Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

IMPLEMENTASI STRATEGI HAFALAN AL-QUR'AN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI MADRASAH ALIYAH AL-HUDA KOTA GORONTALO ILHAM AMPO; Muh. Arif
Paedagogia: Jurnal Pendidikan Vol 9 No 1 (2020): Jurnal Paedagogia
Publisher : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24239/pdg.Vol9.Iss1.57

Abstract

Abstrak Artikel ini bertujuan untuk mengungkapkan Implementasi Hafalan Al-Qur’an terhadap Hasil Belajar Siswa di Madrasah Aliyah Al-Huda Kota Gorontalo bahwasanya mengikuti program tahfiz peserta didik senantiasa terlatih untuk mempermantap bacaan Al-Qur’an mengetahui penerapan ilmu tajwid yang baik dan benar. Strategi implementasi hafalan Al-Qur’an bagi peserta didik ialah untuk menuntun siswa agar mudah dalam mengahafal Al-Qur’an, peserta didik yang ikut serta dalam program tahfiz rata-rata memiliki kemampuan yang baik dalam membaca Al-Qur’an yang baik dan benar berdasarkan kaidah tajwid, serta memiliki hafalan ayat-ayat Al-Qur’an yang nantinya menjadi bekal dasar untuk memperdalam ilmu pengetahuan agama. Implikasi penelitian ini adalah guru tahfiz di Madrasah Aliyah Al-Huda Kota Gorontalo terus meningkatkan sumber daya dalam strategi hafalan Al-Qur’an untuk menunjang proses kegiatan pembelajaran khususnya mata pelajaran yang membidangi Al-Qur’an seperti Al-Qur’an Hadist, Ilmu Al-Qur’an Tajwid dan Tahfiz. Kepada semua komponen yang ada di Madrasah Aliyah Al-Huda Kota Gorontalo yakni pihak yayasan, komite, orang tua dan kepala sekolah, diharapkan dapat bekerjasama untuk kelancaran program pendidikan terutama pada program tahfiz Al-Qur’an. Kata Kunci: Strategi, Hafalan Al-Qur’an, dan Hasil Belajar.
NILAI EDUKATIF DALAM TRADISI MOLONTALO Muh. Arif; Awin Y. Lagarusu
Zawiyah: Jurnal Pemikiran Islam Vol 5, No 2 (2019): Desember 2019
Publisher : IAIN Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31332/zjpi.v5i2.1533

