AGUS KURNIA
Haluoleo University

Published : 25 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

Pertumbuhan Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) yang Dikultur pada Sistem Bioflok dengan Penambahan Probiotik The Growth of Vaname white shrimp (Litopenaeus vannamei) cultured in bioflock system probiotic Supplement Dahlan, Jon; Hamzah, Muhaimin; Kurnia, Agus
Jurnal Sains dan Inovasi Perikanan / Journal of Fishery and Innovation (JSIPi) Vol 1, No 1 (2017): JURNAL SAINS dan INOVASI PERIKANAN Journal of Fishery Science and Innovation
Publisher : Jurnal Sains dan Inovasi Perikanan / Journal of Fishery and Innovation (JSIPi)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (25.297 KB)

Abstract

ABSTRACT The study of Growth of white shrimp which cultured in bioflock system with probiotic supplement had been conducted for 40 days of rearing in Laboratory of fish production, Faculty of Fisheries and Marine Sciences, Halu Oleo University Kendari. The study aimed to determine the optimum dosage of probiotic to improve the growth of white shrimp that cultured in bioflock system.  A total of 300 white shrimp (Initial weight 3-4 g) were distributed into 15 tanks (20 white shrimp/tank).  The shrimp fed with feed 5% of shrimp biomass. Molases were supplied 4 g in every morning.  The results showed that the shrimp fed with different feed had significantly different in survival rate, absolute growth, specific growth rate, feed efficiency, feed convertion ratio and protein retention.  However, it was not significantly different in flock volume.  Generally, the optimum dosage of probiotic supplemented was 1010CFU/mL for improving the growth of white shrimp.  The water quality during the experiment was ranged in optimum level and suitability condition for shrimp culture. Keywords: Growth, vaname shrimp (Litopenaeus vannamei), bioflock, probiotics.                                             ABSTRAKPenelitian tentang pertumbuhan udang vaname (Litopenaeus vannamei) yang dikultur pada sistem bioflok dengan penambahan probiotik telah dilakukan selama 40 hari di Laboratorium unit produksi, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Halu Oleo Kendari.  Penelitian bertujuan untuk menentukan dosis probiotik yang tepat, dan mampu meningkatkan pertumbuhan udang vaname pada budidaya sistem bioflok.  Penelitian didesain dengan menggunakan Rancangan acak lengkap dengan 5 perlakuan dan 3 ulangan.  Perlakuan yang diterapkan adalah A (tanpa bioflok), B (bioflok), C (bioflok + probiotik 108CFU/mL), D (bioflok + probiotik 1010CFU/mL), dan E (bioflok + probiotik 1012CFU/mL).  Wadah yang digunakan adalah akuarium berukuran 35x35x40 cm, dilengkapi aerasi.  Hewan uji adalah juvenil udang vaname berukuran 3 – 4 g, yang dipelihara dengan kepadatan 20 ekor/akuarium.  Selama pemeliharaan udang diberi pakan sebanyak 5% dari biomassa udang.  Penambahan molase dilakukan setiap pagi ke media bioflok sebanyak 4 g.  Hasil penelitian menujukkan bahwa perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap kelangsungan hidup,  pertumbuhan mutlak rata-rata, laju pertumbuhan spesifik, efisiensi pakan, rasio konversi pakan, dan retensi protein, namun tidak  memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap volume flok.  Secara umum terlihat bahwa perlakuan terbaik didapatkan pada penggunaan bioflok dengan penambahan probiotik 1010CFU/mL.  Hasil pengukuran parameter kualitas air menunjukkan bahwa kisarannya masih sesuai untuk budidaya udang vaname. Kata kunci:  Pertumbuhan, udang vaname (Litopenaeus vannamei), bioflok, probiotik.
Pertumbuhan dan Kadar Albumin Ikan Gabus (Channa striata) yang Diberi Pakan Keong Mas dengan Dosis Berbeda Ilyas, Sulastri; Kurnia, Agus; Hamzah, Muhaimin
JSIPi (Jurnal Sains dan Inovasi Perikanan) (Journal of Fishery Science and Innovation) Vol 2, No 2 (2018): JURNAL SAINS dan INOVASI PERIKANAN
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (370.291 KB) | DOI: 10.33772/jsipi.v2i2.7575

