cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota palu,
Sulawesi tengah
INDONESIA
Medika Tadulako
Published by Universitas Tadulako
ISSN : 23551933     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal Ilmiah Kedokteran FKIK Universitas Tadulako.
Arjuna Subject : -
Articles 124 Documents
RELATIONS OF MOTHER’S KNOWLEDGE AND BEHAVIOR REGARDING ACUTE RESPIRATORY TRACT INFECTION (ARI) AND PRECAUTIONS OF ARI AT PUSKESMAS LINDU SUB-DISTRICT LINDU DISTRICT SIGI IN 2015 Putra, Angga Pratama; Widajadnja, I Nyoman; Salman, Moh.
Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 4, No 1 (2017)
Publisher : Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Background: According to the WHO (2007), Acute respiratory tract infection (ARI) is the leading cause of morbidity and mortality of infectious diseases in the world. Almost 4 million people die from ARIs each year. The mortality rate is very high in infants, children, and elderly people. Each child is estimated to have 3-6 episodes of ARI annually. 40-60% of visits in primary health care are due to ARI. and attitudes of mothers about the disease acute respiratory infections (ARI) with preventive care in health centers ARI in infants earthquakeObjective: To determine the relationship of mother's knowledge and behavior about the disease acute respiratory infections (ARI) with precautions of ARI in infants at Puskesmas Lindu, Sub-district Lindu District SigiMethods: This study design used observational analytic with cross-sectional approach. Sampling was conducted by accidental sampling method. Total sample were 83 mothers registered at Puskesmas Lindu accordance with inclusion and exclusion criteria. The independent variables were in the form of knowledge and behavior, using primary data, the instrument used was a questionnaire. The dependent variable was in the form of preventive measures towards ARI, the instrument used was a questionnaire. Data analysis used chi-square test.Results: Based on the statistical test showed that, there was a relationship of mothers knowledge about ARI with preventional behaviors P = 0.049 and no relation between mothers behavior towards ARI prevention with a P value = 0.032Conclusion: There is a relationship of mothers knowledge and behavior about the acute respiratory tract infections (ARI) with precautions of ARI in infants at Puskesmas Lindu, Sub-district Lindu District Sigi  Keywords: ARI, Knowledge, Behavior, Action Latar Belakang: Menurut WHO (2007) Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) penyebab utama morbiditas dan mortalitas penyakit menular di dunia. Hampir 4 juta orang meninggal akibat ISPA setiap tahun. Tingkat mortalitas sangat tinggi pada bayi, anak-anak, dan orang lanjut usia. Setiap anak diperkirakan mengalami 3-6 episode ISPA setiap tahunnya. 40%-60% dari kunjungan dipuskesmas adalah ISPA. Hal ini yang mendasari penulis melakukan penelitian tentang hubungan pengetahuan dan sikap ibu tentang penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dengan tindakan pencegahan penyakit ISPA pada balita di puskesmas linduTujuan: Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu tentang penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dengan tindakan pencegahan penyakit ISPA pada balita di Puskesmas Lindu Kecamatan Lindu Kabupaten SigiMetode: Penelitian ini menggunakan rancangan analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode accidental sampling. Jumlah sampel 83 ibu balita yang terdaftar di Puskesmas Lindu yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Variabel bebas berupa pengetahuan dan sikap, menggunakan data primer, instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Variabel terikat berupa tindakan pencegahan ISPA, instrumen  yang digunakan adalah kuesioner. Analisis  data menggunakan uji chi squareHasil: Berdasarkan uji statistik didapatkan bahwa, ada hubungan pengetahuan ibu balita tentang ISPA dengan perilaku pencegahan dengan nilai P= 0,049 dan ada hubungan sikap ibu balita tentang ISPA dengan perilaku pencegahan dengan nilai P=0,032Kesimpulan: Ada hubungan pengetahuan dan sikap ibu tentang penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dengan tindakan pencegahan penyakit ISPA pada balita di Puskesmas Lindu Kecamatan Lindu Kabupaten Sigi Kata Kunci: ISPA, Pengetahuan, Sikap, Tindakan
