cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota banda aceh,
Aceh
INDONESIA
Gender Equality: Internasional Journal of Child and Gender Studies
ISSN : 24611468     EISSN : 25481959     DOI : -
Core Subject : Social,
GENDER EQUALITY : International Journal of Child and Gender Studies, a journal focuses on issues related to child and gender studies, is published by Center for Child and Gender Studies, State Islamic University of Ar-Raniry, Banda Aceh. The scope of article received can be approached from multidisciplinary context linking to child and gender studies. Hence, this journal appreciate contribution of knowledge from different perspectives such as education, law, social, political, religion, culture, economic, psychology, science and technology. This journal appears 2 (two) numbers in a year, March and September
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 1, No 1 (2015)" : 10 Documents clear
WOMEN EMPOWERMENT IN ACEH : COMMUNITY SELF RELIANCE GROUP ON WOMEN Eka Srimulyani; Inayatillah Inayatillah
INTERNATIONAL JOURNAL OF CHILD AND GENDER STUDIES Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/equality.v1i1.619

Abstract

This research is examining the model of Kelompok Swadaya Masyarakat (Community Self Reliance Groups) in empowering and increasing the socio-economic situation of women, based on some case study in Acehnese community. Microfinance program has been frequently associated with women as usually the program targets women as their beneficiaries, particularly the microfinance group model. There have been some optimistic and pessimistic perspectives on how microfinance could improve the economic situation of women. Some argued that microfinance would increase the income generating of women, while others doubted as it is very little and micro, this would not help much in improving the economic situation of women. This research is not focusing on examining the economic impact of the program, but instead the non-economic impact of the program in empowering women’s personal and social capital by looking at group based microfinance program. The research tried to answer the questions of how the microfinance program could affect the non-economic situation of women, and what kind of personal and social capabilities affected by the program. Through several interviews, questionnaires and FGDs (focused group discussion) in some selected regions through purposive sampling, the study showed that this model has relatively affected the women’s personal and social capabilities. Most of the group members mentioned the increase of their self confidence and strong social networking that they benefited after joining the program. In some cases, the program has affected the ‘political’ skill in conveying their voice through their leadership experiences in the group. Moreover, putting the context of post conflict and tsunami disaster of Aceh, the program has been a ‘place’ for them to get relief from the psychological/traumatic and social impacts of the disasters, and also contribute to conflict resolution in a sophisticated way. Keywords:
PERAN PEREMPUAN DALAM ISLAM Agustin Hanapi
INTERNATIONAL JOURNAL OF CHILD AND GENDER STUDIES Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/equality.v1i1.620

Abstract

Islam merupakan agama yang sangat menghormati dan menghargai perempuan dan laki-laki di hadapan Allah secara mutlak. Islam menghapus tradisi Jahiliyah yang begitu diskriminatif terhadap perempuan, dalam Islam laki-laki dan perempuan dianggap sebagai makhluk Allah yang setara, bebas ber-tasarruf, bahkan satu sama lain saling melengkapi dan membutuhkan. Islam sebagai rahmatan lil Alamin memposisikan perempuan pada tempat yang mulia. Tidak ada dikotomi dan diskriminasi peran antara laki-laki dan perempuan. Al-Qur’an mengajarkan kedudukan orang beriman baik laki-laki maupun perempuan itu sama di hadapan Allah, oleh karena itu mereka harus memperoleh status yang setara dimata Tuhan, dan keduanya telah dideklarasikan secara sama dengan mendapatkan rahmat Allah. kepergian perempuan untuk studi walau tanpa mahram dapat dibenarkan selama terjamin kehormatan dan keselamatannya serta tidak mengundang kemaksiatan. Perempuan mempunyai hak untuk bekerja selama ia membutuhkannya atau pekerjaan itu membutuhkannya dan selama norma-norma agama dan susila tetap terpelihara. Oleh karena itu tidak ada halangan bagi perempuan untuk bekerja di selama pekerjaan tersebut dilakukan dalam suasana terhormat, sopan, serta mereka dapat memelihara agamanya dan dapat pula menghindarkan dampak-dampak negatif terhadap diri dan lingkungannya. Mengabaikan perempuan dan tidak melibatkannya dalam kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat berarti menyia-siakan paling tidak setengah dari potensi masyarakat.
POLIGAMI DALAM HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Tinjauan Hukum Keluarga Turki, Tunisia dan Indonesia) Edi Darmawijaya
INTERNATIONAL JOURNAL OF CHILD AND GENDER STUDIES Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/equality.v1i1.621

