Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

Hubungan struktur lanskap dengan keanekaragaman Hymenoptera parasitoid pada pertanaman kacang panjang Tazkiyatul Syahidah; Akhmad Rizali; Lilik Budi Prasetyo; Pudjianto; Damayanti Buchori
Jurnal Entomologi Indonesia Vol 18 No 1 (2021): Maret
Publisher : Perhimpunan Entomologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5994/jei.18.1.43

Abstract

The structure of agricultural landscape, both of its composition and configuration can affect the presence of predators and parasitoids, and influence the effectiveness of biological control. This study was aimed to examine the relationship between landscape structure and the diversity of Hymenoptera parasitoids in long bean fields in Bogor, West Java. In total, six long bean fields were selected and quantified within a radius 500 m from long bean field. In each long bean field, Hymenoptera parasitoids were sampled in a 50 m x 25 m plot using direct observation. The research result found 283 individuals of Hymenoptera parasitoids belong to 9 families and 31 species. Based on the Mantel test, the landscape structure did not affect the species composition of parasitoids in long bean. However, at class scale, landscape composition especially crop field and semi-natural habitat have an effect on parasitoid abundance. Agricultural landscape with higher patch number of crop fields tends to have higher parasitoid abundance. It indicates that landscape composition at class scale is more affected to Hymenoptera parasitoids than at landscape scale.
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN IUMK BERBASIS ONLINE PADA TIGA KECAMATAN PADAT PENDUDUK DI KABUPATEN LANDAK E1012161077 Hizki Relinardo; Pudjianto Pudjianto; Martinus Martinus
PublikA Jurnal Ilmu Administrasi Negara (e-Journal) Vol 9, No 2 (2020): PUBLIKA, EDISI JUNI 2020
Publisher : FISIP Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/publika.v9i2.2775

Abstract

Penelitian dengan jenis deskriptif eksploratif ini bertujuan untuk menggambarkan faktor yang mempengaruhi pelaksanaan tertib administrasi izin usaha di tiga kecamatan padat penduduk di Kabupaten Landak. Permasalahan masih banyaknya pelaku usaha mikro yang tidak memiliki izin usaha, sementara skema penerbitan perizinan berusaha dinilai telah cukup mudah menjadi topik menarik untuk diteliti. Proses pelaksanaan Implementasi Kebijakan IUMK Berbasis Online Pada Tiga Kecamatan Padat Penduduk di Kabupaten Landak di bedah menggunakan model implementasi Charles O. Jones yaitu organisasi, interpretasi, dan aplikasi. Data dikumpulkan secara terpisah dari kedua belah pihak yang berbeda antara implementor dan sasaran kebijakan yang kemudian di sinkronisasi dan di simpulkan agar tersedia data yang akurat melalui triangulasi sumber. Hasil penelitian ini menunjukan faktor yang mempengaruhi Implementasi Kebijakan IUMK Berbasis Online Pada Tiga Kecamatan Padat Penduduk di Kabupaten Landak.
KEMAPANAN PARASITOID Telenomus remus (HYMENOPTERA : SCELIONIDAE) PADA AGROEKOSISTEM SEDERHANA DAN KOMPLEKS Agus Wahyana Anggara; Damayanti Buchori; Pudjianto Pudjianto
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 3 No. 3 (2015)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Parasitoid relatif sulit menetap pada agroekosistem tanaman semusim karena drastisnya perubahan lingkungan dan tingginya faktor penghambat akibat campur tangan manusia dalam usahanya memaksimalkan panen. Penelitian lapangan dilakukan untuk mengetahui kemapanan parasitoid Telenomus remus pada agroekosistem sederhana dan kompleks. Kemapanan parasitoid diamati secara tidak langsung dengan membandingkan tingkat parasitisasi pada kedua tipe agroekosistem tersebut. Agroekosistem sederhana adalah monokultur kedelai, sedangkan kompleks adalah tumpangsari kedelai dan cabe merah, serta dilengkapi tanaman berbunga (Cardamine hirsuta, Portulaca oleacae, Lugwigia hyssopifolia, dan Jussiaea suffruticosa) pada setiap sisi luar petaknya. Pada kedua tipe pertanaman dilepas parasitoid T. remus secara inundatif dengan metode spot release. Hasil penelitian menunjukkan bahwa T. remus yang dilepas memiliki kemampuan bertahan hidup yang baik dan berhasil mapan pada kedua tipe agroekosistem sehingga berpotensi dikembangkan sebagai agens pengendali hayati. Secara keseluruhan, jumlah kelompok telur perangkap terparasit lebih banyak pada petak polikultur (111 kelompok) daripada monokultur (93 kelompok). Tingkat parasitisasi petak polikultur (68,9%) juga lebih tinggi daripada monokultur (51,9%). Hasil tersebut mengindikasikan bahwa manipulasi habitat yang dilakukan pada petak polikultur lebih baik dalam mendukung unjuk kerja dan keefektifan parasitoid T. remus di lapangan. Implementasi dari hasil penelitian tersebut bahwa penggunaan parasitoid berkebugaran tinggi dan kualitas lingkungan agroekosistem sasaran pengendalian menentukan keberhasilan pengendalian hayati. Kata kunci : kemapanan, parasitoid, tingkat parasitisasi, agroekosistem, Telenomus remus.Â