ASPEK IMUNOLOGI CHRONIC OBSTRUCTIVE PULMONARY DISEASES (COPD) Wahyuni, Rosa Dwi
Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 4, No 1 (2017)
Publisher : Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan: Chronic Obstruktive Pulmonary Diseases (COPD) adalah penyakit paru kronik yang ditandai oleh hambatan aliran udara di saluran napas yang bersifat progressif nonreversibel atau reversibel parsial. pada tahun 1990 COPD menempati urutan ke-6 sebagai penyebab utama kematian di dunia, sedangkan pada tahun 2012 telah menempati urutan ke-3 setelah penyakit kardiovaskuler dan stroke.Patogenesis: Penyempitan saluran nafas tampak pada saluran nafas yang besar dan kecil yang disebabkan oleh perubahan konstituen normal saluran nafas terhadap respon inflamasi yang persisten. Merokok merupakan faktor risiko lingkungan utama terjadinya COPD. Paparan kronik partikel inhalasi akibat merokok memacu proses inflamasi seperti produksi netrofil dan makrofag serta aktivasi faktor transkripsi seperti nuclear factor Kβ.Diagnosis: Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisis dan pemeriksaan penunjang. Nilai Hb pada penderita COPD dapat bervariasi tergantung pada beratnya penyakit dan riwayat hipoksia yang lama akibat adanya hipoventilasi. Menilai terjadinya gagal napas kronik stabil dan gagal napas akut. Pada Kasus COPD analisa gas darah sangat penting untuk menilai status respiratorik pasien. Proses inflamasi pada COPD tidak hanya menyebabkan respon inflamasi paru yang abnormal tapi juga menimbulkan inflamasi sistemik.Kesimpulan: Merokok merupakan faktor risiko lingkungan utama terjadinya COPD. Paparan kronik partikel inhalasi akibat merokok memacu proses inflamasi seperti produksi netrofil dan makrofag serta aktivasi faktor transkripsi seperti nuclear factor Kβ. Interaksi ini merupakan trias patologik COPD yang terdiri atas; inflamasi persisten yang ditandai dengan peningkatan netrofil, makrofag dan limfosit T serta pelepasan beragam sitokin dan mediator pro inflamasi, protease-antiprotease imbalance, dan oxidative stress. Kata Kunci: COPD, Inflamasi, nuclear factor.
THE RELATIONSHIP BETWEEN THE STATUS OF EXCLUSIVE BREASTFEEDING WITH MOTOR DEVELOPMENT IN CHILDREN AGED 1-3 YEARS AT WORKING AREA OF TALISE PUBLIC HEALTH CENTER IN 2016 Febriady, Ahmad; Sumarni, Sumarni; Badaruddin, Rahma
Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 4, No 2 (2017)
Publisher : Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Background. Exclusive breastfeeding is giving only breast milk without any liquid or solid food except vitamin, mineral, or medication in the form of drops or syrup until the age of 6 months. This study aims to determine the relationship between the status of exclusive breastfeeding with motor development in children aged 1-3 years at working area of Talise Public Health Center.Methods. The study was observational analytic with cross sectional approach. The samples used were 92 children aged 1-3 years, with a purposive sampling technique. The results of this study were statistically tested by chi-square test on the error rate 10% using a computer software program. Result. In this research showed that under-five children who are not receive exclusive breastfeeding and motor development that deviates as much as 15 children (26.8%), under-five children who are not receive exclusive breastfeeding and motor development that dubious as much as 29 children (51.8%) and under-five children who are not exclusive breastfeeding and appropriate motor development as many as 12 children (21.4%). In under-five children with exclusive breastfeeding and motor development that deviates as