Abstract

Pemberlakuan ancaman pidana bagi pelaku poligami belum menjadi potret umum dari hukum/undang-undang yang berlaku di negara-negara Muslim, namun keberadaannya semakin dipertimbangkan dan tetap menjadi salah satu topik hangat masyarakat Muslim Dunia saat ini. Adalah menarik jika pemberlakuan ancaman pidana bagi pelaku poligami di Turki dan di Tunisia ditelaah lebih dekat, karena kedua negara ini termasuk yang paling tegas mencantumkan klausul ancaman pidana dalam hukum positif mereka. Diskusi ini melibatkan pendapat para ulama baik klasik dan kontemporer tentang poligami, kemudian dikaji dalam perspektif teori maslahat mursalah.
REKONSTRUKSI TAFSIR PEREMPUAN: MEMBANGUN TAFSIR BERKEADILAN GENDER (Studi Kritis Atas Pemikiran Asghar Ali Engineer, Fatima Mernissi dan Amina Wadud Muhshin tentang Perempuan dalam Islam) Nurjannah Ismail
INTERNATIONAL JOURNAL OF CHILD AND GENDER STUDIES Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/equality.v1i1.778

Abstract

Artikel ini berasal dari hasil penelitian yang memfokuskan pada kajian pemikiran Asghar Ali Engineer, Fatima Mernisi, Rifaat Hasan, Aminan Wadud Muhsin tentang perempuan dalam Islam. Pemikiran para tokoh itu dihadapkan dengan realitas teks-teks fiqh klasih yang cenderung diskriminatif terhadap perempuan. Salah satu tema utama sekaligus prinsip pokok dalam ajaran Islam adalah persamaan antara manusia, baik antar laki-laki dan wanita maupun antar bangsa, suku dan keturunan. Perbedaan yang digarisbawahi dan yang kemudian meninggikan atau merendahkan seseorang hanyalah pengabdian dan ketaqwaannya kepada Allah SWT. Banyak ayat al-Qur‟an telah menunjukkan bahwa laki-laki dan wanita adalah semartabat sebagai manusia, terutama secara spiritual (Al-Qur‟an, 9:112, 66:5). Sebagai sebuah penelitian pustaka (library research), penelitian ini bersifat diskriptif-analitis-eksplanatoris. Yakni berusaha memaparkan bangunan pemikiran fiqih klasik yang diskriminatif terhadap perempuan sebelum akhirnya dideskripsikan kerangka pemikiran tokoh yang diteliti. Data-data akan dianalisis secara kwalitatif dengan menggunakan instrumen analisis deduktif dan komparatif. Dan pendekatan yang dipakai adalah historis sosiologis, hermeneutika sosial, dan normatif. Akhirnya penelitian ini menyimpulkan bahwa fiqh yang disusun dalam masyarakat yang dominan laki-laki (male dominated society), seperti di kawasan Timur Tengah ketika imam madzab masih hidup dan kitab-kitab fiqh dirumuskan, melahirkan fiqh bercorak patriarkhi. Fiqh yang bercorak demikian bersifat diskriminatif dan penuh ketidakadilan. Pemikiran Asghar Ali Engineer, Fatima Mernissi dan Amina Wadud Muhshin merekonstruksi fiqh diskriminatif dan menawarkan pemikiran baru yang lebih adil.
Al-Qayyimu At-Tarbawi Fii Libasi Al-Marati Wa Zayyanatuha Wa Atsaruha Fi Syakshiyyati Al-Marati Mizaj Iskandar Usman
INTERNATIONAL JOURNAL OF CHILD AND GENDER STUDIES Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/equality.v1i1.784

Abstract

شمل نظام الإسلام التربوي جميع أنشطة الإنسان الفكرية والسلوكية بما يحقق مصلحة الفرد في ذاته، ويضمن للأمة كلها سلامتها وترابطها، بما يعين الجميع في المجتمع المسلم على القيام بواجب الاستخلاق في الأرض ومن ثم التحقق بالعبودية الخلصة لله تعالى. وتأتي قضية اللباس والزينة بإعتبارها جزئية من الجزئيات المكونة لنظام الإسلام، وخاصية من خصوصيات الشخصية المسلمة التي تحمل في طبيعتها قدرا واضحا من التميز والخصوصية التي تظهر بوضوح في ملامبس المسلمات وتتجلى في أساليب تأنقهن وتجملهن. وقد توصل الباحث إلى نتائج كان من أهما شمول منهج الإسلام التربوي لقضية اللباس والزينة عند المرأة وضبطه لهما بإحكام كما وضح الباحث عمق الحاجة في طبيعة المرأة تجاه اللباس والزينة، مما قد يسوقها إلى شيء من الإفراط عند إشباعها لهذه الحاجة الفطرية، كما أن هذا الميل الفطري كثيرا ما يكون وسيلة استغلال للمرأة من دور الأزياء الأجنبية في نوع اللباس والتأنق مما قد يخرج بالمرأة المسلمة عند الاعتدال
PERLINDUNGAN TERHADAP ANAK YANG BERHADAPAN DENGAN HUKUM (Studi Terhadap Undang-undang Peradilan Anak Indonesia dan Peradilan Adat Aceh) Analiyansyah Analiyansyah; Syarifah Rahmatillah
INTERNATIONAL JOURNAL OF CHILD AND GENDER STUDIES Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/equality.v1i1.779

