Kepala Daerah Tingkat II yang menjabat secara berturut-turut yaitu Drs. La Ode Abdul Kudus (1959-1960), Lettu Inf. M. Thalib (1961-1965), Drs. La Ode Rasyid (1965-1970), Drs. La Ute (1971-1973), Drs. La Ode Kaimuddin (1976-1980), Drs. La Ode Saafi Amane (1981-1985), Drs. Maola Daud (1986-1994), Kol. Saleh Lasata (1995-1997), Kol. Inf. H. Djamaluddin Bedu (1998-1999), Ridwan. BAE (2000-2010), dan dr. H. L. M. Baharuddin. M.Kes (2011-2015). Pada masa pemerintahan Bupati Muna Ridwan, BAE terjadi pemekaran wilayah yaitu mekarnya Buton Utara dari Kabupaten Muna. Pada masa pemerintahan dr. H. L.M. Baharuddin. M.Kes juga terjadi pemekaran yaitu mekarnya Muna Barat dari Kabupaten Muna. Kata Kunci: Sejarah, Pemerintahan, Kabupaten Muna
TRADISI BANGKA MBULE-MBULE PADA MASYARAKAT MANDATI DI KECAMATAN WANGI-WANGI SELATAN KABUPATEN WAKATOBI (1986-2013) Biru, Asyana; Hadara, Ali
Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO Vol 1, No 2 (2016): Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO
Publisher : Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (367.728 KB) | DOI: 10.36709/jpps.v1i2.6110

Abstract

ABSTRAK            Ulasan dan fokus penelitian ini mengacu pada permasalahan (1) Apa yang melatarbelakangi dilaksanakannya tradisi Bangka Mbule-Mbule pada masyarakat Mandati di Kecamatan Wangi-Wangi Selatan Kabupaten Wakatobi (2) Bagaimana proses pelaksanaan tradisi Bangka Mbule-Mbule (3) Bagaimana perubahan yang terjadi pada proses pelaksanaan tradisi Bangka Mbule-Mbule (4) Nilai apa saja yang terkandung dalam tradisi Bangka Mbule-Mbule. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah menurut Helius Sjamsuddin yang terdiri dari (1) Heuristik (pencarian data), (2) Kritik Sumber (kritik internal dan eksternal), dan (3) Historiografi (Penulisan) yang terdiri dari interpretasi, eksplanasi, dan ekspose. Konsep dan Teori yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Konsep Kebudayaan, Wujud Kebudayaan, Teori Perubahan Kebudayaan, Konsep Tradisi dan Nilai Tradisi dan beberapa Penelitian Terdahulu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Latar belakang diadakannya tradisi Bangka Mbule-Mbule di Kelurahan Mandati yaitu didasari beberapa peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sosial masyarakat yaitu masyarakat dilanda penyakit, terjadinya kegagalan panen, kondisi pemerintahan yang mulai tidak stabil dan lain-lain, dimana masyarakat menyakini bahwa kehidupan sosial masyarakat terganggu karena adanya gangguan atau roh yang merasa terusik dengan kelakuan manusia sehingga dilakukanlah tradisi Bangka Mbule-Mbule. (2) Proses pelaksanaan tradisi Bangka Mbule-Mbule di mulai dengan musyawarah penentuan hari, menyiapkan alat dan bahan pembuatan perahu,  pembuatan terompet, membuat sesajen, pembacaan doa tolak bala, penaruhan hasil panen di perahu, membawa perahu kelaut dan pelarungan perahu dan masyarakat ikut serta dalam meramaikan proses pelaksanaan tradisi Bangka Mbule-Mbule dan yang terakhir yaitu pembacaan doa selamat. (3) Perubahan tradisi Bangka Mbule-Mbule terjadi saat masuknya agama Islam di Wangi-Wangi sekitar abad ke-14 yang dimana dalam doa ritual bukan lagi dituju pada sangia/dewa-dewa laut tetapi meminta kemakmuran kepada Tuhan Yang Maha Esa. Perubahan lain adalah pada alat (4) Nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi Bangka Mbule-Mbule terdiri dari nilai religius yaitu sebagai uangkapan rasa syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah diberikan hasil panen dan dijahui dari  gangguan roh jahat  dan nilai sosial yang lebih pada bentuk kerja sama dan silaturahim terhadap sesama. Kata Kunci: Tradisi, Bangka Mbule-Mbule, Masyarakat Wakatobi
ADAT POPOLO (MAHAR) DALAM PERKAWINAN PADA MASYARAKAT KULISUSU DI KELURAHAN LAKONEA KECAMATAN KULISUSU KABUPATEN BUTON UTARA (1689-2017) Jumsir, Jumsir; Hadara, Ali
Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO Vol 4, No 2 (2019): Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO
Publisher : Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (268.63 KB) | DOI: 10.36709/jpps.v4i2.9838

