Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

SINTESIS MATERIAL KOMPOSIT SELULOSA GANGGANG HIJAU/FATTY IMIDAZOLINIUM/GRAFIT SEBAGAI KOMPONEN BIFUNGSIONAL ELEKTRODA–ELEKTROLIT Anwar, Budiman; Iskandar, Fuzi Hasanah; Mudzakir, Ahmad
Jurnal Sains dan Teknologi Kimia Vol 4, No 1 (2013): Jurnal Sains dan Teknologi Kimia
Publisher : Program Studi Kimia Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Material Komposit Selulosa Ganggang Hijau/Fatty Imidazolinium/Grafit telah berhasil disintesis melalui proses pelarutan menggunakan cairan ionik berbasis kation benzotriazolium. Material komposit yang diperoleh dengan metoda ini diharapkan dapat dijadikan sebagai komponen bifungsional elektroda-elektrolit. Studi awal pelarutan selulosa ganggang hijau dilakukan menggunakan tiga cairan ionik berbasis kation benzotriazolium, yaitu garam organik dari kation 1,3-metil-oktil-1,2,3-benzotriazolium ([MOBzt]+) dengan tiga jenis anion bromida (Br-), asetat (CH3COO-), dan tiosianat (SCN-). Hasil penelitian menunjukkan bahwa [MOBzt]CH3COO memiliki kemampuan melarutkan selulosa ganggang hijau terbesar yaitu sebesar  28% diikuti dengan [MOBzt]SCN sebesar 25% dan terakhir [MOBzt] Br sebesar 24%. Sintesis material komposit dilakukan dengan mencampurkan fatty imidazolinium sebagai elektrolit, selulosa ganggang hijau sebagai matriks, dan grafit sebagai elektroda dengan perbandingan 1 : 0,046 : 0,003 dalam pelarut  garam [MOBzt] CH3COO. Analisis XRD dan FTIR menunjukkan bahwa proses pelarutan terhadap selulosa ganggang hijau menyebabkan kristalinitas selulosa menurun dari nilai indeks kristalinitas (CrI) sebesar 73,44 menjadi 71,77 dan  mengubah struktur selulosa II menjadi selulosa I.  Hasil SEM memperlihatkan proses pelarutan memperkecil ukuran partikel dan memperhalus permukaan selulosa ganggang hijau. Hasil TG-DTA menunjukkan bahwa proses pelarutan menyebabkan penurunan stabilitas termal pada selulosa ganggang hijau. Hasil analisis gugus fungsi melalui FTIR menunjukkan bahwa material komposit berhasil terbentuk. Kestabilan termal komposit lebih tinggi (titik dekomposisi 280oC) dibandingkan selulosa hasil rekonstitusi (titik dekomposisi 240oC). Hasil pengukuran EIS menunjukkan bahwa komposit mampu menghantarkan listrik dengan nilai daya hantar ionik pada rentang semikonduktor  (3,1433´10-3 S.cm-1).  Material komposit hasil sintesis diindikasikan dapat digunakan sebagai komponen elektroda-elektrolit pada superkapasitor dan baterai supertipis. Kata Kunci: Elektroda Grafit, Fatty Imidazolinium, Garam Benzotriazolium, Komposit Ganggang Hijau- Fatty Imidazolinium- Grafit, Selulosa Ganggang Hijau
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KIMIA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMU Sunarya, Yayan; Rohman, Ijang; Mulyani, Sri; Anwar, Budiman
Jurnal Pengajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Vol 2, No 2 (2001): Jurnal Pengajaran MIPA
Publisher : Faculty of Mathematics and Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18269/jpmipa.v2i2.395

