Claim Missing Document
Check
Articles

Pengaruh Substitusi Tepung Kedelai (Glicine max) dengan Tepung Daun Kelor (Moringa oleifera, Lam) terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Ikan Bandeng (Chanos chanos) Anshar, Anshar; Hamzah, Muhaimin; H. Muskita, Wellem; Kurnia, Agus
JSIPi (Jurnal Sains dan Inovasi Perikanan) (Journal of Fishery Science and Innovation) Vol 2, No 2 (2018): JURNAL SAINS dan INOVASI PERIKANAN
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (462.349 KB) | DOI: 10.33772/jsipi.v2i2.6578

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh substitusi tepung kedelai (TK) dengan tepung daun kelor (TDK) terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan bandeng. Hewan uji yang digunakan adalah ikan bandeng ukuran 2 ± 0,5 g. Wadah penelitian adalah akuarium berukuran 60 x 50 x 40 cm yang didesain dengan sistem resirkulasi. Media penelitian adalah air laut bersalinitas 25 ± 2 ppt. Penelitian ini dilakukan selama 40 hari, dengan diberi pakan uji sesuai perlakuan. Penyiponan dilakukan setiap pagi hari sebelum diberi pakan agar kualitas air dapat dipertahankan. Pengamatan kualitas air dilakukan setiap hari untuk parameter salinitas, suhu, pH, sedangkan untuk kandungan oksigen terlarut, amoniak, dilakukan pada awal, tengah dan akhir penelitian. Penelitian ini didesain dengan menggunakan rancangan acak lengkap dengan mengaplikasikan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang diterapkan adalah A (100% TK + 0% TDK), B (75% TK + 25% TDK), C (50% TK + 50% TDK) dan D (25% TK + 75% TDK). Parameter yang diamati adalah pertumbuhan mutlak, laju pertumbuhan harian, kelangsungan hidup, rasio konversi pakan, efisiensi pakan, konsumsi pakan dan retensi protein. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan mutlak yang didapatkan berkisar antara 52,22 – 61,34 g, laju pertumbuhan harian berkisar 3,13 – 3,32%, tingkat kelangsungan hidup berkisar 96,67 – 100%, rasio konversi pakan berkisar 2,75 – 2,81, efisiensi pakan berkisar    35,79 – 37,42%, konsumsi pakan berkisar 145,69 – 164,39 g, retensi protein berkisar 16,58 – 18,48%. Hasil pengukuran parameter kualitas air selama penelitian berada dalam kisaran yang dapat ditolerir oleh ikan bandeng. Kata kunci : Substitusi, tepung daun kelor, tepung kedelai, ikan bandeng, pertumbuhan
Substitusi Tepung Kedelai (Glycine max) dengan Tepung Bungkil Biji Kapuk (Ceiba petandra) Hasil Fermentasi dalam Pakan Buatan terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan hidup Juvenil Udang Vaname (Litopenaeus vannamei). Ketut Triastini, Ni Gusti; H. Muskita, Wellem; Susilowati, Prima Endang
JSIPi (Jurnal Sains dan Inovasi Perikanan) (Journal of Fishery Science and Innovation) Vol 1, No 2 (2017): JURNAL SAINS dan INOVASI PERIKANAN
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (352.013 KB) | DOI: 10.33772/jsipi.v1i2.6625