much as 0 children (0%), under-five children who are receive exclusive breastfeeding and motor development that dubious as much as 1 children (2.8%), as well as under-five children who are receive exclusive breastfeeding and appropriate motor development as many as 35 children (97, 2%). Conclusion. There was a significant relationship between the status of exclusive breastfeeding with motor development in children aged 1-3 years at working area of Talise Public Health Center in 2016. Keywords : Exclusive Breastfeeding, Motor Development Latar Belakang. ASI eksklusif adalah pemberian hanya ASI saja tanpa cairan atau makanan padat apapun kecuali vitamin, mineral, atau obat dalam bentuk tetes atau sirup sampai usia 6 bulan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status pemberian ASI eksklusif dengan perkembangan motorik pada anak usia 1 – 3 tahun diwilayah kerja Puskesmas Talise.Metode. Penelitian observasional analitik korelatif dengan Pendekatan Cross Sectional Study. Jumlah sampel yang digunakan adalah 92 balita usia 1-3 tahun, dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian ini diuji secara statistik dengan uji chi square pada tingkat kesalahan 10% menggunakan program software komputer.Hasil. Pada penelitian ini di peroleh balita yang tidak ASI Eksklusif dan perkembangan motorik yang menyimpang sebanyak 15 anak (26,8%), balita yang tidak ASI Eksklusif dan perkembangan motorik yang meragukan sebanyak 29 anak (51,8%) dan balita yang tidak ASI Eksklusif dan perkembangan motorik yang sesuai sebanyak 12 anak (21,4%). Pada balita yang ASI Eksklusif dan perkembangan motorik menyimpang sebanyak 0 anak (0%), balita yang ASI Eksklusif dan perkembangan motorik meragukan sebanyak 1 anak (2,8%),  serta balita yang ASI Eksklusif dan perkembangan motorik sesuai sebanyak 35 anak (97,2%). Hal ini didukung dengan hasil uji Chi-Square dimana nilai p < nilai α yaitu p = 0,000.Kesimpulan. Terdapat hubungan signifikan antara status pemberian ASI eksklusif dengan perkembangan motorik pada anak usia 1-3 tahun di wilayah kerja puskesmas Talise tahun 2016. Kata Kunci : ASI eksklusif, Perkembangan Motorik
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREEKLAMSIA PADA IBU HAMIL DI RUMAH SAKIT UNDATA PALU TAHUN 2014 Bangkele, Elly Yane; Lintin, Gabriella; Anjar, Syavira Andina
Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 3, No 1 (2016)
Publisher : Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan, sampai saat ini masih tinggi di Indonesia dan jauh berada di atas negara ASEAN lainnya. Preeklamsia merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi di dunia khususnya negara-negara sedang berkembang frekuensi dilaporkan berkisar antara 0,3% sampai 0,7 %, sedangkan di negara-negara maju angka preeklamsia lebih kecil, yaitu 0,05% sampai 0,1%. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis faktor resiko terjadinya preeklamsia di RSUD Undata Palu  tahun 2014.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain potong lintang (cross-sectional). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang tercatat di bagian rekam medis Rumah Sakit Umum Undata Palu sejak 1 Januari 2014-31 Desember 2014. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling.Hasil: Uji statistik dengan chi-square menggunakan SPSS. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara faktor umur ibu (p = 0,040), faktor graviditas (p = 0,0421) dengan kejadian preeklamsia. Sedangkan untuk faktor paritas (p = 0,500), abortus (p =0,345), dan berat bayi lahir (p =0,212) tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap kejadian preeklamsia.Kesimpulan: Terdapat hubungan yang bermakna secara statistik pada faktor umur dan graviditas dengan kejadian preeklamsia di RSUD Undata Palu tahun 2014 sedangkan tidak terdapat hubungan antara faktor paritas, abortus, dan berat bayi lahir dengan terjadinya preeklamsia di RSUD Undata Palu tahun 2014.Kata kunci : preeklamsia, faktor resiko, umur ibu, graviditas, paritas, abortus, dan berat bayi lahi