Abstract

This research develop model of teaching chemistry in senior high school to improve student thinking skill and science process skill. These skills are chosen based on characteristics of thermo-chemistry concept. There are three procedures in this research, i.e.: analysis of thermo-chemistry concepts, development of teaching model, and its implementation. The implementation carried out by the teacher. Subject of this research are 40 students of SMUN Lembang Bandung. The result of model implementation are three kinds of data, consist of teaching-learning activities, assessment test, and interview. Teaching learning activities data are analyzed by subject matter pedagogy method. The result of assessment test analyzed according to assessment type. The interview data support the teachable and accessible of the model. Model implementation by the teacher was not appropriate with the design in classroom activities. On the other hand, students have good concept achievement, but only for few indicator of the thinking skill and science process skill. Key words: thermo-chemistry, teaching model, thinking skill, science process skill
BIODEGRADASI POLI(HIDROKSIBUTIRAT co CAPROLAKTON) DENGAN MENGGUNAKAN LUMPUR AKTIF Anwar, Budiman
Jurnal Pengajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Vol 12, No 1 (2008): Jurnal Pengajaran MIPA
Publisher : Faculty of Mathematics and Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18269/jpmipa.v12i1.319

Abstract

Penelitian mengenai plastik yang terbiodegradasi di alam diperlukan dalam upaya penanganan masalah limbah plastik berbasis petrokimia. Lumpur aktif merupakan suatu materi yang mengandung berbagai jenis mikroorganisme dan secara umum digunakan untuk membiodegradasi bahan-bahan polimer. Bahan yang dibiodegradasi ialah homopolimer PHB dan PCL serta kopolimernya, semuanya merupakan hasil sintesis secara kimia melalui pembukaan cincin senyawa lakton.  Polimer dibuat berbentuk film dan dibiodegradasi oleh lumpur aktif dalam media padat pada suhu 37C dengan variasi waktu 2, 7, 14, 21 dan 28 hari. Hasil penentuan %-kehilangan berat menunjukkan bahwa semua polimer terbiodegradasi meskipun dengan laju biodegradasi yang berbeda. Hasil identifikasi dengan XRD menunjukkan bahwa laju biodegradasi dipengaruhi oleh derajat kristalinitas polimer.  Makin tinggi derajat kristalinitas, laju reaksi makin lambat. Adanya monomer CL dalam PHB meningkatkan kemampuan akses mikroorganisme terhadap polimer, sehingga laju biodegradasi kopolimer lebih cepat daripada homopolimernya.  Spektrum FTIR sebelum dan sesudah inkubasi tidak menunjukkan perubahan puncak serapan khas. Dengan demikian biodegradasi berlangsung melalui reaksi hidrolisis ikatan ester pada rantai polimer.  Kata kunci:  biodegradasi, poli(hidroksibutirat co caprolakton), PHB, PCL, lumpur aktif
PENGEMBANGAN REPRESENTASI KIMIA SEKOLAH BERBASIS INTERTEKSTUAL PADA SUB-KONSEP KONFIGURASI ELEKTRON MODEL ATOM BOHR YANG DIPERLUAS DALAM BENTUK MULTIMEDIA Anwar, Budiman; Ernawati, Rd.R. Srie; Setiadi, Rahmat; Wiji, Ms
Jurnal Pengajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Vol 17, No 2 (2012): Jurnal Pengajaran MIPA
Publisher : Faculty of Mathematics and Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18269/jpmipa.v17i2.272

