Claim Missing Document
Check
Articles

Found 35 Documents
Search

Pemodelan Spasial Genangan Banjir Akibat Gelombang Pasang di Wilayah Pesisir Kota Mataram Mohamad Rio Rahmanto; Cahyono Susetyo
Jurnal Teknik ITS Vol 7, No 1 (2018)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (771.842 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v7i1.28908

Abstract

Dampak kenaikan muka air laut di Kota Mataram menyebabkan 6 (enam) Kelurahan di 2 (dua) Kecamatan terdampak banjir tiap tahunnya. Untuk mencegah kerusakan yang lebih parah, solusi yang dapat dilakukan adalah membuat pemodelan wilayah terdampak banjir sebagai acuan dalam perencanaan pembangunan kedepannya. Pada bulan Januari 2017, gelombang pasang merendam 1.161 rumah warga di tujuh kelurahan mencakup dua kecamatan, yakni Ampenan dan Sekarbela. Di Ampenan ada empat kelurahan yang terkena dampaknya, yaitu Kelurahan Bintaro, Ampenan Tengah, Banjar, dan Ampenan Selatan. Kecamatan Sekarbela: Kelurahan Tanjung Karang Permai, Tanjung Karang, dan Jempong Baru. Dari hasil model dapat diketahui bahwa : (1) Aspek yang paling berpengaruh dalam menentukan seberapa luas banjir ialah ketelitian dari data Digital Elevation Model. (2) Luasan wilayah banjir tahun 2016 seluas 102,866 ha, tahun 2066 seluas 145,7638 ha, dan tahun 2116 seluas 187,8490 ha. Wilayah yang tergenang sebagian besar berupa permukiman dan kawasan pertanian.
Penentuan Prioritas Ruang Terbuka Hijau berdasarkan Efek Urban Heat Island di Wilayah Surabaya Timu Nabiilatul Arifah; Cahyono Susetyo
Jurnal Teknik ITS Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (527.282 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v7i2.32454

Abstract

Urban Heat Island menjadi fenomena yang mengaitkan antara kenaikan suhu permukaan dengan aktivitas manusia, yaitu pembangunan. Wilayah Surabaya Timur mengalami perkembangan pembangunan yang pesat dalam 10 tahun terakhir. Proyek infrastruktur MERR dan rencana JLLT yang ditargetkan selesai pada 2019 meningkatkan potensi konversi lahan non terbangun menjadi kawasan hunian, komersial, dan sebagainya. Wilayah Surabaya Timur mengalami kenaikan suhu maksimal dari 33,70C menjadi 340C dalam rentang waktu 2013-2016. Pemerintah Kota Surabaya berupaya untuk menyeimbangkan lingkungan dengan penyediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) agar dapat menurunkan suhu. Oleh karena itu diperlukan adanya penentuan penambahan RTH yang memperhatikan aspek fisik, biologis, dan sosial dilihat dari indeks kenyamanan, kerapatan vegetasi, dan kepadatan penduduk. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan prioritas RTH sebagai penambahan luasan dari RTH eksisting di Wilayah Surabaya Timur yang dicapai melalui tahapan penelitian sebagai berikut : (1) Mengidentifikasi faktor-faktor penentuan prioritas RTH di Wilayah Surabaya Timur; (2) Menentukan prioritas RTH di Wilayah Surabaya Timur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penentuan prioritas RTH didasarkan pada overlay antara aspek biologis kerapatan vegetasi dari nilai NDVI, aspek fisik dari indeks kenyamanan THI, dan kepadatan penduduk. Prioritas RTH terdiri dari RTH eksisting dan rekomendasi penambahan RTH dilihat dari overlay skor 4 (moderate priority) dan skor 5 (high priority) di lahan non terbangun. Hasil penentuan prioritas RTH menunjukkan penambahan RTH dari RTH eksisting dilakukan pada 663,23 Ha tambak, 2,14 Ha tanah kosong, dan 129,30 Ha lahan pertanian. Arahan penambahan RTH dari prioritas RTH meningkatkan luasan RTH eksisting 783,06 Ha menjadi 1.577,73 Ha atau 16,18% dari total Wilayah Surabaya Timur.
Prediksi Perubahan Penggunaan Lahan Akibat Pembangunan Gerbang TOL Krian dan Driyorejo di Kecamatan Driyorejo, Kabupaten Gresik Mohammad Akhid Yunanto; Cahyono Susetyo
Jurnal Teknik ITS Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (804.742 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v7i2.33475

