Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

E-COMMERCE IMPLEMENTATION MODEL IN INCREASING ROOM OCCUPANCY AT GRAND INNA KUTA HOTEL Ni Gusti Ayu Nyoman Trisna Julyanti; I Putu Astawa; Nyoman Mastiani Nadra
Journal of Applied Sciences in Travel and Hospitality Vol 1 No 3 (2018): September 2018
Publisher : Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (357.956 KB)

Abstract

This study examines the implementation of e-commerce at Grand Inna Kuta Hotel and its effect on room occupancy rate in the period of 2015 – 2017 . The study covered some topics including business to business (B2B) and businness to customer (B2C) as the independent variables, and room occupancy rate as dependent variable. The study used mixed methodology of both qualitative and quantitative approach. The primary data comes from the interview that conducted by the author of this paper with the hotel and marketing staffs. Cost of sale and occupancy rate of room would be the secondary data of this paper. Moreover, the methodology in collecting the data is using the observation method, interview, and documentation. Further, the data analysis techniques are using the descriptive statistical test to determine the effectiveness of the application of B2B and B2C to increase the occupancy rate of rooms in Grand Inna Kuta. The results show that B2B only contributed a small amount to the room occupancy rate of the Grand Inna Kuta. However, B2C made a good contribution to the hotel’s occupancy rate.
EFFICIENCY IN THE PURCHASE OF FOOD AND BEVERAGES IN OPERATION OF STAR HOTELS IN BALI I Putu Astawa; I Putu Mertha Astawa; Ni Putu Wiwiek Ary Susyarini
Jurnal Internasional Ilmu Pengetahuan Terapan bidang Pariwisata dan Events Vol 1 No 1 (2017): June 2017
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M) Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (322.084 KB) | DOI: 10.31940/ijaste.v1i1.429

Abstract

The research aims to calculate efficiency in the purchase of food and beverages in star hotels in Bali. Ten five stars hotels receiving award as the best hotel from Trivadvesor in 2016 are chosen as research sample. Data are collected through questionnaire given to purchasing department. Data are analyzed using descriptive statistical analysis and economical order quantity (EOQ) analysis. Research result indicates that the system and process for the purchase of food & beverage in stars hotels in Bali covered contract system for purchasing of perishable foods such as vegetables; daily or monthly system to give freedom to hotels to buy required goods; standing order was used to order certain types of foods supplied by certain supplier; and cash purchase was used to buy food or beverages in small amount. The purchasing process in the hotel uses contract system and the level of efficiency could be improved using EOQ in purchasing. The purchasing of budgeted food and beverages will facilitate the purchase operation; however, it will be better if it includes the existing economic approach calculation in order to increase hotel’s performance. The use of EOQ method could reduce storage cost at the hotels. In the future, hotels should put more attention on such cost as storage cost and cost of order.
ANALISIS KEMITRAAN BISNIS USAHA PERJALANAN WISATA DI PROVINSI BALI I Putu Astawa; Made Abdi Sucipta
Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Vol 11 No 2 Juli (2015): Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan
Publisher : P3M Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (53.209 KB)