Abstract

This study aimed to determine the optimum dose of apple snail to improve the growth and albumin content of snake head fish. The fish were reared in 9 plastic container (diameter of 50 cm and height 55 cm). All container were filled with freshwater 10 L in each container filled with 5 fish (initial weight : 32,3 ± 1,7g). Three doses of apple snail : 10% of fish biomassa (treatment A), 15% of fish biomassa (treatment B) and 20% of fish biomassa (treatment C) fed to the fish for 45 days of rearing. The fish fed with apple snail in three times a day (08.00, 12.00 and 16.00). The results showed that the fish fed with different dosage of apple snail were not significantly different in weight gain, spesific growth rate (SGR), feed conversion ratio (FCR) feed eficiency (FE) and survival rate (SR) of snake head fish. The weight gain of fish was ranged between 19.55 ± 1.78-25.60 ± 2.10 g, SGR of fish was ranged between 1.05 - 2.23%, FCR of fish was ranged 4.3 - 6.19 , FE of fish was ranged between 16.58 - 23.30%. The highest of feed consumption was found fish fed with 15% and 20% of apple snail.  While, the highest of albumin content was found in the fish fed with 15% of apple snail dosage.Keywords : growth, albumin, snake head fish, Channa striata, apple snail
Pengaruh Substitusi Tepung Kedelai (Glicine max) dengan Tepung Daun Kelor (Moringa oleifera, Lam) terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Ikan Bandeng (Chanos chanos) Anshar, Anshar; Hamzah, Muhaimin; H. Muskita, Wellem; Kurnia, Agus
JSIPi (Jurnal Sains dan Inovasi Perikanan) (Journal of Fishery Science and Innovation) Vol 2, No 2 (2018): JURNAL SAINS dan INOVASI PERIKANAN
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (462.349 KB) | DOI: 10.33772/jsipi.v2i2.6578

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh substitusi tepung kedelai (TK) dengan tepung daun kelor (TDK) terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan bandeng. Hewan uji yang digunakan adalah ikan bandeng ukuran 2 ± 0,5 g. Wadah penelitian adalah akuarium berukuran 60 x 50 x 40 cm yang didesain dengan sistem resirkulasi. Media penelitian adalah air laut bersalinitas 25 ± 2 ppt. Penelitian ini dilakukan selama 40 hari, dengan diberi pakan uji sesuai perlakuan. Penyiponan dilakukan setiap pagi hari sebelum diberi pakan agar kualitas air dapat dipertahankan. Pengamatan kualitas air dilakukan setiap hari untuk parameter salinitas, suhu, pH, sedangkan untuk kandungan oksigen terlarut, amoniak, dilakukan pada awal, tengah dan akhir penelitian. Penelitian ini didesain dengan menggunakan rancangan acak lengkap dengan mengaplikasikan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang diterapkan adalah A (100% TK + 0% TDK), B (75% TK + 25% TDK), C (50% TK + 50% TDK) dan D (25% TK + 75% TDK). Parameter yang diamati adalah pertumbuhan mutlak, laju pertumbuhan harian, kelangsungan hidup, rasio konversi pakan, efisiensi pakan, konsumsi pakan dan retensi protein. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan mutlak yang didapatkan berkisar antara 52,22 – 61,34 g, laju pertumbuhan harian berkisar 3,13 – 3,32%, tingkat kelangsungan hidup berkisar 96,67 – 100%, rasio konversi pakan berkisar 2,75 – 2,81, efisiensi pakan berkisar    35,79 – 37,42%, konsumsi pakan berkisar 145,69 – 164,39 g, retensi protein berkisar 16,58 – 18,48%. Hasil pengukuran parameter kualitas air selama penelitian berada dalam kisaran yang dapat ditolerir oleh ikan bandeng. Kata kunci : Substitusi, tepung daun kelor, tepung kedelai, ikan bandeng, pertumbuhan
Penggunaan Bahan Aktif Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium guajava L) untuk Menghambat Pertumbuhan Bakteri Vibrio harveyi Penyebab Penyakit pada Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) Secara in Vitro Santi, Santi; Nur, Indriyani; Kurnia, Agus
JSIPi (Jurnal Sains dan Inovasi Perikanan) (Journal of Fishery Science and Innovation) Vol 1, No 2 (2017): JURNAL SAINS dan INOVASI PERIKANAN
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (332.028 KB) | DOI: 10.33772/jsipi.v1i2.6607

