Claim Missing Document
Check
Articles

AMORPHOLOGICAL STUDY ON THE USE OF REVERSED WORDS IN BALINESE LANGUAGE USED BY THE PEOPLE IN TIANYAR TIMUR ., Ni Made Astiti Sari; ., Prof. Dr. Ni Nyoman Padmadewi,MA; ., Dewa Putu Ramendra, S.Pd, M.Pd
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol 1, No 1 (2013): May
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v1i1.3961

Abstract

Penelitian ini berusaha untuk menggambarkan bentuk kata terbalik digunakan oleh orang-orang di Tianyar Timur dalam proses morfologi dan untuk menggambarkan fungsi kata terbalik dalam percakapan sehari-hari. Obyek penelitian terbalik kata-kata sebuah studi morfologi dilakukan dalam bahasa Bali yang digunakan dalam Tianyar Timur. Mereka adalah tiga jenis pembentukan kata yang ditemukan dalam kata-kata terbalik yang digunakan dalam Tianyar Timur: 1) tipe pertama pembentukan kata dibentuk dengan mengucapkan suku kata dari kata dari suku kata kembali ke suku kata depan, 2) jenis kedua kata formasi dibentuk dengan mengucapkan huruf dari kata dari huruf terakhir dengan huruf depan, 3) jenis ketiga adalah suara vokal: A, I, U, E, O, e yang konstanta, dan suara konsonan harus diubah menjadi: BJ, CD, F, P, V NY, GW, HR, Q, KN, LT, Y NG, MS, Z. Kata akan berubah karena; kata ini memiliki suara yang sama dan suara dari kata yang penting. Kata Kunci : Kata Terbalik, studi morfologi, Pidato Community. ABSTRACT This study attempted to describe the forms of the reversed word used by people in Tianyar timur in morphological process and to describe the function of the reversed word in daily conversation. The objects of study were reversed words a morphological study conducted in the Balinese language used in Tianyar Timur. They were three types of word formation found in the reversed words used in Tianyar Timur: 1) the first type of word formation was formed by uttering the syllable of the word from the back syllable to the front syllable, 2) the second type of word formation was formed by uttering the letter of the word from the last letter to the front letter, 3) the third type is the vocal sound: A,I,U,E,O,e are constants, and the consonant sound must be changed to become: B J, C D, F,P,V NY, G W, H R, Q,K N, L T, Y NG, M S,Z. The word changes because; this word has a same sound and the sound of the word which is important. Key Words: Reversed word , Morphological study, Speech Community. keyword : Key Words: Reversed words , Morphological study, Speech Community
The Effect of Communicative Language Teaching ”Role Play” On The Students Speaking Competency Of Grade X In SMA N 1 Kubu in Academic Year 2013/2014 ., I Kadek Suarsana; ., Prof. Dr. Ni Nyoman Padmadewi,MA; ., Dewa Putu Ramendra, S.Pd, M.Pd
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol 1, No 1 (2013): May
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v1i1.4801

Abstract

Ini adalah penelitian eksperimen, dimana bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan pada berbicara siswa yang diajar dengan tehnik Role Play dan tehnik konvensional di siswa kelas 10. Cluster Random Sampling adalah tehnik pengambilan sampel yang digunakan dalam studi ini, dimana dua kelas dipilih secara acak sebagai sampel dalam penelitian ini. Hasil dari descriptive statistics menunjukan hasil rerata nilai kelompok eksperimen 73.96 dan kelompok control 64.58. Lebih lanjut, analisis secara statistik inferensial menunjukan nilai t observed (to) adalah 3.198. Nilai tersebut lebih besar dari nilai t critical value (tcv) yaitu 1.67 (α = .05). Berdasarkan hasil penelitian tersebut, bisa di simpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada hasil berbicara siswa yang diajarkan dengan menggunakan tehnik Role Play dan siswa yang diajarkan dengan menggunakan tehnik konvensional. Kata Kunci : Keywords: Role Play, Conventional, Speaking Achievement This research was an experimental research, which was aimed at investigating whether there was a significant difference in students' speaking achievement taught by using Role Play Technique and Conventional Technique in tenth grade students. Cluster random sampling was used as sampling technique in this study, in which two classes were selected randomly as the samples of the study. The result of descriptive statistics shows that the mean score of experimental group was 73.96 while the control group was 64.58. Furthermore, from the analysis by using inferential statistic, it was found that the value of t observed (to) was 3.198. It was higher than t critical value (tcv) which was 1.67 (α = .05). Based on the data, it can be concluded that there is significant difference in speaking achievement of the students who are taught through Role Play Technique and the students who are taught by using conventional technique. keyword : Keywords: Role Play, Conventional, Speaking Achievement
AN ANALYSIS OF COMMUNICATION STRATEGIES USED IN NGIDIH WEDDING CEREMONY IN SAWAN VILLAGE ., Made Arniati; ., Dr. I Gede Budasi,M.Ed,Dip.App.Lin; ., Dewa Putu Ramendra, S.Pd, M.Pd
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol 1, No 1 (2013): May
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v1i1.5285

