Claim Missing Document
Check
Articles

Uji Lapangan Beberapa Pestisida Nabati untuk Menekan Perkembangan Penyakit Antraknosa pada Tanaman Cabai Besar Selamat Zulkipli; Yusriadi Marsuni; Helda Orbani Rosa
JURNAL PROTEKSI TANAMAN TROPIKA Vol 1 No 2 (2018): Edisi Juni 2018
Publisher : www.ulm.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanaman cabai (Capsicum Annum) adalah komoditas hortikultura penting di Indonesia. Penelitian inidilaksanakan di daerah sentra pertanaman sayuran, terutama tanaman cabai besar di Kelurahan Batulicin KecamatanBatulicin Kabupaten Tanah Bumbu. Tiap-tiap unit perlakuan terdiri sebanyak 20 tanaman cabai. Hasil penelitian Dari keempat jenis pestisida nabati yang memiliki keunggulan dalam menekan serangan penyakit antraknosa adalah sirih, Nilai ratarataNilai Intensitas serangan penyakit Antraknosa pada masing-masing perlakuan yaitu daun sirih (0,31), daun sirsak (0,33),bawang putih (0,35), daun pepaya (0,39), kontrol (tanpa perlakuan) (0,89).`
Keanekaragaman Serangga Hama dan MusuhAlami pada Fase Pertumbuhan Tanaman Padi (Oryza sativa L.) di Lahan Irigasi Mujalipah .; Helda Orbani Rosa; Yusriadi Marsuni
JURNAL PROTEKSI TANAMAN TROPIKA Vol 2 No 1 (2019): Edisi Februari 2019
Publisher : www.ulm.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman pangan yang tetap menjadi prioritas utama dalam pembangunan pertanian, dengan bertambahnya penduduk dunia yang semakin meningkat dan manusia mulai menghadapi berbagai masalah diantaranya adalah penyediaan pangan. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui keanekaragaman serangga hama pada fase pertumbuhan padi agar dapat diketahui jenis serangga hama dan musuh alami yang terdapat di Lahan irigasi. Penelitian ini dilakukan dengan metode survei dengan pengamatan langsung di lokasi persawahan yang sudah ditanami padi.Pengambilan sampel serangga dengan menggunakan jaring ayun dan lampu perangkap.Sampel serangga yang tertangkap dibawa ke laboratorium untuk diidentifikasi. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan menunjukkan jenis serangga hama yang ditemukan pada fase pertumbuhan berjumlah 11 spesies terdiri dari 6 ordo (9 famili) yaitu ordo Homoptera, Lepidoptera, Coleoptera, Diptera, Hemiptera dan Thysanoptera. Sedangkan untuk musuh alami pada fase pertumbuhan yang ditemukan terdiri dari predator 6 ordo (18 famili) yaitu ordo Coleoptera, Orthoptera, Odonata, Hymenoptera, Hemiptera dan Dermaptera dengan jumlah 16 spesies. Parasitoid 2 ordo (4 famili) dengan jumlah 5 spesies. Hasil data keanekaragaman (H’),serangga hama dan musuh alami yang diperoleh nilainya masih tergolong rendah. Rendah yaitu hanya berkisar dari 0,6 – 1,3 atau kisaran 1<H<2.
Pengaruh Ekstrak Daun Kenikir (Cosmos caudatus kunth.) Terhadap Cendawan Colletotrichum sp. pada Buah Cabai Rawit Melda Amelia; Yusriadi Marsuni; Ismed Setya Budi
JURNAL PROTEKSI TANAMAN TROPIKA Vol 3 No 1 (2020): Edisi Februari 2020
Publisher : www.ulm.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jptt.v3i1.332