Abstract

Kemitraan merupakan salah satu strategi yang dibangun untuk memperkuat posisi perusahaan. Ketatnya persaingan mendorong untuk berinovasi dalam sebuah kemitraan. Kondisi ini dirasakan oleh perusahaan lokal yang bergerak dalan usaha perjalanan wisata di Bali. Sebanyak 372 perusahaan yang menjadi anggota Asita sebagai populasi dalam kajian ini, dan 40 perusahaan sebagai target sampel penelitian. Data dikumpulkan dengan daftar pertanyaan dan dianalisis secara statistik diskriptif. Hasilnya adalah proses awal terbentuknya mitra terjadi karena travel agent secara aktif melakukan pendekatan hal ini dapat dilihat dari 40 travel agent 21 perusahaan secara aktif dan 18 perusahaan melakukan pada saat ada event. Harapan mitra lokal adalah perluasan akses pasar menjadi peringkat utama kemudian diikuti oleh segmen pasar dan efisiensi. Harapan yang diinginkan oleh mitra luar negeri adalah menuntut profesionalisasi sebagai peringkat utama, kemudian dilanjutkan dengan pemahaman bahasa dan pemahaman budaya asing
PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN DALAM MENUNJANG RESERVASI UNTUK MENINGKATKAN TINGKAT HUNIAN KAMAR PADA HOTEL LE MERIDIEN BALI JIMBARAN Ni Wayan Mayantari; I Putu Astawa; Budi Susanto
Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Vol 12 No 2 Juli (2016): Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan
Publisher : P3M Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (697.487 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan strategi pemasaran (Marketing Mix) dalam upaya meningkatkan penjualan produk. Pengumpulan data dalam penelitian ini melalui metode wawancara, observasi, dan studi kepustakaan. Kegiatan marketing mix yang dilakukan pada Hotel Le Meridien Bali Jimbaran adalah Aplikasi produk, penetapan harga khusus, Advertising, Personal Selling, Sales Promotion dan Publicity. Biaya promosi yang berlaku pada Hotel Le Meridien Bali Jimbaran berpengaruh signifikan terhadap peningkatan penjualan, semakin tinggi biaya promosi yang dikeluarkan maka semakin tinggi juga penjualan produk pada Hotel Le Meridien Bali Jimbaran. Teknik analisis yang digunakan analisis statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan strategi bauran pemasaran pada Hotel Le Meridien Bali Jimbaran sesuai dengan teori. Penerapan strategi bauran pemasaran dalam mempertahankan pasar pada Hotel Le Meridien Bali Jimbaran sudah diterapkan dengan baik.
STUDI KASUS KEWIRAUSAHAAN SOSIAL DI BALI DALAM PENDEKATAN KONSEPSUAL I Putu Astawa
Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Vol 12 No 1 Maret (2016): Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan
Publisher : P3M Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (94.431 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan aktivitas salah satu kewirausahaan sosial di Bali yaitu Lembaga Perkreditan Desa (LPD) yang dipengaruhi oleh faktor budaya dan lembaga dalam meningkatkan kinerja dan meningkatkan perekonomian desa. Kajian ini bersifat naratif yang bersumber dari kajian-kajian sebelumnya di tambah data sekunder untuk mengembangkan sebuah bangunan konsep penelitian. Hasil kajian dapat menjelaskan bahwa kewirausahaan sosial dalam bentuk LPD dengan memperhatikan faktor lingkungan terutama mengenai budaya lokal akan memperkuat keberadaan usaha yang dapat meningkatkan kinerja. Penerapan nilai-nilai harmoni THK dengan baik di LPD mendorong para nasabah untuk melakukan pembayaran kredit dengan baik karena di dalam praktik nilai harmoni ada unsur yangberkaitan dengan Tuhan yang diyakini memberikan fibrasi positif tentang keberhasilan yang dilakukan di dunia ini. Nilai-nilai Falsafah Tri Hita Karana membentuk sikap mental serta perilaku pengelola Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Bali yang telah memainkan peran dalam pertumbuhan Kinerja Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Bali.
Implementasi Model Penyajian Makanan Ketegak dan Ketegak Agung di Desa Wisata Pinge, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan I Putu Astawa; Tjokorda Gde Raka Sukawati; I Nyoman Suamir; Cening Ardina
Bhakti Persada Jurnal Aplikasi IPTEKS Vol 7 No 1 (2021): Mei 2021
Publisher : P3M Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31940/bp.v7i1.2043

Abstract

Salah satu strategi yang diperlukan dalam memenangkan persaingan adalah menciptakan inovasi-inovasi. Salah satu inovasi yang telah dibuat dalam mengolah dan menyajikan makanan kepada wisatawan adalah ketegak dan ketegak agung. Tujuan penelitian ini adalah melakukan analisis terhadap implementasi inovasi penyajian makanan oleh kelompok sadarwisata kepada wisatawan dan memberikan manfaat untuk meningkatkan kualitas makanan. Metode pada penelitian ini menggunakan dua tahap yaitu pertama melakukan pelatihan dan tahap kedua adalah penerapan teknologi yang disertai dengan analisis dengan menggunakan statistik deskriptif. Penggunaan sampel jenuh sebanyak 6 orang sesuai dengan jumlah pengurus di bidang kuliner. Hasil kajian menjelaskan bahwa peningkatan keterampilan dalam pengolahan dan penyajian makanan dapat meningkatkan pendapatan kelompok sadar wisata dan menjadi salah satu strategi dalam meningkatkan kunjungan wisatawan. Hasil ini memberikan implikasi terhadap manajemenstrategi dalam memenangkan persaingan dan juga memberikan motivasi kepada pengelola wisata bahwa nilai budaya di bidang makanan dapat sebagai daya tarik membangun desa wisata.
PEMBERDAYAAN DESA WISATA PINGE MELALUI PRODUK UNGGULAN PARIWISATA POLITEKNIK NEGERI BALI I Putu Astawa
Bhakti Persada Jurnal Aplikasi IPTEKS Vol 2 No 1 (2016): Nopember 2016
Publisher : P3M Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (986.454 KB)

