Claim Missing Document
Check
Articles

Found 31 Documents
Search

Strategi Personal Branding Sutiaji Dan Sofyan Edy Jarwoko Dalam Pilkada Kota Malang 2018 Ma’rifatun; Aminulloh, Akhirul
Jurnal Komunikasi Nusantara Vol 1 No 1 (2019)
Publisher : Unitri Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (435.174 KB) | DOI: 10.33366/jkn.v1i1.5

Abstract

Simultaneous elections in 2018 were held to elect new regional leaders including Malang City, which was followed by three candidate pairs. The pairs of candidates who advance in elections need the formation of a good image to be trusted by the people. But in its development towards the election there was the incident of the caught of two candidate pairs by the KPK, this certainly has a major impact on public trust in all candidate pairs. This study aims to know how the personal brand and personal branding of Sutiaji and Sofyan Edi Jarwoko as one of the candidates in the Malang Regional Election. This study uses descriptive qualitative methods. Data obtained through semi-structured interviews and documentation. The results of this study is the personal brand owned by Sutiaji is a religious person and Sofyan Edi Jarwoko is a nationalist. While the personal brand that is owned by the pair is formed from three elements, namely attributes in the form of SAE Jargon, personality as a populist leader, Value and benefits, namely vision, mission and work program are formed as a solution to the existing problems in Malang City. The personal branding stages of Sutiaji and Sofyan Edi Jarwoko are 4, namely determine theirself as a clean pairs, survey of people's opinions, position theirself as a populist leader, and managing the brand with an evaluation of the political communication activities carried out. Political communication is carried out to convey personal branding, there are three, namely through channels of mass communication, interpersonal communication channels, and organizational communication channels. Keywords : personal branding, political communications, Malang city election.
Model Komunikasi, Sifat Arogansi dan Etika Komunikasi Pemerintah Menuju Pelayanan Publik Prima Akhirul Aminulloh; Dody Setyawan; Fahmi Fauzan
Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 12, No 2 (2014)
Publisher : Univeritas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jik.v12i2.372

Abstract

Perilaku arogan aparat pemerintah negara secara signifikan mempengaruhi sikap arogansi terhadap masyarakat. Karena itu solusi diperlukan untuk memecahkan atas masalah arogansi dan ketidakpedulian aparat pemerintah terhadap masyarakat. Pada gilirannya, komunikasi dan etika dalam pelayanan publik seharusnya dioptimalkan, menjadi efektif dan efisien.Komunikasi dan etika dalam pelayanan publik bagi aparat pemerintah diperlukan untuk membangun hubungan harmonis antara pegawai pemerintah sebagai aparat pemerintah dan masyarakat. Untuk mendukung hal ini, kebijakan lokal pemerintah diputuskan melalui penyerapan aspirasi masyarakat, dan masyarakat akan berpartisipasi di dalamnya karena kebijakan lokal yang diputuskan tersebut mereka merasa terlibat dan dilibatkan. Penelitian ini dilakukan di Malang Raya dengan menggunakan analisis jalur (path analysis). Penentuan sampling menggunakan sampling purposive.Data dianalisis dengan menggunakan SPSS untuk menguji hipotesis dalam setiap alur dari masing-masing variabel. Hasilnya menunjukkan bahwa variabel komunikasi dan etika dalam pelayanan pemerintah secara signifikan mempengaruhi pelayanan publik. Demikian pula sebaliknya, sikap arogansi dan apatis masyarakat mempengaruhi secara positif dan signifikan terhadap pelayanan masyarakat.
Komunikasi Politik Dakwah Partai Keadilan Sejahtera pada Pemilu legislatif 2009 Akhirul Aminulloh
Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 8, No 1 (2010)
Publisher : Univeritas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jik.v8i1.66