Abstract

 Telah dilakukan penelitian yang menghasilkan representasi kimia berbasis intertekstual berupa multimedia pada sub-konsep konfigurasi elektron berdasarkan model atom Bohr yang diperluas. Dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif dan evaluatif yang merupakan bagian dari Penelitian dan Pengembangan (R & D). Prosedur penelitian dilakukan melalui beberapa tahapan kerja, yaitu: (1) penentuan materi subjek, (2) kajian standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat pada standar isi serta contoh silabus BSNP untuk menentukan indikator dan konsep, (3) pengumpulan multimedia existing, (4) analisis multimedia existing berdasarkan kajian aspek konten, pedagogi, dan multimedia, (5) pembuatan script dan storyboard yang divalidasi berdasarkan aspek konten dan pedagogi, (6) revisi script dan storyboard, (7) pembuatan multimedia yang kemudian di validasi pada aspek multimedia. Multimedia ini kemudian ditanggapi oleh guru dan siswa untuk mengetahui kualitas multimedia berdasarkan kriteria/ indikator yang telah ditentukan melalui angket. Hasilnya diolah secara deskriptif persentase. Angket diberikan kepada lima orang guru mata pelajaran Kimia dan 30 orang siswa SMA kelas XI dan XII yang telah mempelajari mengenai sub-konsep konfigurasi elektron berdasarkan model atom Bohr yang diperluas. Berdasarkan data angket guru diperoleh hasil bahwa tingkat persetujuan terhadap: (1) kualitas multimedia adalah 84%, (2) kejelasan penyampaian materi/ konsep adalah 96%, (3) peran multimedia adalah 100%, dan (4) pengembangan multimedia adalah 100%. Secara keseluruhan respon guru terhadap multimedia terletak pada daerah positif. Berdasarkan data angket siswa diperoleh hasil bahwa tingkat persetujuan terhadap: (1) motivasi pada multimedia adalah 85.31%, (2) konten pada multimedia adalah 84.7%, (3) navigasi pada multimedia adalah 86%, (4) multimedia dan interaktivitasnya adalah 90.84%, dan (5) tampilan multimedia adalah 86.77%. Secara keseluruhan respon siswa terhadap multimedia terletak pada daerah setuju. Dengan demikian representasi kimia sekolah berbasis intertekstual pada sub-konsep konfigurasi elektron model atom Bohr yang diperluas dalam bentuk multimedia yang telah dikembangkan dapat digunakan.Kata kunci: intertekstual, konfigurasi elektron, model atom Bohr, multimedia, representasi kimia 
Isolasi Nanokristalin Selulosa Bakterial dari Jus Limbah Kulit Nanas: Optimasi Waktu Hidrolisis Anwar, Budiman; Bundjali, Bunbun; Arcana, I Made
Jurnal Kimia dan Kemasan Vol. 38 No. 1 April 2016
Publisher : Balai Besar Kimia dan Kemasan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1408.129 KB) | DOI: 10.24817/jkk.v38i1.1973

Abstract

Nanokristalin selulosa (NCC) adalah bionanomaterial yang terbarukan, berkelanjutan, ramah lingkungan, dan potensi penggunaannya sangat luas. Salah satu metode untuk mengisolasi NCC dari selulosa adalah dengan hidrolisis menggunakan asam. Waktu hidrolisis adalah salah satu faktor yang sangat menentukan keberhasilan isolasi NCC disamping konsentrasi asam dan suhu hidrolisis. Penelitian ini difokuskan untuk memperoleh waktu hidrolisis optimum untuk isolasi NCC. Selulosa bakterial (BC), yang disintesis menggunakan media kultur jus limbah kulit nanas, digunakan sebagai sumber selulosa yang murah dan ramah lingkungan. Optimasi waku hidrolisis dikarakterisasi dengan stabilitas dispersi, %-hasil, dan diameter partikel rata-rata yang diukur menggunakan Particle Size Analyzer (PSA). Waktu optimum hidrolisis yang memberikan dispersi stabil dengan %-hasil terbanyak (62%) dan ukuran partikel terkecil (diameter rata-rata 41,6 nm) adalah 25 menit pada suhu dan konsentrasi asam tertentu. Analisis FTIR memperlihatkan spektrum NCC mirip dengan BC-asal dengan puncak-puncak serapan khas untuk selulosa. Sedikit pergeseran terjadi pada puncak sekitar 2900 cm−1 dan 1430 cm−1 yang disebabkan oleh adanya peningkatan derajat kristalinitas, hal ini menunjukkan pula bahwa BC telah berubah menjadi NCC. Pengamatan dengan Transmission Electron Microscopy (TEM) terhadap NCC memperlihatkan morfologi yang berbentuk jarum. 
BIODEGRADASI POLI(HIDROKSIBUTIRAT co CAPROLAKTON) DENGAN MENGGUNAKAN LUMPUR AKTIF Anwar, Budiman
Jurnal Pengajaran MIPA Vol 12, No 2 (2008): JPMIPA: Volume 12, Issue 2, 2008
Publisher : Faculty of Mathematics and Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18269/jpmipa.v12i2.35777