Abstract

Kegiatan IbM di Desa Wisata Pinge bertujuan untuk meningkatkan eksistensi potensi objek wista melalui sinergi Desa Adat Pinge, Pengelola Wisata Asri Pinge, dan Pusat Unggulan Teknologi Politeknik Negeri Bali (PUT PNB) di bidang pariwisata . Kegiatan ini mengedepankan simbiose mutualisme yang berakhir pada peningkatan ekonomi desa dan kemampuan akademik bagi anak didik yang menjalankan praktik langsung di Desa Pinge. Terdapat 16 rumah tempat tinggal penduduk yang dapat dimanfaatkan untuk menginap bagi para wisatawan yang berkeinginan mempelajari budaya, seni, dan alam secara langsung berinterakasi dengan masyarakat. Di desa Pinge telah terbentuk kelompok sadar wisata yang berperan dalam mempromosikan potensi wisata desa. Di samping itu, juga terdapat Bendesa Adat selaku pemimpin desa adat yang memiliki peranan dalam mengajegkan budaya dan adat melalui konsep Tri Hita Karana. Kedua kelompok ini belum berjalan secara optimal dalam mengemban misi sosial dan ekonomi sehingga timbul keluhan wisatawan atas pelayanan yang kurang optimal berupa salah paham antarkelompok pengelola dengan desa adat. Kondisi ini memberikan dampak menurunnya minat wisatawan berkunjung ke Desa Pinge. Untuk mengatasi masalah tersebut kami menawarkan satu program kegiatan yang berisikan prosedur pelayanan yang harus dipahami oleh berbagai pihak yang menjalankan program tersebut. Disepakati salah satu produk di Pusat Unggulan Teknologi Pariwisata adalah CULTIC (Culture and Tourism International Camps). Bentuk produk unggulan ini berupa sebuah paket yang berisikan pengetahuan, budaya, dan pengenalan lingkungan yang disesuaikan dengan kondisi alam desa yang dijadikan camps. Waktu pelaksanaanya adalah tiga hari dan dua malam dan selama waktu tersebut peserta camps diberikan pengetahuan produk wisata di desa, budaya yang ada di desa, dan alam desa.Sebagai langkah awal pembuatan SOP CULTIC Desa Pinge. Program ini dibuat untuk memudahkan parawisatawan dalam mengikuti paket CULTIC dan juga memudahkan bagi panitia pelasana dalam menjalankan setiap aktivitas yang dicantumkan dalam paket. Kondisi ini akan mengurangi kesalahan dalam melayani para peserta CULTIC. Selanjutnya pembuatan media promosi yang digunakan melalui media elektronik dan media cetak. Media elektronik meliputi: Instagram, Facebook, dan Twitter, sedangkan media cetak meliputi: pamflet, flyer, baliho,dan spanduk. Hasilnya, para peminat kegiatan ini berjumlah 85 orang yang berasal dari Malaysia, Thailand, Papua Nugini, Hongaria, Polandia, Perancis, Jepang dan dari Indonesia. Melalui kegiatan ini peningkatan ekonomi dan promosi dapat berjalan dengan baik
Pendayagunaan Mata Air Alami Melalui Penerapan Teknologi Kendali Mekanis untuk Air Suci Pura Beji Banjar Pacung-Kediri-Tabanan I Nyoman Suamir; I Made Rasta; I Putu Astawa; Made Ery Arsana
Bhakti Persada Jurnal Aplikasi IPTEKS Vol 6 No 2 (2020): November 2020
Publisher : P3M Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31940/bp.v6i2.2046

Abstract

Pengabdian ini bertujuan untuk mengevaluasi penerapan teknologi kendali mekanis untuk air suci Pura Beji di Banjar Pacung, Kediri, Tabanan, Bali. Kondisi pancuran air suci (beji) sangat memprihatinkan, debit airnya kecil. Pura Beji sangat potensial dikembangkan untuk menjadi wisata desa dan memiliki peran sangat strategis bagi masyarakat Hindu dalam menjalankan upacara keagamaan. Sedangkan ke arah hulu sungai dari Pura Beji ada sumber mata air dengan debit yang cukup besar. Dari hasil evaluasi menunjukkan bahwa teknologi yang diterapkan dapat bermanfaat untuk memperbaiki sistem suplai air suci di Pura Beji menjadi lebih bersih dan berkualitas dengan debit suplai yang cukup. Evaluasi terhadap persepsi masyarakat di Banjar Pacung tentang penerapan teknologi juga sudah dilakukan. Hasilnya menunjukkan persepsi masyarakat Banjar Pacung sangat baik dengan skor persepsi kepuasan 4,01 atau sekitar 80,16% masyarakat memiliki persepsi yang sangat baik terhadap teknologi yang telah diterapkan.
PENYAJIAN GREEN FOOD BAGI KELOMPOK SADAR WISATA DALAM MENUNJANG GREEN EVENT DI DESA PINGE I Putu Astawa; Made Suardani; I Ketut Suarja; I Wayan Pugra
Bhakti Persada Jurnal Aplikasi IPTEKS Vol 5 No 1 (2019): Mei 2019
Publisher : P3M Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (705.045 KB) | DOI: 10.31940/bp.v5i1.896

