Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search
Journal : jurnal proteksi tanaman tropika

Pengendalian Hama Thrips sp pada Tanaman Cabe Hiyung Fase Vegetatif dengan Beberapa Pestisida Nabati Muhaimin .; Samharinto .; Muhammad Indar Pramudi
JURNAL PROTEKSI TANAMAN TROPIKA Vol 1 No 2 (2018): Edisi Juni 2018
Publisher : www.ulm.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanaman cabe merupakan salah satu sayuran buah yang memiliki peluang bisnis yang baik. Besarnya kebutuhandalam negeri maupun luar negeri menjadikan cabe sebagai komoditas menjanjikan. Permintaan cabe yang tinggi untukkebutuhan bumbu masakan, industri makanan, dan obat-obatan merupakan potensi untuk meraup keuntungan. Tidak heranjika cabe merupakan komoditas hortikultura yang mengalami fluktuasi harga paling tinggi di Indonesia. Harga cabe yangtinggi memberikan keuntungan yang tinggi pula bagi petani. Keuntungan yang diperoleh dari budidaya cabe umumnya lebihtinggi dibandingkan dengan budidaya sayuran lain. cabe pun kini menjadi komoditas ekspor yang menjanjikan. Namun,banyak kendala yang dihadapi petani dalam berbudidaya cabe. Salah satunya adalah hama dan penyakit seperti kutu kebul,hama Thrips sp, antraknosa, dan busuk buah yang menyebabkan gagal panen (BPTPH, 2011). Salah satu alternatifpengendalian serangga hama Thrips sp. yang relatif aman, murah, dan mudah diperoleh adalah pemanfaatan insektisidanabati, beberapa jenis pestisida nabati yang digunakan yaitu Brotowali, Nimba, Sirsak dan Kalakai. Penelitian dilaksanakandi lahan Petanian di Desa Marga Mulya Kecamatan Sungai Loban Kabupaten Tanah Bumbu. Penelitian ini dilaksanankanpada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober 2016. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode percobaandengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 5 perlakuan dan 4 ulangan sehingga diperlukan 20 satuanpercobaan. hasil penelitian Pestisida yang paling berpengaruh dalam menekan serangan hama Thrips sp pada tanaman cabeadalah Nimba, Nilai rata-rata intensitas serangan hama Thrips sp pada tanaman cabe yang diberi aplikasi larutan daun Nimba,Kelakai, Brotowali dan Sirsak secara berturut-turut sebesar 4,98%; 13,75%; 8,88% dan 9,98%; sedangkan nilai rata-rataintensitas serangan hama Thrips sp pada tanaman cabe yang tidak diberi aplikasi larutan apapun (kontrol) sebesar 20,53%.`
Efektivitas Umpan Buatan untuk Mengendalikan Lalat Buah (Bactrocera spp.) pada Cabai Merah Besar (Capsicum annum) di Daerah Pondok Mangga Banjarbaru Utara Salasiah .; Elly Liestiany; Muhammad Indar Pramudi
JURNAL PROTEKSI TANAMAN TROPIKA Vol 1 No 3 (2018): Edisi Oktober 2018
Publisher : www.ulm.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The intensity of fruit fly pest attacks in South Kalimantan in 2015 and 2016 showed an average intensity of attacks as muchas 66.7%, to determine the abundance of the population and interest in fruit flies in the Pondok Mangga area, NorthLoktabat Village, Banjarbaru Utara District, Banjarbaru against artificial bait ( foodlure) cucumber, watermelon, guava andstarfruit on large red chili plants so research needs to be done, using one factor RAL (six treatments and four replications).The highest number of fruit flies and the most effective in traps with the treatment of methyl eugenol anthrax as many as1463 tails. Then in the treatment of feeds made of watermelon and cucumber as many as 40 and 16 consecutive. Where thefruit fly species trapped yaittu Bactrocera dorsalis, B. carambolae, B. cucurbitae and B. umbrosa with a low diversityindex including 0.30254.
Pengaruh Larutan Daun Gamal (Gliricidia sepium) Terhadap Mortalitas Kutu Daun Aphis gossypii) pada Cabai (Capsicum annum L) Novita Agustina; Muhammad Indar Pramudi; Noor Aidawati
JURNAL PROTEKSI TANAMAN TROPIKA Vol 2 No 1 (2019): Edisi Februari 2019
Publisher : www.ulm.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu ancaman dari serangan hama cabai yaitu Aphis gossypii yang menjadi vector virus daun. Pengendalian hama ini masih menggunakan insekstisida kimia, sehingga diperlukan insektisida atau alternatif pengendalian yang lebih aman dan ramah lingkungan, seperti menggunakan insektisida nabati yang berasal dari tanaman gamal (Gliricidia sepium). Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi langsung dan tidak langsung ke aphis pada perlakuan 15 g larutan daun gamal, mampu mematikan A. gossypii dengan mortalitas rata-rata 48,4% dan 49,8%. Pada dosis ini juga menyebabkan kematian pada 485 ekor aphis setelah 96 jam aplikasi.
Kemanjuran Insektisida Nabati Terhadap Hama Pemakan Daun Kacang Kedelai Pada Fase Vegetatif di Lahan Rawa Pasang Surut Surya Abdi; Samharinto .; Muhammad Indar Pramudi
JURNAL PROTEKSI TANAMAN TROPIKA Vol 2 No 1 (2019): Edisi Februari 2019
Publisher : www.ulm.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanaman kedelai merupakan tanaman budidaya yang rentan terserang hama, terutama hama yang menyerang pada bagian daun. Serangan hama dapat menurunkan produktivitas hasil tanaman kedelai. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kemanjuran beberapa insektisida nabati untuk mengendalikan hama pemakan daun tanaman kedelai. Dilaksanakan selama 4 bulan dari bulan Agustus–November 2017 di Desa Kolam Kiri Kecamatan Barambai Barito Kuala dengan delapan perlakuan, lima bahan uji insektisida nabati yaitu Kepayang, Sirih hutan, Kirinyuh, Bintaro dan Cabai Jawa, tiga bahan pembanding yaitu air, insektisda sintetis dan satu insektisida nabati Mimba. Pestisida kimia merupakan pestisida yang terbukti manjur mengendalikan hama pemakan daun dengan persentase kerusakan paling rendah diantara perlakuan lain sebesar 3,47% berbeda nyata dengan perlakuan lainnya yaitu Mimba (6,24%), Bintaro (6,41%), Kirinyu (6,69%), Sirih Hutan (6,70%), Cabai Jawa (6,96%) dan kepayang (7.03%).
Identifikasi Tungau Hama pada Tanaman Pepaya (Carica papaya L.) Hamidah .; Helda Orbani Rosa; M. Indar Pramudi
JURNAL PROTEKSI TANAMAN TROPIKA Vol 3 No 1 (2020): Edisi Februari 2020
Publisher : www.ulm.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jptt.v3i1.333