Abstract

Pemilu legislatif 2009 diikuti oleh banyak partai politik yang memunculkan persaingan ketat antara partai politik dalam perebutan suara. Serangkaian strategi, taktik, dan metode digunakan oleh semua partai politik untuk memenangkan pemilu. Peran komunikasi dan media sangat penting. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi strategi-strategi politik komunikasi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dalam pemilu legislatif tahun 2009. Penelitian ini dilakukan pada Dewan PKS dari Yogyakarta dengan metode deskriptif kualitatif dan analisis interaktif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa PKS memenangkan pemilihan, strategi dirumuskan dalam empat tahapan yaitu; pertama, PKS mendengar, kedua, PKS mengundang, ketiga, PKS bicara, dan keempat, PKS menang. Dalam melaksanakan empat tahap aksi, PKS menggunakan strategi komunikasi politik dengan pendekatan komunikasi interpersonal, komunikasi publik, dan komunikasi massa. Peran strategi komunikasi politik yang diterapkan oleh PKS pada tahun 2009 sedikit bedampak signifikan terhadap suara partai. Hal ini dipengaruhi berbagai faktor, seperti jumlah politik uang yang dilakukan oleh pihak lain dan kebijakan populis pemerintah seperti pengurangan bahan bakar minyak dan bantuan langsung tunai, yang lebih menguntungkan Partai Demokrat. Hal tersebut berakibat suara Demokrat naik 300 persen dalam pemilihan umum pada tahun 2009 dibandingkan pada Pemilu 2004, meskipun partai politik besar lainnya cenderung mengalami penurunan perolehan suara dan hanya meningkat relatif kecil seperti PKS.
Pemberdayaan Perempuan Melalui Siaran Radio yang Berperspektif Gender Sulih Indra Dewi; Akhirul Aminulloh
Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 14, No 2 (2016)
Publisher : Univeritas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jik.v14i2.2123

Abstract

Propaganda dan Teori Konspirasi: Wacana Masyarakat terhadap Covid-19 di Indonesia Akhirul Aminulloh; Myrtati Dyah Artaria; Latif Fianto; Emei Dwinanarhati Setiamandani
Jurnal Nomosleca Vol 7, No 2 (2021): Oktober, 2021
Publisher : Universitas Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26905/nomosleca.v7i2.5821

Abstract

 The conspiracy theory allows non-existent information to be exist. Likewise with propaganda which causes information to roll without being able to ascertain its correctness because its purpose is to manipulate public opinion. This study aims to see the complexity of the fight against the Covid-19 discourse in Indonesian society. This study used a qualitative method with a critical discourse analysis approach. Data collection was obtained from online media and social media, especially Twitter in the April 2020 period. The data were analyzed by using the Critical Discourse Analysis model of Fairclough. The result of this study indicated that it was not enough for the Covid-19 outbreak to be reported as a natural virus, but to be explored into a controversial discourse in the form of a conspiracy theory. The propaganda of the Covid-19 conspiracy theory was carried out through social media. Belief in conspiracy theory was caused by three things, they were people needed definite and reasonable answer to the phenomenon of the Covid-19 pandemic, they wanted to have control over their lives, and the impact of Post Truth era. Keywords: Propaganda, Conspiracy Theory, Discourse, Covid-19
Etika Pemberitaan Aksi Penolakan Penghitungan Suara Pada Pilpres 2019 Fathul Qorib; Muchammad Abdul Ghofur; Akhirul Aminulloh; Herru Prasetya Widodo
ETTISAL : Journal of Communication Vol 5, No 1 (2020): ETTISAL: Journal of Communication
Publisher : Universitas Darussalam Gontor collaboration with ISKI (Ikatan Sarjana Ilmu Komunikasi Indo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/ejoc.v5i1.4291