HUBUNGAN SKORMINI-MENTAL STATE EXAMINATION (MMSE) DAN SKOR MONTREAL COGNITIVE ASSESSMENT-VERSI INDONESIA (MOCA-INA) TERHADAP USIA DAN LAMA PENDIDIKAN PENERIMA MANFAAT PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA (PSTW) GAU MABAJI GOWA, SULAWESI SELATAN TAHUN 2017 Maricar, Nadra; Akbar, Muhammad; Handayani, Fitriah
Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 4, No 3 (2017)
Publisher : Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Increasing human life expectancy worldwide increases the status of age-old cognitive impairment. Therefore, sensitive tests are required to overcome these cognitive disorders. This observational analytical study used the Mini-Mental State Examination (MMSE) and the Montreal Cognitive Assessment (MoCA-Ina) to assess the cognitive impairment of the beneficiaries of the Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Gau Mabaji Gowa, South Sulawesi regarding age and duration of education. A total of 55 samples were determined successively, the researchers found a significant mean relationship between age with MMSE score (p = 0,001) vs MoCA-Ina score (p = 0,030) and between education to MMSE score (p = 0,00) vs MoCA-Ina (p = 0.00) Keyword : MMSE, MoCA-Ina, age, education Peningkatan angka harapan hidup manusia di seluruh dunia meningkatkan insiden gangguan kognitif usia tua. Oleh karena itu, diperlukan tes yang sensitif untuk mendeteksi gangguan kognitif tersebut. Penelitian analitik observasional ini menggunakan Mini-Mental State Examination (MMSE) dan Montreal Cognitive Assessment-versi Indonesia (MoCA-Ina) untuk menilai gangguan kognitif penerima manfaat  Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Gau Mabaji Gowa, Sulawesi Selatan terkait usia dan lama pendidikan. Total 55 sampel yang ditentukan secara consecutive sampling, peneliti menemukan hubungan yang secara signifikan bermakna antara usia dengan skor MMSE (p=0.001) vs MoCA-Ina (p=0.030)dan antara lama pendidikan terhadap skor MMSE (p=0.00) vs MoCA-Ina (p=0.00) Kata kunci : MMSE, MoCA-Ina, usia, pendidikan
HUBUNGAN ANTARA KADAR LEUKOSIT PRE OPERASI DENGAN KEJADIAN KOMPLIKASI PERFORASI PADA PASIEN APENDISITIS AKUT YANG DIOPERASI DI RSUD UNDATA PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2012 Puspasari, Vini Puspasari; Efendi, Asri Ahram
Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 1, No 1 (2014)
Publisher : Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Apendisitis akut merupakan penyebab paling umum pada infeksi intra-abdomen, inflamasi akut pada kuadran kanan bawah rongga abdomen dan bedah abdomen darurat. Penanganan apendisitis akut yaitu apendektomi yang merupakan operasi darurat paling sering dilakukan di dunia. Walaupun mortalitas apendisitis akut rendah, tetapi morbiditasnya tinggi. Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan leukositosis pada pasien apendisitis akut 10.000-18.000 sel/mm3. Jika jumlah lekosit lebih dari 18.000/mm3 maka umumnya sudah terjadi perforasi dan peritonitis.Penelitian observasi analitik dengan pendekatan Cross-sectional. Sampel berasal dari pasien apendisitis yang dioperasi di RSUD Undata. Pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan rekam medis.Dari 68 sampel, yang mengalami leukositosis yaitu 40 orang (58,8%) sedangkan kadar leukosit normal yaitu 28 orang (41,2%). Sampel yang mengalami perforasi 35 orang (51,5%) sedangkan yang tidak perforasi 33 orang (48,5%). Sampel yang mengalami komplikasi perforasi mempunyai kadar leukosit meningkat (leukositosis) yaitu 27 orang (67,5%) dibandingkan kadar leukosit normal yaitu 8 orang (28,6%). Sampel yang tidak mengalami komplikasi perforasi yang mempunyai kadar leukosit meningkat (leukositosis) yaitu 13 orang (32,5%) dibandingkan kadar leukosit normal yaitu 20 orang (71,4%).Peningkatan kadar leukosit pre operasi berhubungan dengan kejadian komplikasi perforasi pada pasien apendisitis yang dioperasi terlihat dari nilai p-value = 0,004 kurang dari nilai a = 0,05.