Abstract

Cendawan Colletotrichum sp. penyebab penyakit antraknosa merupakan penyakit utama dalam budidaya cabai karena dapat menurunkan hasil produksi buah cabai. Ekstrak daun kenikir dapat dimanfaatkan sebagai salah satu alternatif pengendalian penyakit antraknosa. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun kenikir dalam menghambat pertumbuhan koloni cendawan pada media PDA, masa inkubasi dan persentase kejadian penyakit pada buah cabai rawit. Metode penelitian menggunakan RAL satu faktor yang terdiri dari 5 perlakuan dan 4 ulangan. Hasil penelitian mebuktikan bahwa ekstrak daun kenikir mampu menghambat pertumbuhan Colletotrichum sp. pada media PDA serta dapat memperpanjang masa inkubasi dan menghambat kejadian penyakit pada buah cabai rawit. Perlakuan konsentrasi ekstrak daun kenikir 15% dapat menghambat pertumbuhan koloni Colletotrichum sp. sebesar 28,38% dan memperpanjang masa inkubasi buah cabai rawit selama 4,62 hari. Sedangkan pada perlakuan konsentrasi ekstrak daun kenikir 10% kejadian penyakit antraknosa yaitu 52,50%.
Uji Penghambatan Konsentrasi Biji Jarak Pagar (Jatropha Curcas L.) Terhadap Pertumbuhan Cendawan Colletotrichum Capsici pada Buah Cabai Winda Duwi Lestari; Yusriadi Marsuni; Ismed Setya Budi
JURNAL PROTEKSI TANAMAN TROPIKA Vol 3 No 2 (2020): Edisi Juni 2020
Publisher : www.ulm.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jptt.v3i2.413

Abstract

Antraknosa merupakan penyakit utama cabai yang disebabkan oleh cendawan C. capsici. Oleh karena itu digunakan pestisida nabati dari ekstrak biji jarak pagar untuk mengendalikannya.. Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh konsentrasi biji jarak pagar dalam menghambat pertumbuhan cendawan C.capsici penyebab penyakit antraknosa pada buah cabai. Hasil penelitian menunjukkan pada uji in-vitro perlakuan konsentrasi 40% dapat menghambat pertumbuhan jamur sebesar 31,4% dan pada uji In-vivo yang diaplikasikan pada buah cabai konsentrasi 50% mampu menghambat masa inkubasi 5,4 hari, namun masing-masing konsentrasi tidak memberikan pengaruh pada kejadian penyakit antraknosa.
Uji Antagonis Bacillus sp. dan Pseudomonas berfluorescens dari Rhizosfer Bambu, Rumput Gajah dan Putri Malu dalam Menekan Bakteri Ralstonia solanacearum Defa Yulia Irfanti; Yusriadi Marsuni; Elly Liestiany
JURNAL PROTEKSI TANAMAN TROPIKA Vol 4 No 1 (2021): Februari 2021
Publisher : www.ulm.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jptt.v4i1.671

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis serangga pada pertanaman rockmelon (Cucumismelo var reticulatus). Penelitian ini dikerjakan dari bulan Maret - Agustus 2020, pada fase vegetatif dangenerative, Penelitian dilaksanakan di lahan pertanaman rockmelon di Daerah Jalan Aneka TambangKelurahan Loktabat Selatan Kota Banjarbaru. dan di Laboratorium Entomologi Fakultas PertanianUniversitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru. Dengan menggunakan metode survey eksploratif.Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan perangkap lalat buah, perangkap likat kuning,pengambilan secara langsung menggunakan tangan dan jaring serangga. Serangga yang diperolehdiletakan didalam botol koleksi yang telah berisi alkohol 70%. Hasil akhir menunjukkan seranggatertangkap di fase vegetatif ada 216 ekor, terdiri atas 10 ordo, 10 famili. sedangkan pada fase generatifserangga yang tertangkap terdiri dari 10 ordo dan 23 famili dengan jumlah populasi serangga lebih besaryaitu 666 ekor. Status serangga yang paling dominan pada pertanaman rockmelon adalah sebagai hama,dengan persentase 56%, terdiri 7 ordo, 19 spesies serta 14 famili, serangga predator sebanyak 26%, 4ordo, 9 spesies dan 6 famili. Polinator sebanyak 18 %, 3 ordo, 6 spesies dan 4 famili.
Inventarisasi dan Identifikasi Serangga Pada Tanaman Rockmelon (Cucumis melo Var Reticulatus) Rias Rahmi; Herlda Orbani Rosa; Yusriadi Marsuni
JURNAL PROTEKSI TANAMAN TROPIKA Vol 4 No 2 (2021): Juni 2021
Publisher : www.ulm.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jptt.v4i2.760