Abstract

Penelitian ini bertujian untuk: (1) mendeskripsikan langakah langkah pada perkawinan Ngidih di desa Sawan, (2) mendeskripsikan jenis jenis strategi berkomunikasi yang digunakan oleh Prajuru ‘kepala desa, klian desa adat, dan delegasi dari keluarga laki-laki’, dalam perkawinan Ngidih di desa Sawan, (3) mengivestigasi alasan dari Prajuru ‘kepala desa, klian desa adat, dan delegasi dari keluarga laki-laki’ dalam menggunakan strategi berkomunikasi pada perkawinan Ngidih di desa Sawan. Bentuk penelitian ini adalah deskriptip. Data yang diperoleh dianalisis dengan cara deskripsi. Subjek dari penelitian ini adalah lima orang yang terlibat dalam perkawinan Ngidih di desa Sawan. Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa ada delapan langkah-langkah dalam perkawinan Ngidih di desa Sawan, diantaranya: Ngeluku ‘perkenalan keluarga mempelai laki laki dan perempuan’, Nyedekang/ Meparisedek ‘penentuan hari meminta mempelai perempuan, Ngidih ‘meminta mempelai perempuan untuk dibawa kerumah mempelai laki laki’ Pebiayakala ‘penyucian mempelai laki laki dan perempuan’, Mesakapan/Medengenan ‘penyatuan mempelai laki laki dan perempuan’ , Medapetan ‘pengesahan perkawinan’, Mepedambel ‘menjelaskan berbagai rasa dalam hidup’, and Ngelaliang ‘berkunjung ke rumah mempelai perempuan’. Berdsarkan hasil penelitian maka ditemukan bahwa ada lima jenis strategi berkomunikasi yang digunakan oleh Prajuru ‘kepala desa, klian desa adat, dan delegasi dari keluarga laki-laki’, diantaranya: approximation, circumlocution, language switching, paralanguage, dan clarification request. Alasan mereka menggunkan strategi berkomunikasi, diantaranya: untuk mengidari kesalahpahaman/ membuat pendengar mengerti, memberikan penjelasan yang baik, dan menekankan ucapan ucapan. Kata Kunci : strategi berkomunikasi, perkawinan This study aimed at (1) describing the procedures in Ngidih wedding in Sawan village, (2) describing the types of communication strategies used by Prajuru ‘the head of the village, the village head of culture and tradition, and the groom’s delegation’ in ngidih wedding in Sawan village, (3) investigating the reasons of Prajuru ‘the head of the village, the head culture and tradition of village, and the groom’s delegation’ in applying the communication strategies during Ngidih wedding in Sawan village. This study was designed in the form of qualitative research. The obtained data were analyzed descriptively. The subjects of this study were five people who were involved in Ngidih wedding in Sawan village. It was found that they were several procedures of Ngidih wedding in Sawan village which included: Ngeluku ‘Introducing the family member of the groom’s family to the bride’s family’, Nyedekang/ Meparisedek ‘Determining the date of Ngidih wedding ceremony’, Ngidih ‘Asking the bride to the groom’s house’, Pebiayakala ‘Purification of the groom and the bride arriving in groom’s house’, Mesakapan/Medengenan ‘Uniting the groom and bride’, Medapetan ‘Legalizing the marriage’, Mepedambel ‘Explaining the taste of life’, and Ngelaliang ‘Visiting the groom’s house’. The results of the analysis show that the Prajuru ‘the head of the village, the head culture and tradition of village, and the groom’s delegation’ used six types of communication strategies which included: approximation, circumlocution, language switching, paralanguage, and clarification request. Their reasons to use the communication strategies were to avoid misunderstanding/ make the listeners understand, to give brief explanation, and to emphasize the utterances. keyword : This study aimed at (1) describing the procedures in Ngidih wedding in Sawan village, (2) describing the types of communication strategies used by Prajuru ‘the head of the village, the village head of culture and tradition, and the groom’s delegation’ in ngidih wedding in Sawan village, (3) investigating the reasons of Prajuru ‘the head of the village, the head culture and tradition of village, and the groom’s delegation’ in applying the communication strategies during Ngidih wedding in Sawan village. This study was designed in the form of qualitative research. The obtained data were analyzed descriptively. The subjects of this study were five people who were involved in Ngidih wedding in Sawan village. It was found that they were several procedures of Ngidih wedding in Sawan village which included: Ngeluku ‘Introducing the family member of the groom’s family to the bride’s family’, Nyedekang/ Meparisedek ‘Determining the date of Ngidih wedding ceremony’, Ngidih ‘Asking the bride to the groom’s house’, Pebiayakala ‘Purification of the groom and the bride arriving in groom’s house’, Mesakapan/Medengenan ‘Uniting the groom and bride’, Medapetan ‘Legalizing the marriage’, Mepedambel ‘Explaining the taste of life’, and Ngelaliang ‘Visiting the groom’s house’. The results of the analysis show that the Prajuru ‘the head of the village, the head culture and tradition of village, and the groom’s delegation’ used six types of communication strategies which included: approximation, circumlocution, language switching, paralanguage, and clarification request. Their reasons to use the communication strategies were to avoid misunderstanding/ make the listeners understand, to give brief explanation, and to emphasize the utterances.
A STUDY OF CODE SWITCHING USED BY ENGLISH TEACHER TRAINEE AT SMP NEGERI 2 SINGARAJA IN ACADEMIC YEAR 2014/2015 ., May Anggara Jiwa Hanuraga; ., Drs. I Wayan Suarnajaya,MA., Ph.D.; ., Dewa Putu Ramendra, S.Pd, M.Pd
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini ditujukan untuk menganalisis tipe dari alih kode bahasa, fungsi alih kode bahasa, dan alasan penggunaan alih kode bahasa yang digunakan oleh guru bahasa Inggris untuk mengajar Bahasa Inggris sebagai bahasa asing pada kelas tujuh di SMP N 2 Singaraja pada tahun ajaran 2014/2015. Penelitian ini adalah mixed method research. Subjek dari penelitian ini adalah seorang guru ppl perempuan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah perekam tape recorded, catatan, dan panduan wawancara. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada dua tipe alih kode bahasa yang digunakan oleh guru ppl bahasa Inggris. Mereka adalah intra-sentential alih kode bahasa (59%), dan inter-sentential alih kode bahasa (41%). Ada enam fungsi alih kode bahasa yang digunakan oleh guru bahasa Inggris; fungsi penekanan (33%), fungsi perhatian (32%), fungsi kebutuhan bahasa (2%), fungsi klarifikasi(29%), fungsi hiburan (1%), fungsi perintah (3%). Alasan penggunaan alih kode bahasa adalah untuk membicarakan suatu topik, menegaskan sesuatu, menyisipkan, pengulangan sebagai klarifikasi, maksud untuk menjelaskan isi pembicaraan pada pendengar, menyiapkan siswa untuk bekerja di kehidupan nyata, meningkatkan motivasi belajar bahasa Inggris, membantu siswa menangkap informasi yang diberikan guru, menciptakan atmosfir belajar yang menyenangkan, memberikan perintah atau instruksi. Kata Kunci : Alih Kode Bahasa, Guru Bahasa Inggris This study aimed at analyzing the types of code switching, the functions of code switching, and the reasons of using code switching by English teacher trainee at SMP N 2 Singaraja in academic year 2014/2015.This research is mixed method. The subject of this study is a female teacher trainee. The instruments used in this study are tape recorder, a field note, and an interview guide. The results of this study show that there are two types of code switching used by the English teacher trainee. They are intra-sentential code switching (59%), and inter sentential code switching (41%). There are six functions of code switching used by the English teacher trainee; emphasis function (33%), attention function (32%), lexicalization function (2%), clarification function (29%), sociolinguistic play function (1%), instruction function (3%). The reasons of using code switching are the students had lack of register, students had lack of confident to participate, increasing motivation in learning English, creating a fun learning atmosphere, and giving command or instruction.keyword : Key Words : Code Switching, English Teacher Trainee
AFFIXATION IN LEMUKIH DIALECT OF BALINESE: A DESCRIPTIVE STUDY OF DERIVATIONAL AND INFLECTIONAL PROCESSES ., I Made Liantana Riasa; ., Prof. Dr.I Ketut Seken,MA; ., Dewa Putu Ramendra, S.Pd, M.Pd
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol 1, No 1 (2013): May
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v1i1.6028