Abstract

Artikel ini menguraikan tentang molonthalo/tondalo, tradisi generasi yang dipegang oleh komunitas Gorontalo, molonthalo/tondalo tradisi upacara ketika kehamilan isteri telah mencapai 7-8 bulan masa kehamilan, dan ini hanya dilakukan selama kehamilan pertama. Tradisi ini tidak hanya bertujuan untuk mengetahui kedudukan bayi di dalam rahim, tetapi juga sebagai isyarat bahwa isteri itu sungguh sakral. Peringatan bahwa tidak ada kehamilan sebelum menikah dan bayi yang dikandung adalah hasil dari perkawinan hukum, serta doa dan terima kasih memberikan akan terus diikuti oleh keturunan keluarga. Temuan penelitian menunjukkan bahwa prosesi molonthalo di Gorontalo Utara umumnya mirip dengan prosesi di daerah lain di Provinsi Gorontalo.  Ini terdiri dari tiga fase, yaitu: pertama, perbaikan hal yang diperlukan dalam molonthalo, menerapkan bentuk perangkat tradisional dan objek budaya, kedua, pelaksanaan Molonthalo, dan ketiga, penutupan yang ditandai dengan doa dan disteribusi toyopo dan tombulu. Namun, jika dilihat dari elemennya, maka prosesi molonthalo harus memenuhi lima unsur, yaitu: pertama, unsur fardy (pribadi), kedua, unsur makani (tempat), ketiga, unsur zamani (waktu), keempat, unsur adawati (set peralatan), kelima, unsur lafadzi  (lafadz). Nilai pendidikan Islam yang ada pada tradisi molonthalo, terdiri dari dua nilai, yaitu nilai Ilahiyah dan nilai insaniyah. Nilai ilahiyah terdiri dari, a) nilai tauhid, yang terdiri dari: pertama, dikr, kedua, memenuhi perintah Allah dalam bentuk menjaga sifat manusia, ketiga, menghindari larangan Allah, dan keempat, berterima kasih kepada Tuhan. b) nilai ibadah terdiri dari: pertama, shalat kedua, membaca ayat-ayat al-Qur'an, dan ketiga, Sholawat, dan c) nilai Muamalah yang mengandung sikap/saling menolong. Adapun nilai insaniyah, itu terdiri dari a) nilai etika di mana dalam bentuk menjaga kehormatan. Ini mencakup pertama, menghindari karakteristik tercela kedua, suami rasa tanggung jawab dan toleransi, ketiga, suami tumbuh kasih sayang untuk isteri, keempat, posisi suami sebagai pemimpin. Yang kedua adalah b) nilai estetika. Ini menghasilkan dalam bentuk nilai keindahan pada pakaian tradisional yang digunakan, objek adat yang ganjil dan berdering segitiga c) nilai sosial, yang mencakup sikap yang baik dan perilaku dalam istilah, pertama, memberikan sedekah dan saling berbagi kedua, tumbuh dan memperkuat hubungan keluarga, dan ketiga, tumbuh sikap saling kerjasama dan silaturrahim. This article elaborates molonthalo/tondalo, a tradition for generations that held by Gorontalo community The molonthalo/tondalo tradition the ceremony when the wife’s pregnancy has reached 7-8 months of pregnancy period, and this will only be conducted during the first gestation. The tradition was not only purposively aimed of knowing the position of the baby in the womb, but also as intimation that the wife’s truly sacred. The admonition that no pregnancy before marriage and the baby being conceived was the result of the legal marriage, as well as the prayer and thanks giving will be continue to be followed by the family descendants. Research finding shows that, molonthalo procession in North Gorontalo was generally similar to the procession in other region in Gorontalo Province.  It consisted of three phases, namely: First, reparing things needed in molonthalo, implementing the form traditional device and culture objects, Second, Molonthalo Implementation, and Third, closing that marked with prayer and disteribution toyopo and tombulu. However, if it was viewed from its elements, then molonthalo procession must fulfill five elements, namely: First, Fardy element (personal), Second, makani element (place), Third, zamani element (time), Fourth, Adawati element (sets of equipment), Fifth, lafadzi element (lafadz). The values of Islamic education that exist on molonthalo tradition, consist of two values, those were Ilahiyah value and Insaniyah value. Ilahiyah value consist of, a) Tauhid value, that consist of: First, dikr, Second, fulfill Allah commands in the form of keeping human nature, Third, avoid Allah’s prohibition, and Fourth, thank god. b) Worship value consists of: First prayer, Second read verses of the holy Qur’an, and Third sholawat, and c) Muamalah value that contain attitude/ helping each other. As for insaniyah values, it consist of a) ethic value in which in form of keeping the honor. It covers First, avoiding the despicable characteristics Second, husband responsibility sense and tolerance, Third, growing husband’s affection to wife, Fourth, positioning husband as a leader. The second one was b) aesthetics value. It yielded in the form of the value of beauty on traditional clothing being used, the custom objects that odd number, and rang triangle c) sosial value, which include good attitude and behavior in term of, First, give alms and mutual sharing Second, grow and strengthen of family relationship, and Third, grow attitude mutual cooperation and frienship.
KONSEP RELASI ANAK DAN ORANG TUA Muh. Arif; Ismail Busa
Early Childhood Islamic Education Journal Vol. 1 No. 1 (2020): Early Childhood Islamic Education Journal, Volume 01, Nomor 1, Tahun 2020
Publisher : Jurusan PIAUD IAIN Sultan Amai Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54045/ecie.v1i1.37