Abstract

ABSTRAK:  Masalah pokok yang dalam penelitian ini adalah meliputi: 1) Bagaimana bentuk-bentuk perkawinan pada masyarakat Kulisusu di Kelurahan Lakonea Kecamatan Kulisusu Kabupaten Buton Utara (1689-2017)? 2) Apa yang menjadi alat-alat Popolo dalam perkawinan pada masyarakat Kulisusu di Kelurahan Lakonea Kecamatan Kulisusu Kabupaten Buton Utara (1689-2017)? 3) Bagaimana mekanisme pembayaran Popolo dalam perkawinan pada masyarakat Kulisusu di Kelurahan Lakonea Kecamatan Kulisusu Kabupaten Buton Utara (1689-2017)?            Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah menurut Helius Sjamsuddin yang terbagi atas tiga tahap yaitu: 1) Heuristik (Pengumpulan sumber), 2) Verifikasi  (Kritik Sumber), 3) Historiografi (Penulisan Sejarah).            Temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa : 1) Bentuk-bentuk perkawinan pada masyarakat Kulisusu yakni: a) Perkawinan pinag adalah suatu bentuk perkawinan yang di dahului dengan adat pelamaran dari pihak laki-laki kepada pihak perempuan, b) Perkawinan lari bersama (mekapolaisako), dan c) Perkawinan paksa (mehunbuni) perkawinan ini terjadi karena adanya sebab khusus, misalnya si laki-laki mengacam si perempuan agar mau menikah dengannya bila tidak dia akan di bunuh sama laki-laki tersebut. 2) Alat-Alat Popolo pada masyarakat kulisusu adapun perangkat Popolo yaitu kain kaci (kaci), kain sarung (sawu) dan kalung emas (enu bulawa). 3) Mekanisme pembayaraan Popolo dalam perkawinan dari setiap golongan masyarakat Kulisusu yakni: a) Mekanisme pembayaran popolo  dari golongan yang  sama struktur sosial masyarakat kulisusu, terdiri atas tiga golongan dan setiap golongan masyarakat berbeda popolo (mahar perkawinan) yakni: (1) Pembayaran popolo antara golongan kaomu dan golongan kaomu, (2) Pembayaran popolo antara golongan walaka dan golongan walaka, (3) Pembayaran popolo antara golongan papara dan golongan papara. b) Mekanisme pembayaran popolo dari golongan yang berbeda yakni: (1) Pembayaran popolo antara golongan kaomu dan golongan walaka, (2) Pembayaran popolo antara golongan kaomu dan golongan papara, (3) Pembayaran popolo antara golongan walaka dan golongan papara,(4)   Pembayaran popolo dengan oranga luar golongan masyarakat kulisusu. dengan tunai dan terutang terkecuali diluar dari masyarakat Kulisusu harus tunai. Kata Kunci: Bentuk, Alat, Mekasnis Pembayaran, Popolo
PERKEMBANGAN PEMBINAANMORAL REMAJA DALAM LINGKUNGAN KELUARGA PETANI DI DESA MOWILA KECAMATAN MOWILA KABUPATEN KONAWE SELATANTAHUN 1960-2015 Asriani, Nevi; Mursidin T, H.
Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO Vol 2, No 3 (2017): Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO
Publisher : Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (181.434 KB) | DOI: 10.36709/jpps.v2i3.6091