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis-jenis prefik dan sufik di dialek Bali Lemukih dan termasuk dalam jenis infleksi dan derivasi mereka terlibat. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif Qualitatif. Dua informan pembicara dialek Lemukih dipilih sesuai dengan criteria. Data dikumpulkan sesuai dengan empat teknik, bernama: teknik eliciting, perekaman, dan pencatata. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa ada empat prefik dan lima sufiks di dialek Bali Lemukih. Prefik dan sufiks ini akan digolongkan lebih lanjut kedalam derivasi dan infleksi prefik dan sufik. Prefik derivasi adalah {ma-}, {N-}, {ka-}, dan {pa-}. Sedangkan sufik derivasi adalah {-an} dan {ang}. Prefik infleksi adalah {ma-}, {N-}, dan {ka-}. Sedangkan sufik infleksi adalah {-in}, {-ne}, {-an}, {-ang}, dan {-e}. Terlebihnya, masing-masing prefik dan sufik memiliki fungsi yang berbeda seperti pembuat kata kerja (kalimat suruh), pembuat kata benda (definite article), pembuat kata sifat (perbandingan), pembuat kata pasif, dan pembuat kata aktif.Kata Kunci : derivasi prefik dan sufik, infleksi prefik dan sufik, dan dialek Bali Lemukih This study aimed at describing the kinds of prefixes and suffixes in Lemukih dialect of Balinese and the types of inflectional and derivational processes in which they are involved. This study is a descriptive qualitative research. Two informants Lemukih dialect speakers were chosen based on set criteria. The data were collected based on four techniques, namely: eliciting, recording, and note taking technique. The results of the study showed that there are four prefixes and five suffixes in Lemukih dialect of Balinese. These prefixes and suffixes can be further categorized into derivational and inflectional prefixes and suffixes. The derivational prefixes are {ma-}, {N-}, {ka-}, and {pa-}. Meanwhile, the derivational suffixes are {-an} and {ang}. The inflectional prefixes are {ma-}, {N-}, and {ka-}. Meanwhile, the inflectional suffixes are {-in}, {-ne}, {-an}, {-ang}, and {-e}. Moreover, each prefixes and suffixes has different functions such as verbalizer (imperative), nominalizer (definite article), adjectivizer (comparative), passivizer, and activizer.keyword : derivational prefixes and suffixes, inflectional prefixes and suffixes, and Lemukih dialect of Balines
AFFIXATION IN THE CODE USED BY THE MUSLIM PEOPLE OF PULUKAN VILLAGE: A DESCRIPTIVE STUDY ., I Putu Eka Adi Sanjaya; ., Prof. Dr.I Nyoman Adi Jaya Putra, MA; ., Dewa Putu Ramendra, S.Pd, M.Pd
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol 1, No 1 (2013): May
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v1i1.6082