Abstract

Tepung bungkil biji kapuk merupakan sumber protein nabati alternatif yang dapat dimanfaakan untuk mengsubstitusi tepung kedelai. Masalahnya adalah bungkil biji kapuk mengandung antinutrisi yaitu gosypol dan asam lemak siklopropenat. Salah satu cara untuk mengurangi kedua antinutrisi tersebut dapat digunakan dengan cara biologi yaitu fermentasi.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh substitusi tepung kedelai (TK) dengan tepung bungkil biji kapuk hasil fermentasi (TBBKHF) dalam pakan buatan terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup juvenil udang vaname.  Udang vaname yang digunakan dalam penelitian ini berukuran 2,54±0,16 g. Udang dipelihara selama 40 hari  dalam akuarium yang berukuran 60x50x40 cm dengan kepadatan 15 ekor/akuarium menggunakan sistem resirkulasi tertutup. Udang diberi pakan secara satiation dengan frekuensi 4 kali sehari. Penelitian ini menggunakan 4 perlakuan pakan uji dan diulang 3 kali. Perlakuan  A (30% TK + 10% TBBKHF), perlakuan B (20% TK + 20% TBBKHF), perlakuan C (10% TK + 30TBBKHF), dan perlakuan D (Pakan Komersial X). Pertumbuhan mutlak (PM), laju pertumbuhan spesifik (LPS), kelangsungan hidup (SR), Konsumsi pakan (KP),  efisiensi pakan (EP), retensi protein (RP), dan retensi energi (RE) dievaluasi dalam penelitian ini. Uji statistik dilakukan pada semua parameter yang dievaluasi.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan A bila dibandingkan dengan perlakuan B dan C  memberikan  PM  (1,64 g), LPS (1,22%), SR (84,44%), KP (25,68 g), EP (44,11%), RP (1,02%) dan RE (19,54) terbaik. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian substitusi 10% TBBKHP dengan 30% TK dapat mempengaruhi pertumbuhan dan kelangsungan hidup juvenil udang vaname. Kata kunci: Bungkil biji kapuk, fermentasi, asam lemak siklopropenat, udang  vaname.
Pengaruh Substrat Media Terhadap Biomassa Cacing Sutera (Tubifex sp.) yang Dibudidayakan dengan Sistem Resirkulasi Tertutup Akbar, La Ode F.; Muskita, Wellem H.; Idris, Muhammad
Jurnal Media Akuatika Vol 2, No 2: April
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (146.261 KB) | DOI: 10.33772/jma.v2i2.4328

Abstract

Cacing sutera (Tubifex sp.) adalah salah satu jenis pakan alami yang digemari karena mempunyai kandungan nutrisi tinggi khususnya protein yang mencapai 52,49%. Cacing sutera hidup di perairan dengan substrat yang mengandung bahan organik. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan persentase campuran yang tepat antara kotoran ayam (KA), ampas tahu (AT), dan ampas arak beras (AA) sebagai media budidaya cacing sutera dalam sistem resirkulasi tertutup serta pengaruhnya terhadap peningkatan biomassa cacing sutera. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni-September 2016. Bibit cacing sutera berukuran 1,0-2,5 cm dengan kepadatan 10 g/wadah (4700 ind/wadah) dan debit air 0,5 L/menit. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), terdiri dari 4 perlakuan dan 3 kali ulangan. Perlakuan pada penelitian ini yaitu, KA 50% + AT 40% + AA 10% (perlakuan A), KA 50% + AT 25% + AA 25% (perlakuan B), KA 50% + AT 10% + AA 40% (perlakuan C), dan KA 33,33% + AT 33,33% + AA 33,33% (perlakuan D). Hasil penelitian menunjukkan, penambahan bahan organik kotoran ayam, ampas tahu dan ampas arak memberikan pengaruh nyata (p<0,05) terhadap biomassa dan populasi cacing sutera. Nilai biomassa dan populasi tertinggi terdapat pada perlakuan B (8,8 g/wadah dan 2180 ind/wadah). Disimpulkan bahwa kombinasi KA 50% + AT 25% + AA 25% dapat meningkatkan pertumbuhan dan populasi cacing sutera.Kata kunci:Kotoran Ayam, Ampas Tahu, Ampas Arak, Sistem Resirkulasi Tertutup, Biomassa Cacing Sutera (Tubifex sp.)
Pengaruh Kombinasi Tepung Wortel (Daucus carota L) dan Tepung Buah Merah (Pandanus conoideus Lam) pada Tampilan Warna Ikan Nemo (Amphiprion percula) Saban, Andi N.; Muskita, Wellem; Kurnia, Agus
Jurnal Media Akuatika Vol 2, No 4: Oktober
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (135.126 KB) | DOI: 10.33772/jma.v2i4.4352