Abstract

PERKEMBANGAN PEMBINAANMORAL REMAJA DALAM LINGKUNGAN KELUARGA PETANI DI DESA MOWILA KECAMATAN MOWILA KABUPATEN KONAWE SELATANTAHUN 1960-2015[1]OlehNevi Asriani[2]H. Mursidin T[3] ABSTRAK            Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana perkembangan pembinaan moral anak remaja dalam lingkungan keluarga petani di Desa Mowila Kecamatan Mowila Kabupaten Konawe Selatan tahun 1960-2015? (2) Bagaimana faktor-faktor penghambat orang tua dalam membina moral anak remaja di lingkungan keluarga petani di Desa Mowila Kecamatan Mowila Kabupaten Konawe Selatan? Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah.Menurut Helius Sjamsuddin, yang terdiri atas: (1) Heuristik, yakni pengumpulan data melalui penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan, (2) Verifikasi, yakni penilaian terhadap keautentikan dan keabsahan data, dan  (3) Historiografi, yakni mencakup penafsiran (interpretasi), penjelasan (eksplanasi), dan penyajian (ekspose). Sedangkan kajian pustaka yang digunakan dalam penelitian ini yaitu konsep moral, konsep remaja, konsep keluarga, konsep petani dan upaya penanggulangan pembinaan moral remaja. Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa: (1) Perkembangan pembinaan moral anak remaja dalam lingkungan keluarga petani di Desa Mowila Kecamatan Mowila Kabupaten Konawe Selatan tahun 1960-2015 terbagi atas dua periode, dimana periode 1960-1980 merupakan periode pembinaan moral yang diperankan sepenuhnya oleh keluarga inti dari ayah (o’ama) dan ibu (o’ina). Bentuk pembinaan moral pada periode ini juga bersifat tradisional seperti pemberian pengajaran baik sedang dalam melakukan pekerjaan di sawah (meindio i galu) maupun sedang istrahat (mena’o-na’o). Selain itu pembinaan moral juga disampaikan melalui cerita dongeng (menango) dan pengajaran melalui budaya dan adat Tolaki (o’sara) seperti adab mengundang (mounda). Sedangkan pada periode 1980-2015 maerupakan pembinaan moral yang sifatnya sudah tidak sama dengan sebelumnya. Hal ini dikarenakan tersedianya sekolah formal tempat untuk memberikan pembinaan moral kepada peserta didik, sehingga orang tua tidak sepenuhnya memberikan pengajaran serta pembinaan moral kepada anaknya. (2) faktor-faktor penghambat orang tua dalam membina moral anak remaja di lingkungan keluarga petani di Desa Mowila Kecamatan Mowila Kabupaten Konawe Selatan yaitu karena pada zaman sekarang anak-anak kebanyakan telah dipengaruhi oleh lingkungan (teman sepermainan) seperti anak sering mengikuti tingkah laku teman-temannya yang berbau negatif yang banyak dicontoh dari media massa seperti televisi dan internet. Kata kunci: Perkembangan, Faktor-Faktor
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 1 BOMBANA Wulandari, Wulandari; Irawaty, Irawaty
Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO Vol 4, No 2 (2019): Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO
Publisher : Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (356.883 KB) | DOI: 10.36709/jpps.v4i2.9898

Abstract

ABSTRAK: Permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah: (1) Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan aktivitas mengajar guru sosiologi kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Bombana? (2) Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Bombana? (3) Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi di kelas XI  IPS 2 SMA Negeri 1 Bombana?.Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Dalam prosedur pelaksanaannya, penelitian dilaksanakan 2 siklus. Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan observasi. Teknik analisis data menggunakan persentase dengan KKM sebesar 85% siswa memperoleh skor minimal 75.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Aktivitas mengajar guru sosiologi dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siklus I hanya mencapai 83,33%, hal ini menunjukkan belum tecapainya indikator kinerja yang telah diterapkan yakni 90% dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 96%. Dengan demikian, telah mencapai indikator kinerja yaitu 90%. (2) Aktivitas belajar sosiologi siswa pada siklus I hanya 79,16% dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 92% dengan demikian telah mencapai indikator kinerja yaitu 85%. (3) Hasil belajar sosiologi siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw meningkat dengan persentase awal pada pada siklus I hanya 45%, hal ini menunjukkan belum tercapainya indikator kinerja yang telah ditetapkan yakni 85%. Pada siklius II mengalami peningkatan menjadi 90%; demikian telah mencapai indikator kinerja yaitu 85%. Berdasarkan hasil penelitian ini, disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan aktivitas mengajar guru, meningkatkan aktivitas belajar siswa, dan meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran sosiologi siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Bombana. Kata Kunci: Model, Penarapan, Kooperatif Jigsaw
SEJARAH TARI PAJOGI MASYARAKAT WAGINOPO DI KECAMATAN WANGI-WANGI KABUPATEN WAKATOBI Suriana, Suriana .; La Ode Ali Basri, La Ode Ali Basri; Abd. Rauf Sulaiman, Abd. Rauf Sulaiman
Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO Vol 2, No 3 (2017): Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO
Publisher : Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (316.842 KB) | DOI: 10.36709/jpps.v2i3.6198