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan proses morfologi afiksasi yang ada di bahasa kode yang digunakan orang muslim di desa Pulukan yang memiliki peran dalam membangun kata dan maknanya ketika Bahasa tersebut ditambahkan ke basis tertentu. Itu karena bahasa Pulukan yang unik, peneliti perlu tahu lebih banyak tentang bahasa itu dan memberikan perhatian untuk membuat bahasa ini ada. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui jenis-jenis afiks di Bahasa Pulukan , 2) Untuk mengetahui proses afiksasi membangun kalimat. Penelitian ini dirancang dalam bentuk penelitian deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan melalui observasi dan wawancara proses, dan menggunakan beberapa instrumen seperti: peneliti itu sendiri, alat perekaman, daftar kata, dan pedoman wawancara. Subyek dalam penelitian ini adalah penutur asli desa Pulukan. Ada 3 orang dari Kampung Baru, Kampung Ledok, dan Kampung Loji. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa di Bahasa Pulukan ditemukan tiga jenis afiks. afiks yang ditemukan adalah: Prefix {N-, me-, di-, ber-, ter-, se-}, akhiran {-i, -an, -ne, -no, -ken, -nye}, dan pengombinasian dari dua afiks {N-i, N-ken, N-ne, ke-an, pe-an, me-i}. Selain itu ada beberapa proses afiksasi yang ditemukan di Bahasa Pulukan yaitu proses derivasi dan proses infleksi. Dari proses - proses derivatif yang ditemukan, beberapa kata dapat mengubah arti kata tersebut berdasarkan dimana Bahasa tersebut digabungkan.Kata Kunci : Afiksasi, Bahasa Kode yang Digunakan Orang Muslim di Desa Pulukan, Proses Morfologi This study aimed at describing the morphological process concerning affixation found in Code of Muslim of Pulukan village which has roles in constructing words. It is because the language is unique, the researcher needs to know more about that language and give attention to make this language existed. The purposes of this research were: 1) To find out the affixes in Pulukan village dialect, 2) To know the affixation processes in constructing the word. This research was designed as a descriptive qualitative research. The data were collected through observation and interview, and the instruments were: the researcher itself, recording tools, words list, and interviewing guide. The subjects of this research were native speakers of Pulukan village. They were 3 people from Kampung Baru, Kampung Ledok, and Kampung Loji. The result of this study found three types of affixes. Those affixes that were found are: Prefix {N-, me-, di-, ber-, ter-, se-}, Suffix {-i, -an, -ne, -no, -ken, -nye}, and Confix {N-i, N-ken, N-ne, ke-an, pe-an, me-i}. Besides that there were some processes of affixation that were found in Code of Muslim of Pulukan village, they were derivational process and inflectional process. From the process of derivational process found some words that can change the meaning and the word function based on where the words were attached.keyword : affixation, code of Muslims of pulukan village, morphological process
AN ANALYSIS OF JARGON USED BY RECEPTIONISTS IN FRONT OFFICE AT ASA BALI LUXURY VILLAS AND SPA SEMINYAK ., I Putu Citra Yudha; ., Prof. Dr.I Ketut Seken,MA; ., Dewa Putu Ramendra, S.Pd, M.Pd
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol 1, No 1 (2013): May
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v1i1.6117