Abstract

Artikel ini mengungkap tentang hubungan anak dengan orang tua, baik hubungan antara anak dengan orang tua yang memiliki tanggung jawab kepada keduanya. Demikian pula berkaitan dengan hak dan kewajiban antara anak dan orang tua. Hubungan antara anak dengan orang tua sangat prinsipil dalam kehidupan manusia. Islam telah mengajarkan kepada manusia yang berakal untuk berbuat baik, kebaikan itu terletak pada keridhaan Allah. Sebaliknya keburukan terletak pada kemurkaan-Nya. Jadi pada hakikatnya keridhaan dan kemurkaan Allah tergantung bagaimana interaksi manusia dengan sesamanya, dengan berbuat kebaikan kepada Allah swt., tidak akan tercapai kecuali berbuat baik kepada orang tua agar mendapat keredhaannya. Demikian pula pada makhluk-makhluk-Nya yakni terjadinya hablun minallâh dan hablun minannâs.
NILAI PENDIDIKAN DALAM TRADISI LEBARAN KETUPAT MASYARAKAT SUKU JAWA TONDANO DI GORONTALO Muhammad Arif; Melki Yandi Lasantu
Madani: Jurnal Pengabdian Ilmiah Vol. 1 No. 2 (2019): Madani: Jurnal Pengabdian Ilmiah
Publisher : LP2M IAIN Sultan Amai Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (469.791 KB) | DOI: 10.30603/md.v1i2.1068

Abstract

Artikel ini mengkaji tentang budaya atau tradisi Masyarakat Jaton di Gorontalo dalam Perayaan Lebaran Ketupat (Studi Kasus di Desa Josonegoro Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo). Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif sesuai permasalahan diangkat yaitu Bagaimana Budaya dalam Perayaan Ketupat Bagi Masyarakat Suku Jaton di Gorontalo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tradisi Bakdo Ketupat ini dipercayai oleh masyarakat Jawa Tondano sebagai perekat silaturrahim antara masyarakat Jawa Tondano dengan masyarakat yang ada di Provinsi Gorontalo karena tradisi ini bukan semata-mata hanya untuk masyarakat Jawa Tondano tetapi masyarakat yang ada di pelosok-pelosok desa yang berada di Provinsi Gorontalo ikut serta dalam suasana kemeriahan hari raya ketupat ini. Selanjutnya bagi masyarakat Jawa Tondano tradisi perayaan lebaran ketupat yang mulai meluas di Gorontalo itu menjadi kebanggaan tersendiri bagi warga Jaton.
METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIDZUL QUR’AN AL-MUTTAQIN TAKI NIODE KOTA GORONTALO Ihyauddin Jazimi; Muh Arif
Jurnal Ilmiah Islamic Resources Vol 17, No 2 (2020): Desember
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/jiir.v17i2.86

Abstract

Artikel  ini  bertujuan  untuk mendeskripsikan  metode apa yang dipakai dalam proses menghafal al-Qur’an di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an al-Muttaqin Taki Niode dan mendapatkan data dan informasi bagaimana aplikasi diterapkannya metode menghafal al-Qur’an di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an al-Muttaqin Taki Niode. Metode penelitian dalam penelitian yaitu kualitatif deskriptif dengan  analisis  data  model  Mile  dan  Huberman.  Hasil penelitian  menunjukkan bahwa:  Pertama, metode  yang  dilakukan  dalam pembelajaran  tahfiz  yaitu  metode  musyafahah  dan  takrir; Kedua, Teknik lain yang diterapkan di Pondok Pesantren al-Muttaqin Taki Niode adalah metode taqrir yang biasa dilakukan setiap satu semester. Metode taqrir adalah sistem metode mengulang hafalan berdasarkan banyaknya hafalan yang telah diperoleh santri.
PEMANFAATAN MEDIA DIGITAL DALAM PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK Dewis Abdul; Muh Arif
Al-Bahtsu : Jurnal Penelitian Pendidikan Islam Vol 5, No 2 (2020): DESEMBER
Publisher : IAIN Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/btu.v5i2.3376