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis serangga pada pertanaman rockmelon (Cucumis melo var reticulatus). Penelitian ini dikerjakan dari bulan Maret - Agustus 2020, pada fase vegetatif dan generative, Penelitian dilaksanakan di lahan pertanaman rockmelon di Daerah Jalan Aneka Tambang Kelurahan Loktabat Selatan Kota Banjarbaru. dan di Laboratorium Entomologi Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru. Dengan menggunakan metode survey eksploratif. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan perangkap lalat buah, perangkap likat kuning, pengambilan secara langsung menggunakan tangan dan jaring serangga. Serangga yang diperoleh diletakan didalam botol koleksi yang telah berisi alkohol 70%. Hasil akhir menunjukkan serangga tertangkap di fase vegetatif ada 216 ekor, terdiri atas 10 ordo, 10 famili. sedangkan pada fase generatif serangga yang tertangkap terdiri dari 10 ordo dan 23 famili dengan jumlah populasi serangga lebih besar yaitu 666 ekor. Status serangga yang paling dominan pada pertanaman rockmelon adalah sebagai hama, dengan persentase 56%, terdiri 7 ordo, 19 spesies serta 14 famili, serangga predator sebanyak 26%, 4 ordo, 9 spesies dan 6 famili. Polinator sebanyak 18 %, 3 ordo, 6 spesies dan 4 famili.
Eksplorasi Cendawan Rizosfer Asal Taman Hutan Raya Sultan Adam yang Berpotensi Sebagai Antagonis untuk Mengendalikan Jamur Akar Putih (Rigidoporus Lignosus) Elfirdha Anas Mufidah; Yusriadi Marsuni; Dewi Fitriyanti
JURNAL PROTEKSI TANAMAN TROPIKA Vol 4 No 2 (2021): Juni 2021
Publisher : www.ulm.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jptt.v4i2.766

Abstract

Rigidoporus lignosus atau yang sering kita sebut Jamur Akar Putih adalah penyakit utama yang sangat merugikan pada tanaman karet, menyebar melalui tanah (penyakit tular tanah), R. lignosus menular melalui akar tanaman sakit dan basidiospora yang dibawa melalu angin yang menyebabkan pohon mati dan kerugian produksi yang besar. Penelitian sebelumnya melaporkan biofungisida trico atau pengendalian hayati mampu mengendalikan Jamur Akar Putih. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan plasma nutfah pada tanah Taman Raya Sultan Adam Mandiangin (Tahura) yaitu cendawan antagonis dan mengetahui cendawan rizosfer asal tahura yang berpotensi dalam menekan pertumbuhan R. lignosus secara in vitro. Penelitian ini menggunakan uji antagonis terhadap patogen R. lignosus dengan RAL 1 faktor dan diulang 3 kali. Hasil penelitian ini menunjukan 6 cendawan pada rizosfer mampu menekan pertumbuhan R. lignosus secara in vitro dari 10 yang didapat. Berdasarkan persentase daya hambat >50% dan kemampuan kompetisi ruang di dapat isolat uji Trichoderma spp. sebesar (66.00%).
Eksplorasi Cendawan Rizosfer Asal Tahura Sultan Adam Yang Dapat Bersifat Sebagai Agens Antagonis Terhadap Fusarium Oxysporum Secara In Vitro Irfan Irfan; Yusriadi Marsuni; Dewi Fitriyanti
JURNAL PROTEKSI TANAMAN TROPIKA Vol 4 No 2 (2021): Juni 2021
Publisher : www.ulm.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jptt.v4i2.767