Abstract

 Permasalahan yang timbul dalam usaha budidaya udang vaname salah satunya adalah  penyakit vibriosis (udang menyala) yang disebabkan oleh bakteri Vibrio harveyi. Salah satu  strategi  pengendalian secara  biologis  untuk  meningkatkan  resistensi  penyakit  pada  organisme akuakultur  adalah  dengan  pemberian  ekstrak daun jambu biji. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji potensi antibakteri ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava)  terhadap bakteri V. harveyi RfR melalui uji in vitro.  Perlakuan  meliputi (A) 1250 ppm, (B) 3250 ppm, (C) 5250 ppm, dan tanpa pemberian ekstrak daun jambu biji (kontrol). Penghambatan tumbuh bakteri ditandai dengan terbentuknya zona bening di sekitar kertas Whatman. Hasil penelitian  menunjukkan  bahwa pemberian ekstrak  daun  daun jambu biji dapat  menghambat  pertumbuhan  bakteri V. harveyi  secara in vitro pada dosis 1250 ppm yaitu sebesar 1,8 cm, sedangkan pada dosis 3250 ppm yaitu sebesar 2,3 cm dan 5250 ppm yaitu sebesar 3,2 cm. Penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun jambu biji dengan dosis 5250 ppm menghasilkan daya hambat tertinggi terhadap pertumbuhan bahteri V. harveyi RfR. Kata kunci: Dosis, Litopenaeus  vannamei, ekstrak daun jambu biji, Vibrio harveyi
Pertumbuhan Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) yang Dikultur pada Sistem Bioflok dengan Penambahan Probiotik Dahlan, Jon; Hamzah, Muhaimin; Kurnia, Agus
JSIPi (Jurnal Sains dan Inovasi Perikanan) (Journal of Fishery Science and Innovation) Vol 1, No 2 (2017): JURNAL SAINS dan INOVASI PERIKANAN
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (525.579 KB) | DOI: 10.33772/jsipi.v1i2.6591

Abstract

Penelitian tentang pertumbuhan udang vaname (Litopenaeus vannamei) yang dikultur pada sistem bioflok dengan penambahan probiotik telah dilakukan selama 40 hari di Laboratorium unit produksi, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Halu Oleo Kendari. Penelitian bertujuan untuk menentukan dosis probiotik yang tepat, dan mampu meningkatkan pertumbuhan udang vaname pada budidaya sistem bioflok. Penelitian didesain dengan menggunakan Rancangan acak lengkap dengan 5 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang diterapkan adalah A (tanpa bioflok), B (bioflok), C (bioflok + probiotik 108CFU/mL), D (bioflok + probiotik 1010CFU/mL), dan E (bioflok + probiotik 1012CFU/mL). Wadah yang digunakan adalah akuarium berukuran 35x35x40 cm, dilengkapi aerasi. Hewan uji adalah juvenil udang vaname berukuran 3 – 4 g, yang dipelihara dengan kepadatan 20 ekor/akuarium. Selama pemeliharaan udang diberi pakan sebanyak 5% dari biomassa udang. Penambahan molase dilakukan setiap pagi ke media bioflok sebanyak 4 g. Hasil penelitian menujukkan bahwa perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap kelangsungan hidup, pertumbuhan mutlak rata-rata, laju pertumbuhan spesifik, efisiensi pakan, rasio konversi pakan, dan retensi protein, namun tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap volume flok. Secara umum terlihat bahwa perlakuan terbaik didapatkan pada penggunaan bioflok dengan penambahan probiotik 1010CFU/mL. Kata kunci: Pertumbuhan, udang vaname, Litopenaeus vannamei, bioflok, probiotik
Perbandingan Laju Pertumbuhan Kappaphycus Alvarezii Hasil Kultur Jaringan Pada Kedalaman Berbeda Yang Dipelihara Pada Jaring Kantung Apung Julizar, Syukur; Kurnia, Agus; Kasim, Ma’ruf
Jurnal Media Akuatika Vol 3, No 4: Oktober
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (568.296 KB) | DOI: 10.33772/jma.v3i4.8019

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kedalaman yang berbeda terhadap laju pertumbuhan K.alvarezii ha silkultur jaringan di Perairan Pantai Lakeba, Kota Bau-Bau. Penelitian ini mengunakan rancangan acak kelompok (RAK). Parameter yang diamati adalah pertumbuhan mutlak (PM) dan laju pertumbuhan spesifik (LPS).Hasil penelitian menunjukan bahwa pertumbuhan mutlak K.alvarezii ha silkultur jaringan yang tertinggi terja di padaperlakuanA (kedalaman 20cm) dengan nilai pertumbuhan sebesar 40,53 g dan yang terendah terjadi pada perlakuanC (kedalaman 60cm) dengan nilai pertumbuhan sebesar 17,73 g. Sedangkan laju pertumbuhan spesifik(LPS) tertinggi terjadi pada hari kesepuluh yaitu pada perlakuan B (kedalaman 40cm) dengan nilai LPS sebesar 6,04 % dan yang terendah terjadi pada hari keempat puluh yaitu pada perlakuan C  (kedalaman 60cm) dengan nilai LPS sebesar 1,54%. Sementara pada hasil analisis regresi, parameter lingkungan yang memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan rumput laut yaitu salinitas yang berpengaruh positif sedangkan kecepatan arus dan fosfat berpengaruh negatif. Dari data tersebut,perutmbuhan terbaik terjadi pada kedalaman penebaran 20 cm dan terendah terjadi pada kedalaman penebaran 60cm. Kata Kunci:Kultur jaringan rumput laut, kedalaman laut, Jaring Kantung Apung, Pertumbuhan K. alvvarezii
Pengaruh Kombinasi Tepung Wortel (Daucus carota L) dan Tepung Buah Merah (Pandanus conoideus Lam) pada Tampilan Warna Ikan Nemo (Amphiprion percula) Saban, Andi N.; Muskita, Wellem; Kurnia, Agus
Jurnal Media Akuatika Vol 2, No 4: Oktober
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (135.126 KB) | DOI: 10.33772/jma.v2i4.4352