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan bentuk linguistik, arti dan fungsi jargon yang digunakan oleh resepsionis pada front office di Asa Bali Luxury Villa and Spa Seminyak. Jargon dianalisis dengan menggunakan teori dari Allan & Buridge (2006), dan di dukung oleh teori Yule 2006, Chaer & Agustina 2010. Penelitian ini di desain menggunakan metode penelitian kualitatif. Jargon yang di identify kasi adalah jargon yang digunakan dalam bentuk lisan dan tertulis. Tehknik - tehknik yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah observasi, dokumentasi dan interview. Dalam hasil penelitian, ditemukan 120 jargon yang digunakan oleh resepsionis di front office Asa Bali Villa and Spa. Dalam bentuk linguistik, jargon – jargon yang digunakan oleh resepsionis terdiri dari noun phrases (46 atau 38%), abbreviation (29 atau 24%), noun (21 atau 18%), clipping (5 atau 4.1%), affixation (4 atau 3.2%), borrowing (4 atau 3.2%), acronym (3 atau 2.4%), preposition phrases (3 atau 2.4%), verb (2 atau 1.6%), adjective (2 atau 1.6%), coinage (1 atau 0.5%). Arti dari 120 jargon didefinisikan berdasaran interview pada staff villa, dokumen resepsionis, kamus, dan konteks penggunaan jargon. Data analisis menunjukan terdapat dua fungsi jargon, (1) sebanyak 37 data (30%) menyajikan bahasa yang khusus untuk mengefisienkan komunikasi dan (2) 83 data (70%) meningkatkan solidaritas dalam kelompok. Jargon merupakan sebuah variasi bahasa untuk berkomunikasi di dalKata Kunci : jargon, front office department, Asa Bali Luxury Villas and Spa ABSTRACT This study aimed at identifying and describing the linguistic forms, the meanings and the functions of jargon used by receptionists of the front office department at Asa Bali Luxury Villas and Spa Seminyak. The jargon was analyzed respectively through Allan & Burridge’s (2006) theory and supported by Yule’s (2006) theory, and Chaer & Agustina’s (2010) theory. This study was conducted in qualitative method. The front office jargons were investigated in spoken and written forms. The subjects of this study were receptionists of the front office department at Asa Bali Luxury Villa and Spa Seminyak. The methods of data collection were observation, documentation and interview. This study found that 120 types of jargon were used by receptionists in front office department. It was found that the jargon was in the form of noun phrases (46 or 38%), abbreviation (29 or 24%), noun (21 or 18%), clipping (5 or 4.1%), affixation (4 or 3.2%), borrowing (4 or 3.2%), acronym (3 or 2.4%), preposition phrases (3 or 2.4%), verb (2 or 1.6%), adjective (2 or 1.6%), and coinage (1 or 0.5%). The meanings of 123 jargon was identified by investigating technical meaning. Besides, this study found that there were two functions of the jargon, (1) providing a technical or specialist language to make communication more efficient and (2) encouraging group solidarity. This study concluded that jargon is a way to express the feeling of the community and also have their own specific language.keyword : jargon, front office department, Asa Bali Luxury Villas and Spa
AN ANALYSIS OF POLITENESS STRATEGY USED BY THE TENTH GRADE STUDENTS OF CANGGU COMMUNITY SCHOOL (CCS) IN ACADEMIC YEAR 2014/ 2015 ., Ni Luh Dewi Antari; ., Prof. Dr.I Nyoman Adi Jaya Putra, MA; ., Dewa Putu Ramendra, S.Pd, M.Pd
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol 1, No 1 (2013): May
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v1i1.6190

Abstract

Penelitian ini tergolong penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan strategi kesopanan yang digunakan oleh siswa kelas sepuluh di Canggu Community School (CCS). Subjek penelitian ini adalah 20 siswa dari kelas Simon Baccanello (SB). Penelitian ini menggunakan teori dari Brown and Levinson sebagai landasan teori utama. Dari 20 siswa kelas sepuluh, 36% siswa setuju menggunakan strategi bald on record, 40% setuju menggunakan strategi kesopanan positif, 26% setuju menggunakan strategi kesopanan negatif, 21% setuju menggunakan strategi off record dan hanya 5% dari 20 siswa yang mengatakan setuju menggunakan strategi don’t do FTA. Dari transkrip data yang diperoleh, terdapat 173 ungkapan berbeda yang digunakan oleh siswa. Dari keseluruhan ungkapan tersebut, 52% termasuk dalam strategi kesopanan positif. Strategi strategi ini mereka gunakan untuk menyampaikan keluhan mereka secara halus, menunjukkan kedekatan hubungan satu sama lain, menunjukkan kemarahan dan membuat pendengar mengerti apa yang mereka rasakan, menunjukkan ketertarikan atau ketidaktertarikan terhadap pelajaran tersebut dan meunjukkan ketodakpuasan atas jawaban yang diberikan. Kata Kunci : siswa kelas sepuluh, kesopanan, tujuan This study was a descriptive qualitative research which is aimed at describing politeness strategy used the by tenth grade students of Canggu Community School (CCS). The subjects of this study were 20 students from Simon Baccanello (SB) class. This study used theory of Brown and Levinson as grand theory. The research instruments were human instrument, voice recorders, questionnaire, note taking and observation sheet. Form 20 students of the tenth grade, 36 % agreed to use bald on record strategy, 40% agreed to use positive politeness strategy, 26% agreed to use negative politeness strategy, 21% agreed to use off record strategy, and only 5% agreed to use don’t do Face Threatening Act (FTA) strategy. It was also supported by the result of data transcription which were 173 utterances found. From those utterances, 52% were categorized as positive politeness strategy. Those strategies were used for the following purposes, such as: expressing complains softly, showing close relationship, showing anger and made the hearer understood what the speaker felt, showing their interest or not in the lesson, showing their satisfaction to the answer. keyword : tenth grade students, politeness, purposes
LOCAL WISDOM IN PICTURES CONTAINED IN ENGLISH TEXTBOOKS: AN ANALYSIS OF ILLUSTRATION IN ENGLISH TEXTBOOK FOR THE 7TH GRADE IN JUNIOR HIGH SCHOOL ., Ni Luh Wayan Verayanti; ., Dewa Putu Ramendra, S.Pd, M.Pd; ., G.A.P. Suprianti, S.Pd., M.Pd.
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol 4, No 2 (2016): November
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v4i2.9345