Abstract

Tungau merupakan salah satu hama penting pada tanaman pepaya. Berbagai jenis tungau telah diketahui menyebabkan kerusakan baik di lahan hingga penyimpanan. Data spesies dan keanekaragaman spesies hama tungau pada tanaman pepaya di Kalimantan Selatan belum tersedia sehingga perlu dilakukan penelitian dan identifikasi spesies. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan spesies tungau hama pada tanaman pepaya di Kalimantan Selatan terutama pada daerah Kota Banjarbaru dan Kabupaten Tanah Laut. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode survei pada 3 varietas pertanaman pepaya yaitu papaya California, Hawai dan Merah Delima yang terserang tungau kemudian dilakukan pengambilan sampel secara purposive sampling. Pada pertanaman pepaya di Kota Banjarbaru ditemukan 4 spesies tungau hama yaitu Tetranychus piercei (196 ekor), Aculops pelekassi (13 ekor), Brevipalpus phoenicis (8 ekor) dan Eutetranychus africanus (8 ekor) sedangkan pada Kabupaten Tanah Laut hanya ditemukan 2 spesies tungau hama yaitu, T. piercei (2361 ekor) dan E. africanus (1 ekor). Populasi yang paling banyak ditemukan yaitu T. piercei (2557 ekor) dan populasi yang paling sedikit terdapat pada B. phoenicis (8 ekor).
Pengaruh Aplikasi Larutan Bawang Putih Terhadap Intensitas Serangan Hama Kutu Daun Cabai Siti Nur Azizah; M Indar Pramudi; Yusriadi .
JURNAL PROTEKSI TANAMAN TROPIKA Vol 3 No 1 (2020): Edisi Februari 2020
Publisher : www.ulm.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jptt.v3i1.334