Abstract

Kebebasan pers di Indonesia tidak menjamin pertanggungjawaban secara menyeluruh terhadap produk berita media massa. Banyak penelitian yang mengindikasikan berita media massa secara tidak proporsional membela kepentingannya sendiri. Media massa sebagai institusi yang memiliki akses terhadap informasi publik harus memiliki tanggung jawab untuk memberitakan peristiwa dengan benar dan cara-cara yang digunakannya juga benar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui etika jurnalistik di Detik.com dan Republika.co.id pada pemberitaan Aksi 22 Mei 2019 yang memprotes hasil penghitungan suara yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI pada Pemilihan Presiden 2019. Ditemukan 35 berita dari tanggal 21 Mei sampai 31 Mei yang kemudian dianalisis menggunakan Kode Etik Jurnalistik dengan indikator : menguji informasi, keberimbangan berita, tidak mencampuradukkan fakta dan opini yang menghakimi, dan asas parduga tidak bersalah. Hasilnya terdapat inkonsistensi pada kedua media dalam pemberitaan Aksi 22 Mei, terutama dalam keberimbangan berita. Detik melanggar hampir di semua indikator, sedangkan Republika melanggar pada poin menguji informasi dan keberimbangan berita. Pelanggaran yang dilakukan Detik dan Republika dapat memengaruhi persepsi publik terhadap peristiwa penolakan penghitungan suara pada Pilpres 2019. Jika persepsi masyarakat dibentuk oleh media massa berdasarkan kepentingan politik maka dikhawatirkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah akan berkurang. Penelitian ini sekaligus memberi tambahan data dan informasi bahwa media di Indonesia masih belum menerapkan kode etik jurnalistik secara menyeluruh pada pemberitaannya. Journalism freedom does not always relate to accountability for mass media products in Indonesia. Many studies indicate that mass media have tendencies to defend their benefits. The mass media that has access to public information must have the responsibility to preach the news correctly, and the methods it uses are also correct. This study aims to identify the journalism ethics in Detik.com and Republika.co.id toward their news related to ‘22 Mei 2019 Movement’. The movement itself aimed to protest the results of the election conducted by Indonesian General Election Commission (KPU) in the 2019 Presidential Election. This study found 35 news from 21st May to May 31st, which was then analyzed using Journalistic Code of Ethics by following indicators: testing information, balancing news, not mixing up facts and judgmental opinions, and the principle of presumption of innocence. The result showed the two media inconsistencies in reporting the 22 Mei 2019 Movement, especially in the sake of news balance. Detik.com violated almost all indicators, while Republika violated the points of testing information and the balance of news. Detik and Republika's violations could affect public perceptions of the rejection of vote counting events in the 2019 Presidential Election. If the mass media form public perceptions based on political interests, public trust in the government will decrease. This research also provides additional data and information that the media in Indonesia has not yet applied the journalistic code of ethics as a whole in its reporting.
FRAMING ISU SARA KASUS BUNI YANI DI DETIK.COM DAN OKEZONE.COM Hendi Marguna Nasution; Akhirul Aminulloh
JISIP : Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (331.912 KB) | DOI: 10.33366/jisip.v7i2.1421