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi tepung wortel dan tepung buah merah dalam pakan terhadap tingkat kecerahan warna ikan nemo, Amphiprion percula. Penelitian ini menggunakan empat perlakuan yaitu pakan A (25% tepung wortel), pakan B (25% tepung buah merah) dan pakan C (12,5% tepung wortel+12,5% tepung buah merah) dan pakan D (komersil). Parameter yang diamati adalah tingkat kecerahan warna (selisih warna akhir – warna awal), pertumbuhan mutlak dan pengukuran kualitas air. Tingkat kecerahan warna ditentukan dengan menggunakan metode score sheet dengan melibatkan panelis pada awal dan akhir penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kecerahan warna orange tertinggi didapatkan pada ikan nemo yang diberi pakan C sebesar 0.43, kemudian diikuti pakan B, A dan D masing-masing sebesar 0.4, 0.3 dan 0.2. Tingkat kecerahan warna hitam tertinggi terdapat pada pakan C (0.38), kemudian diikuti pakan B, D dan A masing-masing sebesar 0.35, 0.22 dan 0.16. Tingkat kecerahan warna putih tertinggi didapatkan pada ikan yang diberi pakan C sebesar 0.63, kemudian diikuti pakan B, D dan A masing-masing sebesar 0.5, 0.34 dan 0.23. Hasil analisa statistic menunjukkan bahwa kombinasi tepung wortel dan tepung buah merah dalam pakan tidak member pengaruh nyata terhadap tingkat kecerahan warna dan pertumbuhan mutlak ikan nemo. Penelitian ini menyimpulkan bahwa penambahan tepung wortel dan tepung buah merah dalam pakan dapat meningkatkan kecerahan warna orange, HItam dan putih pada ikan nemo.Kata Kunci : Tingkat Kecerahan Warna, Tepung Wortel, Tepung Buah Merah, Ikan Nemo, Amphiprion percula
Pengaruh Pemberian PakanKerang Darah (Anadara granosa), Kerang Pokea (Batissa violacea celebensis), dan Kerang Kalandue (Polimesoda sp.) Tehadap Pertumbuhan Rajungan (Portunus pelagicus) Sudarmono, .; Muskita, Wellem; Astuti, Oce
Jurnal Media Akuatika Vol 3, No 2: April
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (110.288 KB) | DOI: 10.33772/jma.v3i2.5009

Abstract

Rajungan merupakan spesies yang bernilai ekonomis tinggi, olehnya sudah mulai diupayakan pembudidayaannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pakan yang baik terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup rajungan. Penelitian ini dilakukan dengan mengujikan tiga jenis pakan dengan lama pemeliharaan selama 40 hari yaitu pada bulan Agustus – September 2017. Wadah yang digunakan adalah akuarium berukuran 20x20x25 cm. Penelitian ini didesain dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga perlakuan dan empat ulangan. Parameter yang diamati adalah pertumbuhan mutlak, laju pertumbuhan spesifik, tingkat kelangsungan hidup, panjang karapak, dan lebar karapaks. Perlakuan pakan yang diujikan adalah: A (kerang darah), B (kerang pokea), dan  C (kerang kalandue). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata. Pertumbuhan mutlak bobot pada penelitian ini berkisar (15,975-23,55 g). Pertumbuhan lebar karapaks berkisar antara (0,375-0,575 cm). Panjang karapaks berkisar antara (0,6 -1,25 cm). Laju pertumbuhan spesifik berkisar antara (1,89%-3,13%). Pengamatan kualitas air selama penelitian menunjukkan nilai kisaran yang mendukung kelangsungan hidup rajungan, dimana suhu berada pada kisaran 28-300C, nilai pH 7-8, dan salinitas pada kisaran 29-31 ppt. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ketiga jenis pakan yang diujikan dapat meningkatkan pertumbuhan rajungan. Kata Kunci: Pakan, Pertumbuhan, Rajungan (Portunus pelagicus)
Identifikasi Bakteri pada Lobster Mutiara (Panulirus ornatus) yang Dibudidayakan di Karamba Jaring Apung Mindar, .; Yusnaini, .; Muskita, Wellem H.
Jurnal Media Akuatika Vol 2, No 1: Januari
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (237.433 KB) | DOI: 10.33772/jma.v2i1.4324