Abstract

Penelitian ini adalah analisis deskriptif yang bersifat kualitatif. Studi ini meneliti dan menjelaskan kearifan lokal diwakili dalam gambar yang terdapat dalam buku pelajaran bahasa Inggris untuk kelas 7 SMP. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana kearifan lokal diwakili dalam gambar di buku teks bahasa Inggris dari kelas 7 SMP. Subjek penelitian ini adalah buku teks bahasa Inggris untuk kelas 7 SMP; Berjudul "Bahasa Inggris, when English rings the bell (untuk SMP / Mts Kelas VII)". Data dikumpulkan melalui beberapa instrumen penelitian, seperti peneliti, catatan penelitian dan dokumen. Gambar-gambar diselidiki kemudian dikategorikan menjadi tiga tema yaitu nilai keluarga, interaksi guru-siswa, dan interaksi siswa-siswa. Representasi dari kearifan lokal yang terkandung dalam buku ini dapat dianalisis dalam penelitian ini melalui teori semiotik, kerangka tata bahasa visual dan empat dimensi budaya. Penelitian ini menemukan bahwa rasa semantik budaya mendominasi kejadian khas budaya lokal diwakili dalam gambar. Dianjurkan untuk guru menggunakan buku teks bahasa Inggris untuk kelas 7 SMP berjudul Bahasa Inggris, when English rings the bell (untuk SMP / Mts Kelas VII) karena representasi kearifan lokal di di perlihatkan dalam buku ini. Kata Kunci : buku teks, kerangka tata bahasa visual, kearifan lokal This research was in form of descriptive analysis which is qualitative in nature. The study investigates and describes the occurrences in the form of local wisdom is represented in pictures contained in English textbooks for the 7th grade in junior high school. This research aimed at to analyzing how local wisdom was represented in the picture in English textbook of the 7th grade in junior high school. Subject of this study was an English textbook for the 7th grade in Junior High School; Entitled “Bahasa Inggris, when English rings the bell (untuk SMP/Mts kelas VII)”. The data were collected through several research instruments, such as researcher, research note and document. The pictures investigated were then categorized into three themes that is family value, teacher-student interaction, and student-student interaction. The representation of local wisdoms contained in this textbook could be analyzed in this research through semiotic theory, visual grammar framework and the four dimensions of culture. This research found that the semantic sense of culture is dominating the distinctive occurrences of local culture represented in the pictures. It is recommended to the teacher use English textbook for 7th grade in Junior High School entitled Bahasa Inggris, when English rings the bell (untuk SMP/Mts kelas VII) because the representation of local wisdoms is showed in this book.keyword : text book, visual grammar framework, local wisdom .
AN ANALYSIS OF THE PRONUNCIATION ERRORS BY THE 11th GRADE STUDENTS OF SMKN 1 SUKASADA IN ENGLISH TEACHING AND LEARNING ACTIVITIES IN ACADEMIC YEAR 2015/2016 ., Siti Juliani Putri Sulandari; ., Drs. I Wayan Suarnajaya,MA., Ph.D.; ., Dewa Putu Ramendra, S.Pd, M.Pd
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol 4, No 2 (2016): November
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v4i2.8594