Abstract

Pemerintah Indonesia telah mengesahkan Undang-Undang No. 11 tahun 2012 tentang sistem peradilan anak. UU ini telah memberikan perlindungan terhadap anak yang berhadapan dengan hukum sejak proses awal penanganannya sampai pada pelaksanaan hukuman. UU No. 11 tahun 2012 ini menggantikan UU No. 3 tahun 2007 tentang Pengadilan Anak. UU No. 3 tahun 2007 dianggap belum sepenuhnya memberikan perlindungan kepada anak yang berhadapan dengan hukum. Selain itu, di Aceh, hukum adat juga turut mengatur penyelesaian berbagai kasus, termasuk anak-anak di dalamnya. Dengan demikian diperlukan pembahasan begaimanakah bentuk perlindungan terhadap anak yang berhadapan dengan hukum dalam UU No. 11 tahun 2012 dan dalam adat Aceh serta relevansi antara keduanya. Untuk membahasnya digunakan pendekatan comparative law dengan menggunakan bahan hukum primer sebagai sumber data, yaitu UU No. 11 tahun 2012 itu sendiri dan berbagai peraturan perundang-undangan yang mengatur hukum adat Aceh terkait penyelesaian perkara. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa menurut UU No. 11 tahun 2012, perlindungan terhadap anak yang berhadapan dengan hukum melalui beragam bentuk. Dalam proses litigasi, misalnya, anak harus dibedakan penanganannya dari orang dewasa. Kemudian, menekankan aspek non litigasi melalui diversi. Pada proses diversi, penyelesaian kasus diupayakan sebisa mungkin di luar peradilan. Kemudian, bagi aparat penegak hukum yang menangani anak haruslah yang telah mengikuti pelatihan khusus untuk itu. Tidak kalah pentingnya adalah adanya pendamping. Adapun secara hukum adat Aceh sebenarnya telah diatur apa saja kewenangan yang dapat diselesaikan secara adat dan bagaimana cara menyelesaikannya, namun sayangnya belum mengatur bentuk perlindungan terhadap anak secara khusus. Dengan demikian, yang dapat dijadikan relevansi kajian ini terhadap hukum adat Aceh adalah perlu diadopsi ketentuan dalam UU No. 11 tahun 2012 menjadi bagian dari hukum Adat Aceh. Kata Kunci:
TUMBUH KEMBANG ANAK DI DAYCARE UIN AR-RANIRY DAN PENGARUH KURIKULUM Munawiah Munawiah; Miftahul Jannah
INTERNATIONAL JOURNAL OF CHILD AND GENDER STUDIES Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/equality.v1i1.780

Abstract

Tumbuh kembang pada usia dini cukup penting karena akan mempengaruhi perkembangan pada usia selanjutnya. Kurikulum juga mempengaruhi tumbuh kembang anak baik psikis yang berupa aspek kognitif, afektif, psikomotor, bahasa, emosi, sosial dan agama, maupun perkembangan dan fisik. Fisik yang sehat dan kuat ikut berperan dalam perkembangan psikis anak.Membahas tentang kurikulum tentunya sangat luas diantaranya kurikulum mencakup azas, prinsip, Pendekatan, dan proses pengembangan kurikulum, fungsi dan peranan pengembangan kurikulum, dan bagaimana perkembangan kurikulum di Indonesia, tulisan ini akan membahas tentang bagaimana pengembangan kurikulum selama ini dan khususnya kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini dan bagaimana pengaruh kurikulum terhadap tumbuh kembang anak.
POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KECERDASAN FINANSIAL ANAK Muslima Muslima
INTERNATIONAL JOURNAL OF CHILD AND GENDER STUDIES Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/equality.v1i1.781