Abstract

Lobster mutiara merupakan komoditi yang bernilai ekonomis tinggi dan komoditas ekspor unggulan namun kendala yang sangat umum dihadapi oleh masyarakat pembudidaya adalah serangan penyakit yang disebabkan oleh organisme patogen. Jenis bakteri yang paling sering menyerang belum diketahui persis jenisnya.MetodeIdentifikasibakteridilakukan secara konvensional berdasarkanujibiokimia. Pewarnaan Gram, lanjut dengan Uji Katalase, Oksidase Karbohidrat, LIA, Malonate, TSIA, Sitrat, Indol, Urea, Gelatin, MIO, TSA 37á´¼C, DNAse, MR, VP, dan KCN. Hasil identifikasi dari 3 ekor sampel Lobster mutiara ditemukan 4 jenis bakteri gram negatif, yaitu pada insangditemukanbakteri Shigella sp., pada bagian dagingditemukan Enterobacter sp., dan bakteri Plesiomonas sp. serta pada bagian karapas ditemukan bakteri Plesiomonas sp. dan bakteri Alcaligenes sp. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa jenis bakteri tersebut bersifat patogen pada lobster mutiara.Kata Kunci: Lobster Mutiara, Identifikasi, Bakteri
Pengaruh Pemberian Tepung Bungkil Biji Kapuk (Ceiba petandra) Hasil Fermentasi dalam Pakan Buatan terhadap Pertumbuhan Juvenil Ikan Bandeng (Chanos-chanos F.) yang Dipelihara selama 60 Hari Mochtar, Dewi Y.; Hamzah, Muhaimin; Muskita, Wellem H.
Jurnal Media Akuatika Vol 3, No 3: Juli
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (122.966 KB) | DOI: 10.33772/jma.v3i3.5014

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung bungkil biji kapuk hasil fermentasi dalam pakan buatan terhadap pertumbuhan juvenil ikan bandeng (Chanos-chanos F.). Penelitian dilaksanakan selama 60 hari di Laboratorium Unit Pembenihan dan Produksi Ikan FPIK UHO. Hewan Uji yang digunakan adalah juvenil ikan bandeng yang berukuran bobot rata-rata 0,70±0,23 g.Wadah pemeliharaan adalah akuarium kaca berukuran 60 x 50 x 40 cm yang didesain dalam sistem resikurlasi. Setiap akuarium diisi hewan uji sebanyak 10 ekor. Media pemeliharaan adalah air laut bersalinitas 33 ppt. Penelitian didesain menggunakan rancangan acak lengkap dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan.Perlakuan yang diterapkan adalah A (20%TK + 10%TBBKHF), B (15%TK + 15%TBBKHF), C (10%TK + 20%TBBKHF) dan D (Pakan Komersil). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pakan tepung bungkil biji kapuk hasil fermentasi yang berbeda yang tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap pertumbuhan mutlak, laju pertumbuhan spesifik, tingkat kelangsungan hidup, rasio konversi pakan, efisiensi pakan dan retensi protein, tetapi memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap konsumsi pakan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa tepung bungkil biji kapuk hasil fermentasi dapat mengantikan 15% tepung kedelai dalam pakan untuk meningkatkan pertumbuhan juvenil ikan bandeng.Kata Kunci: Bungkil Biji Kapuk, Fermentasi, Pakan Buatan, Juvenil Ikan Bandeng, Pertumbuhan.
Pengaruh Pemberian Pakan yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Biomassa Cacing Sutra (Tubifex Sp.) Yang Di Budidaya Dengan Sistem Rak Bertingkat Akhril, Muhammad; Muskita, Wellem H.; Idris, Muhammad
Jurnal Media Akuatika Vol 4, No 3: Juli
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (299.497 KB) | DOI: 10.33772/jma.v4i3.9760