Abstract

Tujuan penilitian ini adalah untuk menganalisis kesalahan-kesalahan pengucapan pada kata-kata bahasa Inggris dan penyebab-penyebab terjadinya kesalahan yang dilakukan oleh oleh siswa kelas sebelas SMK Negeri 1 Sukasada. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas sebelas Akomodasi Perhotelan SMK Negeri 1 Sukasada tahun ajaran 2015/2016 yang terdiri dari 30 orang siswa. Dalam mengumpulkan data, peneliti menggunakan perekam suara dalam membaca nyaring dan wawancara. Kemudian, data dianalisis melalui prosedur analisis kesalahan yang terdiri dari mentranskrip seluruh data yang direkam, menganalisis kesalahan siswa, mengklasifikasikan kesalahan, menghitung kesalahan, menjelaskan kesalahan berdasarkan sumber. Hasil analisis data menunjukkan bahwa kesalahan yang dilakukan oleh siswa telah diklasifikasikan ke dalam konsonan, vokal, dan vokal rangkap. Peneliti menemukan 564 total kesalahan, yang terdiri dari 167 atau 29.60% kesalahan pada konsonan, 262 atau 46.50% kesalahan pada vokal, dan 135 atau 23.90% kesalahan pada vokal rangkap. Kesalahan pada vokal adalah kesalahan yang sering dilakukan oleh siswa. Penyebab kesalahan yang dilakukan siswa adalah kesalahan intralingual dimana kesalahan disebabkan oleh telusuran didalam target bahasa (inggris), interlingual dimana kesalahan disebabkan oleh efek dari bahasa ibu dan kesalahan latihan dimana kesalahan adalah hasil dari kesalahan mengajar. Kata Kunci : kesalahan pengucapan, analisis kesalahan, sumber kesalahan. The aim of this research is to analyze the pronunciation errors in English words and the sources of errors made by the students at the eleventh grade of SMK Negeri 1 Sukasada. The research design used in this study was descriptive qualitative research. The subjects of this research were the students at eleventh grade Akomodasi Perhotelan of SMK Negeri 1 Sukasada in academic year 2015/2016 that consisted of 30 students. In collecting the data, the researcher used recorder in reading aloud and interview. Then, the data were analyzed through error analysis procedure which consists of transcribing all data recorded, analyzing students’ errors, classifying the errors, evaluating the errors, explaining the errors based on the sources. The result of the data analysis shows that the errors made by the students were classified into consonant, vowel, and diphthongs. The researcher found 564 total errors, consisting of 167 or 29.60% errors in consonant, 262 or 46.50% errors in vowel, and 135 or 23.90% errors in diphthongs. Error in vowel is the most frequent errors made by the students. The sources of the errors made by the students are intralingual errors which were caused by the traced back to the target language (English), interlingual errors which were caused by the effect of the first language, and training errors which were the error that the result of wrong teaching techniques. keyword : error pronunciation, error analysis, source of error.
Co-Authors ., Dewa Gede Rai Bisma Putra ., DR. LUH PUTU ARTINI, M.A. ., DR. LUH PUTU ARTINI, M.A. ., Eva Patra Sari ., Gusti Ayu Andiani ., Gusti Putu Candra Widnyana ., I Gede Andre Agasi ., I Gede Juliadnyana ., I Gede Widiana Pradana ., I Gusti Agung Putu Samiasri ., I Gusti Ngurah Bagus Aryana ., I Gusti Ngurah Budaartha ., I Putu Ambara Putra ., I Putu Ratama ., Ida Ayu Novia Ari Swandewi ., Iffatul Muslimah ., Ika Yogi Wirawan Putra ., Intania Harismayanti ., Kadek Yeyen Meyasa ., Ketut Asri Primayani ., Km Triyunita Yani ., KOMANG TRI DARMA ., Luh Gede Kirana Sukma ., Luh Made Wina Jayanti ., Luh Widiyaswary ., Made Arsana ., Made Intan Kusuma Dewi ., Maria Cynthia Meilina ., Ni G. A. Kd Sukma Dwijayanti ., Ni Kadek Fiona Yunita Dewi ., Ni Kadek Warmasari ., Ni Luh Putu Linda Sumariyanthi ., Ni Luh Sukareni ., Ni Luh Wayan Verayanti ., Ni Nyoman Indah Ayu Maharani ., Ni Pt Repin