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi tepung wortel dan tepung buah merah dalam pakan terhadap tingkat kecerahan warna ikan nemo, Amphiprion percula. Penelitian ini menggunakan empat perlakuan yaitu pakan A (25% tepung wortel), pakan B (25% tepung buah merah) dan pakan C (12,5% tepung wortel+12,5% tepung buah merah) dan pakan D (komersil). Parameter yang diamati adalah tingkat kecerahan warna (selisih warna akhir – warna awal), pertumbuhan mutlak dan pengukuran kualitas air. Tingkat kecerahan warna ditentukan dengan menggunakan metode score sheet dengan melibatkan panelis pada awal dan akhir penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kecerahan warna orange tertinggi didapatkan pada ikan nemo yang diberi pakan C sebesar 0.43, kemudian diikuti pakan B, A dan D masing-masing sebesar 0.4, 0.3 dan 0.2. Tingkat kecerahan warna hitam tertinggi terdapat pada pakan C (0.38), kemudian diikuti pakan B, D dan A masing-masing sebesar 0.35, 0.22 dan 0.16. Tingkat kecerahan warna putih tertinggi didapatkan pada ikan yang diberi pakan C sebesar 0.63, kemudian diikuti pakan B, D dan A masing-masing sebesar 0.5, 0.34 dan 0.23. Hasil analisa statistic menunjukkan bahwa kombinasi tepung wortel dan tepung buah merah dalam pakan tidak member pengaruh nyata terhadap tingkat kecerahan warna dan pertumbuhan mutlak ikan nemo. Penelitian ini menyimpulkan bahwa penambahan tepung wortel dan tepung buah merah dalam pakan dapat meningkatkan kecerahan warna orange, HItam dan putih pada ikan nemo.Kata Kunci : Tingkat Kecerahan Warna, Tepung Wortel, Tepung Buah Merah, Ikan Nemo, Amphiprion percula
Tingkat Kecernaan Juvenil Ikan Bandeng Chanos-Chanos yang Diberi Pakan Berbahan Tepung Ampas Minyak Biji Kapuk (Ceiba petandra) Syam, Ratna Nur; Hamzah, Muhaimin; Muskita, Wellem H.; Kurnia, Agus
Jurnal Media Akuatika Vol 6, No 4 (2021): Oktober
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (390.673 KB) | DOI: 10.33772/jma.v6i4.17537

Abstract

Kendala bahan baku pakan sumber protein nabati  tepung kedelai yaitu bergantung impor sehingga disubtitusi menggunakan tepung ampas minyak biji kapuk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecernaan juvenil ikan bandeng (Chanos-chanos) yang diberi pakan berbahan tepung ampas minyak biji kapuk. Empat jenis pakan dibuat berdasarkan subtitusi tepung kedelai (TK) dengan tepung ampas minyak biji kapuk (TAMBK) yang terdiri atas :100% TK; 0% TAMBK (pakan A), 75% TK : 25% TAMBK (pakan B), 50% TK : 50% TAMBK (pakan C), dan 25% TK : 75% TAMBK (pakan D). Semua pakan percobaan ditambahkan 0,5 % kromium oksida (Cr2O3) sebagai indikator menentukan tingkat kecernaan pada ikan. Sebanyak 120 ekor juvenil ikan bandeng (bobot awal rata-rata : 0,80±1,91 g) dimasukkan ke dalam 12 akuarium (10 ekor/ akuarium) yang berukuran 60×40×50 cm. Pemberian pakan dilakukan 2 kali sehari (pukul 08.00 dan 16.00) berdasarkan bobot tubuh selama 60 hari pemeliharaan, kemudian dilakukan pengumpulan feses setiap 3-4 jam setelah ikan diberi makan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pemberian pakan berbahan tepung ampas minyak biji kapuk memberikan pengaruh yang sama terhadap tingkat kecernaan protein dan kecernaan total juvenil ikan bandeng (Chanos-chanos). Penelitian ini menyimpulkan bahwa kecernaan protein juvenile ikan bandeng (Chanos-chanos) dalam kategori kurang baik sedangkan kecernaan total menunjukan kisaran optimal.Kata Kunci: Tepung ampas minyak biji kapuk, tepung kedelai, juvenil ikan bandeng Chanos-chanos 
Studi Penggunaan Tepung Ikan Layang (Decapterus russelli) dengan Tepung Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) dalam Pakan terhadap Kecernaan Juvenil Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) Deslianti, Beybi; Kurnia, Agus; Muskita, Wellem H.
Jurnal Media Akuatika Vol 1, No 4: Oktober
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (131.218 KB) | DOI: 10.33772/jma.v1i4.4298