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pakan yang berbeda terhadap pertumbuhan biomassa cacing sutera (tubifex sp) yang dibudidaya dengan sistem rak bertingkat. Penelitian ini berlangsung pada bulan Agustus-September 2018, bertempat di Pondok Kewirausahaan Budidaya Ikan (PKBI), Kel. Anduonohu, Kec. Poasia, Kendari, Sulawesi Tenggara. Penelitian ini menggunakan Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL) dengan 4 perlakuan, 4 baris, dan 4 kolom. Cacing sutera seberat 10 g/wadah dengan jumlah 440 ind/wadah ditebar ke dalam setiap wadah. Perlakuan yang diujikan terdiri dari perlakuan A (kotoran ayam), perlakuan B (ampas tahu), perlakuan C (ampas arak) dan perlakuan D (kotoran sapi). Pakan yang diberikan sebanyak 30 g/wadah. Variable yang diamati adalah pertumbuhan biomassa mutlak, pertumbuhan populasi, bahan organik tanah dan kualitas air. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan perlakuan tidak memberikan pengaruh yang nyata (P=0,369>0,05) terhadap pertumbuhan biomassa dan populsai cacing sutera. Nilai total bahan organik pada perlakuan A sebesar 5,31%, perlakuan B sebesar 2,58%, perlakuan C sebesar 3,27% dan perlakuan D sebesar 7,25%. Nilai parameter kualitas air berkisar antara suhu 24-29 0C dan pH 6,8-7. Disimpulkan bahwa ke empat jenis pakan yang di ujikan dapat diberikan sebagai pakan kepada cacing sutera. Kata Kunci : Kotoran Ayam, Ampas Tahu, Ampas Arak, Kotoran Sapi, Sistem Rak Bertingkat, Pertumbuhan Biomassa, Cacing Sutera (Tubifex sp)
Tingkat Kecernaan Juvenil Ikan Bandeng Chanos-Chanos yang Diberi Pakan Berbahan Tepung Ampas Minyak Biji Kapuk (Ceiba petandra) Syam, Ratna Nur; Hamzah, Muhaimin; Muskita, Wellem H.; Kurnia, Agus
Jurnal Media Akuatika Vol 6, No 4 (2021): Oktober
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (390.673 KB) | DOI: 10.33772/jma.v6i4.17537