Abstract

Penelitian mengenai plastik yang terbiodegradasi di alam diperlukan dalam upaya penanganan masalah limbah plastik berbasis petrokimia. Lumpur aktif merupakan suatu materi yang mengandung berbagai jenis mikroorganisme dan secara umum digunakan untuk membiodegradasi bahan-bahan polimer. Bahan yang dibiodegradasi ialah homopolimer PHB dan PCL serta kopolimernya, semuanya merupakan hasil sintesis secara kimia melalui pembukaan cincin senyawa lakton. Polimer dibuat berbentuk film dan dibiodegradasi oleh lumpur aktif dalam media padat pada suhu 37ï‚°C dengan variasi waktu 2, 7, 14, 21 dan 28 hari. Hasil penentuan %-kehilangan berat menunjukkan bahwa semua polimer terbiodegradasi meskipun dengan laju biodegradasi yang berbeda. Hasil identifikasi dengan XRD menunjukkan bahwa laju biodegradasi dipengaruhi oleh derajat kristalinitas polimer. Makin tinggi derajat kristalinitas, laju reaksi makin lambat. Adanya monomer CL dalam PHB meningkatkan kemampuan akses mikroorganisme terhadap polimer, sehingga laju biodegradasi kopolimer lebih cepat daripada homopolimernya. Spektrum FTIR sebelum dan sesudah inkubasi tidak menunjukkan perubahan puncak serapan khas. Dengan demikian biodegradasi berlangsung melalui reaksi hidrolisis ikatan ester pada rantai polimer.
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KIMIA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMU Sunarya, Yayan; Rohman, Ijang; Mulyani, Sri; Anwar, Budiman
Jurnal Pengajaran MIPA Vol 2, No 2 (2001): JPMIPA: Volume 2, Issue 2, 2001
Publisher : Faculty of Mathematics and Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18269/jpmipa.v2i2.34919

Abstract

This research develop model of teaching chemistry in senior high school to improve student thinking skill and science process skill. These skills are chosen based on characteristics of thermo-chemistry concept. There are three procedures in this research, i.e.: analysis of thermo-chemistry concepts, development of teaching model, and its implementation. The implementation carried out by the teacher. Subject of this research are 40 students of SMUN Lembang Bandung. The result of model implementation are three kinds of data, consist of teaching-learning activities, assessment test, and interview. Teaching learning activities data are analyzed by subject matter pedagogy method. The result of assessment test analyzed according to assessment type. The interview data support the teachable and accessible of the model. Model implementation by the teacher was not appropriate with the design in classroom activities. On the other hand, students have good concept achievement, but only for few indicator of the thinking skill and science process skill.
Isolasi Nanokristalin Selulosa Bakterial dari Jus Limbah Kulit Nanas: Optimasi Waktu Hidrolisis Budiman Anwar; Bunbun Bundjali; I Made Arcana
Jurnal Kimia dan Kemasan Vol. 38 No. 1 April 2016
Publisher : Balai Besar Kimia dan Kemasan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24817/jkk.v38i1.1973