Abstract

Produksi cabai di Kalimantan Selatan dari tahun 2014-2016 mengalami penurunan yang disebabkan oleh serangan hama. Salah satu hama utama cabai adalah kutu daun (aphid) yang tidak hanya merusak tanaman, namun juga sebagai vektor virus penyakit sehingga tanaman cabai mengalami gagal panen atau produktivitasnya rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aplikasi larutan bawang putih terhadap intensitas serangan hama kutu daun pada tanaman cabai. Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan (Februari-Juni 2019). Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan larutan bawang putih berpengaruh terhadap intensitas serangan, namun tidak berpengaruh terhadap jumlah populasi kutu daun (aphid). Hal tersebut dikarenakan larutan bawang putih bersifat antivirus sehingga mampu menginaktifkan virus yang terbawa kutu daun.
Efektivitas Rendaman Kulit Bawang Merah Terhadap Hama Daun Tomat Pada Masa Vegetatif Yulike Alivianiangsih; M Indar Pramudi; Dewi Fitriyanti
JURNAL PROTEKSI TANAMAN TROPIKA Vol 3 No 2 (2020): Edisi Juni 2020
Publisher : www.ulm.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jptt.v3i2.411

Abstract

Produksi tomat dari tahun 2013-2015 mengalami penurunan yang salah satunya disebabkan oleh serangan hama. Hama utama tomat yaitu ulat grayak (Spodoptera litura) seringkali menyebabkan tanaman tomat mengalami gagal panen atau produktivitasnya rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aplikasi rendaman kulit bawang merah terhadap hama daun tomat pada masa vegetatif. Penelitian berlangsung selama 5 bulan (Februari-Juli 2019). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan masing-masing diulang 4 kali. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan rendaman kulit bawang merah tidak berpengaruh terhadap intensitas kerusakan daun tomat.
Potensi Ekstrak Umbi Gadung (Discorea hispida Dennst) Sebagai Pestisida Nabati Terhadap Mortalitas Wereng Batang Coklat (Nilavarpata lugens Stal) Yunita Ambar Wati; Samharinto Soedijo; M Indar Pramudi
JURNAL PROTEKSI TANAMAN TROPIKA Vol 3 No 3 (2020): Edisi Oktober 2020
Publisher : www.ulm.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jptt.v3i3.520

Abstract

Potensi ekstrak umbi gadung (Discorea hispida Dennst) sebagai pestisida nabati terhadap mortalitas wereng batang coklat (Nilavarpata lugens Stal) telah diteliti. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui efektivitas ekstrak umbi gadung sebagai pestisida nabati dalam mengendalikan WBC dan menentukan nilai LD50. Metode yang digunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor dengan 5 perlakuan tingkat konsentrasi K (kontrol), P1 (5%), P2 (7,5%), P3 (10%) dan P4 (12,5%) dengan 4 ulangan. Pengamatan dilakukan setiap 24 jam selama 192 jam. Hasil penelitian menunjukkan LD50 untuk ekstrak umbi gadung yaitu sebesar 6,05 ml dan ekstrak umbi gadung mampu mematikan WBC dengan mortalitas sebesar 96,67% untuk perlakuan P1, P2, dan P4 setelah 192 jam pengamatan
Uji Efektivitas Pemberian Serbuk Daun Sirih Merah (Piper crocatum) Terhadap Mortalitas Kutu Beras (Sitophilus oryzae L.) Muhammad Yunidra Rahman; Dewi Fitriyanti; Lyswiana Aphrodyanti; Muhammad Indar Pramudi
JURNAL PROTEKSI TANAMAN TROPIKA Vol 4 No 1 (2021): Februari 2021
Publisher : www.ulm.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jptt.v4i1.667