Abstract

Orang tua mempunyai pengaruh besar terhadap kecerdasan finansial anak. Pembelajaran kecerdasan finansial anak di dasari oleh pola asuh orang tua itu sendiri. Pola asuh orang tua yang demokratis yaitu, memprioritaskan kepentingan anak, akan tetapi tidak ragu-ragu dalam mengendalikan anak. Orang tua dengan pola asuh ini bersikap rasional, selalu mendasari tindakannya pada rasio atau pemikiran- pemikiran. Orang tua type ini juga bersifat realistis terhadap kemampuan anak, tidak berharap melebihi batas kemampuan anak. Orang tua type ini juga memberikan kebebasan pada anak, dalam memlih dan melakukan suatu tindakan, dan pendekatannya terhadap anak bersifat hangat. Pola Asuh Otoriter cenderung memaksa, memerintah, dan menghukum apabila anak tidak mau melakukan apa yang diinginkan oleh orang tua. Orang tua tipe ini tidak memerlukan umpan balik dari anaknya untuk mengerti dan mengenal anaknya. Pola asuh permisif atau pemanja biasanya memberikan pengawasan yang sangat longgar, memberikan kesempatan pada anaknya untuk melakukan sesuatu tanpa pengawasan yang cukup darinya. Namun orang tu tipe ini biasanya bersifat hangat sehingga seringkali disukai oleh anak. Pola Asuh Penelantar, ini pada umumnya memberikan waktu dan biaya yang sangat minim pada anak-anaknya. Waktu mereka banyak digunakan untuk keperluan pribadi mereka seperti bekerja. menelantarkan anak-anak mereka secara fisik dan psikis.
INTERAKSI EKSTRATEKSTUAL DALAM PROSES BERCERITA KEPADA ANAK USIA DINI Siti Khasinah
INTERNATIONAL JOURNAL OF CHILD AND GENDER STUDIES Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/equality.v1i1.782

Abstract

ABSTRAK Artikel ini memuat pembahasan tentang interaksi ekstratektual yang terjalin dalam proses bercerita (narasi) atau membaca cerita kepada anak terutama anak usia dini. Kegiatan bercerita atau membaca cerita dengan memasukkan berbagai jenis interaksi ini bisa dilakukan oleh orang dewasa seperti orangtua, guru, atau siapapun yang bermaksud memberikan stimulasi atau perlakuan pendidikan (educational treatment) kepada anak. Oleh karena itu beberapa hal yang dianggap informasi mendasar dan penting menjadi sub topik yang dibahas secara detail dalam makalah ini. Pembahasan dimulai dengan menjelaskan pengertian bercerita, yaitu kegiatan menyampaikan cerita oleh narrator atau membaca cerita oleh reader kepada pendengar, dalam hal ini adalah anak. Selanjutnya dibahas tentang definisi interaksi ektratektual yang merupakan pemberian kegiatan tambahan dalam proses bercerita atau membaca cerita, yang sebenarnya bukan bagian dari sebuah cerita. Selanjutnya dipaparkan berbagai jenis interaksi ekstra tekstual dalam kegiatan bercerita atau membaca cerita dan bagaimana perkembangan bahasa anak bisa berkembang melalui pengunaan interaksi ini dalam proses bercerita.
PENGARUH AGAMA DALAM TRADISI MENDIDIK ANAK DI ACEH: Telaah terhadap Masa Sebelum dan Pasca Kelahiran Sri Astuti A. Samad
INTERNATIONAL JOURNAL OF CHILD AND GENDER STUDIES Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/equality.v1i1.783

Abstract

Tradisi mendidik anak dalam masyarakat memiliki pola tersendiri. Pola pendidikan anak cukup dipengaruhi oleh nilai-nilai keislaman. Hal ini dapat dimaklumi sebab karakter dan identitas masyarakat Aceh yang mencerminkan keselarasan antara Islam dan adat. Hal ini terlihat dalam hadih majah (pepatah); “hukom ngon adat lagee zat ngon sifeut”, artinya hukum [agama] dan adat, seperti zat dengan sifatnya, tidak dapat dipisahkan. Tulisan ini mengkaji tentang tradisi mendidik anak sebelum kelahiran yang meliputi; ba boh kayee (membawa buah-buahan), jak me bu (membawa nasi) dan peuramin (pergi piknik). Sedangkan sesudah melahirkan yaitu: koh pusat (memotong pusat), azan dan iqamah, tanam adoe (menanam plasenta), peucicap (memcicipi), cuko ok (memotong rambut), boh nan (memberi nama), peutron aneuk (menurunkan anak) dan aqiqah. Tradisi mendidik anak tersebut perlu dilestarikan karena terbukti mampu melahirkan karakter anak yang bertauhid, berakhlak baik, bertutur kata yang sopan, sehat serta cerdas.

Page 1 of 1 | Total Record : 10