Abstract

Tanah adalah suatu susunan yang mengandung mikroba di dalamnya. Rizosfer adalah komponen tanah yang berkaitan dengan sistem akar tanaman dan umumnya jumlah penghuni rizosfer lebih dominan dibandingkan dengan tanah bukan rizosfer. Mikroorganisme dalam tanah khususnya rizosfer, mempunyai manfaat yang besar bagi tanaman dan berpotensi sebagai agen hayati. Eksplorasi cendawan telah dilakukan pada rizosfer asal TAHURA SA dengan tujuan untuk mendapatkan mikroorganisme yang bersifat antagonis yang dapat menekan penyakit layu Fusarium (Fusarium oxysporum) secara in vitro. Metode penelitian saat di lapangan yaitu metode eksploratif kemudian dilanjutkan dengan kegiatan di laboratorium yang meliputi isolasi, pemurnian, uji antagonis berdasarkan persentase daya hambat, pengamatan mekanisme interaksi dan identifikasi cendawan antagonis. Penelitian ini disusun dengan RAL satu faktor yaitu agens antagonis. Hasil eksplorasi didapatkan 10 isolat cendawan asal rizosfer tarap dan meranti putih. Pada hasil uji antagonis berdasarkan daya hambat hanya empat isolat yang terpilih sebagai agens antagonis yaitu I1T, I2T, I5T dan I3M dengan masing - masing daya hambat 75,66%, 72,66%, 63,33% dan 69,66%. Cendawan antagonis menghambat cendawan patogen dengan mekanisme interaksi kompetisi ruang dan parasitisme. Hasil pengamatan makroskopis dan mikroskopis menunjukkan cendawan tersebut berasal dari Trichoderma sp., dan Aspergillus.
Pengaruh Cara Pemberian PGPR Terhadap Kejadian Penyakit Antraknosa Pada Cabai di Lahan Basah Fauji Rahman; Yusriadi Marsuni; Elly Liestiany
JURNAL PROTEKSI TANAMAN TROPIKA Vol 5 No 1 (2022): Edisi 5(1): Februari 2022
Publisher : www.ulm.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jptt.v5i1.1029

Abstract

Production of large red chili (Capsicum annuum L) in South Kalimantan decreased below the national production in 2019, this was due to anthracnose disease. Environmentally friendly control using materials from plants, namely PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria). This study aims to determine how to give PGPR to anthracnose in chili in wetlands and the benefits of providing information about how to give PGPR to anthracnose in chili. The study used roots from bamboo as the main ingredient for making PGPR, which was applied in various ways to chili plants, the research took place in a vegetable plantation in a wetland environment and was carried out for 125 days from sowing to 10 harvests. This study used a one-factor Completely Randomized Design (CRD) method consisting of 4 treatments with 5 replications. The results showed a significant effect on the incidence of disease in the 9th observation, the plant height given by flow (C) and spray (B) had the highest average value, the number of fruits was influenced by plant conditions and fruit weight seen from the quality and quantity of fruit. The thickness of the flesh of the fruit will increase its weight
Pengaruh Tanaman Refugia Kenikir (Cosmos Caudatus) Kombinasi Jarak Tanam Untuk Menghindari Serangan Penyakit Antraknosa Pada Tanaman Cabai Besar Siti Fatimah; Yusriadi Marsuni; Helda Orbani Rosa
JURNAL PROTEKSI TANAMAN TROPIKA Vol 5 No 1 (2022): Edisi 5(1): Februari 2022
Publisher : www.ulm.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jptt.v5i1.1030

Abstract

Chili is one type of vegetable that is often cultivated by farmers because of its high economic value and high nutritional value. Anthracnose (Colletotrichum spp.) is the main disease that often attacks large chili plants which can cause yield loss and destroy all cultivated plants. This study aims to determine the effect of the plant refugia kenikir (Cosmos caudatus) combined with plant spacing to avoid anthracnose disease. The method used was a factorial randomized block design (RAKF) with 2 factors, Refugia kenikir (C. caudatus) (R) and Planting Distance (J), there were 6 treatments and 4 groups so that there were 24 experimental units with each unit planted 4 plants, so we got 96 plants. Which was tested by observing the percentage of disease incidence and wet weight of fruit. The results showed that refugia kenikir (C. caudatus) plant spacing combination had no significant effect on the incidence of anthracnose disease, but the spacing treatment did affect the wet weight of fruit observed on days 105 and 120 with the highest average production in treatment J3R1 (60x120 cm). ; 60 kenikir trees) of 63.5 grams and 91.25 grams.