Abstract

ABSTRAK Masalah pokok dalam penelitian ini meliputi: 1) Bagaimana sejarah lahirnya tari pajogi masyarakat Waginopo di Kecamatan Wangi-Wangi Kabupaten Wakatobi. 2) Bagaimana perkembangan tari pajogi masyarakat Waginopo di Kecamatan WangiWangi Kabupaten Wakatobi. 3) Nilai-nilai apa yang terkandung dalam tari pajogi masyarakat Waginopo di Kecamatan Wangi-Wangi Kabupaten Wakatobi. 4) Makna makna simbolik apa yang terdapat dalam tari pajogi? Penelitian ini menggunakan prosedur penelitian yang dikemukakan oleh Kuntowijoyo (2013: 69) Yang terdiri atas lima tahapan yaitu: 1) Pemilihan topik, 2) Pengumpulan sumber, 3) Verifikasi (kritik sejarah, keabsahan sumber), 4) Interpretasi: analisis dan sintesis, 5) Penulisan (historigrafi). Penelitian ini menunjukan bahwa: 1) Tari pajogi di Kecamatan Wangi-Wangi diperkenalkan pertama kali oleh para pelaut-pelaut masyarakat Katapi di Kecamatan Wangi-Wangi, pelaut-pelaut yang sering berlayar ke daerah Jawa dan daerah Bonearate di kepulauan Selayar (Sulawesi Selatan), tarian tersebut diterima oleh masyarakat setempat karena pada saat itu masih kurang sarana hiburan rakyat. 2) Perkembangan tari pajogi dari jenis tari hiburan berkembang menjadi tari penyambutan dan tari pengiring adat. Selain itu dapat dilihat dari segi jumlah pelakon tari, gerakan-gerakanya, bentuk sawerannya, busananya, perhiasan, alat musik yang digunakan serta versi tarian. 3) Nilai-nilai yang terkandung dalam tari pajogi diantaranya yaitu nilai sosial dan ekonomi, nilai social, nilai ekonomi, nilai estetika, nilai pendidikan budi pekerti, 4) Makna-makna simbolik yang terdapat dalam tari pajogi yaitu diantaranya, seperti bentuk musik yang digunakan cenderung menggebugebu, ini bermakna tarian yang megungkapkan ekspresi kegembiraan, yang tergambar dalam gerakan-gerakannya.Kata Kunci: Sejarah, Tari, Pajogi
SEJARAH KECAMATAN MAWASANGKA TENGAH KABUPATEN BUTON TENGAH (2005-2017) Nurhayani, Nurhayani; Hadara, Ali
Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO Vol 3, No 1 (2018): Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO
Publisher : Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36709/jpps.v3i1.11996