Peroxisome Proliferator Activated Receptor-γ (Ppar- γ ) coactivator 1-α (PGC-1 α) Pada Diabetes Melitus Tipe 2 (DMT2) dan Perannya dalam fungsi mitokondria Setyawati, Tri
Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 1, No 1 (2014)
Publisher : Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Diabetes mellitus Tipe 2 (DMT2) adalah kondisi hiperglikemia kronis akibat penurunan sensitivitas jaringan terhadap aksi insulin atau resistensi insulin. Kondisi ini menyebabkan gangguan metabolism di mitokondria yang ditandai dengan penurunan ekspresi Peroxisome Proliferator Activated Receptor-γ (Ppar- γ ) coactivator 1-α (PGC-1 α). Gangguan fungsi mitokondria  menyebabkan akumulasi lipid toksik di jaringan sehingga menghambat aksi insulin dalam metabolisme glukosa. Koaktivator transkripsional PGC-1α merupakan regulator fungsi mitokondria, biogenesis, dan respirasi jaringan Peningkatan ekspresi gen PGC-1α di jaringan, dapat meningkatkan oksidasi dan biogenesis mitokondria yang mengarah pada perbaikan dan peningkatan sensitivitas insulin. Tinjauan sistematis ini dilakukan untuk menampilkan kajian terhadap gen Peroxisome Proliferator Activated Receptor-γ (Ppar- γ ) coactivator 1-α (PGC-1 α) pada DMT2 dan Perannya dalam fungsi mitokondria. Mereview berbagai penelitian ilmiah dan artikel mengenai Peroxisome Proliferator Activated Receptor-γ (Ppar- γ ) coactivator 1-α (PGC-1 α) pada DMT2 dan Perannya dalam fungsi mitokondria. Pencarian dilakukan dengan menggunakan kata kunci spesifik melalui pubmed NCBI, dan google scholar. Gen Pgc-1α memiliki peran penting dalam fungsi mitokondria karena dapat mengkoaktivasi transkripsi enzim-enzim yang berperan dalam biogenesis mitokondria. Peningkatan ekspresi Pgc-1α dengan exercise, nutrisi dapat membantu memperbaiki resistensi insulin pada DMT2.Kata kunci: Diabetes mellitus Tipe 2,  Pgc-1α, hiperglikemia, resistensi insulin.
PERANAN VITAMIN C PADA KULIT Pakaya, David
Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 1, No 2 (2014)
Publisher : Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bagian Histologi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Tadulako
EKSPRESI GEN TNF-α INDIVIDU DENGAN HIPERTENSI Sabir, M.
Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 1, No 3 (2014)
Publisher : Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Telah dilakukan penelitian ekspresi gen TNF-α pada individu dengan hipertensi. Tujuan penelitian ini untuk mendeteksi ekspresi gen TNF-α pada individu dengan hipertensi. TNF-α merupakan salah satu mediator imun yang berperan pada inflamasi vaskuler baik akut maupun kronik. Pada individu dengan hipertensi terdapat sirkulasi TNF-α yang tinggi dan abnormal yang memiliki korelasi terhadap besarnya tekanan darah. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 25 sampel dari individu hipertensi dan individu sehat normotensi. Uji teknik RT-PCR dilakukan di Laboratorium Imunologi dan Biologi Molekuler Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekspresi gen TNF-α pada individu hipertensi meningkat lebih tinggi dibandingkan dengan orang sehat.Kata kunci : Hipertensi, TNF-α, Inflamasi vaskular
MANFAAT EKSTRAK DAUN SIRSAK (annona muricata) SEBAGAI ANTIHIPERGLIKEMIA PADA TIKUS WISTAR DIABETIK YANG DIINDUKSI ALOKSAN Setyawati, Tri; Nurjannah. A, Nurjannah. A; Azam, Ahmad
Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 2, No 1 (2015)
Publisher : Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang: Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia kronis dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein. Terapi dengan menggunakan obat sintetis memerlukan biaya yang tidak sedikit dan menimbulkan efek samping hal inilah yang mendorong masyarakat mulai beralih menggunakan pengobatan tradisional.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji efek dari daun sirsak (annona muricata) terhadap perbaikan kadar glukosa darah dan mengetahui dosis efektif ekstrak daun sirsak sebagai anti diabetik.Metode: Jenis penelitian eksperimental laboratories pre test and post test with control group design, jumlah sampel 30 ekor tikus, menggunakan aloksan untuk menginduksi diabetik, dan kadar glukosa ditentukan dengan metode Glucose Oxidase-Phenol 4-Aminoantipirin (GOD-PAP), Analisis data menggunakan SPSS 15.00 for windows. Hasil: Ekstrak daun sirsak memiliki efek perbaikan kadar glukosa darah pada tikus wistar diabetik yang diinduksi aloksan dan kelompok ekstrak 800 mg memiliki efek penurunan kadar glukosa darah yang paling besar, dengan rata-rata penurunan nya 50,72 mg/dl, namun penurunannya tidak berbeda secara signifikan dengan kelompok glibenklamid.Kata kunci : Aloksan, Antihiperglikemi, Diabetes, dan Ekstrak Daun Sirsak

Page 4 of 13 | Total Record : 124