Abstract

Pembangunan infrastruktur, salah satunya infrastruktur transportasi, akan berpengaruh terhadap perkembangan lahan disekitarnya. Penelitian ini ditujukan untuk mengkaji kemungkinan perubahan guna lahan di sekitar Gerbang TOL Krian dan Driyorejo di Kecamatan Driyorejo, Kabupaten Gresik. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk pemerintah Kabupaten Gresik dalam mengantisipasi perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan peruntukannya sebagaimana yang terdapat pada rencana tata ruang. Penentuan potensi perubahan penggunaan lahan dilakukan pada model spasial perubahan penggunaan lahan yang keseluruhan meluputi dua teknik analisis. (1) Teknik analisis regresi logistik bertujuan untuk mengidentifikasi variabel penentu dan menghasilkan model matematis perubahan penggunaan lahan dan (2) teknik analisis spasial kogistik biner digunakan untuk melakukan pemodelan spasial perubahan penggunaan lahan di Kecamatan Driyorejo, Kabupayen Gresik. Tiap tahapan penelitian menghasilkan luaran yang saling berkaitan. Terdapat 8 variabel penentu perubahan penggunaan lahan yang dihasilkan dari teknik analisis regresi logistik. Tinggi rendahnya kemungkinan perubahan penggunaan lahan ditentukan oleh jarak dari variabel-variabel tersebut. Adapun model spasial harga lahan dihasilkan dari model matematis memiliki konstanta 0,319. Variabel yang berpengaruh positif dalam model tersebut adalah gerbang tol, wilayah permukiman, rencana jalan, sarana peribadatan dan jaringan listrik. Variabel yang berpengaruh negatif adalah sarana pendidikan, jaringan air bersih, dan jaringan gas. Hasil perumusan model spasial perubahan penggunaan lahan menunjukan bahwa probabilitas perubahan lahan di Kecamatan Driyorejo sebesar 0,000000583805 hingga 0,988594. Sedangkan untuk lahan tidak terbangun, lahan pertanian yang berpotensi untuk berubah adalah sebesar 307,29 hektar dan lahan RTH yang berpotensi untuk berubah adalah sebesar 34,9 hektar. 
Analisis Karakteristik Spasial Kawasan Permukiman dengan Spatial Metric di Distrik Jayapura Selatan, Kota Jayapura Citra Andinasari; Cahyono Susetyo
Jurnal Teknik ITS Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (375.044 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v7i2.34890

Abstract

Kawasan permukiman di Kota Jayapura semakin meningkat setiap tahunnya dan bertumbuh secara massif membentuk kawasan permukiman informal akibat kondisi topografi maupun ekonomi masyarakat setempat. Sehingga kawasan permukiman bertumbuh dengan karakteristik spasial yang berbeda-beda. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik spasial kawasan permukiman di Kota Jayapura dengan menggunakan analisis spatial metric. Dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa kedua Kawasan yang menjadi objek penelitian memiliki karakteristik spasial yang berbeda. Kawasan Permukiman Jaya Asri memiliki nilai metrik PD, LPI, AREA_MN yang lebih besar dan nilai metrik LSI yang lebih sedikit dibandingkan Polimak. Dengan kata lain Jaya Asri yang merupakan salah satu permukiman terencana di Kota Jayapura memiliki karakteristik spasial yakni pola bangunan yang lebih kompak, memiliki rata-rata bangunan yang lebih luas dan berbentuk lebih regular jika dibandingkan dengan Polimak yang merupakan salah satu permukiman tidak terencana di Kota Jayapura.
Pemodelan Pertumbuhan Lahan Terbangun Sebagai Upaya Prediksi Perubahan Lahan Pertanian di Kabupaten Karanganyar Rivan Aji Wahyu Dyan Syafitri; Cahyono Susetyo
Jurnal Teknik ITS Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1539.713 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v7i2.36453