Abstract

Abstract: The presence of online news into the main focus because the information contained always prioritizes speed and freshness and decent presented. In writing news each media has a perspective that can describe the reality that actually happened. The media basically always highlight the sections of certain news topics so that broad impact and easily understood by the community. Topics that are often targeted by the community are usually related to politics, social economy and SARA. Like the case of SARA Buni Yani who had a scene since October 2016, even become trending the national topics. This research uses qualitative method, with the technique of selecting data collection and making a list of related news case SARA Buni Yani at Detik.com and Okezone.com.Terhitung start date of 9 November 2016 until 27 January 2017. As for technique of data analysis in this research using framing analysis model of Zhongdan Pan and Gerald M Kosicki. From the research that has been carried out there are some conclusions: (1) Portal Detik.com there is no indication of exposure sentiment to the reported Buni Yani but more to provide the existing reality. While Okezone.com positioned Buni Yani as an innocent person in the case that ensnare him. Key words: Analysis of Framing, SARA News, Buni Yani, Online Media Abstrak: Kehadiran Berita online menjadi sorotan utama karena informasi yang dimuat selalu mengutamakan kecepatan dan kesegaran serta layak disajikan. Dalam penulisan beritanya masing-masing media memiliki cara pandang yang dapat menggambarkan realitas yang terjadi sebenarnya. Media pada dasarnya selalu menonjolkan bagian-bagian topik berita tertentu sehingga berdampak luas dan mudah dipahami oleh masyarakat. Topik yang sering diincar masyarakat biasanya terkait politik, ekonomi sosial dan SARA. Seperti kasus SARA Buni Yani yang sempat heboh sejak Oktober 2016, bahkan menjadi trending topik nasional.  Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan teknik pengumpulan data menyeleksi dan membuat daftar berita yang terkait kasus SARA Buni Yani di Detik.com dan Okezone.com.Terhitung mulai tanggal 9 November 2016 sampai dengan 27 Januari 2017. Adapun teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis framing model Zhongdan Pan dan Gerald M Kosicki. Dari penelitian yang telah di laksanakan terdapat beberapa kesimpulan: (1) Portal Detik.com tidak ada indikasi pemaparan sentiment kepada yang terlapor Buni Yani tetapi lebih untuk memberikan realitas yang ada. Sedangkan Okezone.com memposisikan Buni Yani sebagai orang yang tidak bersalah dalam kasus yang menjeratnya. Kata Kunci: Analisis Framing, Berita SARA, Buni Yani, Media Online
ANALISIS FRAMING BERITA KASUS KORUPSI KETUA MAHKAMAH KONSTITUSI AKIL MOCHTAR DI VIVANEWS.COM DAN DETIK.COM Latif Fianto; Akhirul Aminulloh
JISIP : Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Vol 3, No 1 (2014)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (264.886 KB) | DOI: 10.33366/jisip.v3i1.66

Abstract

Abstrak: Media online merupakan media generasi ketiga setelah media cetak dan media elektronik. Ada banya kelebihan yang dimiliki oleh media online dan salah satunya adalah kecepatan. Dalam konteks pemberitaan, media online tidak jauh berbeda dengan media yang lain, yaitu juga dipengaruhi oleh ideologi, ekonomi politik media serta berbagai kepentingan yang lain. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana sebuah media online melakukan framing terhadap pemberitaannya, yaitu berita kasus korupsi Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar di vivanews.com dan detik.com. Hasil penelitian menunjukkan bahwa framing yang dilakukan vivanews.com terhadap berita kasus korupsi Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar ada kecenderungan memihak kepada kepentingan pemilik media yang memimpin partai Golkar. Sedang framing yang dilakukan detik.com masih menujukkan upaya media tersebut untuk obyektif dalam melakukan pemberitaan. Kata Kunci: Framing, Media Online, Kasus Korupsi Akil Mochtar
EKSPLOITASI ANAK PADA IKLAN TELEVISI TRI INDIE+ Muhammad Ifdol Lusyarif; Akhirul Aminulloh; Carmia Diahloka
JISIP : Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Vol 4, No 3 (2015)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (354.563 KB) | DOI: 10.33366/jisip.v4i3.130