Abstract

Nanokristalin selulosa (NCC) adalah bionanomaterial yang terbarukan, berkelanjutan, ramah lingkungan, dan potensi penggunaannya sangat luas. Salah satu metode untuk mengisolasi NCC dari selulosa adalah dengan hidrolisis menggunakan asam. Waktu hidrolisis adalah salah satu faktor yang sangat menentukan keberhasilan isolasi NCC disamping konsentrasi asam dan suhu hidrolisis. Penelitian ini difokuskan untuk memperoleh waktu hidrolisis optimum untuk isolasi NCC. Selulosa bakterial (BC), yang disintesis menggunakan media kultur jus limbah kulit nanas, digunakan sebagai sumber selulosa yang murah dan ramah lingkungan. Optimasi waku hidrolisis dikarakterisasi dengan stabilitas dispersi, %-hasil, dan diameter partikel rata-rata yang diukur menggunakan Particle Size Analyzer (PSA). Waktu optimum hidrolisis yang memberikan dispersi stabil dengan %-hasil terbanyak (62%) dan ukuran partikel terkecil (diameter rata-rata 41,6 nm) adalah 25 menit pada suhu dan konsentrasi asam tertentu. Analisis FTIR memperlihatkan spektrum NCC mirip dengan BC-asal dengan puncak-puncak serapan khas untuk selulosa. Sedikit pergeseran terjadi pada puncak sekitar 2900 cm−1 dan 1430 cm−1 yang disebabkan oleh adanya peningkatan derajat kristalinitas, hal ini menunjukkan pula bahwa BC telah berubah menjadi NCC. Pengamatan dengan Transmission Electron Microscopy (TEM) terhadap NCC memperlihatkan morfologi yang berbentuk jarum. 
Isolasi Nanokristalin Selulosa Bakterial dari Jus Limbah Kulit Nanas: Optimasi Waktu Hidrolisis Budiman Anwar; Bunbun Bundjali; I Made Arcana
Jurnal Kimia dan Kemasan Vol. 38 No. 1 April 2016
Publisher : Balai Besar Kimia dan Kemasan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1408.129 KB) | DOI: 10.24817/jkk.v38i1.1973

Abstract

Nanokristalin selulosa (NCC) adalah bionanomaterial yang terbarukan, berkelanjutan, ramah lingkungan, dan potensi penggunaannya sangat luas. Salah satu metode untuk mengisolasi NCC dari selulosa adalah dengan hidrolisis menggunakan asam. Waktu hidrolisis adalah salah satu faktor yang sangat menentukan keberhasilan isolasi NCC disamping konsentrasi asam dan suhu hidrolisis. Penelitian ini difokuskan untuk memperoleh waktu hidrolisis optimum untuk isolasi NCC. Selulosa bakterial (BC), yang disintesis menggunakan media kultur jus limbah kulit nanas, digunakan sebagai sumber selulosa yang murah dan ramah lingkungan. Optimasi waku hidrolisis dikarakterisasi dengan stabilitas dispersi, %-hasil, dan diameter partikel rata-rata yang diukur menggunakan Particle Size Analyzer (PSA). Waktu optimum hidrolisis yang memberikan dispersi stabil dengan %-hasil terbanyak (62%) dan ukuran partikel terkecil (diameter rata-rata 41,6 nm) adalah 25 menit pada suhu dan konsentrasi asam tertentu. Analisis FTIR memperlihatkan spektrum NCC mirip dengan BC-asal dengan puncak-puncak serapan khas untuk selulosa. Sedikit pergeseran terjadi pada puncak sekitar 2900 cm−1 dan 1430 cm−1 yang disebabkan oleh adanya peningkatan derajat kristalinitas, hal ini menunjukkan pula bahwa BC telah berubah menjadi NCC. Pengamatan dengan Transmission Electron Microscopy (TEM) terhadap NCC memperlihatkan morfologi yang berbentuk jarum. 
PENGEMBANGAN REPRESENTASI KIMIA SEKOLAH BERBASIS INTERTEKSTUAL PADA SUB-KONSEP KONFIGURASI ELEKTRON MODEL ATOM BOHR YANG DIPERLUAS DALAM BENTUK MULTIMEDIA Budiman Anwar; Rd. r. Srie Ernawati; Rahmat Setiadi; Wiji Wiji
Jurnal Pengajaran MIPA Vol 17, No 2 (2012): JPMIPA: Volume 17, Issue 2, 2012
Publisher : Faculty of Mathematics and Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18269/jpmipa.v17i2.36108