Abstract

Perubahan lahan pertanian telah menjadi fenomena akan dampak dari perkembangan penduduk. Di Kabupaten Karanganyar hingga tahun 2016 pertumbuhan penduduk mencapai 0,9% per tahun. Secara fisik konversi lahan pertanian yang terjadi dipengaruhi olah adanya perkembangan industri dan permukiman, dilalui jalan nasional dan dampak sprawl dari Kota Surakarta. Hal tersebut mengakibatkan tingginya perkembangan lahan terbangun sementara luas lahan yang tersedia relatif tetap. Menimbangan dari perubahan lahan yang terus berkembang maka diperlukan pemodelan spasial perubahan lahan berbasis prediksi guna meminimalisir dampak pada masa yang akan datang. Sehingga dalam penelitian ini akan membahas pemodelan pertumbuhan lahan terbangun sebagai upaya prediksi perubahan lahan pertanian di Kabupaten Karanganyar. Melalui teknik AHP (Analytical Hierarchy Process) dapat diketahui variabel yang berpengaruh terhadap alih fungsi lahan pertanian. Kemudian ditransformasi melalui simulasi dengan pendekatan Cellular Automata dapat diketahui prediksi perubahan lahan pertanian. Hasil penelitian menunjukkan prediksi perubahan lahan pertanian di Kabupaten Karanganyar hingga tahun 2038 seluas 2369.69 Ha, dengan pola pertumbuhan lahan terbangun yang cenderung pada kawasan perkotaan Kabupaten Karanganyar.
Pola Spasial Produksi dan Serapan Emisi CO2 Primer pada Sektor Perumahan di Kecamatan Sukomanunggal Baskara Adiena Hutomo; Cahyono Susetyo
Jurnal Teknik ITS Vol 8, No 2 (2019)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (582.127 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v8i2.46419

Abstract

Banyak dari kegiatan rumah tangga yang bisa menghasilkan emisi CO2, ditambah lagi tidak aktifnya beberapa stasiun Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) menjadikan kurangnya data spasial terkait paparan dan serapan emisi karbon (CO2). Oleh karena itu diperlukan mempolakan data spasial terkait produksi dan serapan emisi CO2 yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk mencari pola spasial dari produksi dan serapan emisi gas CO2 di sektor perumahan yang terdapat di Kecamatan Sukomanunggal. Tahapan dari penelitian ini terdiri dari (1) Mengidentifikasi variabel-variabel yang mempengaruhi produksi dan serapan emisi CO2 pada suatu unit rumah di lahan permukiman di Kecamatan Sukomanunggal dengan menggunakan metode CFA (Confirmatory Factor Analysis), (2) Mengestimasi jumlah produksi dan serapan emisi CO2 pada sektor perumahan di Kecamatan Sukomanunggal dengan perhitungan Faktor Emisi, (3) Mempolakan secara spasial produksi dan serapan emisi CO2 primer pada sektor perumahan di Kecamatan Sukomanunggal dengan metode Interpolasi. Penelitian ini terletak di Kecamatan Sukomanunggal, pemilihan Kecamatan Sukomanunggal sebagai wilayah studi dikarenakannya dominannya lahan permukiman di Surabaya Barat yang dimana Kecamatan Sukomanunggal merupakan kecamatan di wilayah Surabaya Barat.Dari hasil penelitian ini, diperoleh bahwa produksi emisi CO2 banyak dihasilkan dari Rumah bertipe Mewah. Namun serapan terbesar juga dihasilkan di wilayah perumahan bertipe Mewah. Sehingga produksi Emisi (CO2) dengan serapan yang kecil terjadi pada perumahan bertipe sederhana yang berkarakteristik permukiman padat. Serapan dari Ruang Terbuka Hijau Privat masih memberi kontribusi kecil terhadap serapan Emisi CO2 tersebut.
Identifikasi Pola Spasial Kriminalitas Kota Berdasarkan Faktor Ekologi Kriminal di Kabupaten Sidoarjo Ramadhany Ashari; Cahyono Susetyo
Jurnal Teknik ITS Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v9i1.51200