Abstract

ABSTRAK: Permasalahan dalam penelitian mengkajian bagaimana kronologi terbentuknya Kecamatan Mawasangka Tengah, faktor apa saja yang mempengaruhi terbentuknya Kecamatan mawasangka Tengah dan bagaimana perkembangan Kecamatan Mawasangka Tengah (2005-2017). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah menurut Helius Sjamsuddin dengan tahapan-tahapan sebagai berikut: 1). Heuristik (Pengumpulan Sumber), 2). Verifikasi (Kritik Sumber), 3). Histiografi (Penulisan Sejarah). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: 1) Kronologi pembentukan Kecamatan Mawasangka Tengah meliputi: (a) Awal mula rencana pemekaran Kecamatan Mawasangka Tengah, yang ditandai dengan upaya masyarakat setempat untuk bersama-sama berjuang untuk pemekaran Kecamatan Mawasangka Tengah sejak tahun 2000. (b) Terbentuknya Kecamatan Mawasangka Tengah, yang resmi terbentuk pada tanggal 27 Agustus 2005, setelah melalui konsolidasi dan koordinasi seluruh elemen masyarakat. 2). Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya Kecamatan Mawasangka Tengah meliputi: (a) Faktor geografis/wilayah yang menekankan kepada kondisi wilayah yang luas, jumlah penduduk yang cukup memungkinkan untuk mekar, (b) Faktor demografi/kependudukan dimana jumlah penduduk yang sudah memenuhi syarat untuk dimekarkan menjadi daerah baru, (c) Faktor lingkungan lebih kepada pembelajaran kepada daerah lain yang telah mekar sehingga dijadikan contoh, (d) Faktor dukungan masyarakat yang membuat semua elemen masysrakat semangat untuk bahu membahu memperjuangkan pemekaran, dan (e) Faktor pembangunan yakni karena pembangunan di segala aspek yang sudah memadai. 3) Perkembangan Kecamatan Mawasangka Tengah 2005-2017 sudah cukup baik dapat dilihat dari (a) Bidang administrasi yakni dengan terbentuknya 2 desa baru serta dinaikkannya status Desa Lakorua menjadi Kelurahan Lakorua sebagai ibu kota kecamatan, sehingga keseluruhan berjumlah 9 desa dan 1 kelurahan, (b) Bidang sosial mencakup pendidikan dan kesehatan. Terdapat  9 gedung SD, 3 gedung SMP dan 3 gedung SMA. Sedangkan dari aspek kesehatan terdapat 1 gedung puskesmas dan 1 klinik kesehatan, (c) Bidang infrastruktur yang sangat berbeda dibandingkan sebelum pemekaran yakni terdapat Kantor Camat dan Kantor Polsek,  (d) Bidang ekonomi, yang sebagian besar masyarakatnya lebih mengandalkan sector pertanian/perkebunan dan perdagangan. Kata Kunci: Krimonologi, faktor, perkembangan ABSTRACT: The problem in research studies how the chronology of the formation of Central Mawasangka District, what factors influence the formation of Central Mawasangka District and how the development of Central Mawasangka District (2005-2017). The method used in this study is the historical method according to Helius Sjamsuddin with the following stages: 1). Heuristics (Collection of Sources), 2). Verification (Source Criticism), 3). Histiography (Writing History). The results of this study indicate that: 1) Chronology of the formation of Central Mawasangka District includes: (a) The origin of the planned expansion of Central Mawasangka District, which was marked by the efforts of the local community to jointly fight for the expansion of Central Mawasangka District since 2000. (b) Central Mawasangka District, which was officially formed on August 27, 2005, after going through consolidation and coordination of all elements of society. 2). Factors influencing the formation of Central Mawasangka Subdistrict include: (a) Geographical / regional factors that emphasize the condition of a wide area, sufficient population size that is possible to bloom, (b) Demographic / population factors where the number of residents who have fulfilled the requirements for expansion become a new area, (c) Environmental factors are more towards learning to other regions that have bloomed so that they are used as an example, (d) Community support factors that make all elements of the community enthusiastic to work together to fight for pemekaran, and (e) Development factors which are due to development in all aspects are sufficient. 3) The development of Central Mawasangka Subdistrict 2005-2017 is good enough, it can be seen from (a) Administration sector, namely the formation of 2 new villages and the improvement of the status of Lakorua Village to become Lakorua Village as the capital of the sub-district, so that in total there are 9 villages and 1 kelurahan, (b ) The social sector includes education and health. There are 9 elementary buildings, 3 junior high buildings and 3 high school buildings. Whereas from the health aspect there are 1 puskesmas building and 1 health clinic, (c) Infrastructure sector which is very different compared to before the division namely there is the Camat Office and Polsek Office, (d) The economic sector, most of the people rely more on the agriculture / plantation and trade sectors . Keywords: Crimonology, factors, development

Page 1 of 21 | Total Record : 208


Filter by Year

2016 2022


Filter By Issues
All Issue Vol 7, No 2 (2022): Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO Vol 7, No 1 (2022): Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO Vol 6, No 4 (2021): Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO Vol 6, No 3 (2021): Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO Vol 6, No 2 (2021): Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO Vol 6, No 1 (2021): Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO Vol 5, No 4 (2020): Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO Vol 5, No 3 (2020): Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO Vol 5, No 2 (2020): Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO Vol 5, No 1 (2020): Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO Vol 4, No 4 (2019): Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO Vol 4, No 3 (2019): Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO Vol 4, No 2 (2019): Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO Vol 4, No 1 (2019): Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO Vol 3, No 4 (2018): Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO Vol 3, No 3 (2018): Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO Vol 3, No 2 (2018): Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO Vol 3, No 1 (2018): Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO Vol 2, No 3 (2017): Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO Vol 2, No 2 (2017): Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO Vol 2, No 1 (2017): Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO Vol 1, No 4 (2016): Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO Vol 1, No 2 (2016): Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO Vol 1, No 1 (2016): Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO More Issue