Abstract

Salah satu masalah utama dalam penyimpanan beras adalah serangan hama Sitophilus oryzae. Sejauhini upaya pengendalian yang aman bagi manusia dan efektif untuk menghambat reproduksi kutu berasmasih terus diupayakan. Salah satunya adalah dengan menggunakan pestisida nabati, oleh karena ituperlu dilakukan pengendalian yang aman bagi manusia salah satunya adalah penggunaan pestisidanabati. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas serbuk daun sirih merah (Piper crocatum)terhadap mortalitas kutu beras (S. oryzae). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap(RAL) satu faktor 5 perlakuan dengan 4 ulangan. Parameter yang diamati yaitu mortalitas kutu beras,efikasi serbuk daun sirih merah dan persentase kerusakan beras. Hasil penelitian menunjukkan bahwapemberian perlakuan serbuk daun sirih merah dengan berbagai dosis mampu menekan populasi S.oryzae namun serbuk daun sirih merah belum dapat dikatakan efektif, karena berdasarkanperhitunganrumus abbot (1925) rata-rata kematian tertinggi hanya mencapai 47,50%, sedangkankematian kutu beras harus mencapai 70% agar bisa dikatakan efektif. Persentase kerusakan berasterendah terdapat pada perlakuan dengan dosis 2,5 gram yaitu sebesar 0,18%. Beras yang dirusak olehS. oryzae sebagian menjadi bubuk dan ada sebagian yang masih utuh berbentuk beras namun memilikibanyak lubang akibat serangan S. oryzae.
Identifikasi Lalat Buah Pada Buah Naga Super merah (Hylocereus costaricensis) Ahmad Syarifudin; Dewi Fitriyanti; M. Indar Pramudi
JURNAL PROTEKSI TANAMAN TROPIKA Vol 4 No 1 (2021): Februari 2021
Publisher : www.ulm.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jptt.v4i1.668

Abstract

Buah naga (Hylocereus sp.) merupakan buah yang tergolong ke dalam kelompok kaktus atau famili Cactoceae.Kabupaten Tanah Laut (Provinsi Kalimantan Selatan) adalah Salah satu wilayah penghasil buah naga terbesar diIndonesia. Keadaan tekstur tanah yang halus (lempung berliat hingga berliat) dan kondisi iklim daerah TanahLaut sangat mendukung untuk pengembangan bisnis kedepannya. Salah satu faktor yang dapat menurunkanproduksi buah naga yaitu lalat buah. Tujuan Penelitian ini untuk mengidentifikasi Jenis (spesies) lalat buahyang menyerang pertanaman buah naga yang berada di Desa Sungai Pinang Kecamatan Tambang Ulang danDesa Tampang Kecamatan Pelaihari Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan. Hasil penelitian inimenunjukan bahwa spesies lalat buah yang teridentifikasi di Desa Tampang Kecamatan Pelaihari antara lain:Bactrocera carambolae, Bactrocera umbrosa, Bactrocera ocipitalis, dan Bactrocera dorsalis, sedangkan diDesa Sungai Pinang Kecamatan Tambang Ulang teridentifikasi lima jenis antara lain: Bactrocera carambolae,Bactrocera umbrosa, Bactrocera dorsalis, Bactrocera ocipitalis, dan Drosophilla melanogaster.