Abstract

Tujuan penelitian ini Untuk mengetahui tingkat kecernaan tepung ikan layang dan tepung ikan tongkol dalam pakan juvenil udang vaname (L. vannamei).  Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium produksi FPIK Universitas Halu Oleo Kendari selama 52 hari. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan yakni perlakuan A (35% TI Layang + 0% TI Tongkol); B (25% TI Layang + 0% TI Tongkol); C (15% TI Layang + 20% TI Tongkol); D (0% TI Layang + 35% TI Tongkol). Variabel yang diamati adalah kecernaan protein dan kecernaan total. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kecernaan total dan kecernaan protein tertinggi didapat pada perlakuan A yakni masing-masing sebesar  92,56% dan 83,56%, penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian tepung ikan layang sebesar 35% menghasilkan tingkat kecernaan yang tinggi pada juvenil udang vaname. Kata kunci: udang vaname, Ikan layang, Ikan tongkol, kecernaan protein, kecernaan total Juvenil udang vaname.
Pengaruh Penambahan Tepung Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Tingkat Kecerahan Warna Ikan Nemo (Amphiprion percula) Ningsi, Sri W.; Kurnia, Agus; Nur, Indriyani
Jurnal Media Akuatika Vol 3, No 1: Januari
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (192.413 KB) | DOI: 10.33772/jma.v3i1.4380

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung kulit buah manggis (TKBMG) terhadap tingkat kecerahan warna ikan nemo (Amphiprion percula). Penelitian ini bertempat di Laboratorium Unit Pembenihan dan Produksi, dan Lab Nutrisi Pakan Ikan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Halu Oleo, Kendari. Tiga jenis pakan dengan penambahan tiga dosis tepung kulit buah manggis (5%, 10%, dan 15% TKBMG) dan satu pakan komersil sebagai kontrol diberikan kepada ikan nemo selama 45 hari pemeliharaan. Sebanyak 60 ekor ikan nemo (berat awal: 3,47 g ± 1,17) disebar ke dalam 12 akuarium (lima ekor per akuarium) dan diberi pakan dua kali sehari (08.00 dan 16.00 WITA). Parameter yang diamati adalah performa warna, (orange, hitam, putih) pertumbuhan mutlak (PM) dan tingkat kelangsungan hidup (SR) ikan nemo. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dan tiga ulangan. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian TKBMG dengan dosis yang berbeda dalam pakan memberikan pengaruh yang nyata terhadap tingkat kecerahan warna orange dan tidak memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap kecerahan warna hitam dan putih ikan nemo. Dosis penambahan TKBMG yang berbeda dalam pakan memberi pengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup ikan nemo. Tingkat kecerahan warna orange akhir tertinggi didapat pada ikan nemo yang diberi 15% TKBMG dalam pakan dengan nilai 5,34. Tingkat kecerahan warna hitam akhir pada ikan nemo yang diberi 5%, 10%, 15% TKBMG dalam pakan dan pakan komersil berturut-turut adalah 6,63, 6,54, 6,37 dan 6,14. Tingkat kecerahan warna putih akhir pada ikan nemo yang diberi 5%, 10%, 15% TKBMG dalam pakan dan pakan komersil berturut-turut adalah 6,64, 6,61, 6,61, dan 6,14. Pertumbuhan mutlak ikan nemo berkisar antara 0,61-1,4 g dan tingkat kelangsungan hidup ikan nemo berkisar antara 100-66,66%. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pemberian dosis tepung kulit buah manggis 5%, 10%, 15% dalam pakan dapat meningkatkan kecerahan warna orange pada ikan nemo.Kata kunci : Tepung Kulit Buah Manggis, Tingkat Kecerahan warna, Ikan Nemo, Amphiprion percula