Abstract

ABSTRAKTelah dilakukan penelitian yang menghasilkan representasi kimia berbasis intertekstual berupa multimedia pada sub-konsep konfigurasi elektron berdasarkan model atom Bohr yang diperluas. Dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif dan evaluatif yang merupakan bagian dari Penelitian dan Pengembangan (R D). Prosedur penelitian dilakukan melalui beberapa tahapan kerja, yaitu: (1) penentuan materi subjek, (2) kajian standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat pada standar isi serta contoh silabus BSNP untuk menentukan indikator dan konsep, (3) pengumpulan multimedia existing, (4) analisis multimedia existing berdasarkan kajian aspek konten, pedagogi, dan multimedia, (5) pembuatan script dan storyboard yang divalidasi berdasarkan aspek konten dan pedagogi, (6) revisi script dan storyboard, (7) pembuatan multimedia yang kemudian di validasi pada aspek multimedia. Multimedia ini kemudian ditanggapi oleh guru dan siswa untuk mengetahui kualitas multimedia berdasarkan kriteria/ indikator yang telah ditentukan melalui angket. Hasilnya diolah secara deskriptif persentase. Angket diberikan kepada lima orang guru mata pelajaran Kimia dan 30 orang siswa SMA kelas XI dan XII yang telah mempelajari mengenai sub-konsep konfigurasi elektron berdasarkan model atom Bohr yang diperluas. Berdasarkan data angket guru diperoleh hasil bahwa tingkat persetujuan terhadap: (1) kualitas multimedia adalah 84%, (2) kejelasan penyampaian materi/ konsep adalah 96%, (3) peran multimedia adalah 100%, dan (4) pengembangan multimedia adalah 100%. Secara keseluruhan respon guru terhadap multimedia terletak pada daerah positif. Berdasarkan data angket siswa diperoleh hasil bahwa tingkat persetujuan terhadap: (1) motivasi pada multimedia adalah 85.31%, (2) konten pada multimedia adalah 84.7%, (3) navigasi pada multimedia adalah 86%, (4) multimedia dan interaktivitasnya adalah 90.84%, dan (5) tampilan multimedia adalah 86.77%. Secara keseluruhan respon siswa terhadap multimedia terletak pada daerah setuju. Dengan demikian representasi kimia sekolah berbasis intertekstual pada sub-konsep konfigurasi elektron model atom Bohr yang diperluas dalam bentuk multimedia yang telah dikembangkan dapat digunakan.ABSTRACTHas done research that results in the form of textual representations of chemical-based multimedia sub-concept of electron configurations based on the extended Bohr model of the atom. This study used a descriptive and evaluative methods that are part of the Research and Development (R D). Procedure of the research work carried out in several stages, namely: (1) determination of the subject matter, (2) a standard assessment and basic competencies contained in content standards and sample syllabi BSNP to define indicators and concepts, (3) existing multimedia collection, (4 ) analysis of existing multimedia based study aspects of content, pedagogy, and multimedia, (5) creation scripts and storyboards are validated based on aspects of content and pedagogy, (6) the revised script and storyboard, (7) multimedia creation later in the validation of the multimedia aspect. Multimedia is then taken up by teachers and students to determine the quality of multimedia based on the criteria / indicators that have been determined through a questionnaire. The results are processed by descriptive percentages. Questionnaires given to five teachers of Chemistry subjects and 30 high school students of class XI and XII who have studied the concept of sub-electron configuration by the extended Bohr model of the atom. Based on data from the teacher questionnaire obtained results that the level of agreement to: (1) multimedia quality is 84%, (2) clarity of delivery of materials / concepts was 96%, (3) the role of multimedia is 100%, and (4) development of multimedia is 100% . Overall the response of teachers to the multimedia lies in the positive region. Based on data from student questionnaires obtained results that the level of agreement to: (1) multimedia motivation is 85.31%, (2) the contents of multimedia is 84.7%, (3) navigation in multimedia is 86%, (4) multimedia and interaktivitasnya is 90.84% and (5) multimedia display is 86.77%. Overall the students' response to the multimedia lies in the area agreed. Thus the textual representation of chemical-based schools in the sub-concepts of the Bohr model of the atom the electron configurations are expanded in the form of multimedia that has been developed can be used.