Abstract

Permasalah Kota-kota Indonesia yang berujung pada menurunnya kualitas lingkungan perkotaan. Permasalahan lingkungan, sosial, kependudukan, infrastruktur, lapangan kerja, dan lain sebagainya merupakan isu perkotaan yang seringkali bermunculan di ruang publik, baik dalam bentuk media ataupun diseminasi public. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pola Spasial Kriminal Pencurian Berdasarkan Faktor Ekologi Kriminal di Kabupaten Sidoarjo sebagai perspektif teoritis kecenderungan lingkungan pembentuk tindak criminal. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka perlu dicapai sasaran dalam penelitian ini berupa; Menganalisis faktor-faktor ekologi kriminal yang menentukan tingkat kriminalitas di Kabupaten Sidoarjo;Mengidentifikasi pola spasial kriminal pencurian di Kabupaten Sidoarjo; Mengidentifikasi korelasi antara pola spasial kriminal pencurian dengan faktor-faktor ekologi kriminal. Penelitian ini menggunakan teknik analisis dot density dan analisis korelasi. Dimana kedua analisis tersebut digunakan untuk mengetahui persebaran lokasi kriminalitas kota serta mengetahui besaran pengaruh kriminalitas suatu wilayah. Dari analisis yang telah dilakukan, didapatkan hasil akhir bahwa faktor-faktor yang berpengaruh dalam kriminalitas di Kabupaten Sidoarjo diantaranya adalah padatnya penduduk, permukiman, pengangguran, kawasan komersil. Berdasarkan hasil penelitian tipe Difusi Penampungan (Relocation diffusion), yang merupakan proses yang sama dengan persebaran keruangan dimana informasi atau material yang didifusikan meninggalkan daerah yang lama dan berpindah atau ditampung di daerah yang baru dan Faktor-faktor ekologi kriminal yang berkorelasi kuat sebagai faktor pembentuk kriminal pencurian di Kabupaten Sidoarjo adalah luas permukiman dan luas kawasan komersil Sedangkan populasi, kepadatan dan kemiskinan penduduk berkorelasi rendah sampai sedang.
Prediksi Debit Limpasan Air Permukaan pada Daerah Rawan Banjir di Kabupaten Jombang Berdasarkan Pemodelan Penggunaan Lahan Ikhfadhulhikmy Kurnia Bintang Ramadhan; Cahyono Susetyo
Jurnal Teknik ITS Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v9i2.54046

Abstract

Pertumbuhan penduduk dan penetapan kebijakan khusus bagi suatu wilayah memiliki dampak langsung terhadap laju pembangunan. Dampak dari meningkatnya laju pembangunan adalah alih fungsi lahan, tidak terkecuali alih fungsi lahan pada kawasan resapan air sehingga mengakibatkan meningkatnya debit limpasan air yang berpotensi menjadi banjir. Terlebih peningkatan laju pembangunan tersebut terjadi pada daerah rawan banjir. Hal tersebut terjadi di Kabupaten Jombang, khususnya pada Kecamatan Mojoagung, Mojowarno, Sumobito, Bareng, dan Wonosalam. Selama 11 tahun (2006-2017) 5 kecamatan tersebut mengalami alih fungsi lahan dari non terbangun menjadi terbangun seluas 2009,26 Ha, selain itu wilayah tersebut merupakan daerah langganan banjir dan berdasarkan rencana tata ruang ditetapkan menjadi kawasan strategis ekonomi dengan fungsi perkotaan, perdagangan, dan industri. Berdasarkan pada kondisi tersebut, penelitian ini bertujuan untuk memprediksi debit limpasan air permukaan berdasarkan pemodelan penggunaan lahan sebagai respon penetapan kebijakan yang ada. Tujuan penelitian dicapai dengan mengidentifikasi pola perkembangan penggunaan lahan, lalu mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan, selanjutnya melakukan pemodelan spasial penggunaan lahan sampai tahun 2039 dengan menggunakan metode celluler automata, dan terakhir menganalisis peningkatan debit limpasan air permukaan berdasarkan pemodelan penggunaan lahan dengan menggunakan metode rasional. Hasil dari penelitian ini wilayah penelitian terbagi menjadi 63 sub Das dan menghasilkan 2 skenario pemodelan penggunaan lahan yakni berdasarkan trend pertumbuhan lahan (SK1) dan analisis kebutuhan lahan (SK2). Berdasarkan SK1 menunjukkan 71,43% dari 63 sub das mengalami kenaikan koefisien limpasan dan debit limpasan dengan rata-rata kenaikan 0,61-0,63 m3/detik, dengan rincian terdapat 4129,15 Ha lahan yang diprediksi akan berubah menjadi kawasan terbangun pada tahun 2039 dengan potensi mengakibatkan kenaikan debit sangat tinggi. Sementara SK2 menunjukkan 68,25% dari 63 sub das mengalami kenaikan koefisien limpasan dan debit limpasan dengan rata-rata kenaikan 0,38-0,4 m3/detik, dengan rincian terdapat 2999,81 Ha lahan yang diprediksi akan berubah menjadi kawasan terbangun pada tahun 2039 dengan potensi mengakibatkan kenaikan debit sangat tinggi.
Penambahan Ruang Terbuka Hijau Publik Optimal di Kota Banda Aceh Berdasarkan Minimasi Anggaran Saryulis Saryulis; Cahyono Susetyo
Jurnal Teknik ITS Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v9i2.56044