Abstract

Pelaksanaan pendidikan tidak terlepas dari pembelajaran yang pada hakikatnya merupakan porses komunikasi, penyampaian pesan dari pengantar kepada penerima dengan menggunakan media untuk mempermudah proses tersebut. Pemilihan media pembelajaran yang dilakukan oleh guru haruslah memperhatikan jenis dan karakteristik dari masing masing media agar sesuai dengan kondisi dan kebutuhan. Dalam proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik atau pendekatan berbasis proses keilmuan. Pendekatan saintifik identik dengan metode ilmiah misalnya perolehan data, pengelohan data dan penyampaian informasi. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui media digital bagaimana yang sesuai dengan karakteristik mata pelajaran PAI dan juga untuk mengetahui bagaimana langkah langkah pembelajaran dengan menggunakan metode pendekatan saintifk dalam pembelajaran PAI dengan menggunakan media digital. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Dan hasil penelitian menunjukkan bahwa Media digital merupakan sebuah media yang tidak lagi menggunakan tenaga manusia atau manual akan tetapi sudah menggunakan mesin dalam berbagai bidang termasuk bidang pendidikan . Contohnya yaitu penggunaan komputer sebagai  media pembelajaran. Tentunya guru harus lebih kreatif dalam memanfaatkan media yang ada dengan memperhatikan jenis jenis dan karakteristik media pembelajaran. Selain media dalam proses pembelajaran juga memerlukan pendekatan pembelajaran. salah satunya yaitu pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik yaitu suatu pendekatan yang menggunakan langkah langkah dan kaidah kaidah ilmiah dalam proses pembelajaran. Langkah langkah pendekatan saintifik terdiri dari memahami, menanya, mengumpulkan data, mengasosiasi dan mengkomunikasikan.   
SINGLE PARENT: IMPLIKASINYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR ANAK Irma Nuryani Inaku; Muh. Arif
AL-QAYYIMAH: Jurnal Pendidikan Islam Vol 5, No 1 (2022)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bone

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (193.536 KB) | DOI: 10.30863/aqym.v5i1.891

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk mengungkap problema orangtua tunggal atau dengan istilah "Single Parent" yang berimplikasi pada prestasi belajar anak, yakni bagaimana pola asuh orangtua siswa single parent di MTs al-Khairât Kota Gorontalo. Penelitian menggunakan metode kualitatif. Temuan hasil penelitian menunjukkan bahwa pola asuh orangtua single parent siswa  MTs al-Khairât Kota Gorontalo adalah pola asuh demokratis, otoriter dan permisif. Pola asuh orangtua single parent berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa pola asuh demokratis lebih baik diterapkan. Selanjutnya implikasi pola asuh orangtua single parent terhadap prestasi belajar siswa MTs al-Khairât Kota Gorontalo, yakni pola asuh demokratis berada pada kategori sangat baik. Sedangkan pola asuh otoriter prestasi belajar siswa kategori baik. Selain itu pola asuh permisif, prestasi belajar kategori baik dan cukup baik serta pengembangan diri siswa kurang. Adapun kendala dalam pola asuh orantua single parent adalah Pertama, Kurangnya kematangan pola asuh orangtua single parent akibat dari pernikahan dini; Kedua, adalah tingkat pendidikan orangtua; Ketiga,  status sosial ekonomi orangtua; Keempat, adalah stres akibat status single parent mother; dan Kelima, kurangnya perhatian dalam pendidikan keluarga.
TEACHER’S PROFESSIONALISM AND ITS IMPLICATION ON STUDENT’S LEARNING ACHIEVEMENT IN GORONTALO Muh. Arif; Munirah Munirah
Jurnal Al-Ilmi: Jurnal Riset Pendidikan Islam Vol 1 No 2 (2021): Volume 01 Nomor 02 Maret 2021
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat IAI Muhammadiyah Sinjai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1168.558 KB) | DOI: 10.47435/al-ilmi.v1i2.386