Abstract

Kendala bahan baku pakan sumber protein nabati  tepung kedelai yaitu bergantung impor sehingga disubtitusi menggunakan tepung ampas minyak biji kapuk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecernaan juvenil ikan bandeng (Chanos-chanos) yang diberi pakan berbahan tepung ampas minyak biji kapuk. Empat jenis pakan dibuat berdasarkan subtitusi tepung kedelai (TK) dengan tepung ampas minyak biji kapuk (TAMBK) yang terdiri atas :100% TK; 0% TAMBK (pakan A), 75% TK : 25% TAMBK (pakan B), 50% TK : 50% TAMBK (pakan C), dan 25% TK : 75% TAMBK (pakan D). Semua pakan percobaan ditambahkan 0,5 % kromium oksida (Cr2O3) sebagai indikator menentukan tingkat kecernaan pada ikan. Sebanyak 120 ekor juvenil ikan bandeng (bobot awal rata-rata : 0,80±1,91 g) dimasukkan ke dalam 12 akuarium (10 ekor/ akuarium) yang berukuran 60×40×50 cm. Pemberian pakan dilakukan 2 kali sehari (pukul 08.00 dan 16.00) berdasarkan bobot tubuh selama 60 hari pemeliharaan, kemudian dilakukan pengumpulan feses setiap 3-4 jam setelah ikan diberi makan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pemberian pakan berbahan tepung ampas minyak biji kapuk memberikan pengaruh yang sama terhadap tingkat kecernaan protein dan kecernaan total juvenil ikan bandeng (Chanos-chanos). Penelitian ini menyimpulkan bahwa kecernaan protein juvenile ikan bandeng (Chanos-chanos) dalam kategori kurang baik sedangkan kecernaan total menunjukan kisaran optimal.Kata Kunci: Tepung ampas minyak biji kapuk, tepung kedelai, juvenil ikan bandeng Chanos-chanos 
Pengaruh Kepadatan yang Berbeda terhadap Pertumbuhan Teripang Pasir (Holothuria scabra) Rizal, Achmad; Yusnaini, .; Muskita, Wellem H.
Jurnal Media Akuatika Vol 3, No 4: Oktober
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (492.583 KB) | DOI: 10.33772/jma.v3i4.8021

Abstract

Teripang pasir (Holothuria scabra) merupakan salah satu komoditi perikanan penting di Indonesia sudah sejak lama. Tingginya permintaan pasar akan teripang tentunya masih cenderung mengandalkan stok dari alam. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jumlah padat penebaran yang berbeda terhadap pertumbuhan teripang pasir. Penelitian ini dilakukan selama 45 hari di perairan Desa Tanjung Tiram, Kecamatan Moramo Utara, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara. Bibit teripang pasir diperoleh dari perairan yang ada disekitar lokasi penelitian. Rancangan percobaan penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 3 perlakuan dan 3 ulangan diantaranya (perlakuan A 30 ekor/ m2), (perlakuan B 45 ekor/ m2), dan (perlakuan C 60 ekor/ m2). Wadah yang digunakan pada penelitian adalah kurungan dasar yang terbuat dari pipa paralon dengan ukuran 1x1x1 m.Parameter yang diamati pertumbuhan mutlak (PM), laju pertumbuhan spesifik (LPS) dan tingkat kelangsungan hidup (TKH).Hasil kepadatan teripang pasir berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap pertumbuhan mutlak, laju pertumbuhan spesifik dan tingkat kelangsungan hidup. PM tertinggi didapat pada teripang pasir dengan kepadatan 30 ekor/ m2 sebesar 44,6 g, dan diikuti oleh kepadatan teripang pasir 45 ekor/ m2 sebesar 1, 82 g dan PM terendah didapat pada teripang pasir dengan kepadatan 60 ekor/ m2 sebesar 1,02 g. LPS tertinggi didapat pada teripang pasir dengan kepadatan 30 ekor/ m2 sebesar 0,61%, dan ikuti oleh kepadatan teripang pasir 45 ekor/ m2 sebesar 0,25% dan LPS terendah didapat pada teripang pasir 60 ekor/m2 sebesar 0,14%. TKH tertinggi didapat pada teripang pasir dengan kepadatan 30 ekor/m2 sebesar 62,22%, diikuti oleh TKH teripang pasir dengan kepadatan 45 ekor/m2 sebesar 50,37% dan TKH terendah didapat pada teripang pasir dengan kepadatan 60 ekor/m2 sebesar 37,78%. Penelitian ini menyimpulkan bahwa kepadatan teripang pasir 30 ekor/m2 menghasilkan pertumbuhan tertinggi.Kata Kunci: Teripang Pasir (Holotuhuria scabra), Padat Penebaran, Pertumbuhan Mutlak, Laju Pertumbuhan Spesifik, Tingkat Kelengsungan Hidup.