Cemara Dewi ., Ni Putu Sri Merta Utami ., Ni Wayan Ria Candra ., Prof. Dr.I Ketut Seken, M.A. ., Prof. Dr.I Ketut Seken, M.A. ., Pt Maysadevi Kusuma ., Putu Cendhani Sari Suartana ., Siti Juliani Putri Sulandari ., Sophiarini Putu Yulia ., Vivien Hartini Laksmi Magga Adi Krisna Juniarta Aditiya, I Gede Rizky Adnyani, Ni Luh Putu Sri Agung Ayu Putu Septia Dewi Agus Adi Yasmita . Anak Agung Gede Yudha Paramartha Andi Nursyafeizah Anita Sofia Veronia Ayu Kadek Surya Maharani Dewa Ayu Eka Agustini Dewa Gede Rai Bisma Putra . Dewa Komang Tantra Dewi, Agung Ayu Putu Septia Dr.Sudirman, M.L.S . Elmiani, Ni Wayan Santi Eva Patra Sari . G.A.P. Suprianti Gasella, S A Gede Mahendrayana Gusti Ayu Andiani . Gusti Ayu Putu Ari Utami Hilda, Livia I Gede Andre Agasi . I Gede Budasi I Gede Juliadnyana . I Gede Nurjaya I Gede Rizky Aditiya I Gede Sumerjaya . I Gede Sumerjaya ., I Gede Sumerjaya I Gede Widiana Pradana . I Gusti Agung Putu Samiasri . I Gusti Ngurah Bagus Aryana . I Gusti Ngurah Budaartha . I Kadek Suarsana . I Made Liantana Riasa . I Made Liantana Riasa ., I Made Liantana Riasa I Nyoman Adi Jaya I Nyoman Adi Jaya Putra I Nyoman Pasek Hadi Saputra, S.Pd., M.Pd . I Nyoman Pasek Hadisaputra I Putu Ambara Putra . I Putu Citra Yudha . I Putu Citra Yudha ., I Putu Citra Yudha I Putu Eka Adi Sanjaya . I Putu Eka Adi Sanjaya ., I Putu Eka Adi Sanjaya I Putu Galan Brahmanusi . I Putu Galan Brahmanusi ., I Putu Galan Brahmanusi I Putu Gede Satriya Wibawa I Putu Ratama . I Wayan Suarnajaya I Wayan Swandana I Wayan Wira Praditya IDA AYU MADE ISTRI UTAMI . Ida Ayu Novia Ari Swandewi . Ida Ayu Teguh Kesari Wirata . Ida Ayu Teguh Kesari Wirata ., Ida Ayu Teguh Kesari Wirata Ida Bagus Putrayasa Ida Bagus Putu Arjun Adinata Iffatul Muslimah . Ika Yogi Wirawan Putra . Intania Harismayanti . Jaya, I Nyoman Adi Juniarta, Adi Krisna Kadek Dhea Paramitha Amara Putri Kadek Nila Hendrayani Kadek Yeyen Meyasa . Kadek Yudha Septiawan Ketut Asri Primayani . Ketut Catur Arya Sacani Km Triyunita Yani . Komang Nova Saniada Komang Tuti Irmawati . Komang Tuti Irmawati ., Komang Tuti Irmawati Kurniawan, Mas Adi Livia Hilda Luh Desi Karunia Lestari . Luh Desi Karunia Lestari ., Luh Desi Karunia Lestari Luh Gede Kirana Sukma . Luh Made Wina Jayanti . Luh Putu Artini Luh Putu Rany Prihastuti Luh Widiyaswary . M.L.S ., Dr.Sudirman, M.L.S M.Pd ., I Nyoman Pasek Hadi Saputra, S.Pd., M.Pd Made Arniati . Made Arniati ., Made Arniati Made Arsana . Made Intan Kusuma Dewi . Manik Puspita, Ni Nyoman Maria Cynthia Meilina . Mas Adi Kurniawan May Anggara Jiwa Hanuraga . May Anggara Jiwa Hanuraga ., May Anggara Jiwa Hanuraga Ni G. A. Kd Sukma Dwijayanti . Ni Kadek Fiona Yunita Dewi . Ni Kadek Ita Tristiani Ni Kadek Warmasari . Ni Komang Arie Suwastini Ni Komang Julia Dewi Ni Komang Sri Wardani Ni Komang Suciati Ni Luh Dewi Antari . Ni Luh Dewi Antari ., Ni Luh Dewi Antari Ni Luh Putu Linda Sumariyanthi . Ni Luh Putu Riska Agustiawati Ni Luh Putu Titin Wulandari Ni Luh Sukareni . Ni Luh Wayan Verayanti . Ni Made Astiti Sari . Ni Made Dita Sintadewi . Ni Made Ratminingsih Ni Nyoman Indah Ayu Maharani . Ni Nyoman Manik Puspita Ni Nyoman Padmadewi Ni Pt Repin Cemara Dewi . Ni Putu Sri Merta Utami . Ni Putu Widyasari Ni Wayan Ria Candra . Ni Wayan Rosi Sumaniari Ni Wayan Santi Elmiani Pande Agus Putu Dharma Putra Pandita, Sang Putu Ari Prof. Dr. I Made Sutama,M.Pd . Prof. Dr. Ni Nyoman Padmadewi,MA . Prof. Dr.I Ketut Seken, M.A. . Prof. Dr.I Ketut Seken,MA . Pt Maysadevi Kusuma . Putri, Kadek Dhea Paramitha Amara Putu Adi Krisna Juniarta Putu Cendhani Sari Suartana . Rany Prihastuti, Luh Putu S A Gasella Sang Putu Ari Pandita Sinta Ary Gasella . Sinta Ary Gasella ., Sinta Ary Gasella Siti Juliani Putri Sulandari . Sophiarini Putu Yulia . Sumaniari, Ni Wayan Rosi Vivien Hartini Laksmi Magga . Wardani, Ni Komang Sri Wulandari, Ni Luh Putu Titin