Abstract

This research investigated teacher professionalism in improving learning achievement at al-Falah Islamic Boarding School in Gorontalo. It can be seen from the planning of learning such us formulation of learning objectives, determination of evaluation tools, determination of learning activities, and determination of methods and learning tools. In the implementation of learning in the form of delivering learning material, learning methods, media or learning tools, and learning interactions. Furthermore, the learning assessment used by teachers is assignments or homework and daily tests. The result of this research was that teacher professionalism has positive implications for students' learning achievement at al-Falah Islamic Boarding School in Gorontalo.
Pembentukan Akhlak Dalam Memanusiakan Manusia: Perspektif Buya Hamka Moh. Rivaldi Abdul; Tita Rostitawati; Ruljanto Podungge; Muh. Arif
PEKERTI Vol. 2 No. 1 (2020): PEKERTI: Jurnal Pendidikan Agama Islam & Budi Pekerti
Publisher : Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Sultan Amai Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (495.422 KB)

Abstract

Artikel ini membahas tentang Perspektif Buya Hamka: dalam Memanusiakan Manusia. Permasalahan yang diangkat adalah bagaimana Pandangan Buya Hamka tentang akhlak manusia?, dan bagaimanakah Pandangan Buya Hamka mengenai pendidikan dalam upaya pembentukan akhlak untuk memanusiakan manusia? Metode yang digunakan adalah kualitatif, jenis penelitian kepustakaan dengan menggunakan dokumen dengan pengumpulan data content analisys. Hasil penelitian bahwa Buya Hamka memandang akhlak dapat dibentuk. Pendidikan orang tua dalam keluarga adalah dengan membiasakan anak berbuat baik, keteladanan orang tua pada anak, penanaman nilai-nilai ketauhidan, dan menghindari pola pendidikan orang tua yang keliru yaitu dengan mengekang dan terlalu membebaskan anak. Pendidikan guru di sekolah adalah dengan membiasakan peserta didik berbuat baik, guru menjadi teladan, metode pendidikan yang baik, dan memilih materi pelajaran yang baik. Dalam masyarakat terdapat dua cara untuk mengupayakan lingkungan yang baik, yaitu cara positif dengan mengupayakan lingkungan baik dan cara negatif dengan memberikan sanksi bagi yang melakukan perbuatan buruk. Dengan demikian lingkungan pendidikan keluarga, sekolah, dan masyarakat akan dapat membentuk akhlak manusia. Dan upaya membentuk akhlak dalam memanusiakan manusia akan dapat terwujud.
Pembentukan Akhlak Dalam Memanusiakan Manusia: Perspektif Buya Hamka Moh. Rivaldi Abdul; Tita Rostitawati; Ruljanto Podungge; Muh. Arif
PEKERTI Vol. 2 No. 1 (2020): PEKERTI: Jurnal Pendidikan Agama Islam & Budi Pekerti
Publisher : Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Sultan Amai Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (495.422 KB)

Abstract

Artikel ini membahas tentang Perspektif Buya Hamka: dalam Memanusiakan Manusia. Permasalahan yang diangkat adalah bagaimana Pandangan Buya Hamka tentang akhlak manusia?, dan bagaimanakah Pandangan Buya Hamka mengenai pendidikan dalam upaya pembentukan akhlak untuk memanusiakan manusia? Metode yang digunakan adalah kualitatif, jenis penelitian kepustakaan dengan menggunakan dokumen dengan pengumpulan data content analisys. Hasil penelitian bahwa Buya Hamka memandang akhlak dapat dibentuk. Pendidikan orang tua dalam keluarga adalah dengan membiasakan anak berbuat baik, keteladanan orang tua pada anak, penanaman nilai-nilai ketauhidan, dan menghindari pola pendidikan orang tua yang keliru yaitu dengan mengekang dan terlalu membebaskan anak. Pendidikan guru di sekolah adalah dengan membiasakan peserta didik berbuat baik, guru menjadi teladan, metode pendidikan yang baik, dan memilih materi pelajaran yang baik. Dalam masyarakat terdapat dua cara untuk mengupayakan lingkungan yang baik, yaitu cara positif dengan mengupayakan lingkungan baik dan cara negatif dengan memberikan sanksi bagi yang melakukan perbuatan buruk. Dengan demikian lingkungan pendidikan keluarga, sekolah, dan masyarakat akan dapat membentuk akhlak manusia. Dan upaya membentuk akhlak dalam memanusiakan manusia akan dapat terwujud.