Abstract

Penyediaan ruang terbuka hijau publik merupakan salah satu komponen penting dalam upaya mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Kondisi penyediaan ruang terbuka hijau publik di Kota Banda Aceh per tahun 2020, baru mencapai 14,31% dari ketentuan minimum 20,00% dari luas wilayah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Upaya penambahan/penyediaan ruang terbuka hijau publik seringkali terkendala masalah alokasi anggaran untuk pengadaan lahan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk merumuskan model penambahan ruang terbuka hijau publik optimal di Kota Banda Aceh berdasarkan minimasi anggaran. Tujuan penelitian dicapai dengan mengidentifikasi ketersediaan lahan dan kebutuhan penambahan ruang terbuka hijau publik, selanjutnya dirumuskan model penambahan ruang terbuka hijau publik menggunakan metode linear programming. Hasil penelitian menunjukkan upaya pengadaan lahan untuk penambahan ruang terbuka hijau publik optimal di Kota Banda Aceh membutuhkan anggaran sebesar Rp. 1.767.747.119.132 dengan luas penambahan lahan seluas 3.293.404 m².
Model Optimasi Pengembangan Agroindustri Komoditas Apel di Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang Mayang Puspita Salim; Cahyono Susetyo
Jurnal Teknik ITS Vol 10, No 2 (2021)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v10i2.62608

Abstract

Kecamatan Poncokusumo memiliki potensi komoditas unggulan apel yang baik untuk dikembangkan. Tetapi masih terdapat permasalahan pemanfaatan apel yang harus dihadapi. Sejauh ini program kawasan agropolitan di Kecamatan Poncokusumo masih berorientasi pada usahatani (on-farm) dibandingkan aspek pasca produksinya (off-farm). Pasalnya, peningkatan kesejahteraan keluarga tani tidak bisa hanya mengandalkan pendapatan dari hasil usahatani (on-farm). Melihat kondisi tersebut kesempatan kerja di pedesaan harus mulai mengarah pada kegiatan pasca produksi (off-farm) yakni usaha pengolahan melalui agroindustri pengolahan komoditas apel dengan mempertimbangkan keterbatasan sumber daya yang ada agar dapat meraih keuntungan yang maksimal. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menyusun model optimasi pengembangan agroindustri komoditas apel di Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang. Penelitian ini menggunakan 2 metode analisis. Pertama, analisis delphi untuk menentukan variabel yang berpengaruh terhadap model optimasi pengembangan agroindustri. Kedua analisis linear programming untuk merumuskan model optimasi pengembangan agroindustri. Dari hasil analisis yang telah dilakukan didapatkan 6 variabel yang berpengaruh terhadap model optimasi pengembangan agroindustri yaitu kuantitas bahan baku, kebutuhan bahan baku, pendanan, harga produk, jumlah hasil produksi, dan keuntungan produk serta didapatkan 2 skenario model optimasi. Sehingga agar agroindustri berkembang secara optimal berdasarkan hasil dari model optimasinya perlu memanfaatkan bahan baku sebesar 51.263.000 Kg dengan modal yang dibutuhkan sebesar Rp.31.567.251.405 dan keuntungan maksimal yang diperoleh sebesar Rp131.034.161.079 pertahunnya berdasarkan skenario 1. Sedangkan berdasarkan skenario 2 perlu memanfaatkan bahan baku sebesar 48.845.529 Kg dengan modal yang dibutuhkan sebesar Rp.13.802.400.000 dan keuntungan maksimal yang diperoleh sebesar Rp117.443.167.162 pertahunnya.