Abstract

Konsep green tourism menjadi perdebatan yang hangat saat ini, seiring dengan perkembangan pariwisata di dunia. Konsep ini mengedepankan keberlanjutan untuk kepentingan ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan. Salah satu kegiatan pariwisata yang memakai landasan green adalah green event “CULTIC”. Ini merupakan sebuah paket tour yang mengajarkan budaya green berdasarkan budaya local baik bagi mahasiswa internasional maupun nasional. Desa Pinge salah satu desa wisata yang terletak di Kecamatan Marga Kabupaten Tabanan yang telah berkali-kali dijadikan tempat pelaksanaan CULTIC. Selama pelaksanaan, terdapat permasalahan dalam penyajian makanan yang berkonsep green untuk keperluan makan dan minum bagi peserta event. Makanan disajikan secara sederhana dan akibatnya makanan kurang menarik untuk menambah selera. Masalah lain adalah belum munculnya keunikan green food berdasarkan budaya Desa Pinge. Permasalahan ini dapat diatasi melalui pelatihan memasak dan menyajikan berdasarkan konsep green sesuai dengan budaya Desa Pinge. Kegiatan pelatihan melalui beberapa tahapan pertama melakukan identifikasi makanan tradisional dan bahan-bahan makanan dan minuman yang ada di Desa Pinge, kedua membuat menu, ketiga melakukan pelatihan memasak dan membuat minuman pembuka, keempat melakukan penataan penyajian makanan dan minuman, dan kelima melakukan testimoni kepada peserta event. Hasilnya makanan dan minuman tersaji dengan konsep green yang menggunakan bahan dari desa. Dua model sajian makanan dihasilkan yaitu Metegak dan Ketegak Agung. Para peserta event merasa senang dan puas terhadap makanan dan minuman yang disajikan. Dampak dari hasil ini bahwa pengelola pariwisata harus mempertahankan konsep penyajian makanan yang unik dan memiliki daya saing. Hasil ini juga memberikan kontribusi terhadap sustainable tourism melalui green food berbasis budaya di desa wisata. Kata kunci: green tourism, green event, green food, desa wisata pinge The concept of green tourism is becoming a hot debate nowadays along with the development of tourism in the world. This concept promotes sustainability for economic, social, cultural and environmental interests. One of the tourism activities that uses green concept is "CULTIC". This is a tour package that teaches green culture based on local culture for international and national students. Pinge Village is one of the tourist villages located in Marga sub-district which has been the place of CULTIC implementation for many times. There is a problem in the presentation of green concept foods for the purpose of eating and drinking for the participants of the event. The food is presented very simple, and consequently the food is less appealing to taste. Another problem is the uniqueness of green food based on Pinge Village culture has not emerged yet. This problem can be solved through cooking and presenting training based on green concept of Pinge Village culture. Training activities conducted through five stages: firstly is identifying traditional food and ingredients in Pinge Village, secondly is making menu, thirdly is doing cooking training and making drink opening, fourthly is doing the presentation of food and beverage, and fifthly is doing testimony to the participants of the event. The result is food and drink which were presented with the concept of green using materials from the village. Two food serving medallions are Metegak and Ketegak Agung. The event participants were happy and satisfied with the food and drinks served. The impact of these results is that tourism managers must maintain the concept of serving a unique and competitive food. It also contributes to sustainable tourism through cultural-based green food in tourist villages. Keywords: green tourism, green event, green food, pinge tourism village
Digital Marketing and Sustainable Tourism for Tourist Villages in Bangli Regency I Putu Aban Wibawa; I Putu Astawa; Ni Made Rai Sukmawati; I Wayan Basi Arjana; I Gusti Putu Sutarma
International Journal of Glocal Tourism Vol. 3 No. 2 (2022): International Journal of Glocal Tourism - June 2022
Publisher : Catuspata Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Purpose: This research is to analyze the application of digital marketing to support sustainable tourism in each tourist village in Bangli Regency, Bali, Indonesia. Research methods: The data collection method used in this study is a phenomenological approach. From the phenomena that happens, the researchers understood it more deeply by looking for concepts and theoretical foundations that are relevant. Findings: The digital marketing model can make it easier for tourists to find tourist villages in Bangli Regency. It is also hoped that the negative impact on the natural environment caused by conventional promotional media can be reduced. Implication: The outcome of this research is a digital marketing model that supports sustainable tourism in each tourist village in Bangli Regency from an environmental, economic, and socio-cultural perspectives.