Abstract

Anak harus dilindungi dari bahaya negatif salah satunya dalam bentuk eksploitasi pada media. Saat ini, media massa khususnya media televisi merupakan salah satu media yang menjadi sumber informasi bagi seluruh lapisan masyarakat. Informasi yang disampaikan televisi dengan cepat menyebar. Salah satu jenis tayangan yang muncul di televisi adalah iklan. Fokus permasalahan penelitian ini adalah tentang adanya eksploitasi anak pada iklan televisi Tri Indie+ versi anak perempuan. Sedangkan tujuan penelitiannya adalah untuk mengetahui tanda-tanda eksploitasi anak pada iklan tersebut serta makna yang terkandung di dalamnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang menghasilkan data deskriptif, dengan metode analisis semiotika Roland Barthes yang bersifat interpretatif. Sumber data dikumpulkan dengan teknik dokumentasi rekaman dan potongan adegan iklan Tri Indie+ versi anak perempuan untuk melihat tanda verbal dan tanda visual yang sekaligus menjadi unit analisisnya. Teknik analisis datanya dengan mengamati tanda eksploitasi anak yang berupa tanda verbal dan tanda visual sebagai teks iklan untuk menemukan makna denotatif, konotatif dan mitos. Sesuai dengan tujuan penelitian, hasil penelitian ini menemukan tanda-tanda eksploitasi anak dalam iklan ini yaitu para pemeran diharuskan untuk bertuturkata dan beradegan layaknya orang yang sudah dewasa melalui narasi dan adegannya, sementara makna yang terkandung di dalam tanda-tanda tersebut merepresentasikan tentang fenomena-fenomena sosial yang akhir-akhir ini berkembang di kalangan masyarakat modern yang merupakan konsep abstrak bagi pemeran yang merupakan anak yang memasuki tahap perkembangan kognitif ketiga. Kata Kunci : Semiotika, Eksploitasi Anak, Iklan Televisi, Iklan Tri Indie+ Versi Anak Perempuan
POLA KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DALAM MENGURANGI KONFLIK ANTAR ETNIK PADA MAHASISWA Florensius Fajar Yogia; Ellen Meianzi Yasak; Akhirul Aminulloh
JISIP : Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33366/jisip.v6i2.1093

Abstract

Abstract: Interculture communication happens among people with different culture. Communication process could possibly cause positive and negative effect. One of them is causing inter-ethnic conflict to students. The research purpose is finding out pattern and factors of interculture communication in reducing conflicts among students. The research is qualitative research. Informer in this research are ten students of Tribhuwana Tunggadewi University of Malang. Data collection done by researcher is interview, observation, and documentation. Data analysis method is descriptive method, where it describes data collected. Research found that interculture communication pattern used by students in reducing inter-ethnic conflict is direct communication or linear communication which done face to face, and indirect communication or secondary communication, is a message delivering method using media such as phone and internet. While factors influenced interculture communication pattern in reducing inter-ethnic conflict are language, culture, and mindset. Avoiding interculture conflict is giving real information without any addition, good communication by adjusting themselves, respect each other and communicating well using National language. Keywords: Interculture communication, Conflict, and Ethnic Abstrak:Komunikasi antarbudaya terjadi di antara orang-orang yang memiliki kebudayaan yang berbeda. Proses komunikasi bisa menyebabkan akibat positif maupun negatif salah satunya bisa menyebabkan terjadinya konflik Antar Etnik Pada Mahasiswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola dan faktor-faktor komunikasi antarbudaya dalam mengurangi konflik antar etnik pada mahasiswa.Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kualitatif. Informan dalam penelitian ini sebanyak sepuluhmahasiswa Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang. Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Metode analisa data yang di gunakan yaitu metode deskriptif, dimana mendeskripsikan hasil data yang diperoleh.Hasil penelitian membuktikan bahwapola komunikasi antarbudaya yang digunakan mahasiswa dalam mengurangi konflik antar etnik yaitu komunikasi secara langsung atau pola komunikasi linear yang merupakan komunikasi secara tatap muka dan komunikasi tidak langsung atau pola komunikasi sekunder merupakan proses penyampaian pesan menggunakan alat sebagai media kedua dengan cara berkomunikasi melalui telepon dan media internet. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi pola komunikasi antarbudaya dalam mengurangi konflik antar etnik pada mahasiswa yaitu faktor bahasa, faktor budaya dan faktor pola pikir. Adapun cara menghindari konflik antarbudaya seperti memberikan informasi yang sebenarnya terjadi tanpa menambah masalah yang ada, berkomunikasi dengan baik saling menyesuaikan diri, menghormati, menghargai, serta berkomunikasi dengan baik menggunakan bahasa Nasional. Kata kunci:Komunikasi Antarbudaya, Konflik dan Etnik